Pengaruh pemberian fungisida botanis dan interval aplikasi terhadap produksi cabai tonha Pengaruh pemberian fungisida botanis terhadap intensitas serangan C. capsici

Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 118 hst hari setelah tanam, 132 hst dan 139 hst tidak ada perbedaan yang nyata namun pada pengamatan 125 hst diperoleh perbedaan yang sangat nyata. Ini dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6. Uji beda rataan pengaruh interval aplikasi yang berbeda terhadap produksi cabai tonha pada setiap waktu pengamatan hari setelah tanam hst Perlakuan 118 125 132 139 A1 0,22 0,37 A 0,64 1,04 A2 0,22 0,30 B 0,65 0,91 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan A1 : Aplikasi 3 hari sekali; A2 : Aplikasi 6 hari sekali

c. Pengaruh pemberian fungisida botanis dan interval aplikasi terhadap produksi cabai tonha

Pada perlakuan kombinasi antara pemberian fungisida botanis dengan interval aplikasi terhadap produksi cabai didapatkan hasil yang tidak nyata pada setiap pengamatan yang dilakukan Tabel 7 Tabel 7. Uji beda rataan pengaruh pemberian fungisida botanis dengan dosis yang berbeda dan interval aplikasi terhadap produksi cabai tonha pada setiap waktu pengamatan Perlakuan hari setelah tanam hst 118 125 132 139 K0A1 0,13 0,22 0,24 0,58 K0A2 0,18 0,24 0,48 0,53 K1A1 0,25 0,34 0,55 1,09 K1A2 0,17 0,29 0,70 1,01 K2A1 0,31 0,42 0,78 1,00 K2A2 0,31 0,39 0,82 1,03 K3A1 0,19 0,43 0,66 1,06 K3A2 0,28 0,36 0,53 0,95 K4A1 0,24 0,34 0,74 0,95 K4A2 0,26 0,29 0,68 0,92 K5A1 0,20 0,41 0,71 1,06 K5A2 0,15 0,29 0,66 0,93 Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 K6A1 0,20 0,45 0,77 1,10 K6A2 0,17 0,27 0,71 0,99 Keterangan : K0 : Kontrol; K1 : Daun cengkeh 100 gl air; K2 : Daun cengkeh 150 gl air; K3 : Daun cengkeh 200 gl air; K4 : Daun serai 100 gl air; K5 : Daun serai 150 gl air; K6 : Daun serai 200 gl air; A1: Aplikasi 3 hari sekali ; A2 :Aplikasi 6 hari sekali. Pembahasan 1. Intensitas serangan

a. Pengaruh pemberian fungisida botanis terhadap intensitas serangan C. capsici

Dari data pengamatan 100 hst hari setelah tanam pada tabel 2, diperoleh bahwa K1daun cengkeh 100 gl air berbeda sangat nyata terhadap K0, K2, K3, K4, K5 dan K6. Intensitas serangan terendah terdapat pada K6 daun serai 200 gl air sebesar 3,63 dan yang tertinggi terdapat pada K0 kontrol sebesar 23,44 . Dari hasil dapat disimpulkan bahwa daun serai sangat efektif untuk mengendalikan penyakit C. capsici karena mengandung senyawa kimia seperti sitronelal dan sitronelol yang berfungsi sebagai desinfektan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sastrohamidjojo 2004 yang menyatakan berdasarkan hasil analisa, minyak sereh tersusun dari senyawa-senyawa sitronelol, sitronelal, geraniol, alpapinena, sitronelil, asetat, –kariofilen, geranil asetat, -kadinen, dan elemol. Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 Minyak sereh lazim digunakan sebagai desinfektan, bahan pengikat dan bahan pengusir nyamuk. Dari data pengamatan 100 hst Tabel 2, pada setiap perlakuan fungisida daun cengkeh dan daun serai dengan dosis yang berbeda diperoleh bahwa dosis yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit C. capsici adalah 200 gl air. Pada perlakuan dengan pemberian daun cengkeh diperoleh K1 berbeda sangat nyata dengan K2 dan K3, intensitas terendah terdapat pada K3 daun cengkeh 200 gl air yaitu 4,68 dan tertinggi pada K2 daun cengkeh 150 gl air yaitu 9,03 . Pada perlakuan dengan pemberian fungisida dari daun serai diperoleh K4 berbeda sangat nyata dengan K5 dan K6, intensitas terendah terdapat pada K6 daun serai 200 gl air yaitu 3,63 dan tertinggi pada K4 daun serai 150 gl air yaitu 8,20 . Dari sini dapat disimpulkan bahwa dosis fungisida botanis yang tepat adalah 200 gl air. Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa intensitas serangan C. Capsici mulai pengamatan 88 hst-100 hst bulan Januari cepat mengalami peningkatan terutama pada K0 kontrol dengan intensitas tertinggi 23,44 dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lingkungan antaralain seperti kelembaban, dimana kelembaban rata-rata pada bulan Januari sebesar 88,5 . Hal ini sesuai dengan pernyataan Rompas 2001 yang menyatakan kelembaban relatif untuk pertumbuhan jamur C. capsici adalah 80-92. Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa pengendalian C. capsici dengan fungisida dari daun cengkeh dan serai dapat menurunkan intensitas serangan penyakit ini dan tanpa perlakuan intensitas serangannya selalu lebih tinggi. Hal tersebut dapat Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 dilihat pada setiap pengamatan yang dilakukan mulai dari pengamatan 88 hst – 100 hst. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3. Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 8, 01 0, 29 0, 44 0, 82 0, 13 1, 67 0, 58 14, 65 1, 51 1, 35 1, 92 0, 26 3, 14 0, 66 15, 59 2, 85 3, 20 2, 47 2, 88 4, 65 0, 83 2, 44 3, 45 3, 42 3, 80 4, 19 2, 64 23, 44 5, 87 9, 03 4, 68 8, 20 5, 93 3, 63 20, 87 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 K0 K1 K2 K3 K4 K5 K6 PERLAKUAN Int ens itas se ranga n PI P II P III P IV P V Gambar 3. Histogram pengaruh pemberian fungisida botanis terhadap intensitas serangan C. capsici dari pengamatan 88 hst–100 hst K0 : Kontrol; K1 : Daun cengkeh 100 gl air; K2 : Daun cengkeh 150 gl air; K3 : Daun cengkeh 200 gl air; K4 : Daun serai 100 gl air; K5 : Daun serai 150 gl air; K6 : Daun serai 200 gl air; PI : Pengamatan I 88 hst; PII : Pengamatan II 91 hst; PIII : Pengamatan III 94 hst; PIV : Pengamatan IV 97 hst; PV : Pengamatan V 100 hst Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 b. Pengaruh interval aplikasi terhadap intensitas serangan C.capsici Dari tabel 3, pada pengamatan 88 hst hari setelah tanam, 91 hst dan 94 hst belum ada menunjukkan perbedaan yang nyata. Dari pengamatan 88 hst intensitas serangan terendah pada A1aplikasi 3 hari sekali yaitu 1,44 dan tertinggi pada A2 aplikasi 6 hari sekali yaitu 1,97 . Dari pengamatan 91 hst intensitas serangan terendah pada A2 yaitu 3,30 dan tertinggi pada A1 yaitu 3,41 . Dari pengamatan 94 hst intensitas serangan terendah pada A1 yaitu 4,12 dan tertinggi pada A2 yaitu 5,15 . Dari pengamatan 97 hst diperoleh bahwa interval aplikasi A1 berbeda nyata dengan A2. Intensitas serangan terendah terdapat pada A1 yaitu 4,62 dan tertinggi pada A2 yaitu 7,56 . Dari pengamatan 100 hst Tabel 3, diperoleh bahwa interval aplikasi A1 berbeda sangat nyata dengan A2 dimana intensitas serangan C. capsici terendah terdapat pada A1 yaitu 6,43 dan tertinggi pada A2 yaitu 10,93 . Ini disebabkan oleh interval aplikasi yang singkat mengakibatkan proses infeksi jamur cepat terhambat dan spora jamur yang baru lengket pada permukaan tidak dapat berkecambah akibat terkena fungisida botanis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rompas 2001 yang menyatakan periode inkubasi Colletotrichum sp antara 5-7 hari atau 4-6 hari setelah inokulasi. Dari tabel 3 diperoleh bahwa interval aplikasi yang paling tepat untuk mengendalikan penyakit C. capsici adalah aplikasi 3 hari sekali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Waridha, dkk 1997 yang menyatakan interval aplikasi yang singkat dan konsentrasi yang tinggi akan lebih efektif dalam mengendalikan penyakit. Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009 Untuk melihat perbedaan yang nyata diantara dua interval aplikasi terhadap intensitas serangan C. capsici supaya lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4. 1 ,4 4 3 ,4 1 4 ,1 2 4 ,6 2 6 ,4 3 1 ,9 7 3 ,3 5 ,1 5 7 ,5 6 1 ,9 3 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 88 91 94 97 100 hari setelah tanam hst In ten si ta s s er an g a n A1 A2 Gambar 4. Histogram pengaruh interval aplikasi terhadap intensitas serangan C. capsici dari pengamatan 88 hst –100 hst. A1 : Aplikasi 3 hari sekali; A2 : Aplikasi 6hari sekal Risjon Manik : Uji Efektifitas Daun Cengkeh Syzygium aromaticum L. Dan Daun Serai Adropogon nardus L. Terhadap Penyakit Antraknosa Colletotrichum capsici Syd Butler dan Bisby Pada Tanaman Cabai Capsicum annuum L. Di Lapangan, 2008. USU Repository © 2009

c. Pengaruh pemberian fungisida botanis dan interval aplikasi terhadap

Dokumen yang terkait

Uji Efektivitas Serbuk Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dan Nimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap Perkembangan Penyakit Layu {Fusarium oxysporum f.sp capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)

1 36 78

Uji Adaptasi Beberapa Varietas Cabe Merah (Capsicum Annuum L) Di Kabupaten Labuhanbatu

5 49 62

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Pengaruh Pemberian Pupuk, Fungisida Dan Jarak Tanam Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Di Lapangan

3 93 62

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik

0 80 121

Uji Efektivitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai ( Capsicum annuum L ) Di Lapangan

1 49 66

KETAHANAN KULTIVAR CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) TERHADAP JAMUR Colletotrichum capsici (Syd.) Butler & Bisby PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA

1 20 32

PENGARUH KITOSAN DAN Trichoderma Sp. TERHADAP KEPARAHAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum capsici (Syd.) Butl. et Bisby) PADA BUAH CABAI (Capsicum annuum L.)

1 17 25

KETAHANAN KULTIVAR CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) TERHADAP JAMUR Colletotrichum capsici (Syd.) Butler & Bisby PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA

8 110 31

UJI DAYA BIOFUNGISIDA EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP PERKEMBANGAN JAMUR Colletotrichum capsici (Syd.) Butler & Bisby PADA BUAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

0 2 18