24
pelaksanaannya tidak mengikuti seluruh ketentuan formal menurut Pasal 29 Undang-undang Jaminan Fidusia terutama dalam hal ini ketentuan mengenai
pengumuman pada surat kabar yang beredar di Medan. Oleh karena itu, dengan berkeyakinan bahwa judul tesis ini dan permasalahan
yang diajukan belum pernah diteliti dan dibahas, sehingga dapat dikatakan asli.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka teori
Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis.
Kerangka teori dalam penelitian hukum sangat diperlukan untuk membuat jelas nilai- nilai oleh postulat-postulat hukum sampai kepada landasan filosofinya yang
tertinggi.
16
Teori hukum sendiri boleh disebut sebagai kelanjutan dari mempelajari hukum
positif, setidak-tidaknya
dalam urutan
yang demikian
itulah kita
merekonstruksikan kehadiran teori hukum secara jelas.
17
Bagi suatu penelitian, teori dan kerangka teori mempunyai kegunaan. Kegunaan tersebut paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut :
18
a. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajam fakta; b. Teori sangat berguna dalam klasifikasi fakta ;
c. Teori merupakan ikhtiar dari hal-hal yang diuji kebenarannya. Teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis artinya
mendudukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan didalam kerangka teoritis
16
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti : 1991, hal. 254.
17
Satjipto Raharjo, Op.cit. hal. 253.
18
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press : 1981, hal. 121.
Universitas Sumatera Utara
25
yang relevan, yang mampu menerangkan masalah tersebut. Adapun kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori kepastian
hukum. Teori kepastian hukum merupakan salah satu penganut aliran positivisme yang
lebih melihat hukum sebagai sesuatu yang otonom atau hukum dalam bentuk peraturan tertulis. Artinya, karena hukum itu otonom sehingga tujuan hukum semata-
mata untuk kepastian hukum dalam melegalkan kepastian hak dan kewajiban seseorang. Van Kant berpendapat bahwa tujuan hukum adalah menjaga setiap
kepentingan manusia agar tidak diganggu dan terjamin kepastiannya.
19
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka teori dapat diartikan sebagai kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, tesis yang diteliti ini mengenai suatu
kasus atau permasalahan problem, yang merupakan masukan eksternal dalam penelitian ini.
20
Kerangka teori yang dijadikan sebagai fisio analisis dalam penelitian ini adalah kepastian hukum, yakni teori yang menjelaskan bahwa suatu pendaftaran tanah
harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti dengan segala akibatnya dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum. Tugas kaidah-kaidah hukum tersebut,
masyarakat sungguh-sungguh menyadari bahwa bersama akan tertib apabila terwujud kepastian dalam hubungan antara sesama manusia,
21
sehingga pada saat muncul suatu
19
Jonatan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Yogyakarta : Graha Ilmu : 2006, hal. 74.
20
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian Bandung : CV. Mandar maju : 1994
21
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta : Rineka Cipta : 1995, hal. 49-50.
Universitas Sumatera Utara
26
permasalahan hukum yang berujung pada pelaksanaan putusan ekesekusi maka pelaksanaan ekesekusi tersebut dapat dijalankan tanpa mencederai rasa keadilan bagi
para pihak yang berperkara.
2. Konsepsi