Model Penilaian Pasar Modal Price Earning Ratio PER Dividend Payout Ratio

secara terpisah. Pada keadaan tertentu misalnya pada saat suku bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi dari suku bunga, tentu memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya, kalau menerbitkan obligasi dengan bunga rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi berbunga rendah itu menarik minat pemodal, maka obligasi disertai warant.

2.1.3 Model Penilaian Pasar Modal

Ada dua model penilaian yang sering digunakan untuk menganalisa sekuritas Jogiyanto, 2000 yaitu : a. Present Value Metode Kapitalisasi Pendapatan Metode ini mencoba untuk menukar nilai suatu saham pada saat ini dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemiliknya. Berdasarkan pendekatan ini, maka nilai saat ini suatu saham adalah sama dengan Present Value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemiliknya. b. Price Earning Ratio Metode Kelipatan Laba Metode ini menggunakan laba perusahaan untuk memperkirakan nilai saham suatu perusahaan. Pendekatan ini juga disebut pendekatan earning multiplier yang menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earningnya. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earning.

2.1.4 Price Earning Ratio PER

Anaroga dan Pakarti 2001 mengatakan bahwa pendekatan PER didasarkan pada perkiraan PER saham di masa mendatang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi dalam suatu saham akan kembali. Formula dari pendekatan PER dapat dirumuskan sebagai berikut : Price Stock PER = Earning Per Share Anaroga dan Pakarti, 2001 Dimana earning per share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Semakin tinggi nilai earning per share nya tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

2.1.5 Dividend Payout Ratio

Menurut Indriyo 2000 dividend payout ratio adalah perbandingan antara deviden yang dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk prosentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah Internal Financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan investor para pemegang saham tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat. Menurut Husnan 2001 perusahaan hanya dapat membagikan deviden semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan deviden yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara DPS dengan EPS, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan dividend per share DPS terhadap pertumbuhan earning per share EPS. Menurut Abdul Halim dan Hanafi 2005 rasio pembayaran deviden atau dividend payout ratio melihat bagian earning pendapatan yang dibayarkan sebagai deviden kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran deviden yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran deviden merupakan bagian dari kebijakan deviden perusahaan.

2.1.6 Current Ratio