Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

RUDI MANASYE SEMBIRING 080503122

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : Rudi Manasye Sembiring

NIM : 080503122

PROGRAM STUDI : S1 Akuntansi

JUDUL SKRIPSI : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia

MEDAN, 2013

MENYETUJUI PEMBIMBING


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI


(4)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama : Rudi Manasye Sembiring

NIM : 080503122

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia

Tanggal : ……… Ketua Departemen Akuntansi

(Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak)

Tanggal : ……… Plt. Dekan


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI MEDAN

Telah Diuji pada Tanggal

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. Pembimbing : Dr. Rina Br. Bukit, M.Si, Ak. Pembaca Penilai : Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, atas berkat dan kasih karunia-Nya peneliti mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia”, yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, semangat, nasihat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, M.M., Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu DR. Rina Bukit, S.E., M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing peneliti yang sudah sangat banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberi masukan kepada skripsi peneliti.


(7)

5. Kedua orangtua peneliti tercinta, B. Hiskia Sembiring dan Johanna Br. Ginting. Terima kasih banyak untuk semua pengorbanan, cinta dan kasih yang telah diberikan kepada peneliti. Juga kepada Saniah Br. Sembiring selaku bibi dan Edi Santa Sembiring selaku abang peneliti yang telah banyak memberikan bantuan guna terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2008 serta teman-teman sepermainan Joshua T Pasaribu, David C Manullang, Parasian Hasugian, Ranap O Y Nainggolan, Satria Bintoro Barus, Desi Yasnita, dan Devi Agustia Ardani.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Tuhan Memberkati. Amin.

Medan, Februari 2013 Peneliti

NIM : 080503122 Rudi Manasye Sembiring


(8)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Price earning ratio sebagai variabel terikat sementara itu leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added sebagai variabel bebas.

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel earning growth dan liquidity yang berpengaruh terhadap PER, sedangkan variabel leverage, return on assets, earning per share, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap PER. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel bebas berpengaruh terhadap PER.

Berdasarkan analisis tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar dalam penetapan kebijakan investasi yang akan dilakukan. Diharapkan dalam menentukan atau memilih saham guna melakukan investasi, para investor berhati-hati serta selalu mengikuti perkembangan jaminan atas keuntungan yang ditawarkan kepada para investor. Melalui langkah tersebut diharapkan calon investor dapat secara tepat dalam menentukan jenis saham yang digunakan dalam berinvestasi.

Kata Kunci : Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share, Liquidity, Economic Value Added, Price Earning Ratio.


(9)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PRICE EARNING RATIO AT THE MANUFACTURING INDUSTRIES

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research aims to determine the factors that affect the Price Earning Ratio at the manufacturing industries listed in Indonesia Stock Exchange. The variables used in this research consist of dependent and independent variables. Price Earning Ratio as the dependent variable while the leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, and economic value added as the independent variables.

The results partially show that earning growth and liquidity variables only affects on Price Earning Ratio whereas leverages, return on assets, earning per share, and economic value added variables do not effect price earning ratio. This research simultaneously also indicates that all of the independent variables affect the price earning ratio.

Based on the analysis, it can be used as the basis in setting the investment policy to be conducted. It is expected that in determining or selecting stocks in order to make an expected investment for investors. Through these measures are expected to prospective investors may be appropriate in determining the type of shares used in investing.

Keywords : Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share, Liquidity, Economic Value Added, Price Earning Ratio.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………. i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK………... iv

ABSTRACT………... v

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……….... 5

C. Tujuan Penelitian………. 5

D. Manfaat Penelitian………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis……….. 7

1. Saham……….. 7

1.1 Pengertian Saham……….. 7

1.2 Jenis-Jenis Saham……….. 8

1.3 Analisis dan Penilaian Saham……… 10

2. Analisis Rasio Keuangan………. 14

2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan……….... 14

2.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan……….. 14

2.3 Pengelompokan Rasio Keuangan……….. 15

3. Price Earning Ratio………. 20

3.1 Pengertian Price Earning Ratio………. 20

3.2 Kegunaan dan Manfaat Price Earning Ratio………. 20

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio …….. 21

4.1 Leverage………. 21

4.2 Earning Growth………. 23

4.3 Return On Assets……… 23

4.4 Earning Per Share……….. 24

4.5 Liquidity………. 24

4.6 Economic Value Added……….. 25

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu………. 26

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian……….. 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 36

B. Populasi dan Sampel Penelitian……… 36


(11)

D. Pengukuran Variabel Penelitian……….. 38

E. Definisi Operasional……… 38

F. Metode Pengumpulan Data……….. 41

G. Metode Analisis Data……….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif……… 46

B. Uji Asumsi Klasik……… 48

1. Uji Normalitas……… 48

2. Uji Autokorelasi………. 52

3. Uji Multikolinieritas……….. 53

4. Uji Heteroskedastisitas ………. 54

C. Pengujian Hipotesis………. 55

1. Uji Signifikansi Parsial……….. 56

2. Uji Signifikansi Simultan………... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 65

B. Keterbatasan Penelitian……… 66

C. Saran………. 67

DAFTAR PUSTAKA………. 69


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu………. 28

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan………. 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif……….. 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov………. 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi……… 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas………. 53

Tabel 4.5 Model Summary………. 55

Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial………. 56


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram………... 50

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot………. 51

Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot……….. 54


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian……….. 71

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Penelitian………... 75

Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS……… 84

Lampiran 4 Hasil Uji Signifikansi Parsial………. 89


(15)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PADA BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Price earning ratio sebagai variabel terikat sementara itu leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added sebagai variabel bebas.

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel earning growth dan liquidity yang berpengaruh terhadap PER, sedangkan variabel leverage, return on assets, earning per share, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap PER. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel bebas berpengaruh terhadap PER.

Berdasarkan analisis tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar dalam penetapan kebijakan investasi yang akan dilakukan. Diharapkan dalam menentukan atau memilih saham guna melakukan investasi, para investor berhati-hati serta selalu mengikuti perkembangan jaminan atas keuntungan yang ditawarkan kepada para investor. Melalui langkah tersebut diharapkan calon investor dapat secara tepat dalam menentukan jenis saham yang digunakan dalam berinvestasi.

Kata Kunci : Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share, Liquidity, Economic Value Added, Price Earning Ratio.


(16)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PRICE EARNING RATIO AT THE MANUFACTURING INDUSTRIES

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This research aims to determine the factors that affect the Price Earning Ratio at the manufacturing industries listed in Indonesia Stock Exchange. The variables used in this research consist of dependent and independent variables. Price Earning Ratio as the dependent variable while the leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, and economic value added as the independent variables.

The results partially show that earning growth and liquidity variables only affects on Price Earning Ratio whereas leverages, return on assets, earning per share, and economic value added variables do not effect price earning ratio. This research simultaneously also indicates that all of the independent variables affect the price earning ratio.

Based on the analysis, it can be used as the basis in setting the investment policy to be conducted. It is expected that in determining or selecting stocks in order to make an expected investment for investors. Through these measures are expected to prospective investors may be appropriate in determining the type of shares used in investing.

Keywords : Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share, Liquidity, Economic Value Added, Price Earning Ratio.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan sebuah bentuk penanaman uang atau modal pada sesuatu hal, baik itu di pasar modal ataupun pada bisnis, yang kemudian dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang bagi investornya secara independen. Menurut Haming dan Basalamah (2003:3), “investasi secara umum diartikan sebagai keputusan untuk mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva rill (tanah, rumah, mobil dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang”.

Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.

Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pasar modal menyebutkan bahwa pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut undang-undang tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek,


(18)

sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham dan obligasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter.

Perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek setiap tahun berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada bursa efek dan para investor. Laporan tahunan yang bersifat moneter maupun non moneter merupakan sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Pasar modal adalah efisien jika harga sepenuhnya merefleksikan informasi yang tersedia baik informasi harga masa lalu, informasi publik ataupun informasi yang diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian (Mamduh M Hanafi, 2004).

Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Dengan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman, dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih. “Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melaksanakan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak digunakan adalah analisis yang bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan” (Anaroga dan Pakarti, 2001:108).


(19)

Price – Earning ratio (PER) merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukannya menguntungkan atau merugikan. Menurut Abdul Halim (2005:27) “pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu”. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.

Prospek perusahaan dimasa mendatang sangat penting dipertimbangkan, maka dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi PER. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang sangat penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan investasi. Dari analisis tersebut, akan diperoleh suatu analisis rasional sebagai bahan evaluasi terhadap prospek antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya dengan menggunakan standar yang sama. Perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang paling menarik akan memperoleh kapital harga yang wajar, yaitu harga yang mencerminkan investasi yang potensial.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Marthinova (2007), mengambil sampel laporan keuangan tahunan perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2002-2005 dan kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika pada tahun 2002-2005. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor leverage, dividend payout, size, earning growth, country


(20)

risk dan liquidity terhadap PER dan menggunakan desain kausal. Data diolah dengan menggunakan analisa uji statistik.

Penelitian yang peneliti lakukan ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Dalam melakukan pengujian, penelitian dibatasi dengan menggunakan informasi leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity dan economic value added sebagai variabel independen dan informasi PER sebagai variabel dependen.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian yang telah ada. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marthinova (2007) yaitu dengan menggunakan economic value added (EVA) sebagai variabel independen. Economic value added dipilih sebagai salah satu dari enam faktor yang mempengaruhi PER karena peneliti ingin meneliti apakah nilai tambah ekonomi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan mampu menjadi suatu pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi saham. Selain itu, yang membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu adalah peneliti ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan tahun periode keuangan yang berbeda yaitu periode 2009-2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi PER mempunyai arti penting bagi investor sebelum mengambil suatu keputusan investasi. Semakin tinggi PER perusahaan, semakin banyak investor yang akan menanamkan modalnya. Hal ini berarti, perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang paling menarik akan memperoleh kapital harga yang wajar yaitu harga yang mencerminkan investasi potensial.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka permasalahan pada penelitian ini adalah apakah leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added secara parsial (individu) maupun secara simultan (bersama) berpengaruh signifikan terhadap PER pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added terhadap PER, baik secara parsial (individu) maupun secara simultan (bersama) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(22)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan pada analisis investasi khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PER.

2. Dapat menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PER.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi PER.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Saham

1.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), “Saham merupakan sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.

Saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang go public dalam rangka memenuhi kebutuhan modalnya secara murah melalui mekanisme yang disebut pasar modal untuk menambah modal disetor perusahan tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk membayar bunga. Sebagai imbalannya manajemen perusahaan akan berusaha sekuat tenaga menjaga agar harga saham yang diperdagangkan melalui pasar bursa tetap tinggi agar investor mendapatkan gain ataupun dividen.

Saham juga memiliki risiko yaitu tidak dibayarkan dividen atau mengalami capital loss. Dividen dibayarkan apabila perusahaan mendapatkan laba bersih. Perusahaan yang tidak membayarkan dividen selama tiga tahun


(24)

berturut-turut akan mendapat sanksi dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), yaitu sahamnya akan di-delist atau dikeluarkan dari pencatatan bursa efek.

Saham yang di-delist tidak dapat diperdagangkan dibursa tetapi dapat diperdagangkan diluar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas. Risiko lain dari saham yaitu apabila saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Hal ini membuat investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya dilakukan apabila saham mengalami lonjakan harga atau apabila terdapat isu bahwa perusahaan di pailitkan oleh kreditornya dan akan dicabut apabila perusahaan telah memberikan konfirmasi sehingga saham dapat diperdagangkan dilantai bursa.

1.2Jenis-Jenis Saham

Menurut Rusdin (2005:68-74), “saham dapat dibagi berdasarkan atas cara peralihan yaitu saham atas unjuk (bearer stock) dan saham atas nama (registered stock)”.

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.

b. Saham Atas Nama (Registered Stock)

Adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan


(25)

kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan khusus membuat daftar nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat penggantiannya. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, maka saham dibedakan atas:

c. Saham Preferen (Preferen Stock)

Adalah saham yang berbentuk gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biaya. Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen memiliki preferensi tertentu diatas saham biasa dalam pembagian dividen dan pembagian kekayaan apabila perusahaan dibubarkan. Saham preferen ini hampir sama dengan obligasi karena biasanya memberikan dividen yang tetap setiap tahunnya. Saham ini tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan modal, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

Dibandingkan dengan saham biasa, maka saham preferen memiliki keunggulan yaitu pendapatan yang tinggi, dapat diprediksi, memiliki keamanan, dan biaya per unit yang rendah.

Disamping memiliki keuntungan, saham preferen juga memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi, serta sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal. Saham preferen dapat dibedakan dalam 2 jenis.

Cummulative Preferred Stock, dimana saham ini memberikan kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu


(26)

persentase atas jumlah tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali maka diperhitungkan pada tahun berikutnya.

Non Cummulative Preferred Stock, dimana saham ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, seperti saham preferen.

d. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis saham yang paling populer di pasar modal dan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1). Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi.

2). Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3). Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam RUPS. 4). Hak tanggung jawab yang terbatas.

5). Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.

1.3Analisis dan Penilaian Saham

Menurut Jogiyanto (2003:89) “terdapat dua macam analisis saham yang banyak digunakan oleh para analis untuk menentukan nilai sebenarnya dari suatu


(27)

saham yakni analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) dan analisis teknis (technical analysis)”.

Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain-lain). Sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi perusahaan) untuk menentukan nilai dari saham. Analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi sedangkan analisis teknis banyak digunakan oleh para praktisi.

Investor bisa melakukan investasi pada berbagai jenis aset baik aset rill maupun aset finansial. Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor adalah saham. Agar keputusannya tidak salah, maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.

Penilaian saham dikenal ada tiga jenis nilai yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik saham (Tandelilin, 2001:183). Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai interinsik atau dikenal dengan nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi.

Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dalam


(28)

membeli dan menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan.

Terdapat dua pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yakni pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning (price earning ratio/ PER).

a. Pendekatan Nilai Sekarang

Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor di masa datang.

Dengan demikian proses penilaian suatu saham meliputi: 1). Estimasi aliran kas saham di masa depan.

2). Estimasi tingkat return yang disyaratkan.

3). Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan.

4). Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai intrinsik saham bersangkutan.


(29)

Dimana:

Vo = nilai sekarang dari suatu saham

CF = aliran kas yang diharapkan pada periode K = return yang disyaratkan pada periode n = jumlah periode aliran kas

b. Pendekatan Price Earning Ratio/ PER

Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER, investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan.

Secara matematis PER dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

Price = harga per lembar saham Earning = laba per lembar saham


(30)

2. Analisis Rasio Keuangan

2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang. Menurut Harahap (2008:297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”. Analisis rasio keuangan menurut Kuswandi (2004:187) adalah “cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laporan laba rugi”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

2.2Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah untuk membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahan sehubungan dengan informasi yang berasal dari keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi


(31)

tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting dimasa yang akan datang.

Bagi pihak eksternal, analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu berada diatas rata-rata, pada rata-rata atau dibawah rata-rata. Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio keuangan.

2.3 Pengelompokan Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat dibagi kedalam empat bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short time debt). Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumusnya sebagai berikut:


(32)

2. Rasio Cepat (Quick Test Ratio)

Rasio cepat, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Rumusnya sebagai berikut:

3. Rasio Modal Kerja Bersih (Net Working Capital Ratio)

Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih terhadap kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut:

4. Rasio Lambat (Cash Ratio)

Rasio lambat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Rumusnya sebagai berikut:


(33)

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (bank). Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah:

1. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara kewajiban-kewajiban dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumusnya sebagai berikut:

2. Rasio Hutang terhadap Total Aktiva (Debt to Assets Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rumusnya sebagai berikut:


(34)

3. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)

Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Rumusnya sebagai berikut:

c. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah:

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rumusnya sebagai berikut:


(35)

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rumusnya sebagai berikut:

3. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)

Tingkat pengembalian aset atau ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:

4. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun preferen. Rumusnya sebagai berikut:


(36)

3. Price Earning Ratio (PER)

3.1Pengertian Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio atau PER dikenal sebagai salah satu indikator terpenting di pasar modal. Rasio ini sering digunakan oleh analis saham untuk menilai harga saham. “Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba” (Darmaji, 2001:139). Sedangkan menurut Tandelilin (2001:191) “price earning ratio merupakan menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian price earning ratio adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.

3.2Kegunaan dan Manfaat Price Earning Ratio

Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.

Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price


(37)

earning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rumus untuk menghitung PER adalah:

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio 4.1Leverage (Rasio Hutang)

Menurut Warsono (2003:204), “Leverage adalah setiap penggunaan aset dan dana yang membawa konsekuensinya biaya dan beban tetap”. Beban tetap ini dapat berupa bunga pinjaman jika perusahaan menggunakan sumber pembiayaan dari luar (modal asing), sedang apabila perusahaan menggunakan mesin-mesin, akan menanggung beban tetap berupa biaya penyusutan mesin-mesin (depresiasi).

Menurut Warsono (2003:204), “Tujuan perusahaan menggunakan leverage adalah untuk meningkatkan hasil pengembalian (return) bagi para pemegang saham biasa”. Disisi lain, dengan adanya harapan terhadap peningkatan pengembalian sebagai dampak atas penggunaan asset maupun dana yang


(38)

membawa konsekuensi biaya dan beban tetap, maka kenaikan leverage ini akan meningkatkan risiko arus pendapatan bagi pemegang saham biasa.

Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

a. Operating Leverage

Perusahaan dalam beroperasi memiliki beban tetap. Hingga sejauh mana beban tetap yang digunakan di dalam operasi perusahaan mampu memberikan hasil yang lebih besar dari beban tetapnya. Untuk mengukur sejauh mana penggunaan leverage operasi itu menguntungkan dapat digunakan analisis pulang pokok (break even analysis).

b. Financial Leverage

Leverage keuangan (financial leverage) merupakan penggunaan utang untuk peningkatan laba. Penggunaan financial leverage yang makin tinggi mengakibatkan biaya modal tetapnya tinggi dan perusahaan harus berusaha agar memperoleh tambahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang lebih tinggi daripada biaya tetapnya. Hal ini dapat meningkatkan risiko financial.


(39)

4.2Earning Growth (Pertumbuhan Laba)

Earning growth atau pertumbuhan laba adalah rasio profitabilitas yang digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi price earning ratio (PER) suatu perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:

4.3Return On Assets (ROA)

Return on assets atau ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, ROA adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:


(40)

4.4Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus dari Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut:

4.5Liquidity (Rasio Likuiditas)

Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan memperoleh kas. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan yang juga berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen.

Rasio-rasio likuiditas meliputi rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan rasio cepat (quick test ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar. Menurut Wild et. al (2005:38) “rasio likuiditas yang terpenting adalah rasio lancar yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancar”. Rumus dari rasio lancar adalah sebagai berikut:


(41)

4.6Economic Value Added (EVA)

Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dipopulerkan tahun 1989 oleh Stern Steward Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Model EVA merupakan salah satu pengukur kinerja yang mengukur nilai tambah (added value) yang dihasilkan perusahaan kepada investor. Pengertian EVA menurut Young (2001:17) adalah “pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal”. Pengertian EVA juga dikemukakan oleh Hansen dan Mowen (2001:829) yang menyatakan bahwa “Nilai tambah ekonomis (Economic Value Added) merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa EVA adalah alat ukur kinerja perusahaan berdasarkan kontribusi nilai tambah dari keuntungan yang didapat dengan cara melihat laba yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya seluruh modal dalam penciptaan laba tersebut. Rumus dari EVA adalah sebagai berikut :

Dimana :


(42)

Capital Charges =

WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]

Tingkat Modal (D) =

Cost of Debt (rd) =

Ekuitas (E) =

Cost of Equity (re) =

Invested Capital = (Total Hutang + Ekuitas) – Hutang Jangka Pendek

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Sardjananto (2002) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi PER saham Perusahaan Industri Barang-barang Konsumsi pada Bursa Efek Jakarta dengan tahun laporan keuangan periode 1999-2000. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah dividend payout ratio, return on equity, dan net assets per share. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan dari ketiga variabel independen, variabel ROE dan variabel NAPS tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, sedangkan variabel DPR berpengaruh secara signifikan terhadap PER. Sedangkan pengujian secara simultan variabel DPR, ROE, dan NAPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PER.

Marthinova (2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio (PER) Perusahaan Manufaktur tbk yang terdaftar di Bursa Efek


(43)

Jakarta dengan tahun laporan keuangan periode 2002-2005. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah leverage, dividend payout, size, earning growth, country risk dan liquidity. Hasil analisis menemukan bahwa secara parsial faktor leverage, country risk, dan liquidity mempengaruhi PER secara signifikan negatif. Dividend payout, size, dan earning growth secara signifikan positif berpengaruh terhadap PER. Sedangkan secara simultan (bersama-sama), faktor leverage, dividend payout, size, earning growth, risk, dan liquidity secara bersama berpengaruh signifikan positif terhadap PER.

Estiana (2010) melakukan penelitian atas faktor-faktor yang mempengaruhi PER pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan tahun laporan keuangan periode 2004-2007. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah pertumbuhan earning per share, earning growth, dan return on equity (ROE). Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa secara parsial variabel pertumbuhan earning per share mempengaruhi PER secara signifikan negatif, sedangkan variabel earning growth dan return on equity (ROE) mempengaruhi PER secara signifikan positif. Dari hasil analisis secara simultan (bersama-sama) didapatkan kesimpulan bahwa variabel pertumbuhan earning per share, earning growth, dan return on equity secara bersama berpengaruh signifikan positif terhadap PER.

Meyrna Puspita Ratih (2010) juga melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi PER pada Perusahaan Manufaktur dengan tahun laporan keuangan periode 2003-2007. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah price book value, leverage, earning growth, return on equity, dividend payout


(44)

ratio, dan size. Dari hasil analisis secara parsial bahwa variabel PBV, leverage, ROE, dan Size tidak berpengaruh signifikan terhadap PER. Sedangkan variabel earning growth, dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan terhadap PER. Dari hasil analisis secara simultan diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel independen penelitian yaitu PBV, leverage, earning growth, ROE, DPR, dan size berpengaruh signifikan terhadap PER.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Sardjananto (2002) Variabel Independen:

Dividend payout ratio, return on equity, net assets per share. Variabel Dependen: Price earning ratio.

Secara parsial ROE dan NAPS tidak berpengaruh signifikan terhadap PER, dan dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap PER. Sedangkan secara

simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap PER.

2. Marthinova (2007) Variabel Independen: Leverage, dividend payout, size, earning growth, country risk, dan liquidity.

Variabel Dependen: Price earning ratio.

Secara parsial leverage, country risk dan liquidity mempengaruhi PER secara signifikan negatif, dan dividend payout, size, earning growth mempengaruhi PER secara signifikan positif. Sedangkan secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan positif

terhadap PER. 3. Estiana (2010) Variabel Independen:

Pertumbuhan earning per share, earning growth, dan return on

Secara parsial variabel pertumbuhan earning per share mempengaruhi PER secara signifikan


(45)

equity (ROE). Variabel Dependen: Price earning ratio.

negatif dan earning growth, return on equity mempengaruhi PER secara signifikan positif. Sedangkan secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap PER. 4. Meyrna (2010) Variabel Independen:

Price book value, leverage, earning growth, return on equity, dividend payout ratio, dan size. Variabel Dependen: Price earning ratio.

Secara parsial variabel PBV, leverage, ROE, dan size tidak

berpengaruh signifikan terhadap PER, dan earning growth, dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan

terhadap PER.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Setiap pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan sangat berkepentingan dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang dinilai memiliki kinerja yang baik akan menarik investor untuk berinvestasi saham. Pentingnya pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu teori keagenan (agency theory) dan teori pensignalan (signalling theory).

Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan.

Teori signal membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris.


(46)

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

H7

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2004:15) “hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Sedangkan menurut Erlina (2007:41) hipotesis adalah “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”.

Variabel Independen: Leverage

(X1) Earning Growth

(X2) Return on Assets

(X3)

Earning Per Share (X4)

Liquidity (X5)

Economic Value Added (X6)

Variabel Dependen:

PER (Y)


(47)

1. Leverage terhadap PER

Menurut warsono (2003:217) “dalam financial leverage, penggunaan sumber dana tetap memiliki beban tetap seperti hutang jangka panjang dan modal saham dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”. Financial leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap laba perlembar saham.

Semakin besar dana yang berasal dari luar yang disertai dengan beban keuangan tetap seperti obligasi, hipotek dan dividen saham preferen maka akan semakin besar pula beban keuangan yang akan digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh perubahan EBIT terhadap perubahan laba per lembar saham (EPS). Dana keuangan tetap yang semakin besar dan EBIT perusahaan yang meningkat dapat memperkecil laba bersih perusahaan sehingga hal itu dapat mengurangi nilai perusahaan. Jika hal itu terjadi harga saham perusahaan akan menurun dan itu akan menurunkan PER. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:

H1 = Terdapat pengaruh leverage terhadap PER. 2. Earning Growth terhadap PER

Pertumbuhan laba perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun pihak eksternal perusahaan seperti investor dan kreditor. Pertumbuhan ini


(48)

diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan. Prospek perusahaan yang bertumbuh bagi investor merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan oleh perusahaan diharapkan akan memberikan return yang tinggi kepada investor. Namun perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan laba yang tinggi cenderung membutuhkan pendanaan yang cukup besar untuk mendanai investasi-investasi yang dilakukan perusahaan tersebut.

Menurut hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Marthinova (2007), Estiana (2010) dan Meyrna (2010) menyatakan bahwa earning growth berpengaruh signifikan terhadap PER. Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan:

H2 = Terdapat pengaruh earning growth terhadap PER. 3. Return On Assets terhadap PER

Dalam menentukan nilai suatu perusahaan para investor masih menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para investor menggunakan profitability ratio untuk dapat mengukur pengembalian yang ada.

ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan mengalami kerugian. Sehingga jika


(49)

suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri.

Hasil regresi secara parsial yang dilakukan oleh Nurul (2010) menyatakan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap PER. Ini menunjukkan semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula keputusan saham. Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan:

H3 = Terdapat pengaruh return on assets terhadap PER. 4. Earning per Share terhadap PER

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau EPS. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaaan.

EPS akan sangat membantu investor karena informasi EPS bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:


(50)

5. Liquidity terhadap PER

Rasio likuiditas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran berupa aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:

H5 = Terdapat pengaruh liquidity terhadap PER. 6. Economic Value Added terhadap PER

EVA sebagai salah satu metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan membantu mendorong jenis perilaku yang benar dari para manajer bahwa pendapatan operasional jangka pendek tidaklah cukup, namun lebih kepada bagaimana menjaga kepentingan share –holders salah satunya melalui tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

EVA sebagai metode pengukur kinerja perusahaan diakui dapat memberi nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Penilaian kinerja sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan kata lain baik faktor internal maupun eksternal perusahaan akan menjadi indikator baik-buruknya kinerja suatu perusahaan. Adanya keyakinan bahwa pendekatan EVA ini sangat baik


(51)

untuk mengukur kinerja perusahaan menjadi salah satu indikator yang mempengaruhi PER. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:

H6 = Terdapat pengaruh economic value added terhadap PER.

7. Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share, Liquidity, dan Economic Value Added terhadap PER

Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan:

H7 = Terdapat pengaruh leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity dan economic value added secara simultan terhadap PER.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal. Menurut Husein (2003:63) “desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Dalam penelitian kausal terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independen yakni variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen yakni variabel yang dipengaruhi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah go public di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih dengan kriteria pemilihan sampel sebagai berikut:

1. Sampel merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.

2. Tidak sedang dalam proses delisting.

3. Sampel telah menerbitkan laporan keuangan dalam rupiah yang periodenya berakhir pada 31 Desember serta telah diaudit.

4. Sampel menghasilkan earning (laba) dalam periode 2009-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan dari 131 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Adapun perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian yaitu:


(53)

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2009-2011

No Kode Sampel

Kriteria 1 2 3 4 1 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk √ √ √ √ 2 SMGR PT. Semen Gresik Tbk √ √ √ √ 3 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ √ √ 4 LION PT. Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ 5 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ √ 6 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk √ √ √ √ 7 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ √ √ 8 ASII PT. Astra International Tbk √ √ √ √ 9 AUTO PT. Astra OtoParts Tbk √ √ √ √ 10 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk √ √ √ √ 11 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk √ √ √ √ 12 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk √ √ √ √ 13 VOKS PT. Voksel Electric Tbk √ √ √ √ 14 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 15 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 16 MYOR PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 17 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ √ √

18 SKLT PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ √

19 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk √ √ √ √ 20 GGRM PT. Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 21 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ √ 22 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 23 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 24 KAEF PT. Kimia Farma Tbk √ √ √ √

25 MERK PT. Merck Tbk √ √ √ √

26 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk √ √ √ √ 27 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ √ 28 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 29 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk √ √ √ √ 30 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √


(54)

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2011. Data didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yait

D. Pengukuran Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dipilih dua variabel yang perlu diukur dan dipelajari kaitan fungsionalnya. Kedua variabel tersebut secara konsep dapat dibedakan menjadi variabel bebas (variabel independen) yaitu leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added, sedangkan variabel tidak bebas (variabel dependen) yaitu PER.

E. Definisi Operasional

1. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin (2001:191), “PER adalah rasio harga saham dengan laba per lembar saham”. PER menggambarkan seberapa besar para investor bersedia dibayar untuk setiap keuntungan yang diperoleh perusahaan.

2. Leverage

Leverage merupakan bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Debt to Equity dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total ekuitas perusahaan.


(55)

3. Earning Growth

Pertumbuhan laba atau earning growth adalah rasio profitabilitas yang digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk pengembalian keputusan yang dapat mempengaruhi price earning ratio (PER) suatu perusahaan, dimana hasilnya diperoleh dengan membagi laba bersih tahun ini dikurangi laba bersih tahun lalu dengan laba bersih tahun lalu.

4. Return on Assets (ROA)

Dalam menentukan nilai suatu perusahaan para investor masih menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Salah satu alat ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi adalah return on assets (ROA). ROA dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aktiva perusahaan.

5. Earning Per Share (EPS)

Earning per share atau EPS dapat diartikan sebagai laba yang akan diperoleh pemegang saham per lembar sahamnya. Menurut Tandelilin (2001:241-242) “Besarnya laba per lembar saham suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan”. EPS dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham beredar.


(56)

6. Liquidity

Liquidity diukur dengan menggunakan current ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (Van Horne, 2005:205).

7. Economic Value Added (EVA)

Economic value added atau EVA merupakan suatu metode yang memperhatikan jumlah biaya jangka panjang pada suatu proyek sehingga dapat mengidentifikasi proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi. Oleh sebab itu, total nilai atau kemakmuran yang diberikan kepada investor pun dapat lebih dimaksimalkan.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:

1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa laporan-laporan BEI, dan situs internet.


(57)

G. Metode Analisis Data

Metode analisis statistik data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis statistik yang menggunakan regresi linier berganda dan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17. Tahapan yang dilakukan dalam analisis ini adalah statistik deskriptif dan uji asumsi klasik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel di dalam suatu penelitian. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji Asumsi Klasik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2005:110), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan


(58)

rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov Smirnov dapat dilihat dari:

a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0.05 maka distribusi data adalah normal (Ghozali, 2005:115)

2. Uji Autokorelasi (Durbin Watson)

Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah model regresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu antara suatu periode dengan periode sebelumnya. Autokorelasi terjadi akibat observasi yang dilakukan berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah autokorelasi ini umumnya terjadi pada data time series. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

a. Jika 0 < DW < DL, maka terjadi autokorelasi positif. b. Jika DL < DW < DU, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi. c. Jika DU < DW < 4 – DU, maka tidak terjadi autokorelasi.

d. Jika 4 – DU < DW < 4 – DL, maka ragu-ragu terjadi autokorelasi. e. Jika DW > 4 DL, maka terjadi autokorelasi negatif.

Dimana, DW adalah nilai DW hasil perhitungan, DU = batas atas, DL = batas bawah.


(59)

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel independennya. Menurut Ghozali (2005:91) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.1 atau sama dengan VIF >10.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi memiliki ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang homokedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan analisis:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(60)

Y = ß0 + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + ß5X5 + ß6X6 + e

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi price earning ratio.

Keterangan:

Y = PER

ß = Koefisien Regresi X1 = Leverage

X2 = Earning Growth X3 = Return on Assets X4 = Earning Per Share X5 = Liquidity

X6 = Economic Value Added e = Random Error

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Secara parsial pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa


(61)

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ketentuan:

Jika thitung < ttabelpada α 0.05, maka H1 ditolak. Jika thitung > ttabelpada α 0.05, maka H1 diterima.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Secara simultan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan Fhitung dengan ketentuan:

Jika Fhitung < FTabel pada α 0.05, maka H1 ditolak. Jika Fhitung > Ftabelpada α 0.05, maka H1 diterima.


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif dari sampel perusahaan manufaktur periode 2009-2011 disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 90 .08 11.71 1.1969 1.71463 EG 90 -2.45 17.99 .9475 2.62754 ROA 90 .01 .42 .1221 .09526 EPS 90 1.01 996.00 190.3644 241.03209 CR 90 .69 11.74 2.8942 2.37692 EVA 90 -1.14E12 2.08E13 4.5480E11 2.31598E12 PER 90 1.64 81.92 14.6461 10.52702 Valid N (listwise) 90

Sumber : Output SPSS, data diolah penulis (2012)

Pada tabel menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 90, yang dapat dilihat dari nilai N. Berikut akan dijelaskan perincian deskriptif statistik yang telah diolah:


(1)

Nilai t-hitung untuk variabel EPS adalah sebesar -0.310 dan t-tabel dengan α = 5% diketahui sebesar 1.661. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0.310 < 1.661) dan nilai signifikansi sebesar 0.758 > 0.05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memperlihatkan bahwa EPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap PER.

e. Pengaruh Liquidity terhadap PER Nilai t-hitung untuk variabel CR adalah sebesar 2.599 dan t-tabel dengan α = 5% diketahui sebesar 1.661. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.599 > 1.661) dan nilai signifikansi sebesar 0.011 < 0.05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini memperlihatkan bahwa liquidity berpengaruh terhadap PER.

f. Pengaruh Economic Value Added terhadap PER

Nilai t-hitung untuk variabel EVA adalah sebesar -0.265 dan t-tabel dengan α = 5% diketahui sebesar 1.661. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0.265 < 1.661) dan nilai signifikansi sebesar 0.792 > 0.05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memperlihatkan bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap PER.

Dari nilai-nilai koefisien diatas, persamaan regresi linear berganda dari masing-masing variabel independen yang dapat dibentuk, yaitu:

Y = 19.463 – 0.435X1 – 1.066X2 + 6.789X3 – 0.001X4 – 1.307X5 – 1.268X6 + e

Dimana:

Y = Variabel dependen yaitu price earning ratio

X1 = Variabel independen yaitu leverage

X2 = Variabel independen yaitu earning growth

X3 = Variabel independen yaitu return on assets

X4 = Variabel independen yaitu earning per share

X5 = Variabel independen yaitu liquidity

X6 = Variabel independen yaitu economic value added

e = Random Error

Adapun interpretasi persamaan tersebut yaitu:

a. Nilai konstanta dari persamaan tersebut adalah 19.463, menunjukkan besarnya variabel terikat price earning ratio yang dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas yaitu leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added dengan asumsi variabel bebas yang lain sama dengan nol. b. Koefisien regresi untuk variabel

leverage adalah -0.435. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel leverage sebesar satu satuan, akan mengakibatkan price earning ratio menurun sebesar -0.435 dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam konstan.

c. Koefisien regresi untuk variabel earning growth adalah -1.066. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel earning growth sebesar satu satuan, akan mengakibatkan price earning ratio menurun sebesar -1.066 dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam konstan.

d. Koefisien regresi untuk variabel return on assets adalah 6.789. Nilai koefisien regresi tersebut


(2)

menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel return on assets sebesar satu satuan, akan mengakibatkan price earning ratio meningkat sebesar 6.789 dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam konstan.

e. Koefisien regresi untuk variabel earning per share adalah -0.001. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel earning per share sebesar satu satuan, akan mengakibatkan price earning ratio menurun sebesar -0.001 dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.

f. Koefisien regresi untuk variabel liquidity adalah -1.307. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel liquidity sebesar satu satuan, akan mengakibatkan price earning ratio menurun sebesar

-1.307 dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.

g. Koefisien regresi untuk variabel economic value added adalah -1.268. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel economic value added sebesar satu satuan akan mengakibatkan price earning ratio menurun sebesar -1.268 dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen dalam model regresi linier berganda secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengolahan SPSS hasil uji simultan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1369.823 6 228.304 2.231 .048a

Residual 8492.998 83 102.325

Total 9862.821 89

a. Predictors: (Constant), EVA, DER, EPS, ROA, EG, CR b. Dependent Variable: PER

Sumber : Output SPSS, data diolah penulis (2012)

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Test diperoleh F-hitung sebesar 2.231 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.048 sedangkan F-tabel diketahui sebesar 2.209. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung lebih besar

dari F-tabel (2.231 > 2.209) maka Ho dan Ha diterima.

Jadi dapat disimpulkan bahwa leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added secara simultan berpengaruh terhadap PER.


(3)

PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa hanya variabel pertumbuhan laba (earning growth) dan likuiditas (liquidity) yang mempengaruhi PER. Hasil ini mendukung hipotesis kedua dan kelima. Sedangkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel rasio hutang (leverage), pertumbuhan laba (earning growth), return on assets, earning per share, likuiditas (liquidity) dan economic value added secara bersama mempengaruhi PER. Hasil ini mendukung hipotesis ketujuh.

Variabel pertumbuhan laba (earning growth) berpengaruh terhadap PER, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Marthinova (2007), Estiana (2010), dan Meyrna (2010). Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan laba memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Pertumbuhan laba yang semakin baik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kinerjanya meningkat, hal ini mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Variabel likuiditas (liquidity) berpengaruh terhadap PER. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Marthinova (2007), terdapat perbedaan hasil penelitian bahwa pada hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel likuiditas sama sekali tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini berarti pada periode penelitian sekarang ini, variabel likuiditas memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dalam mengambil keputusan investasi.

Variabel rasio hutang (leverage) tidak berpengaruh terhadap PER, hasil ini tidak mendukung hipotesis pertama. Jika dibandingkan dengan hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meyrna (2010), terdapat kesamaan hasil penelitian bahwa pada hasil penelitian tersebut menunjukkan variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap PER. Hal ini dapat dijelaskan bahwa terdapat kemungkinan emiten sampel yang peneliti gunakan menghindari risiko dengan menekan penggunaan hutang dalam pendanaan ekuitas mereka. Sehingga emiten sampel memiliki rata-rata nilai rasio hutang yang rendah. Hal ini tidak cukup membantu investor dalam mengambil keputusan investasi saham.

Variabel return on assets tidak berpengaruh terhadap PER. Hasil ini tidak mendukung hipotesis ketiga. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurul (2010), terdapat perbedaan hasil penelitian bahwa pada penelitian tersebut variabel ROA berpengaruh positif terhadap PER. Hal ini dapat menjelaskan bahwa besar kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu mampu menghasilkan keuntungan sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi saham.

Variabel earning per share tidak berpengaruh terhadap PER. Hasil ini tidak mendukung hipotesis keempat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan per lembar saham tidak dapat mempengaruhi kepercayaan investor dalam menanamkan investasinya dalam bentuk saham suatu perusahaan.

Variabel economic value added tidak berpengaruh terhadap PER. Hasil ini tidak mendukung hipotesis keenam. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan nilai ekonomis perusahaan kepada investor tidak cukup membantu investor dalam mengambil keputusan investasi saham.


(4)

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan laba (earning growth) dan likuiditas (liquidity) adalah yang paling signifikan mempengaruhi PER. Hal ini berarti bahwa informasi pertumbuhan laba dan likuiditas sangat membantu investor dalam pengambilan suatu keputusan investasi saham. Sedangkan untuk rasio hutang (leverage), return on assets, earning per share, dan nilai tambah ekonomis (economic value added) tidak bisa dijadikan suatu pertimbangan bagi investor untuk memproyeksi PER di masa depan. Walaupun pada periode tertentu keragaman PER pada umumnya mencerminkan kinerja perusahaan. Akan tetapi, hal tersebut tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan. Adakalanya perubahan PER pada periode tertentu tidak begitu mencerminkan faktor fundamental perusahaan, termasuk kinerja keuangan. Dengan kata lain, pada saat itu PER lebih mencerminkan perilaku determinan yang lain di luar kinerja keuangan seperti kondisi ekonomi, politik, dan kebijakan pemerintah. Karena terkadang kondisi dan kebijakan makro ekonomi serta suasana politik justru banyak memicu perubahan saham emiten.

KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis, analisis data, dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

8. Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel leverage (rasio hutang) secara parsial tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi rasio hutang tidak cukup membantu

investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

9. Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel earning growth (pertumbuhan laba) secara parsial berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi pertumbuhan laba bermanfaat dan cukup membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

10.Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel return on assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi besar kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak cukup membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

11.Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel earning per share secara parsial tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi tingkat keuntungan per lembar saham tidak cukup membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

12.Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel liquidity (rasio likuiditas) secara parsial berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi rasio likuiditas bermanfaat dan cukup membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

13.Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel economic value added secara parsial tidak berpengaruh terhadap PER. Hal ini menunjukkan bahwa informasi nilai


(5)

tambah ekonomis dalam suatu perusahaan tidak cukup membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi saham.

14.Pengujian terhadap seluruh perusahaan sampel menyimpulkan bahwa variabel leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity, dan economic value added secara simultan atau secara bersama berpengaruh terhadap PER.

SARAN

Peneliti menyadari bahwa dari hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, masih banyak mengandung kekurangan. Untuk itu peneliti menyampaikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya antara lain:

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan periode waktu yang lebih panjang dan memperluas objek penelitian. Dengan demikian penelitian yang akan datang dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan (representative) atau mewakili sehingga hasil penelitian akan jauh lebih baik.

2. Besarnya Adjusted R Square variabel bebas hanya berpengaruh sebesar 7.7% terhadap price earning ratio. Oleh karena itu dalam penelitian selanjutnya hendaknya menambah variabel bebas lain dalam memprediksi price earning ratio.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Anoraga, Panji dan Piji Pakarti, 2001. Pengantar Pasar Modal, PT Rineke Cipta, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan H. Fakhruddin, 2001. Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab, PT Salemba Empat, Jakarta.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Cetakan Pertama USU Press, Medan.

Estiana, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Haming, Murdifin. Basalamah, Salim, 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek Dan Bisnis, PPM, Jakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen, 2001. Manajemen Biaya, Buku Dua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima, BPFE, Yogyakarta.

Husein, Umar, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Cetakan Pertama, PT Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hayati, Nurul, 2010. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan


(6)

Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi, Volume 11 Nomor 1, hal 53 – 62.

Kuswandi, 2004. Cara Mudah Memahami Angka-angka Dan Manajemen Keuangan Bagi Orang Awam, PT Elek Media Komputindo.

Mamduh M Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE Marthinova, 2007. Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Manufaktur Tbk Pada Bursa Efek Jakarta, Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Meyrna, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2003-2007, Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. Rusdin, 2005. Pasar Modal, Alfabeta,

Bandung.

Sardjananto, 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham Perusahaan Industri Barang-Barang Konsumsi Pada Bursa Efek Jakarta, Tesis. Magister

Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian

Administrasi, Alfabeta, Bandung.

Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Van Horne, James C, John M. Wachowicz Jr, 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12, Alih bahasa Dewi Fitriasari, PT Salemba Empat, Jakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Malang; Banyumedia. Weston, J. F & E. F, 1997. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi

kesembilan, Erlangga, Indonesia.

Wild, Subramanyam dan Helsey, 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Jilid I, Alih bahasa Yanivi S.Bakhtiar dan S. Nurwahyu Harahap, PT Salemba Empat, Jakarta.

Young, David, S. O’Byrne, F. Stephen, 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai, Salemba Empat, Jakarta.

Sumber Internet: