mempunyai salah satu indikator yang sama yaitu earning per share EPS. Apabila EPS naik maka DPR turun, dan PER juga akan turun karena EPS mempengaruhi
PER secara negatif. Berdasakan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
1
: Dividend Pay Out Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio.
2.4.2 Pengaruh Current Ratio Terhadap Price Earning Ratio
Harmono 2004 dalam Daru 2007 meneliti tentang analisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap Price Earning Ratio. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa current ratio memiliki pengaruh terhadap PER. Current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban
lancar. Current ratio juga merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Curent ratio yang rendah akan berakibat terjadi penurunan harga pasar dari
saham yang bersangkutan, sehingga akan menurunkan nilai PER tetapi jika current ratio terlalu tinggi juga kurang baik karena hal tersebut menunjukkan banyak dana
perusahaan yang menganggur aktivitas sedikit dan pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Karena harga saham mencerminkan kapitalisasi dari
laba yang diharapkan dimasa mendatang maka penurunan laba akan menurunkan harga saham, sehingga PER juga akan turun Sawir, 2001.
Berdasakan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H
2
Menurut Slamet 2003 dalam Bramantyo 2006
semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva
perusahaan.
Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi : Current Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio.
2.4.3 Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Price Earning Ratio
Debt to Equity Ratio DER termasuk bagian dari rasio Leverage. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya.
karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan
tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman modal,
akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan
menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan semakin
tinggi DER maka PER perusahaan akan semakin kecil. Berdasakan uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio.
2.4.4 Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Price Earning Ratio