76
c. Data Hasil Pengukuran
Data hasil pengukuran tampak pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Negatif
n
r G1
= n
r G2
= 1500 rpm ; f
G1
= f
G2
= 50 hz ; If
G1
= 0
No If
G2
A Vt Volt
Ia A Cos
2
ϕ
If
’ G1
A f
’ If G1
hz 1
0,1 52
0,53 0,6
0,05 100
2 0,2
87 0,94
0,62 0,09
100 3
0,3 121
1,33 0,6
0,17 100
Keterangan: n
r G1
= Kecepatan Putar Rotor Generator Uji rpm ; n
r G2
= Kecepatan Putar Rotor Generator Injeksi rpm If
G1
= Arus Eksitasi Generator Uji Ampere If ’
G1
= Arus Induksi Pada Kumparan Eksitasi Generator Uji Ampere f ’
If G1
= Frekuensi Arus Induksi Pada Kumparan Eksitasi Generator Uji Ampere If
G2
= Arus Eksitasi Generator Injeksi Ampere
d. Analisa Data
Persamaan 2.12, Persamaan 2.13, dan Persamaan 2.14 dapat digunakan untuk menganalisa hasil pengukuran impedansi urutan negatif. Analisa data
pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Untuk If
G2
= 0,1 A
Ω =
= =
65 ,
56 53
, 3
52 3
2 a
t j
I V
Z Ω
= Ω
= =
32 ,
45 8
, .
65 ,
56 sin
.
2 2
2
ϕ
j j
Z X
Ω =
Ω =
= 96
, 33
6 ,
. 65
, 56
cos .
2 2
2
ϕ
j j
Z r
Universitas Sumatera Utara
77
2. Untuk If
G2
= 0,2 A
Ω =
= =
44 ,
53 94
, 3
87 3
2 a
t j
I V
Z Ω
= Ω
= =
95 ,
41 785
, .
44 ,
53 sin
.
2 2
2
ϕ
j j
Z X
Ω =
Ω =
= 13
, 33
62 ,
. 44
, 53
cos .
2 2
2
ϕ
j j
Z r
3. Untuk If
G2
= 0,3 A
Ω =
= =
53 ,
52 33
, 1
3 121
3
2 a
t j
I V
Z Ω
= Ω
= =
02 ,
42 8
, .
53 ,
52 sin
.
2 2
2
ϕ
j j
Z X
Ω =
Ω =
= 52
, 31
6 ,
. 53
, 52
cos .
2 2
2
ϕ
j j
Z r
Impedansi jangkar urutan negatif rata-rata Z
j2 rata-rata
yaitu sebagai berikut :
Ω =
Ω +
+ =
−
21 ,
54 3
53 ,
52 44
, 53
65 ,
56
2
rata rata
j
Z
Nilai impedansi jangkar urutan negatif rata-rata Z
j2 rata-rata
diatas selanjutnya disebut dan digunakan sebagai impedansi jangkar urutan negatif Z
j2
generator uji G1.
Reaktansi jangkar urutan negatif rata-rata X
j2 rata-rata
yaitu sebagai berikut :
Ω =
Ω +
+ =
−
1 ,
43 3
02 ,
42 95
, 41
32 ,
45
2
rata rata
j
X
Nilai reaktansi jangkar urutan negatif rata-rata X
j2 rata-rata
diatas selanjutnya disebut dan digunakan sebagai reaktansi jangkar urutan negatif X
j2
generator uji G1.
Universitas Sumatera Utara
78
Tahanan jangkar urutan negatif rata-rata r
j2 rata-rata
yaitu sebagai berikut :
Ω =
Ω +
+ =
−
87 ,
32 3
52 ,
31 13
, 33
96 ,
33
2
rata rata
j
r
Nilai tahanan jangkar urutan negatif rata-rata r
j2 rata-rata
diatas selanjutnya disebut dan digunakan sebagai tahanan jangkar urutan negatif r
j2
generator uji G1.
IV.3.6. Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Nol a. Rangkaian Pengukuran
P T
D C
1
V1 A1
M2 G2
n
T
A2
PTDC2
S2 a
b c
S3 S1
n
A3
1A 5A
P2 P3
P1
±
meter
ϕ
cos
U
1
U
2
V
1
V
2
W
1
W
2
V2
A4
Generator Injeksi Generator Uji
Gambar 4.5. Rangkaian Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Nol
b. Prosedur Pengukuran
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.5.
2. Semua saklar dalam posisi terbuka dan semua PTDC dalam keadaan
minimum.
3. Tutup saklar S1 lalu atur PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron injeksi G2. 4.
Tutup saklar S2 lalu naikan arus eksitasi generator injeksi G2 secara bertahap dengan mengatur PTDC 2. Pengaturan dilakukan sampai
Universitas Sumatera Utara
79
tercapai arus nominal kumparan jangkar generator uji G1 ataupun mendekati. Setiap tahap kenaikan arus eksitasi generator injeksi G2,
jaga putaran rotor generator injeksi G2 tetap konstan. 5.
Tutup saklar S3, jaga putaran rotor generator injeksi G2 tetap konstan lalu catat penunjukan pada voltmeter V2, amperemeter A3, cos phi meter
dan amperemeter A4. Untuk tahap kenaikan arus eksitasi generator
injeksi G2 berikutnya saklar S3 tetap tertutup.
6. Setelah tercapai arus nominal kumparan jangkar generator uji G1
ataupun mendekati besar arus tersebut, atur PTDC 2 hingga nol lalu buka
saklar S2 dan saklar S3.
7. Atur PTDC 1 hingga nol lalu buka saklar S1.
8. Pengukuran selesai.
c. Data Hasil Pengukuran
Data hasil pengukuran tampak pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Impedansi Jangkar Urutan Nol
n
r G2
= 1500 rpm ; n
r G1
= 0 ; If
G1
= 0
No If
G2
A Vt Volt
Ia A cos
ϕ
If
’ G1
A 1
0,1 48
0,28 0,45
2 0,2
98 0,54
0,4 3
0,3 142
0,78 0,4
4 0,4
175 0,99
0,43
Keterangan: n
r G1
= Kecepatan Putar Rotor Generator Uji rpm ; n
r G2
= Kecepatan Putar Rotor Generator Injeksi rpm If
G1
= Arus Eksitasi Generator Uji Ampere ; If
G2
= Arus Eksitasi Generator Injeksi Ampere If ’
G1
= Arus Induksi Pada Kumparan Eksitasi Generator Uji Ampere
Universitas Sumatera Utara
80
d. Analisa Data