Pembuatan kurva serapan Pembuatan Kurva kalibrasi Penetapan kadar Isoniazida dalam tablet Pemeriksaan Keseragaman Sediaan

keranjang dan amati semua tablet, semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna Ditjen POM, 1995. 3.8. Penetapan kadar Tablet Isoniazida 3.8.1. Pembuatan larutan Induk Baku Ditimbang 50 mg Isoniazida BPFI, dimasukkam ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan air suling, dikocok sampai larut dan ditambahkan air suling sampai garis tanda konsentrasi teoritis adalah 500 mcgml LIB I . Selanjutnya dipipet 10 ml dari LIB I, dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml, dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda, kemudian dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 50 mcgml LIB II.

3.8.2. Pembuatan kurva serapan

Dipipet sebanyak 6.5 ml dari LIB II , lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan air suling sampai garis tanda kemudian dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teorotis 13 mcgml, diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 400 nm.

3.8.3. Pembuatan Kurva kalibrasi

Dipipet LIB II sebanyak 3,5 ml; 5 ml; 6,5 ml; 8 ml; 9,5 ml; lalu dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda. Dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 7 mcgml; 10 mcgml; 13 mcgml; 16 mcgml; 19 mcgml.Diukur serapannya pada panjang gelombang 267 nm. Universitas Sumatera Utara

3.8.4. Penetapan kadar Isoniazida dalam tablet

Ditimbang 20 tablet, dicatat beratnya, kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 50 mg Isoniazid, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan air suling, dikocok homogen, dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda, dihomogenkan dan disaring melalui kertas saring, filtrat pertama dibuang, filtrat selanjutnya ditampung . Dari larutan dipipet 10 ml lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda. Dari larutan ini, dipipet 6,5 ml kedalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan air suling hingga garis tanda. Lalu diukur serapan larutan pada panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh, dengan menggunakan air suling sebagai blanko, pengerjaan ini dilakukan sebanyak 6 kali. Persyaratan: Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tablet Isoniazid mengandung tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995.

3.8.5. Pemeriksaan Keseragaman Sediaan

Tablet yang dibuat adalah tablet Isoniazid dengan berat 1 tablet 250 mg dan mengandung Isoniazida 100 mg. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, bahwa kadar zat aktif 50 mg atau lebih besar dari 50 mg yang merupakan 50 atau lebih dari bobot satuan sediaan maka uji keseragaman dilakukan dengan cara keragaman bobot. Untuk penetapan keseragaman sediaan dengan cara keragaman bobot, Ditimbang seksama 10 tablet, satu per satu dan dihitung bobot rata-rata, dari hasil Universitas Sumatera Utara penetapan kadar, dihitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen Ditjen POM, 1995. Cara penetapan kadar: Timbang 10 tablet, satu persatu, dan hitung bobot rata-rata. Penetapan kadar dilakukan dengan data: dari 10 tablet yang ditimbang. Di catat beratnya, kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 50 mg Isoniazid, kemudian dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml, dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda. Lalu dikocok hingga homogen, disaring melalui kertas saring dan filtrat pertama dibuang, filtrate selanjutnya ditampung. Dari larutan ini dipipet sebanyak 10 ml larutan dan dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, lalu dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda. Lalu dipipet kembali sebanyak 6,5 ml dan dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml, kemudian dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda. Diukur serapannya pada panjang gelombang, dengan menggunakan air suling sebagai blanko, pengerjaan ini dilakukan sebanyak 6 kali. Persyaratan : Tablet memenuhi syarat keseragaman sediaan jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 tablet tidak kurang dari 85,0 dan tidak lebih dari 115,0 dari yang tertera pada etiket dan mempunyai simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0 Ditjen POM, 1995.

3.9. Uji

Dokumen yang terkait

Pembuatan Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah Dengan Pati Kentang Merah (Solanum tuberosum L.) Sebagai Pelicin

21 122 54

Penggunaan Pharmacoat 615 sebagai Bahan Pengikat pada Pembuatan Tablet Asam Folat secara Granulasi Basah

13 84 72

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

0 4 21

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24

PENGARUH PENGGUNAAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK Pengaruh Penggunaan Gelatin sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanolik TanamanCeplukan (Physalis angulata L.) dengan Metode Granulasi Basah.

0 0 15

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET KETOPROFEN SECARA GRANULASI BASAH

0 1 9

PENGARUH PENGGUNAAN PATI BIJI CEMPEDAK (Arthocarpus champeden Lour) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH

0 1 15

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PATI KETAN DAN PATI KENTANG SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA PEMBUATAN TABLET SULFADIAZIN SECARA GRANULASI BASAH Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 86