Pembuatan kurva serapan dalam HCI 0,1 N Pembuatan Kurva Kalibrasi

dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500 mcgml LIB I. Selanjutnya dipipet sebanyak 10 ml dari LIB I lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, kemudian dikocok hingga homgen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 50 mcg ml LIB II .

3.9.2. Pembuatan kurva serapan dalam HCI 0,1 N

Dipipet sebanyak 5,5 ml dari larutan baku lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan medium disolusi hingga garis tanda, kemudian dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 11 mcgml.Diukur pada panjang gelombang 200 – 400 nm dan sebagai blanko digunakan HCI 0,1 N.

3.9.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dipipet LIB II sebanyak 3,5 ml, 4,5 ml, 5,5 ml, 6,5 ml, dan 7,5 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai saris tanda. Dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 7 mcgml, 9 mcgml, 11 mcgml, 13 mcgml, 15 mcgml.Diukur Serapannya pada panjang gelombang 267 nm. 3.9.4. Pengujian Disolusi Tablet Isoniazid Medium : 900 ml larutan HCI 0,1 N Alat : tipe –2 Kecepatan putaran : 100 rpm Waktu : 45 menit prosedur: Satu tablet dimasukkan ke dalam wadah disolusi yang telah berisi 900 ml medium Universitas Sumatera Utara disolusi, suhu 37° C ± 0,5° C. kemudian dayung diputar dengan kecepatan 100 rpm. Dalam interval waktu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 menit, larutan dipipet sebanyak 2,5 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml lalu diencerkan dengan HCI 0,1 N sampai garis tanda. Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum dengan menggunakan HCI 0,1 N sebagai blanko. Volume medium disolusi diusahakan tetap dengan menambahkan HCI 0,1 N dengan jumlah yang sama yang diambil. Syarat: Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 80 Q C 8 H 9 NO 2 , dari jumlah yang tertera pada etiket. Interprestasi: Persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5 dan 15 dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q Ditjen POM, 1995 . Tahap Jumlah yang diuji Kriteria Penerimaan Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Kriteria Penerimaan Zat Aktif yang Larut dengan Disolusi Ditjen POM, 1995 S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5 S2 6 Rata-rata dari 12 unit SI + S2 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak 1 unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 15. S3 12 Rata-rata dari 24 unit S1 + S2 + S3 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q – 15 dan tidak ada 1 unit pun yang lebih kecil dari Q –25 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil uji Preformulasi Terhadap Massa Granul

Sebelum massa granul dicetak menjadi tablet umumnya harus melalui serangkaian uji preformulasi. Hal penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan pencetakan suatu tablet. Berikut tabel hasil uji preformulasi berbagai formula yang dibuat. Tabel 3. Data Uji Preformulasi Massa Granul Formula Tablet

Dokumen yang terkait

Pembuatan Tablet Parasetamol Secara Granulasi Basah Dengan Pati Kentang Merah (Solanum tuberosum L.) Sebagai Pelicin

21 122 54

Penggunaan Pharmacoat 615 sebagai Bahan Pengikat pada Pembuatan Tablet Asam Folat secara Granulasi Basah

13 84 72

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

0 4 21

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN KARBOKSIMETILSELULOSA NATRIUM SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 0 18

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT.

0 3 24

PENGARUH PENGGUNAAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK Pengaruh Penggunaan Gelatin sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanolik TanamanCeplukan (Physalis angulata L.) dengan Metode Granulasi Basah.

0 0 15

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET KETOPROFEN SECARA GRANULASI BASAH

0 1 9

PENGARUH PENGGUNAAN PATI BIJI CEMPEDAK (Arthocarpus champeden Lour) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET PARASETAMOL SECARA GRANULASI BASAH

0 1 15

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PATI KETAN DAN PATI KENTANG SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA PEMBUATAN TABLET SULFADIAZIN SECARA GRANULASI BASAH Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 86