Table 5. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
Asam Lemak
Jumlah Karbon
Tak Jenuh Titik Lebur
o
C Asam Lemak, Berat
Minyak Sawit M.Inti sawit
Kaprilat Kaprat
Laurat Miristat
Palmitat Stearat
8 10
12 14
16 18
16,7 31,6
44,2 54,4
62,9 69,6
- -
- 1,4 0,5 – 6
40,1 32 – 45 5,5 2 – 7
2,7 3 – 5 7,0 3 – 7
46,9 40 – 52 14,1 14 – 17
8,8 7 – 9 1,3 1 – 3
Jumlah asam lemak jenuh 47,0
80,8 Oleat
Linoleat 18
18 1
2 14
-5 42,7 38 – 52
10,3 5 – 11 18,5 13 – 19
0,7 0,5 – 2
Jumlah asam lemak tak jenuh 53,0
19,2
Mangoensoekarjo, 2003 Jumlah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit
hampir sama. Komponen utama adalah asam palmitat dan oleat.
2.5.3 Keunggulan Minyak Kelapa Sawit
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Minyak sawit juga memiliki
keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Dalam CPO kadar sterol berkisar antara 360 – 620 ppm
dengan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm saja atau sebesar 0,001 dalam CPO. Bahkan dari hasil penelitian dinyatakan bahwa kandungan kolesterol dalam satu butir
telur setara dengan kandungan kolesterol dalam 29 liter minyak sawit. Minyak sawit dapat dinyatakan sebagai minyak goreng nonkolesterol kadar kolesterolnya rendah.
Yan Fauzi, 2002
2.5.4 Pemanfaatan Minyak Kelapa Sawit
Manfaat minyak sawit di antaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan industri nonpangan.
A. Minyak Sawit Untuk Industri pangan
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan
hidrogenesis. Produk CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Sebagai bahan baku untuk
minyak makan, minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarine, butter, vanaspati, shortening dan bahan untuk membuat
kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan minyak goreng lainnya, antara lain mengandung karoten yang
diketahui berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Di samping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehinnga
minyak goreng yang terbuat dari buah sawit memiliki kemantapan kalor heat stability yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
Universitas Sumatera Utara
B. Minyak Sawit Untuk Industri Nonpangan
Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis splitting untuk menghasilkan asam lemak
dan gliserin. Kandungan minyak dalam sawit berjumlah kurang lebih 1, diantara kandungan minor yang sangat berguna tersebut antara lain karoten
dan tokoferol yang dapat mencegah kebutaan defisiensi vitamin A dan pemusnahan radikal bebas yang selanjutnya juga bermanfaat untuk mencegah
kanker, arterosklerosis, dan memperlambat proses penuaan. Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, termasuk diantaranya
adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokimikal adalah asam lemak, lemak alkohol, asam
amino, metal ester, dan gliserin. Bahan – bahan tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan sebagai bahan baku industri komestik dan aspal.
Oleokimia juga digunakan dalam pembuatan bahan detergen. Yan Fauzi, 2002
2.6 Mutu Minyak Sawit