Arus Kas Dari Aktivitas
Investasi X
2
Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara
kas yang berasal dari aktivitas pendanaan selama satu tahun
buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.
Nilai arus kas aktivitas
pendanan per lembar saham
Rupiah
Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan X
3
Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham
ketika mereka memperdagangkan saham di
pasar bursa. Harga pasar per
lembar saham pada periode
tertentu Rupiah
Harga Saham Y
Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham
ketika mereka memperdagangkan saham di
pasar bursa. Harga pasar per
lembar saham pada periode
tertentu Rupiah
G. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS versi 15. Adapun metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Asumsi klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan asumsi
klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani 2007:103 “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai
signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
residual tidak memiliki distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali
2005:110 sebagai berikut: 1
jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2 jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2005:95 uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dalam tabel 3.3:
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0ddl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl
≤d≤du Tidak ada korelasi negatif
Tolak 4-dld4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4-du ≤d≤4-dl
Tidak ada korelasi positif atau negatif
Tidak ditolak dud4-du
Sumber: Ghozali, 2005:96
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2005:111 uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedasitas menurut Ghozali 2005:110, yaitu:
1 jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas,
2 jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
. d.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi
diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang
lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas
yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah: akoefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, bnilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga.
Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
2. Pengujian Hipotesis
Universitas Sumatera Utara
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan
kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik berikut:
a. Metode Regresi Linear Berganda
Analisia regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan hubungan antara dua variabel dengan membuat asumsi ke dalam suatu
bentuk fungsi tertentu fungsi linear. Dimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual, sehingga dapat
digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel
independen.
Model persamaannya adalah sebagai berikut :
Keterangan Y
: Harga saham.
Y =
α+β
1
X
1
+β
2
X
2
+ β
3
X
3
+β
4
X
4
+ µ
Universitas Sumatera Utara
α : Konstanta.
β
1
,β
2
,β
3
,β
4
: Koefisien regresi X
1
,X
2
. X
1
: Nilai laba akuntansi per lembar saham. X
2
: Nilai arus kas dari aktivitas operasi perlembar saham. X
3
: Nilai arus kas dari aktivitas investasi perlembar saham.
X
4
: Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan perlembar saham.
µ : Tingkat kesalahan pengganggu
b. Uji signifikansi
Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama serentak maupun secara parsial dilakukan dengan
menggu nakan uji statistik F dan uji statistik t. 1.
Uji t uji secara parsial Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau
independent variable X apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable Y.
Bentuk pengujiannya adalah: H
: b
i
= 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
H
a
: b
i
≠ 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t
hitung
α 0,05; maka H
1
diterima Jika t
hitung
α 0,05; maka H
1
ditolak
2. Uji F uji secara serentak
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah: H
o
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan industri barang konsumsi dengan kategori makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati F
hitung
pada nilai signifikan alpha 5. Apabila nilai F
hitung
lebih besar daripada F
tabel
, maka H ditolak.
H. Jadwal Penelitian