Tingkat Stres Kerja Pada Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011

(1)

TINGKAT STRES KERJA PADA PERAWAT

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2011

Oleh:

Novita Ulfah

080100030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

TINGKAT STRES KERJA PADA PERAWAT

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Novita Ulfah

080100030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT STRES KERJA PADA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2011

NAMA : NOVITA ULFAH

NIM : 080100030

Pembimbing Penguji I

( dr. Vita Camelia, Sp.KJ ) ( dr. Hemma Yulfi,DAP&E,M.Med.Ed )

NIP: 197804042005012002 NIP: 197410192001122001

Penguji II

( dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes ) NIP: 197711282003122002

Medan, 7 Januari 2012 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Pendahuluan: Stres kerja adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa

sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Stres kerja ini dapat disebabkan oleh adanya beban pekerjaan yang terlalu banyak, tempat kerja yang tidak aman, gaji yang rendah, hubungan dengan atasan dan patner kerja yang kurang harmonis, pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dan ketidakleluasaan mengeluarkan ide dan pendapat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres kerja perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 64 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa didapati perawat dengan tidak ada stres

kerja ada 12 orang (18,8%), perawat dengan stres kerja ringan ada 41 orang (64,1%) dan perawat dengan stres sedang ada 11 orang (17,1%).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang didapat disarankan kepada pihak rumah

sakit jiwa untuk mengadakan penyuluhan tentang stres kerja dan juga penanggulangannya kepada perawat, dan perawat perlu mengadakan konseling stres kerja secara berkala agar dapat terhindar dari stres kerja.


(5)

ABSTRACT

Introduction: The work stress is one of process that cause any one feel sick, discomfort, or pressured because uncertain works, work place and work situation. The work stress can caused by the work in overload, discomfort work place, the lower of wage, inharmonious relationship between superior and partner, the work that did not suitable to the interest and talent and there is not freedom in express any idea and opinion.This research aims to know the stress level of the nurses at inpatient unit of Mental Hospital of Province of North Sumatera in 2011.

Methods: The research is descripticve design and the sample in this research are 64 respondents.The data was collected through questionnaires filled directly by the respondent

Results: This research indicates that there is nurses without work stress for 12 nurses (18.8%), the nurses with lower work stress for 41 nurses (64.1%) and nurses with medium stress are 11 nurses (17.1%).

Conclusion: Based on the results it is suggested to the mental hospital to do the extension about the work stress and the treatment to the nurses and and they need to hold a regular job stress counseling in order to avoid the work stress.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Tingkat Stres Kerja Perawat Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan Karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dr. Vita Camelia, Sp.KJ selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberi petunjuk, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah dapat diselesaikan. Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penulis dengan rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Hemma Yulfi,DAP&E,M.Med.Ed dan Ibu dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan nasehat.

3. Ibu dr. Bugis Mardina selaku Dosen Penasehat Akademik.

4. Ayahanda Suyono, Ibunda Nursa’diah Lubis, Kakanda Syafril Armansyah dan Achtur Jahari, Adinda Dwi Untari dan Ali Syah Sukri. Terima kasih yang tidak terhingga atas doa’, perhatian dan semangat yang tiada henti yang telah diberikan demi keberhasilan penulis.

5. Seluruh teman-teman stambuk 2008 FK usu, khususnya Yusda, Hijria, Mila, Nova, Solita, Ana dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis


(7)

sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak atas dukungan, bantuan dan semangat yang telah diberikan.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, untuk itu saya mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 17 Desember 2011 Penulis

Novita Ulfah NIM: 080100030


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAC ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR SINGKATAN ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 2 1.3. Tujuan Penelitian ... 2 1.4. Manfaat Penelitian ... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2. 1. Stres ... 4

2. 2. Rumah Sakit ... 11

2. 3. Perawat ... 11

2. 4. Perawatan Psikiatrik………... 12


(9)

3. 1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3. 2. Defenisi Operasionil ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17

4. 1. Rancangan Penelitian ... 17

4. 2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

4. 3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4. 4. Metode Pengumpulan Data ... 18

4. 5. Metode Analisa Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5. 2. Deskripsi Karakteristik Penelitian ... 21

5. 3. Hasil Analisa Data dan Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6. 1. Kesimpulan ... 32

6. 2. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... ... 33


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman 3.1. Sistem penilaian pada kuesioner 16 4. 1 Data Hasil Uji Validitas dan Reabilitas 19 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 22

Berdasarkan Jenis Kelamin.

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 22 Berdasarkan Kelompok Usia.

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 23 Berdasarkan Kelompok Masa Kerja.

5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 23 Berdasarkan Beban Kerja

5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 24 Berdasarkan Jumlah Pasien per Minggu.

5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 25 Kerja Responden

5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner 26 5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 27

Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

5.9 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 27 Kerja Berdasarkan Umur Responden

5.10 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 28 Kerja Berdasarkan Masa Kerja Responden

5.11 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 28 Kerja Berdasarkan Beban Kerja Responden

5.12 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres 29 Kerja Berdasarkan Jumlah Pasien per Minggu


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Hasil Uji Validasi dan Reabilitas

3. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian 4. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

5. Kuesioner

6. Master Data Responden

7. Health Reseach Ethical Committe

8. Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data dari FK USU


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

3.1. Sketsa kerangka konsep penelitian 14


(13)

DAFTAR SINGKATAN

ANA : American Nurses Asociation.

ANAOH : American National Association for Occupational Health ILO : International Labour Organisation

NIOSH : National Institute Occupational Safety and Health RSJD : Rumah Sakit Jiwa Daerah.


(14)

ABSTRAK

Pendahuluan: Stres kerja adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa

sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Stres kerja ini dapat disebabkan oleh adanya beban pekerjaan yang terlalu banyak, tempat kerja yang tidak aman, gaji yang rendah, hubungan dengan atasan dan patner kerja yang kurang harmonis, pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dan ketidakleluasaan mengeluarkan ide dan pendapat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres kerja perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 64 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi langsung oleh responden.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa didapati perawat dengan tidak ada stres

kerja ada 12 orang (18,8%), perawat dengan stres kerja ringan ada 41 orang (64,1%) dan perawat dengan stres sedang ada 11 orang (17,1%).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang didapat disarankan kepada pihak rumah

sakit jiwa untuk mengadakan penyuluhan tentang stres kerja dan juga penanggulangannya kepada perawat, dan perawat perlu mengadakan konseling stres kerja secara berkala agar dapat terhindar dari stres kerja.


(15)

ABSTRACT

Introduction: The work stress is one of process that cause any one feel sick, discomfort, or pressured because uncertain works, work place and work situation. The work stress can caused by the work in overload, discomfort work place, the lower of wage, inharmonious relationship between superior and partner, the work that did not suitable to the interest and talent and there is not freedom in express any idea and opinion.This research aims to know the stress level of the nurses at inpatient unit of Mental Hospital of Province of North Sumatera in 2011.

Methods: The research is descripticve design and the sample in this research are 64 respondents.The data was collected through questionnaires filled directly by the respondent

Results: This research indicates that there is nurses without work stress for 12 nurses (18.8%), the nurses with lower work stress for 41 nurses (64.1%) and nurses with medium stress are 11 nurses (17.1%).

Conclusion: Based on the results it is suggested to the mental hospital to do the extension about the work stress and the treatment to the nurses and and they need to hold a regular job stress counseling in order to avoid the work stress.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Stres dapat diartikan sebagai suatu reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan dan ketegangan emosi (Sunaryo, 2004).

Timbulnya stres pada seseorang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor pemicu. Menurut Girdano berdasarakan faktor pemicunya stres secara umum dapat dibagi menjadi empat jenis stres yaitu: stres kepribadian (personality

stress), stres psikososial (psychosocial stress), stres bioekologi (bio-ecological stress) dan stres kerja (job stress) (Hilda, 2008).

Antara keempat jenis stres di atas stres kerja merupakan salah satu jenis stres yang banyak ditemui, terutama di negara-negara maju. Beehr dan Franz mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu (Atok, 2010).

Penelitian yang dilakukan The National Institute Occupational Safety and

Health (NIOSH) menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan

dengan rumah sakit atau kesehatan memiliki kecenderungan tinggi untuk terkena stres kerja atau depresi (Rahman 2010), sedangkan American National

Association for Occupational Health (ANAOH) menempatkan kejadian stres

kerja pada perawat berada diurutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres kerja pada pekerja. Hal ini bisa disebabkan oleh tugas-tugas perawat yang sering monoton dan kondisi ruangan yang sempit, biasa dirasakan oleh perawat yang bertugas di bagian bangsal. Tuntutan untuk bertindak cepat dan tepat dalam menangani pasien biasanya dihadapi oleh perawat diruang gawat darurat atau bagian kecelakaan. Disamping itu, menurut Sari perawat yang bertugas di rumah sakit jiwa menemukan kesulitan untuk berkomunikasi baik dengan pasiennya, disamping itu ia harus tetap waspada akan tingkah pasien yang terkadang bisa saja dapat membahayakan bagi keselamatan jiwa si perawat (Rahman, 2010).

Pada penelitian yang dilakukan pada perawat-perawat yang bekerja di rumah sakit jiwa, Dawkins dkk tahun1998 melacak enam kategori stresor pada


(17)

perawat jiwa, yaitu karakteristik pasien yang negatif, masalah pengorganisasian administrasi, keterbatasan sumber daya, penampilan staf, konflik staf dan masalah penjadwalan (Rahman, 2010). Pada penelitian yang dilakukan Azhar (2010) tentang gambaran stres perawat di rumah sakit jiwa, dari 54 perawat yang diberikan kuesioner tentang pengukuran tingkat stres, didapati 13 perawat mengalami stres. Penelitian yang dilakukan Kusumawati (2008) tentang Stres Perawat di Instalasi Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang didapati bahwa gejala yang timbul pada stres perawat pada penanganan pasien dengan perilaku kekerasan yang dijumpai di rumah sakit jiwa meliputi sedih, menghindar, emosi, marah, kelelahan, lebih waspada, intonasi suara jadi tinggi, berpikir tidak realistis, dan khawatir.

Atas pertimbangan data-data tersebut di atas yang mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai tingkat stres kerja pada perawat, dan penelitian tingkat stres ini ditujukan bagi perawat psikiatri yang bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin. 2. Mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap di Rumah


(18)

3. Mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan masa kerja.

4. Mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan beban kerja. 5. Mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan jumlah pasien yang dirawat per minggu.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak Rumah Sakit Jiwa

Bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara mengenai tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi perawat di Rumah Sakit Jiwa

Menambah wawasan dan pengetahuan perawat rumah sakit jiwa seputar tingkat stres yang mungkin dialaminya dan memberikan upaya yang dilakukan mengatasi stres yang mungkin dialami.

3. Bagi peneliti lain

Memberikan data-data yang mungkin berguna untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan stres kerja perawat jiwa.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stres

Stres merupakan suatu keadaan yang menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri. Menurut Handoko stres merupakan kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Umar, 2005). Namun tidak jarang pengertian stres ini sering hanya dilihat dari stimulus yang memicu atau respon yang timbul dari stres, misalnya bencana alam, penyakit berbahaya ataupun diberhentikan kerja dianggap sebagai sesuatu yang sangat menekan bagi seseorang namun tidak memperhatikan perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian. Padahal perbedaan faktor individu dalam mengevaluasi ini sangat penting dalam menentukan terjadinya stres. Oleh karena itu, menurut Lazarus & Folkman pengertian stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya. Besar kecilnya beban tersebut sebenarnya relatif. Tergantung tinggi rendahnya kedewasaan keperibadian serta bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya (Hancock and Desmond, 2001).

Stres ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut Benard stres dapat dibedakan kedalam dua jenis stres yaitu:

a. Distress (stres negatif)

Distress ini muncul ketika seseorang tidak dapat lagi mempertahankan

level stres mereka di bawah ambang stres mereka. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir, atau gelisah. Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan, dan timbul keinginan untuk menghindarinya. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Akibatnya, ia lebih banyak menarik diri dari lingkungan, tidak lagi mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan, jarang berkumpul dengan sesamanya.


(20)

Berbeda dengan distress, pada eustress tingkatan stres tidak sampai jauh melampaui ambang batas stres. Dengan demikian stres dapat diolah menjadi semangat positif untuk bisa mengatasi kejadian atau masalah tertentu. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan performansi individu untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni ( Djuwita, 2003).

Selain itu, Girdano dalam Hilda (2008) membagi stres dalam empat kelompok berdasarkan sumber stresnya yaitu:

1. Stres bioekologikal (Bioecological Stress )

Stres bioekologikal terdiri atas dua sumber stres yaitu :

a. Ecological stress merupakan stres yang disebabkan oleh kondisi

lingkungan. Belakangan ini mungkin banyak dari kita yang mengalami stres karena cuaca yang berubah – ubah tidak menentu, asap knalpot angkutan umum yang menderu tanpa ragu di jalan – jalan, panas terik akibat global warming yang tanpa kita sadari hal – hal ini juga dapat menyebabkan stres.

b. Biological stress ialah stres yang disebabkan oleh kondisi fisik tubuh kita.

Ini dapat kita temui pada wanita yang mengalami pre menstruation

syndrome. Kondisi mood dan hormon yang naik turun pada periode ini

terkadang membawa stres tersendiri. 2. Stres psikososial (Psychosocial Stress )

Stres psikososial ialah stres yang disebabkan oleh tekanan dari segi hubungan kita dengan kondisi sosial disekitar kita. Hal - hal yang dapat menimbulkan stres secara psikososial ialah perubahan dalam hidup misalnya memasuki jenjang pendidikan baru, pernikahan, pindah rumah, punya pacar, putus dari pacar, perceraian, kantor baru, diskriminasi karena perbedaan etnis atau karena kondisi ekonomi juga dapat menyebabkan stres.

3. Stres kepribadian (Personality Stress)

Stres kepribadian ialah stres yang disebabkan oleh permasalahan yang dialami dalam diri sendiri. Stres ini dapat muncul disebabkan oleh bagaimana kita memandang (persepsi) tentang segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Komponen


(21)

– komponen dari persepsi itu sendiri ialah harga diri, penghormatan terhadap diri sendiri, kecintaan akan diri kita sendiri, serta kepercayaan pada diri kita sendiri. Semakin positif kita memandang diri dan segala tekanan yang ada disekitar kita semakin kecil kemungkinan kita mengalami stres jenis ini

4. Stres kerja (Job Stress)

Stres kerja ialah stres yang disebabkan oleh faktor pekerjaan. Stres kerja merupakan suatu keadaan dimana terdapat kekuatan dan tanggapan akibat dihadapkan kepada suatu peluang, kendala, ataupun tuntutan di tempat kerjanya. Beehr dan Franz mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu (Hilmi, 2008). Schult dan Schult mengatakan bahwa stres kerja merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan. Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres kerja timbul sebagai bentuk ketidak harmonisan individu dengan lingkungan kerja (Sagita, 2008).

Tumpukan pekerjaan yang menggunung, tempat kerja yang tidak aman, gaji yang rendah, hubungan dengan atasan dan patner kerja yang kurang harmonis, pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat dan ketidakleluasaan mengeluarkan ide dan pendapat adalah beberapa bentuk pemicu dalam pekerjaan yang dapat menyebabkan stres yang disadari maupun tidak yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja.

Berdasarkan laporan ILO (International Labour Organisation) kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan stres kerja ada enam yaitu:

a. Desain tugas/pekerjaan yang stressfull, seperti beban kerja yang terlalu berat, kurangnya waktu untuk beristirahat, jam kerja yang terlalu panjang, rutinitas yang membosankan atau target yang sulit dicapai berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh pekerja.

b. Gaya manajemen yang menimbulkan stres, seperti kurang melibatkan karyawan atau pekerja dalam proses pengambilan keputusan, komunikasi yang kurang atau kebijakan manajemen yang terlalu kejam yang hanya


(22)

c. Hubungan interpersonal yang tidak kondusif, seperti terlalu banyak konflik antar individu, kurang bersahabat antar sesama, krisis toleransi, dan sebagainya.

d. Peranan kerja yang tidak jelas, seperti konflik peranan, ketidakjelasan hasil kerja yang bisa diharapkan atau terlalu banyaknya tanggung jawab yang dibebankan.

e. Keadaan kerja yang tidak jelas, seperti terjadi ketidakamanan, tidak ada kesempatan untuk berkembang, tidak diberikan peluang untuk lebih maju, cepat melakukan perubahan yang tidak mempertimbangkan kesiapan pekerja.

f. Kondisi lingkungan yang mengancam keselamatan, seperti lingkungan yang tidak nyaman, tidak sehat, dan tidak leluasa (Sagita, 2008).

Hans Hugo Bruno Selye yang dikenal sebagai "the father of stress" membagi tahapan stres menjadi tiga tahap yaitu aktivasi (activation), adapatasi (resistance) dan

kelelahan (exhaustion) yang dikenal dengan General Adapatation Syndrom.

1. Fase aktivasi/alarm: ini adalah fase saat tubuh merangsang sisitem saraf simpatis untuk menghadapi ancaman jiwa langsung. Pelepasan hormon adrenal, ephinephrine dan norephinheprine terjadi saat munculnya emosi kuat. Hormon- hormon ini berdamapak terhadap timbulnya ketegangan otot, meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung. Semua sikap pertahanan ini juga dikenal sebagai respon ”fight or flight”.

2. Fase adaptasi/ penolakan: saat tubuh manusia mulai menolak atau mengatasi stresor yang tidak dapat dihindari. Selama fase ini,respon fisiologis yang terjadi selama fase alarm terus berlangsung, namun respon tersebut membuat tubuh kita menjadi lebih rentan terhadap stresor lain. 3. Fase kelelahan: saat stres yang berkelanjutan menguras energi tubuh,

meningkatkan kerentanan terhadap masalah fisik dan pada akhirnya akan memunculkan penyakit. Otot-otot yang tegang dapat mengakibatkan sakit kepala dan sakit leher. Peningkatan tekanan darah dapat mengakibatkan hipertensi yang kronis (Wade & Tavris, 2007).


(23)

Sedangkan dari hasil penelitiannya Dr. Robert J. Van Amberg di tahun I979 membagi tahapan-tahapan stres menjadi enam tingkatan:

a. Stres tahapl: tahapan stres paling ringan, disertai perasaan semangat kera besar bahkan berlebihan (overacting), senang dengan pekerjannya dan lebih bersemangat.

b. Stres tahap II: dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbullah berbagai keluhan akibat cadangan energi yang menipis; merasa letih dan tidak dapat santai.

c. Stres tahap III: keluhan-keluhan semakin nyata dan mengganggu, gangguan lambung dan usus semakin nyata, rasa tidak tenang dan ketegangan emosional

semakin meningkat, sulit tidur malam (insomnia), namun kelainan fisik pada organ belum ditemukan.

d. Stres tahapIV: suatu pekerjaan yang semula menyenangkan dan menjadi mem bosankan dan sulit dikerjakan, tidak mampu melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, rasa takut dan cemas tanpa seba yang jelas. e. Stres tahap V: kelelahan fisik dan mental semakin mendalam tidak

mampu kerja ringan dan sederhana, gangguan sistem pencemaan semakin berat, rasa ketakutan dan cemas meningkat, mudah bingung dan panik. f. Stres tahap VI:merupakan tahapan klimaks, Pasien mengalami serangan

panik dan perasaan takut mati, sering dibawa ke UGD/ICCU, keluhan jantung berdebar sangat keras, sulit bernafas, tidak mampu kerja ringan (Sunaryo, 2009).

Respon yang timbul pada penderita stres ini pun bermacam-macam, namun secara garis besar Taylor menyatakan bahwa respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek berikut, yaitu:

1. Respon fisiologis dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.

2. Respon kognitif dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar.


(24)

3. Respon emosi dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya. 4. Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi

yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan (Wangsadjaja, 2010).

Sedangkan untuk stres kerja sendiri menurut Beehr & Newman dapat menunjukkan tiga gejala yaitu:

1. Gejala psikologis meliputi: kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, kehilangan daya konsentrasi.

2. Gejala fisik meliputi: meningkatnya detak jantung, meningkatnya sekresi adrenalin, gangguan pada lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing dan susah tidur.

3. Gejala perilaku meliputi: menunda atau menghindari pekerjaan, menurunnya prestasi kerja dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal, meningkatnya agresifitas, menurunnya hubungan interpersonal(Rini, 2002).

Dari berbagai macam respon stres seperti yang telah terlihat, tampak adanya efek negatif yang timbul dari stres tersebut, jadi diperlukan upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi stres ini. Lazarus dalam Wangsadjaja (2008) coping stres ialah faktor stabilisator yang dapat membantu dalam mengatur kemampuan adaptasi kita saat mengalami stres. Coping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki individu. Coping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku adaptif otomatis, karena coping membutuhkan suatu usaha, yang mana hal tersebut akan menjadi perilaku otomatis lewat proses belajar. Kita perlu mengetahui beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk coping stres ini.


(25)

1. Problem focused ialah strategi mengatasi stres dengan langsung

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dalam strategi ini biasanya seseorang akan secara aktif berusaha untuk mengatasi atau bahkan mengurangi kejadian – kejadian yang dapat menyebabkan stres, seperti pindah kerja bila kondisi kerja yang sekarang tidak sesuai dengan keinginan. Biasanya problem focused digunakan dalam masalah yang dapat dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. 2. Emotion focused di lain sisi lebih mengarahkan pada perasaan atau

apa yang dirasakan saat seseorang mengalami suatu kejadian yang memicu stres. Emotion focused cenderung berusaha untuk mengatasi perasaan – perasaan seperti sedih, kecewa, dsb, yang dialami saat seseorang mengalami stres, contohnya seperti menceritakan masalah yang dihadapi ke teman atau saudara saat mengalami tekanan. Biasanya strategi ini digunakan saat menyangkut permasalahan yang tidak dapat dikendalikan seperti masalah kesehatan.

Kedua strategi ini tidak selamanya berdiri sendiri-sendiri, kombinasi dari keduanya pun dapat digunakan demi menghasilkan strategi yang tepat untuk mengatasi stres dan mengarahkannya menjadi hal yang positif.

2.2. Rumah sakit

Rumah sakit secara umum dapat diartikan sebagai sebuah institusi perawatan

Kegiatan suatu Rumah Sakit dapat dikelompokkan menjadi kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Secara garis besar kegiatan tersebut dibagi atas :

a. Rawat jalan, seperti poliklinik, kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, pemeriksaan periodik (General Check – up), gigi dan sebagainya.

b. Rawat inap, seperti rawat inap interne, anak, mata, bedah, kebidanan, paru-paru, jantung, kulit, kelamin, telinga hidung dan tenggorokan,


(26)

c. Rawat gawat darurat.

d. Pelayanan medik, seperti ruang operasi dan ruang persalinan. e. Penelitian (Azhar, 2010)

2.3. Perawat

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Sedangkan Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Rogers (1979) tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan . Sedangkan menurut Torres (1986) tujuan keperawatan adalah untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit (Hermansyah, 2009).

Berdasarkan standar Departemen Kesehatan (1998) peran perawat sebagai berikut:

1. Pendidik Keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya.

2. Pengelola Keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal ini administrasi keperawatan baik dirumah sakit maupun di masyarakat, dalam mengelola keperawatan untuk individu, kelompok dan masyarakat.

3. Peneliti Keperawatan

Perawat diharapkan jadi pembaharu dalam ilmu keperawatan karena memiliki ketrampilan, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dan lingkungan.


(27)

4. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan keperawatan tetap bersatu dengan pelayanan kesehatan. Setiap anggota tim kesehatan adalah anggota potensial dalam kelompok yang dapat mengatur, merencanakan dan menilai tidakan yang diberikan (Arie, 2011).

2.4. Perawatan Psikiatrik

Perawatan psikiatrik menurut American Nurses Associations (ANA) merupakan area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatakan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (Yosep, 2009).

Dari segi komunikasi biasanya perawat psikiatri di rumah sakit jiwa sering mengalami masalah. Hal ini disebabkan tidak adanya umpan balik yang diperoleh dari pasian ataupun pasien cenderung tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan, padahal dua hal di atas merupakan sasaran pokok dalam proses komunikasi (Nasir, 2009)

Menurut Weiss (1947) dalam Yosep (2009) peran perawat psikiatri adalah sebagai berikut:

• Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau menetap yang terjadi pada klien.

• Mendemonstrasikan penerimaan • Respek

• Memahami klien

• Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interkasi. Tanggung jawab perawat psikiatri dalam merawat pasien sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tanggung jawab perawat biasa. Tanggung jawab ini antara lain mengenal kondisi pasiennya, memberikan perawatan selama jam dinas, tanggung jawab dalam mendokumentasikan keadaan pasiennya, bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan pasien, jumlah pasien yang sesuai dengan


(28)

tanpa pemberitahuan, memandikan pasien dan juga memberi makan dan obat kepada pasiennya (Yosep, 2009).


(29)

BAB 3

Kerangka Konsep Penelitian dan Definisi Operasional

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Perawat Ruangan Rawat Inap • Jenis kelamin • Usia perawat • Beban kerja • Masa kerja

• Jumlah pasien yang dirawat per minggu

Gambar 3.1.: Sketsa kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Stres kerja yaitu adalah suatu gambaran diri dari seorang perawat terhadap setiap tuntutan yang dirasa membebani yang berasal dari pekerjaan si perawat itu sendiri maupun lingkungan kerjanya.

2. Perawat yaitu paramedis yang bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara.

Dalam penelitian ini akan dilihat tingkat stres kerja perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan parameter berikut:

a. Jenis kelamin yaitu perbedaan organ biologis responden yang terdiri dari laki- laki dan perempuan.

b. Masa kerja yaitu lamanya responden menjalankan pekerjaannya sebagai perawat di ruang unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara dari mulai bekerja sampai penelitian ini dilaksanakan. Perawat yang diikutkan dalam penelitian ini dengan masa kerja minimal 6 bulan.

Stres Kerja Perawat


(30)

Untuk parameter masa kerja ini akan dibagi menjadi beberapa tingkatan masa kerja sebagai berikut untuk dibandingkan tingkat stres kerjanya:

1. Kategori masa kerja 1-5 tahun. 2. Kategori masa kerja 6-10 tahun. 3. Kategori masa kerja 11-15 tahun. 4. Kategori masa kerja 16-20 tahun. 5. Kategori masa kerja 21-25 tahun. 6. Kategori masa kerja 26-30 tahun. 7. Kategori masa kerja 31-35 tahun.

c. Beban kerja yaitu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara.

d. Umur yaitu lama waktu hidup perawat sampai saat penelitian ini dilaksanakan dihitung dalam tahun.

Untuk parameter umur ini akan dibagi menjadi beberapa tingkatan umur sebagai berikut untuk dibandingkan tingkat stress kerja dari masing-masing kelompok umur:

1. Kategori umur 23- 31 tahun 2. Kategori umur 32- 39 tahun 3. Kategori umur 40 - 47 tahun 4. Kategori umur 48- 55 tahun

e. Jumlah pasien yang dirawat yaitu: banyaknya pasien yang dirawat oleh perawat pada masing-masing ruangan rawat inap yang menjadi tanggung jawab perawat tersebut dalam 1 minggu..

Cara pengukuran pada penelitian dilakukan membagikan angket kepada sampel, dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner The Workplace Stress

Scale yang dikeluarkan oleh Executive Stress Coach New York. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala ordinal.

Sistem Penilaian pada kuesioner

Kuesioner ini berisi 8 pernyataan yang diharapkan dapat mengukur tingkat stres kerja dalam diri perawat dalam menjalankan pekerjannya sehari-hari.


(31)

Tabel 3.1: Sistem penilaian kuesioner No.Pernya

Taan

Tidak pernah Jarang Kadang-kadang

Sering Sangat sering

1. 1 2 3 4 5

2. 1 2 3 4 5

3. 1 2 3 4 5

4. 1 2 3 4 5

5. 1 2 3 4 5

6. 5 4 3 2 1

7. 5 4 3 2 1

8. 5 4 3 2 1

Dari jawaban yang diberikan perawat akan diperoleh hasil total nilai yang nantinya akan menentukan tingkat stres kerja dari perawat ini. Penetuannya adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada stres :jika skor jawaban yang diperoleh <15

2. Stres ringan (Fairly low) :jika skor jawaban yang diperoleh 16-20

3. Stres sedang (Moderate stress) :jika skor jawaban yang diperoleh 21-25

4. Stres berat (Severe) :jika skor jawaban yang doperoleh 26-30

5. Stres berbahaya (Dangerous stress:jika skor jawaban yang doperoleh 31-40


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang meneliti tentang tingkat stres kerja perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011. Desain penelitian yang akan digunakan adalah cross sectional study (potong lintang) dimana pengamatan terhadap sampel penelitian hanya dilakukan satu kali saja dalam satu saat atau periode tertentu (Budiarto & Angraini, 2002).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai Oktober tahun 2011

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanankan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara yang terletak dijalan Tali Air I No.21 Medan Kecamatan Medan Tuntungan dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian mengenai stres kerja perawat dirumah sakit tersebut dan juga karena Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan rumah sakit jiwa terbesar di Sumatera Utara yang memiliki jumlah perawat psikiatrik dengan jumlah yang cukup banyak.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja dibagian unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi SumateraUtara. Jumlah ruang rawat inap di rumah sakit ini adalah 13 ruangan yaitu terdiri dari: ruangan Cempaka, Mawar, Gunung Sitoli, Singgalang, Sorik Marapi, Kamboja, Anggrek, Sipiso-piso, Dolok Martimbang, Melur, Sibual-buali, Pusuk Buhit dan Napza.


(33)

Untuk menetukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan metode total sampling dimana sampel yang diambil merupakan semua bagian dari populasi dengan mengeksklusi perawat yang masa kerjanya < 6 bulan.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sampel penelitian. Data primer ini diperoleh dangan cara membagikan angket berisi kuesioner tentang stres kerja kepada perawat dibagikan di unit rawat inap.

4. 4. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian personalia Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berupa:nama ruangan rawat inap, nama perawat rawat inap, jenis kelamin, masa kerja, dan umur perawat.

4. 4. 3. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas merupakan suatu indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat ukur pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner The Workplace

Stress Scale yang berisi 8 pernyataan. Setelah dialih bahasakan ke bahasa

Indonesia dilakukan uji validitas dan reabilitas menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Sampel yang digunakan untuk uji validitas dan reabilitas adalah sebanyak 14 orang responden.


(34)

Data hasil uji validitas dan realibilitas dapat dilihat pada tabel 4. 1berikut:

Tabel 4. 1 Data Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Nomor Total Pearson Status Alpha Status Pernyataan Correlation

Pernyataan 1 0,693 Valid 0,727 Reliabel 2 0,739 Valid Reliabel 3 0,727 Valid Reliabel 4 0.692 Valid Reliabel 5 0,579 Valid Reliabel 6 0,693 Valid Reliabel 7 0.697 Valid Reliabel 8 0,602 Valid Reliabel

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa kedalapan pernyataan dalam kuesioner ini dinyatakan valid dan juga reliabel untuk digunakan dalam penelitian tingkat stres kerja.

4. 5. Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan tehnik komputerisasi, menggunakan program komputer SPSS (Stastical Product and

Service Solution) 17,0. SPSS merupakan paket program statistik yang berguna

untuk mengolah dan menganalisa data penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Editing yang dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

2. Coding yaitu data yang terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan

kelengkapannya diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entri yaitu data yang telah dikode dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning Data yaitu pemeriksaan semua data yang dimasukkan ke dalam

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. 5. Saving yaitu penyimpanan data untuk siap dianalisis


(35)

Hasil pengolahan dan analisis data ini nantinya akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.


(36)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara yang terletak dijalan Tali Air I No.21 Medan, Kecamatan Medan Tuntungan. Bangunan rumah sakit ini berdiri di atas tanah seluas 37,880 M2 dengan luas gedung sekitar 26,688 M2. Ruangan rawat inap yang terdapat di rumah sakit ini dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu ruangan kelas I ( 1 bangsal ) dengan 20 tempat tidur, kelas II ( 2 bangsal ) dengan 40 tempat tidur dan kelas III ( 7 bangsal ) dengan 350 tempat tidur. Rata-rata tiap ruangan dijaga oleh 6-7 orang perawat untuk setiap harinya.

Berdasarkan luas geografisnya, rumah sakit ini terletak di kecamatan Medan Tuntungan yang memiliki luas wilayah sebesar 20,68 km2. Kecamatan Medan Tuntungan ini memiliki batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Sebelah timur berbatsan dengan kecamatan Medan Johor Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Sebelah utara berbatsan dengan kecamatan Medan Selayang

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Terdapat 64 perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang yang diamati meliputi jenis kelamin perawat, umur, masa kerja, beban kerja dan jumlah pasien yang dirawat oleh perawat selama seminggu.

Data lengkap mengenai distribusi frekuensi responden berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada table 5.1 berikut:


(37)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah % Laki-laki 14 21,9

Perempuan 50 78,1 Total 64 100

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik jenis kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan yang berjumlah 50 orang (78,1%).

Umur

Data lengkap mengenai distribusi frekuensi responden berdasarakan umur dapat dilihat pada table 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Kelompok usia Jumlah % 23-31 24 37,5 32-39 22 34,4 40-47 13 20.3 48-55 5 7,8 Total 64 100

Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden yang paling banyak adalah umur 23-31 tahun yaitu berjumlah 24 orang (37,5%) .

Masa kerja

Data lengkap mengenai distribusi frekuensi responden berdasarakan masa kerja responden dapat dilihat pada table 5.3 berikut:


(38)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja (tahun) Jumlah % 1-5 29 45,3 6-10 10 15,6 11-15 13 20,3 16-20 3 4,7 21-25 3 4,7 26-30 6 9,4 Total 64 100

Dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik masa kerja responden yang paling banyak adalah perawat dengan masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 32 orang (50%).

Beban kerja

Data lengkap mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan beban kerja responden dapat dilihat pada table 5.4 berikut:

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Beban Kerja

Beban kerja Jumlah % Kepala ruangan 10 15,6 Perawat jaga 54 84,4 Total 64 100

Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik beban kerja responden yang paling banyak adalah perawat jaga yang berjumlah 54 orang (84,4%).


(39)

Jumlah pasien yang dirawat

Data lengkap mengenai distribusi frekuensi responden berdasarakan jumlah pasien yang dirawat responden perminggu dapat dilihat pada table 5.5 berikut:

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Pasien per Minggu

Jumlah pasien/minggu Jumlah % 17-24 14 21,8 25-32 0 0 33-40 21 32,8 41-28 17 26,6 49-56 12 18,8 Total 64 100

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden paling banyak adalah responden yang merawat pasien yang dengan jumlah 33-40 sebanyak 21 orang (32,8%).

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data

5.3.1.1. Distribusi Tingkat Stres Kerja

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner


(40)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat

Tingkat stres N % Tidak ada stres 12 18,8 Stres ringan 41 64,1 Stres sedang 11 17,1 Stres berat 0 0 Stres berbahaya 0 0 Total 64 100 Dari table 5.6 di atas terlihat bahwa stres perawat paling banyak berada pada tingkat stres ringan yaitu berjumlah 41 orang (64,1%), dan dari uji statistik didapati bahwa mean skor hasil uji tingkat stres kerja yang diperoleh adalah 17,4 dengan standar deviasi sebesar +/- 2,8.

Untuk lebih jelasnya, data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden mengenai penentuan tingkat stres kerja berdasarkan The Workplace


(41)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner No

Pertanyaan

Tidak Jarang Kadang- Sering Sangat Pernah kadang sering N % N % N % N % N % 1. Kondisi kerja yang tidak 20 31,2 16 25 28 43,8 0 0 0 0

menyenangkan atau bah kan terkadang tidak aman.

2. Saya merasa bahwa peker 32 50 9 14,1 21 32,8 1 1,6 1 1,6 jaan saya berpengaruh bu

ruk terhadap fisik atau per kembangan emosi saya

3. Saya memiliki terlalu banyak 14 21,9 16 25 34 53,1 0 0 0 0 pekerjaan atau terlalu banyak

batas waktu pekerjaan yang tidak pantas.

4. Saya kesulitan mengekspresi 25 39,1 7 10,9 25 39,1 7 10,9 0 0 kan pendapat atau perasaan

saya mengenai kondisi peker jaan saya kepada atasan saya.

5. Saya merasa bahwa pekerja 39 60,9 9 14,1 8 12,5 7 10,9 1 1,6 an saya mempengaruhi kehi

dupan keluarga atau pribadi

6. Saya memiliki kontrol penuh 0 0 0 0 22 34,4 16 25 26 40.6 terhadap pekerjaan saya

7. Saya memperoleh pengharga 30 46,9 3 4,7 15 23,4 14 21,9 2 3,1 an yang sesuai terhadap ki

nerja baik yang saya lakukan

8. Saya mampu menggunakan 0 0 2 3,1 3 4,7 12 18,8 47 73,4 kemampuan dan bakat saya

untuk bekerja secara maksimal.

Dari tabel 5.7 diatas terlihat bahwa pernyataan yang yang memiliki persentase jawaban sama yang tertinggi adalah pernyataan kedelapan yaitu berjumlah 47 orang (73,4%).


(42)

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Tingkat stres kerja

Tidak ada stres Stres ringan Stres sedang

N % N % N % Laki-laki 7 58,3% 7 17,1 0 0 Perempuan 5 41,7% 34 82,9 11 100 Dari tabel 5.8 diatas terlihat bahwa stres ringan paling banyak ditemui pada perawat perempuan yaitu sebanyak 34 orang (82,9%).

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan kelompok usia dapat dilihat dalam tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok usia

Tingkat stres kerja

Tidak ada stres Stres ringan Stres sedang

N % N % N % 23-31 3 25 14 34,1 7 63,6 32-39 2 16.7 18 43,9 2 18,2 40-47 6 50 7 17,1 0 0 48-55 1 8,3 2 14,9 2 18,2

Dari table 5.9 di atas terlihat bahwa kelompok usia 32-39 tahun paling tinggi tingkat stres ringannya yaitu sebanyak 18 orang (43,9%).

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan masa kerja dapat dilihat dalam tabel 5.10 berikut:


(43)

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat berdasarkan Kelompok Masa Kerja

Kelompok Masa Kerja

Tingkat stres kerja

Tidak ada stres Stres ringan Stres sedang

N % N % N % 1-5 2 16,7 19 46,3 8 72,7 6-10 5 41,7 5 12,2 0 0 11-15 1 8,3 11 26,8 1 9,1 16-20 2 16,7 0 0 1 9,1 21-25 2 16,7 1 2,4 0 0 26-30 0 0 5 12,2 1 9,1

Dari table 5.10 di atas terlihat bahwa kelompok masa kerja 1-5 tahun paling tinggi tingkat stres ringannya yaitu sebanyak 19 orang (46.3%).

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan beban kerja dapat dilihat dalam tabel 5.11 berikut:

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat berdasarkan Beban Kerja

Beban Kerja

Tingkat stres kerja

Tidak ada stres Stres ringan Stres sedang N % N % N % Kepala ruangan 2 16,7 7 17,1 1 9,1 Perawat jaga 10 83,3 34 82,9 10 90,9

Dari tabel 5.11 diatas terlihat bahwa stres ringan paling banyak ditemui pada perawat jaga yaitu sebanyak 34 orang (82,9%).

Hasil uji tingkat stres kerja perawat yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berdasarkan jumlah pasien yang dirawat per minggu dapat dilihat dalam tabel 5.12 berikut:


(44)

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Kerja Perawat berdasarkan Jumlah Pasien per Minggu

Jumlah pasien/minggu

Tingkat stres kerja

Tidak ada stres Stres ringan Stres sedang N % N % N % 17-24 2 16,7 10 24,4 2 18,1 33-40 4 33.3 16 39 1 9,1 41-48 4 33,3 9 22 4 36,4 49-56 2 16,7 6 14,6 4 36,4 Dari table 5.12 di atas terlihat bahwa stres ringan paling banyak dijumpai pada perawat dengan jumlah pasien 33-40 pasien per minggu yaitu sebanyak 16 orang (39%).

5.3.2. Pembahasan

Dari tabel 5.1 diketahui bahwa kebanyakan perawat berjenis kelamin perempuan yaitu 50 orang (78,1%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Indriyani (2009) yang melakukan penelitian tentang stres kerja perawat di rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang bahwa perawat rumah sakit di dominasi sebagian besar oleh tenaga kerja wanita. Berdasarkan tabel 5.2 didapati bahwa perawat kebanyakan perawat berada pada kelompok umur 23-31 tahun yaitu sebanyak 24 orang (37,5%). Dari hal ini tampak bahwa sebagian besar perawat berada pada umur yang produktif sehingga diharapkan dapat melakukan tugas dengan baik. Dari tabel 5.3 didapati bahwa kebanyakan perawat berada pada kelompok masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 29 orang (45,3%). Dari tabel 5.4 didapati bahwa perawat kebanyakan perawat bekerja sebagai perawat jaga yaitu sebanyak 54 orang (84,4%). Hal ini disebabkan tiap ruangan rawat inap ini hanya dikepalai oleh seorang kepala ruangan dan masing-masing ruangan ini dijaga oleh 6-7 perawat jaga untuk setiap harinya, hal inilah yang menyebabkan persentase jumlah perawat jaga lebih banyak dibanding kepala ruangan. Dari tebel 5.5 didapati bahwa kebanyakan perawat merawat 33-40 pasien/minggu yaitu sebanyak 21 orang (32,8%).


(45)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 orang perawat yang bekerja di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara yang menjadi responden penelitian diperoleh hasil 12 orang (18,8%) tidak menderita stres, perawat dengan stres ringan ada 41 orang (64,1%) dan perawat dengan stres sedang ada 11 orang (17,2%). Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Linch & Guido (2011) dari 63 perawat didapati jumlah tingkat stres kerja tertinggi adalah stres sedang sebanyak 33 orang (52,4 %).

Dari hasil penelitian juga didapati stres kerja lebih banyak didapati pada perawat berjenis kelamin perempuan dibanding laki-laki. Hal ini mendukung dengan penelitian yang dilakukan Azhar (2010) didapati dari 13 perawat yang mengalami stres kerja sebanyak 8 orang (62,7) merupakan perawat dengan jenis kelamin perempuan. Sementara penelitian lain dilakukan oleh Hasniati (2009) pada perawat di rumah sakit jiwa Prof.Dr. Soeroso Magelang dan didapati hasil tidak ada perbedaan stres kerja antara perawat laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan kelompok usianya didapati bahwa umur tidak menentukan seseorang mengalami stres atau tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat Olivia (2010) yang menyatakan bahwa tak seorangpun bisa terhindar dari stres. Semua golongan umur bisa terkena stres termasuk balita sekalipun.

Berdasarkan kelompok masa kerja didapati bahwa stres kerja lebih banyak ditemui pada perawat dengan masa kerja 1-5 tahun. Pada penelitian stres kerja perawat jiwa lain yang dilakukan oleh Adityaningtyas (2010) di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya menunjukan bahwa dari 41 perawat, 25 orang (60,98%) mengalami stres kerja dengan masa kerja yang lebih singkat dibanding responden lain. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan yang disebutkan Losyk (2005) bahwa stres kerja banyak ditemui pada masa-masa awal kerja.

Berdasarkan beban kerja yang ditanggung dari hasil penelitian didapati bahwa perawat jaga lebih memiliki stres kerja yang lebih tinggi dibanding kepala ruangan. Losyk (2005) dalam bukunya juga menyebutkan bahwa deadline tugas, laporan dan teguran dari atasan menyebabkan seseorang dalam hal ini perawat jaga masuk ke dalam masa krisis yang lama-kelamaan dapat menyebabkan stres kerja.


(46)

Berdasarkan kelompok jumlah pasien yang dirawat didapati bahwa jumlah pasien yang dirawat tidak mempengaruhi tingkat stres kerja perawatnya. Hal ini terlihat bahwa dengan peningkatan jumlah pasien tidak membuat para perawat mendapat intensitas stres kerja yang lebih tinggi.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Didapati perawat dengan tidak ada stres kerja ada 12 orang (18,8%), perawat dengan stres ringan ada 41 orang (64,1%) dan perawat dengan stres sedang ada 11 orang (17,1%).

2. Tingkat stres kerja ringan paling banyak ditemui pada perawat perempuan yaitu sebanyak 34 orang (82,9%).

3. Tingkat stres kerja ringan paling banyak ditemui pada perawat kelompok umur 32-39 tahun yaitu sebanyak 18 orang (43,9%).

4. Tingkat stres kerja ringan paling banyak ditemui pada perawat dengan masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 19 orang (46.3%).

5. Tingkat stres kerja ringan paling banyak ditemui pada perawat dengan beban kerja sebagai perawat jaga yaitu sebanyak 34 orang (82,9%).

6. Tingkat stres kerja ringan paling banyak ditemui pada perawat yang menjaga pasien berjumlah 33-40 pasien/ minggu yaitu sebanyak 16 orang (39%).

6.2. Saran

Meskipun kebanyakan perawat masih berada di tingkat stres ringan, namun peneliti menyarankan agar:

1. Kepada pihak Rumah Sakit Jiwa disarankan agar pentingnya diberikan penyuluhan tentang stres kerja dan juga penanggulangannya kepada perawat.

2. Perlunya diadakan deteksi berkala tentang tingkat stres kerja perawat. 3. Kepada para perawat, disarankan untuk melakukan konseling tentang stres


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Adityaningtiyas, A., 2010. Stres Kerja Pada Perawat dan Faktor yang

Mempengaruhi (Studi Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya).

Didapat dari:

Arie., 2011. Peran dan Fungsi Perawat di Rumah Sakit dan Keluarga. Didapat

dari:

Atok., H., 2010. Stres Kerja. Didapat dari: miklotof.wordpress.com (Diakses:12 April 2011).

Azhar., 2010. Gambaran Stres Pada Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi

Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara. Didapat dari: Repository

usu.ac.id (Diakses :20 Maret 2011).

Budiarto,E., & Angraeni,D., 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC,118. Djali, H., & Muljono, P., 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:

Gramedia, 34.

Djuwita, E., 2003. Pengetahuan Psikologi Populer Memilih dan Mencari Kerja

Sesuai Dengan Bakat dan Kepribadian. Tangerang: Kawan Pustaka, 12-13.

Handcock, P. A. and Desmond, P.A. 2001. Stress, Workload, and Fatigue. USA. Lawrence Erlbaum Associate, 84.

Hermansyah, H., 2009. Teori-Teori Keperawatan. Didapat dari:

Hilda, T.M., 2008. Guide to a Better Stress. Didapat dari:


(49)

Husein, U., 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 34-35.

Indriyani, A., 2009. Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap

Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit. (diakses: 2 Januari 2012).

Juliandi, Fujiati, I.I, Amelia,R, dan Wahyuni, A.S., Panduan Penulisan Proposal

Penelitian dan Laporan Hasil Penelitian Karya Tulis Ilmiah.

Kusumawati, A., 2008. Stres dan Koping Perawat pada Penanganan Pasien

Perilaku Kekerasan di Instalasi Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Semarang. Universitas Diponegoro. Didapat dari : Eprints.undip.ac.id (Diakses :20 Maret 2011).

Grande do Sul, Brazil. Didapat dari: Universidade Federal de Santa Maria,

Brasil.

Losyk, B., 2005. Kendalikan Stres Anda. Jakarta. Gramedia, 2-9.

Nasir, A, Muhith, A, Sajidin, dan Mubarak, W.I., 2009. Komunikasi dalam

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika,12-13.

Olivia, F., 2010. Mendampingi Anak Belajar, Bebaskan Anak dari Stres dan

Depresi Belajar. Jakarta : Gramedia, 22.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2010. Izin dan Penyelengaraan Praktik Perawat.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Didapat dari :


(50)

Rahman, F., 2010. Starategi Coping Perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Didapat dari :

etd.prints.ums.ac.id (Diakses : 20 Maret 2011).

Rini, J.C., 2002. Stress Kerja. Didapat dari :

(Diakses:10 April 2010).

Sagita, A.,2008. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kondisi Lingkungan Kerja

dengan Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Tebang Angkut Di Pabrik Gula Rejo Agung Madiun. Didapat dari: etd.eprints.ums.ac.id

(Diakses:7 mei 2011).

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarata : EGC, 214-219.

Undang Undang Republik Indonesia. 2009. Rumah Sakit. Didapat dari : http://www.scribd.com (Diakses :10 April 2010).

Wangsadjaja, R., 2010. Stres. Didapat dari :

(Diakses:7 mei 2011).

Wade, C dan Tavris, C., 2007. Psikologi. Edisi ke sembilan. Jakarta :Erlangga, 27-29.


(51)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Novita Ulfah

Tempat/Tanggal lahir : Kotanopan / 6 November 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya Wisata No. 33 C, Medan Johor

Riwayat Pendidikan : 1 Tahun 2002 lulus Sekolah Dasar Negeri IV Kotanopan 2.Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri I

Kotanopan

3.Tahun 2008 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Plus Sipirok

Riwayat Organisasi :1.Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(52)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Novita Ulfah/NIM 080100030 adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatrea Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Stres Kerja pada Perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar pada blok Community Research Program.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya.

Partisipasi saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas saudara/saudari akan disamarkan. Kerahasiaan data saudara/saudari akan dijamin sepenuhnya.

Saya berharap saudara/saudari bersedia mengikuti penelitian ini dan bila terdapat hal yang kurang dipahami, saudara/saudari dapat bertanya langsung pada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari menjadi partisipan dalam penelitian ini,saya ucapkan banyak terima kasih.

Peneliti

(Novita Ulfah) NIM : 080100030


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan, 2011

Peneliti Peserta

(Novita Ulfah) ( )


(54)

KUESIONER

Kuesioner Penentuan Stres Kerja berdasarkan The Workplace Stress Scale

Berilah tanda checklist pada jawaban yang anda pilih !

Nama : Beban kerja :

Jenis kelamin : Laki/Wanita Masa kerja : Tahun

Umur : Tahun Jumlah pasien : Orang/minggu

1. Kondisi kerja yang tidak menyenangkan atau bahkan terkadang tidak aman. a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

2. Saya merasa bahwa pekerjaan saya berpengaruh buruk terhadap fisik atau perkembangan emosi saya.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

3. Saya memiliki terlalu banyak pekerjaan atau terlalu banyak batas waktu pekerjaan yang tidak pantas.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

4. Saya kesulitan untuk mengekspresikan pendapat saya atau perasaan saya mengenai kondisi pekerjaan saya kepada atasan saya.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

5. Saya merasa bahwa pekerjaan saya mempengaruhi kehidupan keluarga atau pribadi saya.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

6. Saya memiliki kontrol penuh terhadap pekerjaan saya.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering


(55)

7. Saya memperoleh penghargaan yang sesuai terhadap kinerja baik yang saya lakukan.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering

b. Jarang d. Sering

8. Saya mampu menggunakan kemampuan dan bakat saya untuk bekerja secara maksimal.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Sangat sering


(56)

Uji Validitas nilai pertanya an 1 nilai pertanya an 2 nilai pertanya an 3 nilai pertanya an 4 Nilai pertanya an 5 nilai pertanya an 6 nilai pertanya an 7 nilai pertanya

an 8 Total

nilai pertanya an 1

Pearson

Correlation 1 .599

*

.227 .379 .402 1.000** .976** .393 .693**

Sig. (2-tailed) .024 .435 .182 .154 .000 .000 .164 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 2

Pearson

Correlation .599

*

1 .395 .540* .275 .599* .570* .233 .739**

Sig. (2-tailed) .024 .162 .046 .341 .024 .033 .423 .003

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 3

Pearson

Correlation .227 .395 1 .769

**

.464 .227 .216 .393 .727**

Sig. (2-tailed) .435 .162 .001 .095 .435 .457 .164 .003

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 4

Pearson

Correlation .379 .540

*

.769** 1 .410 .379 .290 .384 .692**

Sig. (2-tailed) .182 .046 .001 .145 .182 .314 .176 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 5

Pearson

Correlation .402 .275 .464 .410 1 .402 .430 .423 .579

*

Sig. (2-tailed) .154 .341 .095 .145 .154 .124 .131 .030

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 6

Pearson

Correlation 1.000

**

.599* .227 .379 .402 1 .976** .393 .693**

Sig. (2-tailed) .000 .024 .435 .182 .154 .000 .164 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 7

Pearson

Correlation .976

**

.570* .216 .290 .430 .976** 1 .430 .697**

Sig. (2-tailed) .000 .033 .457 .314 .124 .000 .125 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 8

Pearson

Correlation .393 .233 .393 .384 .423 .393 .430 1 .602

*

Sig. (2-tailed) .164 .423 .164 .176 .131 .164 .125 .023

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

total Pearson

Correlation .693

**

.739** .727** .692** .579* .693** .697** .602* 1

Sig. (2-tailed) .006 .003 .003 .006 .030 .006 .006 .023

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(57)

MASTER DATA

No. Kode Jenis

Kelamin Umur

Masa

Kerja Beban Kerja

Jumlah Pasien Perminggu Kelompok Umur Kelompok Masa Kerja Jumlah Pasien yang Dirawat

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Pt Keterangan

1 P1 Perempuan 23 2 Perawat jaga 46 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 2 3 2 2 2 3 5 4 23 Stres sedang

2 P2 Perempuan 29 2 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 2 2 2 3 2 3 4 1 19 Stres ringan

3 P3 Perempuan 35 4 Kepala

ruangan 46 32-39 6 s/d 10 thn 41-48 2 1 1 2 1 3 2 1 13

Tidak ada stress

4 P4 Perempuan 24 2 Perawat jaga 46 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 2 2 2 2 2 3 4 4 21 Stres sedang

5 P5 Laki-laki 40 22 Perawat jaga 24 40-47 21 s/d 25 thn 17-24 2 2 2 1 1 2 2 2 14 Tidak ada

stress

6 P6 Perempuan 34 15 Perawat jaga 24 32-39 11 s/d 15 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan

7 P7 Perempuan 35 12 Perawat jaga 56 32-39 11 s/d 15 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 3 21 Stres sedang

8 P8 Perempuan 38 13 Perawat jaga 56 32-39 11 s/d 15 thn 49-56 1 2 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan

9 P9 Perempuan 51 26 Kepala

ruangan 18 48-55 26 s/d 30 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 21 Stres sedang

10 P10 Laki-laki 34 25 Kepala

ruangan 56 32-39 21 s/d 25 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan

11 P11 Perempuan 28 2 Perawat jaga 19 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan

12 P12 Perempuan 34 3 Perawat jaga 36 32-39 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan

13 P13 Perempuan 35 3 Perawat jaga 36 32-39 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan

14 P14 Perempuan 40 12 Perawat jaga 17 40-47 11 s/d 15 thn 17-24 3 1 3 1 3 3 5 1 20 Stres ringan

15 P15 Perempuan 35 2 Perawat jaga 56 32-39 1 s/d 5 thn 49-56 2 1 3 3 3 3 5 1 21 Stres sedang

16 P16 Laki-laki 35 2 Perawat jaga 17 32-39 1 s/d 5 thn 17-24 3 1 2 1 3 3 5 1 19 Stres ringan

17 P17 Perempuan 52 18 Perawat jaga 56 48-55 16 s/d 20 thn 49-56 2 1 3 3 3 3 5 1 22 Stres sedang

18 P18 Perempuan 27 3 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan


(1)

KUESIONER

Kuesioner Penentuan Stres Kerja berdasarkan The Workplace Stress Scale

Berilah tanda checklist pada jawaban yang anda pilih !

Nama

:

Beban kerja

:

Jenis kelamin : Laki/Wanita

Masa kerja

: Tahun

Umur

: Tahun

Jumlah pasien : Orang/minggu

1.

Kondisi kerja yang tidak menyenangkan atau bahkan terkadang tidak aman.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

2. Saya merasa bahwa pekerjaan saya berpengaruh buruk terhadap fisik atau

perkembangan emosi saya.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

3. Saya memiliki terlalu banyak pekerjaan atau terlalu banyak batas waktu

pekerjaan yang tidak pantas.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

4. Saya kesulitan untuk mengekspresikan pendapat saya atau perasaan saya

mengenai kondisi pekerjaan saya kepada atasan saya.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

5. Saya merasa bahwa pekerjaan saya mempengaruhi kehidupan keluarga atau

pribadi saya.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

6. Saya memiliki kontrol penuh terhadap pekerjaan saya.


(2)

7. Saya memperoleh penghargaan yang sesuai terhadap kinerja baik yang saya

lakukan.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering

b. Jarang

d. Sering

8. Saya mampu menggunakan kemampuan dan bakat saya untuk bekerja secara

maksimal.

a. Tidak pernah

c. Kadang-kadang

e. Sangat sering


(3)

Uji Validitas nilai pertanya an 1 nilai pertanya an 2 nilai pertanya an 3 nilai pertanya an 4 Nilai pertanya an 5 nilai pertanya an 6 nilai pertanya an 7 nilai pertanya

an 8 Total

nilai pertanya an 1

Pearson

Correlation 1 .599

*

.227 .379 .402 1.000** .976** .393 .693**

Sig. (2-tailed) .024 .435 .182 .154 .000 .000 .164 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 2

Pearson

Correlation .599

*

1 .395 .540* .275 .599* .570* .233 .739**

Sig. (2-tailed) .024 .162 .046 .341 .024 .033 .423 .003

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 3

Pearson

Correlation .227 .395 1 .769

**

.464 .227 .216 .393 .727**

Sig. (2-tailed) .435 .162 .001 .095 .435 .457 .164 .003

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 4

Pearson

Correlation .379 .540

*

.769** 1 .410 .379 .290 .384 .692**

Sig. (2-tailed) .182 .046 .001 .145 .182 .314 .176 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 5

Pearson

Correlation .402 .275 .464 .410 1 .402 .430 .423 .579

*

Sig. (2-tailed) .154 .341 .095 .145 .154 .124 .131 .030

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 6

Pearson

Correlation 1.000

**

.599* .227 .379 .402 1 .976** .393 .693**

Sig. (2-tailed) .000 .024 .435 .182 .154 .000 .164 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 7

Pearson

Correlation .976

**

.570* .216 .290 .430 .976** 1 .430 .697**

Sig. (2-tailed) .000 .033 .457 .314 .124 .000 .125 .006

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

nilai pertanya an 8

Pearson

Correlation .393 .233 .393 .384 .423 .393 .430 1 .602

*

Sig. (2-tailed) .164 .423 .164 .176 .131 .164 .125 .023

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

total Pearson

Correlation .693

**

.739** .727** .692** .579* .693** .697** .602* 1

Sig. (2-tailed) .006 .003 .003 .006 .030 .006 .006 .023

N 14 14 14 14 14 14 14 14 14

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(4)

MASTER DATA

No. Kode Jenis

Kelamin Umur

Masa

Kerja Beban Kerja

Jumlah Pasien Perminggu

Kelompok Umur

Kelompok Masa Kerja

Jumlah Pasien

yang Dirawat

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Pt Keterangan

1 P1 Perempuan 23 2 Perawat jaga 46 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 2 3 2 2 2 3 5 4 23 Stres sedang 2 P2 Perempuan 29 2 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 2 2 2 3 2 3 4 1 19 Stres ringan 3 P3 Perempuan 35 4 Kepala

ruangan 46 32-39 6 s/d 10 thn 41-48 2 1 1 2 1 3 2 1 13

Tidak ada stress 4 P4 Perempuan 24 2 Perawat jaga 46 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 2 2 2 2 2 3 4 4 21 Stres sedang 5 P5 Laki-laki 40 22 Perawat jaga 24 40-47 21 s/d 25 thn 17-24 2 2 2 1 1 2 2 2 14 Tidak ada

stress 6 P6 Perempuan 34 15 Perawat jaga 24 32-39 11 s/d 15 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan 7 P7 Perempuan 35 12 Perawat jaga 56 32-39 11 s/d 15 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 3 21 Stres sedang 8 P8 Perempuan 38 13 Perawat jaga 56 32-39 11 s/d 15 thn 49-56 1 2 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan 9 P9 Perempuan 51 26 Kepala

ruangan 18 48-55 26 s/d 30 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 21 Stres sedang 10 P10 Laki-laki 34 25 Kepala

ruangan 56 32-39 21 s/d 25 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan 11 P11 Perempuan 28 2 Perawat jaga 19 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan 12 P12 Perempuan 34 3 Perawat jaga 36 32-39 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan 13 P13 Perempuan 35 3 Perawat jaga 36 32-39 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan 14 P14 Perempuan 40 12 Perawat jaga 17 40-47 11 s/d 15 thn 17-24 3 1 3 1 3 3 5 1 20 Stres ringan 15 P15 Perempuan 35 2 Perawat jaga 56 32-39 1 s/d 5 thn 49-56 2 1 3 3 3 3 5 1 21 Stres sedang 16 P16 Laki-laki 35 2 Perawat jaga 17 32-39 1 s/d 5 thn 17-24 3 1 2 1 3 3 5 1 19 Stres ringan 17 P17 Perempuan 52 18 Perawat jaga 56 48-55 16 s/d 20 thn 49-56 2 1 3 3 3 3 5 1 22 Stres sedang 18 P18 Perempuan 27 3 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan 19 P19 Laki-laki 33 12 Kepala 36 32-39 11 s/d 15 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan


(5)

ruangan

20 P20 Laki-laki 26 3 Perawat jaga 38 23-31 6 s/d 10 thn 33-40 3 1 1 2 1 1 3 1 13 Tidak ada stress 21 P21 Laki-laki 27 2 Perawat jaga 18 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 1 3 3 1 4 2 3 1 18 Stres ringan 22 P22 Laki-laki 44 22 ruangan Kepala 36 40-47 21 s/d 25 thn 33-40 3 1 2 2 1 1 3 1 14 Tidak ada stress 23 P23 Laki-laki 29 3 Perawat jaga 56 23-31 6 s/d 10 thn 49-56 1 2 1 1 2 2 1 3 14 Tidak ada stress 24 P24 Laki-laki 32 10 Perawat jaga 38 32-39 6 s/d 10 thn 33-40 1 3 3 1 4 2 3 1 18 Stres ringan 25 P25 Perempuan 42 15 Kepala

ruangan 56 40-47 11 s/d 15 thn 49-56 1 3 3 1 2 2 3 1 18 Stres ringan 26 P26 Perempuan 30 5 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 1 3 3 1 4 2 3 1 18 Stres ringan 27 P27 Perempuan 43 5 Perawat jaga 46 40-47 1 s/d 5 thn 41-48 3 1 1 1 3 1 2 1 13 Tidak ada

stress

MASTER DATA

No. Kode Kelamin Jenis Umur Masa Kerja Beban Kerja

Jumlah Pasien Perminggu

Kelompok Umur

Kelompok Masa Kerja

Jumlah Pasien yang Dirawat

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Pt Keterangan

28 P28 Perempuan 34 13 Perawat jaga 24 32-39 11 s/d 15 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan

29 P29 Perempuan 44 12 Perawat jaga 36 40-47 11 s/d 15

thn 33-40 3 3 2 1 1 2 2 2 18 Stres ringan

30 P30 Perempuan 37 10 Perawat jaga 36 32-39 6 s/d 10

thn 33-40 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan

31 P31 Perempuan 29 2 Perawat jaga 18 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 3 3 2 1 1 2 2 2 16 Stres ringan

32 P32 Perempuan 39 2 Perawat jaga 24 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 3 2 3 2 4 3 2 2 21 Stres sedang

33 P33 Laki-laki 52 18 Perawat jaga 56 48-55 16 s/d 20

thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 1 13

Tidak ada stres

34 P34 Perempuan 25 2 Perawat jaga 24 23-31 1 s/d 5 thn 17-24 1 3 3 1 4 2 3 1 16 Stres ringan

35 P35 Perempuan 31 3 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 2 1 1 2 2 1 1 2 12 Tidak ada


(6)

36 P36 Perempuan 39 29 Kepala

ruangan 41 32-39

26 s/d 30

thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

37 P37 Perempuan 35 10 Perawat jaga 46 32-39 6 s/d 10

thn 41-48 3 1 1 1 3 1 2 1 13

Tidak ada stres

38 P38 Perempuan 28 2 Perawat jaga 41 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

39 P39 Perempuan 40 12 Perawat jaga 41 40-47 11 s/d 15

thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

40 P40 Perempuan 32 1 Perawat jaga 56 32-39 1 s/d 5 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan

41 P41 Perempuan 27 3 Perawat jaga 38 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 1 1 1 5 1 16 Stres ringan

42 P42 Perempuan 26 2 Perawat jaga 56 23-31 1 s/d 5 thn 49-56 2 1 3 3 1 3 5 1 19 Stres ringan

43 P43 Perempuan 30 10 Perawat jaga 41 23-31 6 s/d 10

thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

44 P44 Perempuan 27 3 Perawat jaga 41 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

45 P45 Perempuan 40 10 Perawat jaga 17 40-47 6 s/d 10 thn 17-24 3 1 3 1 4 3 3 1 19 Stres ringan

46 P46 Perempuan 25 2 Perawat jaga 36 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan

47 P47 Perempuan 45 30 Kepala

ruangan 17 40-47

26 s/d 30

thn 17-24 3 1 3 1 5 3 3 1 20 Stres ringan

48 P48 Perempuan 39 2 Perawat jaga 38 32-39 1 s/d 5 thn 33-40 1 3 1 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

49 P49 Perempuan 37 10 Kepala

ruangan 38 32-39

6 s/d 10

thn 33-40 1 3 3 1 4 2 3 1 18 Stres ringan

50 P50 Perempuan 39 15 Perawat jaga 38 32-39 11 s/d 15

thn 33-40 1 3 1 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

51 P51 Perempuan 25 2 Perawat jaga 46 23-31 1 s/d 5 thn 41-48 3 3 1 3 3 1 4 2 20 Stres sedang

52 P52 Perempuan 25 2 Perawat jaga 38 23-31 1 s/d 5 thn 33-40 3 4 3 4 1 1 5 1 22 Stres sedang

53 P53 Laki-laki 54 28 Perawat jaga 38 48-55 26 s/d 30

thn 33-40 3 1 3 4 1 1 5 1 19 Stres ringan

No. KodeJenis KelaminUmur Beban Kerja P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Pt Keterangan

54 P54 Perempuan 35 13 Perawat jaga 41 32-39 11 s/d 15 thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

55 P55 Perempuan 54 28 Kepala ruangan 41 48-55 26 s/d 30 thn 41-48 1 1 3 3 1 1 5 1 16 Stres ringan

56 P56 Perempuan 32 12 Perawat jaga 38 32-39 11 s/d 15 thn 33-40 1 5 1 3 1 1 5 1 18 Stres ringan

57 P57 Perempuan 47 10 Perawat jaga 46 40-47 6 s/d 10 thn 41-48 3 2 1 1 1 1 2 1 12 Tidak ada stres

Masa Kerja

Jumlah Pasien Permingg

u

Kelompok Umur

Kelompok Masa Kerja

Jumlah Pasien

yang Dirawat


Dokumen yang terkait

Hubungan Supervisi Klinis dengan Kepuasan Kerja Perawat Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara

4 54 130

Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau Medan

9 88 58

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan Strategi Pelaksanaan Pada Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan

7 92 96

Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

2 36 88

Gambaran Kepuasan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2005

0 31 64

Gambaran Stres Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

1 42 78

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Pada Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono Boyolali.

0 4 16

Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali Tahun 2016.

20 56 52

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES KERJA PERAWAT BANGSAL RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

0 3 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Perilaku Asertif Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012

0 1 20