Gambaran Stres Perawat Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

(1)

GAMBARAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

AZHAR NIM. 071000255

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

GAMBARAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROPINSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana kesehatan Masyarakat.

Oleh :

071000255

AZHAR

FAKUKTAS KESEHATAN MASYARALAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

GAMBARAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 071000255 AZHAR

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi pada tanggal 31 Mei 2010 dan

dinyatkan telah memenuhi syarat untuk diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS dr. Halinda Sari Lubis, MKKK NIP. 19571117 198702 1 002 NIP. 19650615 199601 2 001 Penguji II Penguji III

Dra. Lina Tarigan, Apt, MS Ir. Kalsum, M.Kes

NIP. 19590806 198811 1 001 NIP. 19590813 199103 001

Medan, Juni 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19531018 198203 2 001 dr. Ria Masniari Lubis


(4)

ABSTRACT

The Stress Description of Nurses in Hospitalization Unit of Regional Mental Hospital North Sumatera 2010.

x + 54 pages + reference + 18 tables + appendices.

The objective of research would be to know the stress description of nurses in Regional Mental Hospital of North Sumatera 2010 related to individual factors (age, sex, marital status and work term) and psychosocial factors (workload, interpersonal relationship, responsibility and work-safety). This was a descriptive research using cross–sectional design, the population was all nurses in Regional Mental Hospital of North Sumatera, 117 individuals. The sample was nurses of Hospitalization Unit of Regional Mental Hospital, North Sumatera, 54 individuals.

The result indicated, that individuals with stress were 13 (24,07%) people, and those without stress 41 (75,93%) peoples. The respondents with stress were in age group 41,7 individuals (12,96%), female 8 individuals (14-81%), and work term 18 years, 7 individuals (12.96%), and married 13 individuals (24,07%). In rerelation to psychosocial factor the respondents with stress feeling moderate workload were 8 individuals (17,81%), moderate interpersonal relationship, 7 individuals (12,96%), small work responsibiliry, 7 individuals (12,96%), and less work safety, 8 individuals (14,81%).

It is then suggested to build a good communication with supervisor, and colleges to overcome the problems collaboratively, good description of job and better dicipline, to regulate and control the emotional feeling in accomplishing the tasks, either in receiving and treating the patients, and to take collaborative measures to minimize the workload, sufficient rest and to spend the holidays for relaxation.


(5)

ABSTRAK

Gambaran stres Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 x + 54 halaman + daftar pustaka + 18 tabel + lampiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres pada perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 berkaitan antara faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja) dan faktor lingkungan psikososial (beban kerja, hubungan interpersonal, tanggung jawab dan keamanan kerja). Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional, populasi adalah berjumlah Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berjumlah 117 orang, sampel adalah Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.

Hasil yang diperoleh bahwa responden yang mengalami stres yaitu 13 orang (24,07 %) dan tidak mengalami stres kerja 41 orang (75,93 %). Responden yang mengalami stres berada pada kelompok umur ≤ 41/tahun yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 8 orang (14,81 %), dan mempunyai masa kerja ≤ 18 tahun yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %) dan sudah menikah yaitu sebanyak 13 orang (24,07 %). Berkaitan dengan faktor psikososial responden yang mengalami stres yang merasakan beban kerja sedang yaitu sebanyak 8 orang (17,81 %), mempunyai hubungan interpersonal yang sedang yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %), memiliki tanggung jawab kerja yang kecil yaitu sebanyak 7 orang(12,96 %) dan merasakan bahwa tempat kerjanya kurang aman yaitu sebanyak 8 orang ( 14,81 %).

Disarankan menjalin komunikasi yang baik dengan atasan, teman kerja seprofesi yang lain untuk mengatasi permasalahan, membuat pembagian kerja yang jelas agar lebih teratur dan disiplin, mengatur dan mengendalikan perasaan emosi dalam melaksanakan pekerjaan, baik pada saat menerima dan merawat pasien, bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengurangi beban kerja, istirahat yang cukup dan menggunakan hari libur kerja untuk bersantai


(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : AZHAR

Tempat/Tgl. Lahir : Deli Serdang/16 Oktober 1969

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin Jumlah Saudara : 6 orang

Alamat Rumah : Jl. Marelan Raya Gg. Sepakat Medan

Riwayat Pendidikan

1. 1975 – 1983 : SD Tri Bakti Bersubsidi Medan

2. 1983 – 1986 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Medan 3. 1986 – 1989 : Sekolah Menengah Atas 15 Medan

4. 1989 – 1992 : Pendidikan Akademi Penilik Kesehatan Kabanjahe 5. 2007 – 2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

Riwayat Pekerjaan


(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Rumah Sakit ... 6

2.1.1 Tipe-Tipe (Klasifikasi Rumah Sakit) ... 6

2.1.2 Kegiatan di Rumah Sakit ... 7

2.2 Perawat ... 8

2.2.1 Pengertian Perawat ... 8

2.2.2 Konsep dan Tinjauan Keperawatan ... 8

2.2.3 Peranan Perawat ... 9

2.2.4 Fungsi Keperawatan ... 9

2.2.5 Tugas Perawat ... 10

2.3 Stres ... 10

2.3.1 Pengertian Stres ... 12

2.3.2 Pandangan Stres ... 12

2.3.3 Sumber-Sumber Stres... 13

2.3.3.1 Sumber Stres Dalam Diri ... 13

2.3.3.2 Sumber Stres Dalam Keluarga ... 13

2.3.3.3 Sumber Stres Dalam Masyarakat dan Lingkungan 13 2.3.4 Gejala Stres ... 17

2.3.5 Stres dan Daya Tahan Tubuh... 19

2.3.6 Usaha-Usaha Mengatasi Stres ... 20

2.3.7 Penilaian Stres ... 22

2.4 Kerangka Konsep ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.5 Defenisi Operasional ... 27

3.6 Aspek Pengukuran ... 28

3.6 Analisa Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 31


(8)

4.1.2 Jenis Pelayanan ... 33

4.1.3 Sumber Daya Manusia ... 33

4.1.4 Struktur Organisasi Bidang Keperawatan RSJD Propinsi Sumatera Utara ... 35

4.2 Hasil Penelitian ... 36

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Stres Di Tempat Kerja ... 37

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 37

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 38

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan... 39

4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja ... 39

4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal ... 40

4.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Kerja ... 41

4.2.9 Distribusi Responden Berdasarkan Keamanan Kerja ... 41

4.3 Gambaran Stres ... 41

4.3.0 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Umur di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 41

4.3.1 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 42

4.3.2 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Masa Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 42

4.3.3 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Status Perkawinan di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 43

4.3.4 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Beban Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 43

4.3.5 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Hubungan Interpersonal di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 44

4.3.6 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Tanggung Jawab Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 45

4.3.7 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Keamanan Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 45


(9)

BAB V PEMBAHASAN ... 47

5.1 Keadaan Stres Pada Perawat ... 47

5.2 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Umur ... 47

5.3 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

5.4 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Masa Kerja ... 49

5.5 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Status Perkawinan ... 49

5.6 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Beban Kerja ... 50

5.7 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Hubungan Interpersonal... 51

5.8 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Tanggung Jawab Kerja ... 51

5.9 Gambaran Sres Kerja Berdasarkan Kemanan Kerja... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL No. Tabel

Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 34 Tabel 4.2 Distribusi Perawat Berdasarkan Stres di Tempat Kerja di Unit

Rawat Inap RSJDPropinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 37 Tabel 4.3 Distribusi Perawat Berdasarkan Umur di Unit Rawat Inap RSJD

Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 37 Tabel 4.4 Distribusi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di Unit Rawat

Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.5 Distribusi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di Unit Rawat Inap

RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 38 Tabel 4.6 Distribusi Perawat Berdasarkan Status Perkawinan di Unit Rawat

Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 39 Tabel 4.7 Distribusi Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Unit Rawat Inap

RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 39 Tabel 4.8 Distribusi Perawat Berdasarkan Hubungan Interpersonal di Unit

Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 40 Tabel 4.9 Distribusi Perawat Berdasarkan Tanggung Jawab di Unit Rawat

Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 40 Tabel 5.0 Distribusi Perawat Berdasarkan Keamanan Kerja di Unit Rawat

Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 41 Tabel 5.1 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Umur di Unit

Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 41 Tabel 5.2 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Jenis Kelamin di

Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 .... 42 Tabel 5.3 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Masa Kerja di

Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 .... 42 Tabel 5.4 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Status Perkawainan di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010.. 43 Tabel 5.5 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Beban Kerja di

Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 .... 43 Tabel 5.6 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Hubungan

Interpersonal di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 44 Tabel 5.7 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Tanggung

Jawab di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 ... 45 Tabel 5.8 Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Keamanan Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010.. 45


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “GAMBARAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010”.

Selama proses penyusunan skripsi ini, telah banyak bantuan, nasehat dan bimbingan yang penulis terima demi kelancaran proses penyelesaian pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya skripsi ini, perkenankan saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Dr. Dapot Parulian Gultom, SpKJ selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah memberi izin belajar dan izin melakukan penelitian kepada penulis.

3. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Ketua Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sekaligus sebagai Dosen Penguji II pada ujian skripsi ini. 4. Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia menyediakan waktu dan pikiran dalam memberi petunjuk, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis.


(12)

5. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia menyediakan waktu dan pikiran dalam memberi petunjuk, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis.

6. Ibu Ir. Kalsum, M.Kes selaku Dosen Pengui III yang selalu memotivasi penulis untuk tidak menyerah.

7. Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes, Ibu Ummi Salmah, SKM, M.Kes dan Ibu Arfah Mardiana Lubis, M.Psi selaku Dosen di Departemen Kelamatan dan Kesehatan Kerja.

8. Bapak DR. Drs. Surya Utama, MS selaku Dosen Pembimbing Akademik 9. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Medan.

10.Istri ku tercinta “Fitri” terima kasih atas perhatian dan dukungan yang tak terhingga dan kepada anak-anak ku tersayang Raihan dan Nadya, terima kasih karena telah menjadi motivasi ku yang terbesar untuk menyelesaikan penelitian ini.

11.Ayahanda tercinta terima kasih yang sangat dalam atas perhatian dan doanya. 12.Seluruh Perawat dan Karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera

Utara, terima kasih atas kerjasama yang baik.

13.Teman-teman peminatan KKK : Fathul Jannah, lora Helena, Manna, Sisca, Evelina, Eva, gita, ika, minda, terima kasih atas bantuan dan doa nya.

14.Teman-teman stambuk 2007 ekstensi : Irfan, Amy, Dewi, kiki, vina, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(13)

15.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan rahmatNya kepada kita semua dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2010 Penulis


(14)

ABSTRACT

The Stress Description of Nurses in Hospitalization Unit of Regional Mental Hospital North Sumatera 2010.

x + 54 pages + reference + 18 tables + appendices.

The objective of research would be to know the stress description of nurses in Regional Mental Hospital of North Sumatera 2010 related to individual factors (age, sex, marital status and work term) and psychosocial factors (workload, interpersonal relationship, responsibility and work-safety). This was a descriptive research using cross–sectional design, the population was all nurses in Regional Mental Hospital of North Sumatera, 117 individuals. The sample was nurses of Hospitalization Unit of Regional Mental Hospital, North Sumatera, 54 individuals.

The result indicated, that individuals with stress were 13 (24,07%) people, and those without stress 41 (75,93%) peoples. The respondents with stress were in age group 41,7 individuals (12,96%), female 8 individuals (14-81%), and work term 18 years, 7 individuals (12.96%), and married 13 individuals (24,07%). In rerelation to psychosocial factor the respondents with stress feeling moderate workload were 8 individuals (17,81%), moderate interpersonal relationship, 7 individuals (12,96%), small work responsibiliry, 7 individuals (12,96%), and less work safety, 8 individuals (14,81%).

It is then suggested to build a good communication with supervisor, and colleges to overcome the problems collaboratively, good description of job and better dicipline, to regulate and control the emotional feeling in accomplishing the tasks, either in receiving and treating the patients, and to take collaborative measures to minimize the workload, sufficient rest and to spend the holidays for relaxation.


(15)

ABSTRAK

Gambaran stres Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 x + 54 halaman + daftar pustaka + 18 tabel + lampiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres pada perawat Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 berkaitan antara faktor individu (umur, jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja) dan faktor lingkungan psikososial (beban kerja, hubungan interpersonal, tanggung jawab dan keamanan kerja). Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional, populasi adalah berjumlah Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berjumlah 117 orang, sampel adalah Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara berjumlah 54 orang.

Hasil yang diperoleh bahwa responden yang mengalami stres yaitu 13 orang (24,07 %) dan tidak mengalami stres kerja 41 orang (75,93 %). Responden yang mengalami stres berada pada kelompok umur ≤ 41/tahun yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 8 orang (14,81 %), dan mempunyai masa kerja ≤ 18 tahun yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %) dan sudah menikah yaitu sebanyak 13 orang (24,07 %). Berkaitan dengan faktor psikososial responden yang mengalami stres yang merasakan beban kerja sedang yaitu sebanyak 8 orang (17,81 %), mempunyai hubungan interpersonal yang sedang yaitu sebanyak 7 orang (12,96 %), memiliki tanggung jawab kerja yang kecil yaitu sebanyak 7 orang(12,96 %) dan merasakan bahwa tempat kerjanya kurang aman yaitu sebanyak 8 orang ( 14,81 %).

Disarankan menjalin komunikasi yang baik dengan atasan, teman kerja seprofesi yang lain untuk mengatasi permasalahan, membuat pembagian kerja yang jelas agar lebih teratur dan disiplin, mengatur dan mengendalikan perasaan emosi dalam melaksanakan pekerjaan, baik pada saat menerima dan merawat pasien, bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat mengurangi beban kerja, istirahat yang cukup dan menggunakan hari libur kerja untuk bersantai


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Undang- Undang No.23 tahun 1992 disebutkan bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pembukaan UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Derajat kesehatan besar artinya bagi pembangunan Indonesia seutuhnya dan pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan memperhatikan peranan kesehatan diatas, diperlukan upaya yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu (Depkes RI,1992).

Undang-Undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok tenaga kerja dalam pasal 9 dinyatakan bahwa tenaga kerja berhak mendapat perlindungan kesehatan, kesehatan pemeliharaan moral, moral kerja, perlakuan yang sesuai dengan martabat moral agama. Salah satu upaya keselamatan kerja (K3) adalah memelihara faktor-faktor lingkungan kerja agar senantiasa dalam batas - batas yang aman dan sehat sehingga tidak terjadi penyakit atau kecelakaan akibat kerja dan tenaga kerja dapat menikmati derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Soepomo, 2001).

Hidup manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik fisik mental emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat dipenuhi dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi pada kenyataannya sering kali usaha-usaha pemenuhan kebutuhan tersebut mendapat banyak rintangan dan


(17)

hambatan. Tekanan-tekanan dan kesulitan-kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam keadaan stres (Prawono,H,2004).

Pada suatu penelitian sederhana tentang perawat di perawatan intensif Huekabay dan Jagla (1979) menemukan bahwa beban kerja berlebihan dipandang sebagai sumber stres yang paling penting sedangkan kematian pasien dan masalah komunikasi dengan teman sejawat merupakan stres penting berikutnya. Namun dalam penelitian yang lebih besar terhadap 1974 perawat di perawatan intensif Stefen (1980) menemukan bahwa konflik interpersonal dipandang sebagai sumber stres yang paling penting dengan prosedur manajemen unit.

Hingley dan Cooper (1986) menemukan bahwa beban kerja yang berlebihan merupakan sumber stres yang paling penting pada suatu stempel penelitian, terdiri dari 521 manajer keperawatan. Hubungan dengan staf senior ketegangan dan peran mendua (Ambiguitas), hubungan interpersonal juga dikenal (sebagai sumber utama stres bagi keperawatan) (Charles, 1997).

Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara sebagai salah satu aset vital propinsi Sumatera Utara yang mempunyai misi utama melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terpadu, meningkatkan upaya pencegahaan dan penanggulangan gangguan jiwa dan masalah psikososial di masyarakat.

Dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, maka Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara memanfaatkan semua sarana, fasilitas dan unsur-unsur manajemen yang ada termasuk manusia sebagai karyawan, tempat kerja dan lingkungan kerja sekitarnya.


(18)

Salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara adalah unit rawat inap. Unit rawat inap ini terdiri dari 14 ruangan yang dijaga oleh 117 orang perawat. Unit ini membutuhkan pengawasan yang maksimal 24 jam oleh dokter ahli dan tenaga keperawatan yang kompeten, karena begitu kompleksnya pekerjaan di unit ini, sangatlah diperlukan teknik-teknik dan keterampilan / kemahiran tersendiri dalam menangani pasien, maka kesiapan fisik, mental, lingkungan kerja yang baik sangatlah dibutuhkan oleh setiap perawat dalam bekerja, karena jika tidak, stres akibat kerja dapat terjadi setiap saat.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara. Mereka mengeluh berupa perasaan cemas dan tegang, takut ancaman yang tiba-tiba dari pasien ketika mengawasi pasien lagi makan dan ketika memberi obat. Selain memberi makan dan memberi obat pasien, mengawasi pasien mandi pagi juga merupakan tugas perawat. Tugas rutin lain yang dikerjakan perawat adalah menuliskan langkah-langkah asuhan keperawatan yang dilakukan dalam menangani setiap pasien. Sebagaian perawat juga mengeluh ada perasaan berdebar-debar dan sakit kepala. Ada juga perawat yang marah-marah pada pasien tanpa alasan yang jelas. Gejala psikologis lain yang dapat terlihat adalah kurangnya keharmonisan antara perawat dan atasannya yaitu kepala ruangan, dimana ketidakcocokan dengan atasan ini membuat perawat tersebut sering memendam perasaan, gejala-gejala yang lain yaitu berupa gangguan saluran pencernaan, rasa mual, muntah, perih di hulu hati. Bila keadaan seperti ini dibiarkan terus menerus maka akan terjadi stres. Sebagian besar perawat yang bekerja diunit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara sudah menikah, sehinga mereka


(19)

juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya, dan masalah-masalah yang terjadi di dalam rumah tangga dan lingkungannya dapat mempengaruhi hubungan interpersonal baik dengan rekan kerja maupun dengan pasien.

Atas pertimbangan dan pertimbangan tersebut di ataslah yang mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran stres perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana gambaran stres perawat yang bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tahun 2010”.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran stres kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tahun 2010.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran stres pada perawat berdasarkan karakteristik individu (umur, masa kerja, jenis kelamin, status perkawinan) di unit rawat inap Rumah sakit jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tahun 2010.


(20)

2. Mengetahui gambaran stres pada perawat berdasarkan lingkungan psikososial (beban kerja, hubungan interpersonal, tanggung jawab dan keamanan kerja) di ruang unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara mengenai stres perawat di unit rawat inap untuk bahan pertimbangan dalam membina dan mengembangkan kualitas dan sumber daya manusia bagi tenaga perawat.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan perawat serta penulis dalam penelitian. 3. Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit secara tradisional diartikan sebagai tempat menampung dan mengobati orang sakit. Menurut Guwandi (1991) rumah sakit adalah satu usaha menyediakan pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medik jangka pendek dan jangka pamjang yang terdiri dari tindakan observasi, diagnostik, teraupatik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk yang mau melahirkan. Bisa juga disamping itu menyediakan atau tidak menyediakan pelayanan atas dasar berobat jalan kepada pasien yang langsung pulang.

2.1.1.Tipe-tipe (Klasifikasi Rumah Sakit)

1. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah terdiri dari :

a. Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik luas

b. Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas

c. Kelas B I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik

d. Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik 4 dasar lengkap

e. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.


(22)

2. Rumah Sakit Kelas A dan B II dapat berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Pemerintah ditentukan berdasarkan tingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan dalam bidang kekhususannya dan ditetapkan terdiri oleh Menteri Kesehatan.

Klasifakasi Rumah Sakit Umum Swasta berpedoman pada Rumah Sakit Pemerintah dan ditetapkan tersendiri oleh Menteri Kesehatan. Kelas tiap Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus ditetapkan tersendiri oleh Menteri Kesehatan (Lumenta 1989).

2.1.2. Kegiatan di Rumah Sakit

Kegiatan suatu Rumah Sakit dapat dikelompokkan menjadi kegiatan kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Secara garis besar kegiatan tersebut dibagi atas :

1. Rawat jalan, seperti poliklinik, kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, pemeriksaan periodik (General Check – up), gigi.

2. Rawat inap, seperti rawat inap interne, anak, mata, bedah, kebidanan, paru-paru, jantung, kulit, kelamin, telinga hidung dan tenggorokan, neurologi psichiatri, mulut gigi, rawat intensif, dan lain-lain.

3. Rawat gawat darurat.

4. Pelayanan medik, seperti ruang operasi dan ruang persalinan.

5. Pelayanan penunjang non medik, yakni ruang cuci, dapur, administrasi, rumah tangga, dan personalia.

6. Pendidikan dan latihan.


(23)

2.2. Perawat

2.2.1. Pengertian Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan suatu pendidikan dasar keperawatan dan diberi wewenang oleh pemerintah serta memenuhi syarat untuk memberikan pelayanan perawat yang bermutu dan penuh tanggung jawab.

2.2.2. Konsep dan Tujuan Keperawatan

1. Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Kegiatan dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan.

2. Tujuan Keperawatan

a. Untuk membantu individu bebas dari masalah kesehatan yang dimaksudkan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk berpartisipasi meningkatkan kesehatannya.

b. Supaya individu mengembangkan potensinya dalam memelihara kesehatannya secara optimal mungkin agar tidak bergantung kepada orang lain dalam memelihara kesehatannya secara optimal mungkin agar tidak bergantung kepada orang lain dalam memelihara kesehatannya.

c. Untuk membantu individu memperoleh derajat kesehatannya seoptimal mungkin.


(24)

2.2.3. Peranan Perawat

Yang dimaksud dengan peranan adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang dengan kedudukan dalam suatu sistem. Peranan atau tingkah laku yang diharapkan dan nilai orang lain terhadap perawat adalah :

a. Sebagai pelaksana perawat. Masyarakat mengharapkan perawat untuk mengulangi masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.

b. Sebagai seorang pendidikan. Perawat harus dapat berperan sebagai seorang pendidik bagi individu, keluarga dan masyarakat karena dalam pelayanan perawatan berhubungan dengan perubahan tingkah laku.

c. Sebagai administrator atau manager. Setiap tenaga kerja adalah anggota potensial dalam kelompoknya serta dapat mengatur timnya sebagai perencana serta penilai pekerjaannya

2.2.4. Fungsi Keperawatan

Tehnical Discussions dalam world health assembly ke 9 tahun 1956 menyusun daftar mengenai fungsi perawat antara lain :

a. Memberikan pelayanan asuhan yang terampil kepada orang sakit dan tidak mampu sesuai dengan kebutuhan fisik, emosional dan spiritual pasien baik dirumah sakit, dirumah, di sekolah maupun dipabrik.

b. Melakukan pekerjaan guru kesehatan atau penyuluh kesehatan terhadap pasien dan keluarganya di rumah, di rumah sakit, di sonatorium atau pabrik c. Membuat pengamatan yang penting tentang situasi dan kondisi fisik dan

emosional yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan dan meneruskan pengamatan tersebut kepada anggota lain dalam tim kesehatan.


(25)

2.2.5. Tugas Perawat

Tugas perawat merupakan perincian dari fungsi yang harus dilakukan sehubungan dengan hak, wewenang dan tanggung jawab seorang perawat.

Merupakan tugas seorang perawat antara lain : a. Memperhatikan kebutuhan pasien

b. Merawat manusia dengan tanggung jawab, mengerti diri dan motivasi c. Memberi pelayanan asuhan kepada orang yang menderita sakit.

Dalam melaksanakan tugas perawatan seorang perawat harus selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien serta tidak mengabaikan keamanan dirinya. Menurut Abraham Maslow, bahwa kebutuhan dasar manusia yang nomor dua adalah kebutuhan rasa aman tersebut terhadap pasien yang dirawatnya. Lingkungan tempat perawatan pasien yang tertib dan aman akan membantu mempercepat penyembuhan pasien. Untuk itu bila melaksanakan tugas jangan lupa memperhatikan prinsip keamanan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) (Depkes, 1989).

2.3. Stres

2.3.1. Pengertian Stres

Stres adalah tekanan yang terlalu besar bagi kita. Stres itu sangat bersifat personal. Setiap orang memiliki tingkatan toleransi tertentu pada tekanan disetiap waktunya, yaitu kemampuan kita untuk mengatasi atau tidak mengatasinya. Kita mengalaminya pada tingkatan yang berbeda dalam hidup kita, kita mengalaminya secara unik gejalanya bisa sangat bervariasi, sama banyaknya seperti pilihan teman kita.


(26)

Kita bisa mengalami tekanan dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan pribadi kita yang toleransi atau dalam hubungannya dengan tekanan ditempat kerja. Kadang-kadang kita merasa heran sendiri karena melihat bahwa kita mampu mengatasimasalah yang besar disaat bersamaan dan disaat lain kita merasa jatuh oleh apa yang secara objektif tampak sebagai suatu permintaan yang remeh dari pasangan atau bos anda (Towney, 2002).

Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.

Stres ialah suatu akibat dari tekanan emosional, rangsangan-rangsangan atau suasana yang merusak, keadaan fisiologis sorang individu. Besar kecilnya saat yang menegankan tersebut sebenarnya relatif. Tergantung tinggi rendahnya kedewasaan keperibadian serta bagaimana sudut pandang seseorang dalam menghadapinya (Susilawati, 2005).

Dalam peristiwa stres, sekurang-kurangnya ada 3 hal yang saling berkaitan, yaitu : hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres (stresor). Orang yang mengalami stres (the stresed) dan hubungan orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres (transaction) beserta segala yang bersangkutan olehnya.

Dari ketiga unsur pokok itu dapatlah secara ringkas dirumuskan bahwa stres adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan, apakah itu nyata atau tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang ada padanya, (Hardjana, 1994).


(27)

2.3.2. Pandangan Stres

Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya

karena memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres sebenarnya maka dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :

1. Pandangan Stres Sebagai Stimulus

Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana semakin tinggi besar tekanan yang dilami seseorang, maka semakin besar pula stres yang dialaimi. Pandangan ini didasari hukum elastisitas Hooke yang menjelaskan semakin berat beban satu logam, maka semakin besar pula stres yang dialami, melalui pandangan ini maka dianalogikan pada manusia apabila semakin besar tekanan yang dialami, semakin besar pula stres yang dialaminya.

2. Pandangan Stres Sebagai Respons

Mengidentifikasikan stres sebagai respons individu terhadap stresor yang diterima, dimana ini sebagai akibat respon fisiologis dan emosianal atau juga sebagai respon yang non spesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.

3. Pandangan Stres Sebagai Transaksional

Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara orang dengan lingkungan, dengan meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dalam terbentuknya sebuah koping. Dalam interaksi lingkungan ini dapat diukur situasi yang potensial mengandung stres dengan mengukur dari presepsi individu terhadap masalah, mengkaji kemampum seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang diarahkan mangatasi masalah (Hidayat, 2004).


(28)

2.3.3. Sumber-sumber Stres

Sumber stres merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik,psikososial maupun spiritual.

Selain sumber stresor diatas, stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan (Hidayat, 2004).

1. Sumber Stres Dalam Diri

Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah sebagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai denagan dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan suatu stres, (Hidayat, 2004).

Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjana yang menyatakan bahwa tak seorang pun bisa terhindar dari stres, bayi bisa terkena stres, balita bisa kedatangan stres, kaum remaja tidak bisa luput dari padanya, kaum muda tak mungkin terhindar. Orang dewasa pasti mengalami, kelompok lansia apalagi.

2. Sumber Stres Dalam Keluarga

Stres ini bersumber dari masalah keluarga ditandai adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga permasalahan ini akan selalu menimbulkan suatu keadaan yang dinamakan stres, (Hidayat, 2004).

3. Sumber Stres Dalam Masyarakat dan Lingkungan

Sumber stres ini dapat terjadi dikingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan, secara umumdisebut juga sebagai stres pekerja karena


(29)

lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurang adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.

Lingkungan kerja dapat juga menjadi sumber stres karena :

A. Beban Kerja

Beban kerja berlebihan, misalnya, merawat terlalu banyak pasien, mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sekerja dan menghadapi masalah keterbatasan tenaga, (Charles A, 1997).

Tuntutan pekerjaan yang terlalu banyak dan harapan perusahaan yang berlebih terhadap pekerja dapat mempengaruhi imunitas tubuh dan kesehatan pekerja tersebut seccara langsung. Tuntutan tersebut diantaranya :

• Beban kerja yang berat • Waktu istirahat yang jarang • Jam kerja yang panjang

• Pergantian jam kerja (shift) yang kurang tepat jadwalnya (jarak antara shift terlalu dekat).

• Beban kerja yang padat dan rutin namun sedikit memberi nilai dan arti bagi kehidupan.

Beban kerja yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan pekerjaan dan keluarga atau salah penempatan.


(30)

B. Tanggung Jawab Kerja

Bila seseorang harus bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, perubahan dalam hidup menyebabkan ia tidak mempunyai kontrol. Misalnya, teman kerja tidak masuk, ia harus menggantikan tugasnya.

Stres dapat ditimbulkan tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggungnya, (Prawono, 2004).

Kerja yang penuh tanggung jawab atas keselamatan orang sangat cendrung mengakibatkan stres. Kerja sama ini dialami para petugas medis, paramedis, dokter dan perawat, dinas kebakaran dan polisi. (Hardjana, 1994).

Tarigan L (2004) yang melakukan penelitian terhadap 20 orang perawat kerja Rumah Sakit Umum Elisabeth Medan menyatakan bahwa tanggung jawab kerja menunjukkan hasil yang tidak bermakna terhadap terjadinya stres kerja. Ia juga menyatakan sehubungan dengan rasa tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan disiplin kerja. Dalam hal ini tenaga kerja akan termotifasi dalam melakukan tugasnya yang memberikan dampak positif bagi tenaga kerja dalam hal penyelesaian tugas yang tepat waktu dan ketelitian dalam melakukanpekerjaan.

C. Hubungan Antar Manusia (Interpersonal)

Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain, misalnya, mengalami konflik dengan teman sejawat, mengetahui orang lain tidak menghargai sumbangsih yang dilakukan, dan gagal membentuk tim kerja dengan staf. (Charles, 1997).

Dalam Tarigan L (2004) hubungan antar manusia ditempat kerja jelas merupakan sumber stres karena hubungan dengan atasan, rekan kerja dan bawahan tidak selalu baik dan serasi. Hal ini dapat terjadi karena unsur persaingan atau tidak


(31)

yang disengaja mau menjatuhkan. Juga dapat karena kelemahan manusiawi para pelakunya, seperti kurang kepekaan prilaku yang menggangu, dan cita rasa yang berbeda yang bersumber pada kepribadian masing-masing.

D. Keamanan Kerja

Orang akan mengalami stres jika dalam kerja itu dia dapat diberhentikan dari pekerjaan setiap saat, terutama bila mencari pengganti kerja sangatlah sulit. Rasa aman juga berhubungan dengan keamanan fisik, misalnya bila dalam bekerja atau oleh pekerjaan yang ditanganinya, mudah mengalami kecelakaan dan keselamatannya terus-menerus dipertarukan. Yang termasuk keamanan kerja adalah jaminan pensiun sesudah lepas kerja. Namun dengan tersedia uang pensiun pun tidak sedikit orang mengalami stres. Kemungkinan terkena stres itu semakin tinggi bila selepas kerja tidak tersedia jaminan pensiun dan tidak ada tempat lain yang menggantikannya.

Stres kerja pada hakekatnya merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor, yaitu pekerjaann itu sendiri sebagai faktor eksternal, dan karakter maupun persepsi pakerjaan sebagai faktor internal. Beberapa sumber stres kerja, menurut Cooper (1983) antara lain sebagai berikut. (Anies, 2005)

Lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang buruk berpotensi

menyebabkan pekerja mudah sakit, mengalami steres psikologis dan menurunkan produktivitas kerja. Lingkungan yang kurang nyaman, misalnya panas, berisik, sirkulasi udara kurang, membuat pekerja mudah menderita stres.


(32)

Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif.

Dikatakan overload secara kuantitatif, bila target kerja melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan, akibatnya mudah lelah dan berada dalamketegangan tinggi. Overload kualitatif, bila pekerjaan memiliki tingkatan kesulitan atau kerumitan yang tinggi.

Deprivational stres. Istilah deprivational stres diperkenalkan oleh George

Every dan Daniel Girdano (1980), pekerjaan yang tidak lagi menantang atau menarik bagi pekerja. Akibatnya, timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidakpuasan dan sebagainya.

Pekerjaan Beresiko Tinggi. Ada pekerjaan yang beresiko tinggi dan

berbahaya bagi keselamatan, misalnya pekerjaan dipertambangan, di lepas pantai, pekerja cleaning service pada gedung-gedung pencakar langit dan sebagainya, pekerjaan-pekerjaan tersebut berpotensi menimbulkan stres.

2.3.4. Gejala Stres

Menurut Beehr dan Newman (1978), gejala stres kerja dibagi dalam tiga aspek, yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan gejala prilaku. Beberapa gejala yang banyak dijumpai di lingkungan kerja dikemukakan sebagai berikut.

Gejala psikologis berupa kecemasan dan ketegangan, sering berupa suatu ancaman terhadap keselamatan maupun kesehatan, meskipun kadang-kadang juga terkait engan jaminan sosial. Gejala fisik yang terjadi berupa peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Biasanya dirasakan oleh pekerja yang bersangkutan sebagai berdebar-debar, sakit kepala, mual dan sebagainya.


(33)

Gejala psikologis lain berupa bingung, marah dan mudah tersinggung. Hal ini akan diikuti dengan meningkatnya produksi hormon adrenalin dan noradrenalin. Pekerja yang bersangkutan prestasi dan produktifitasnya menurun. Pada taraf awal sulit dikenali, tetapi dalam jangka panjang akan mudah diketahui bahwa produktivitas kerjanya semakin menurun. Sering disangka menderita suatu penyakit fisik yang menahun, tetapi ternyata berakar dari faktor psikologis.

Pekerja yang memendam perasaan, misalnya tidak cocok dengan bidang pekerjaan tetapi tidak berani mengungkapkan. Adakalnya karena ketidakcocokan dengan atasan juga menimbulkan gejala psikologis berupa memendam perasaan. Gejala ini akan diikuti dengan gejala fisik berupa gangguan saluran pencernaan, berupa rasa mual, muntah perih dihulu hati karena tukak lambung. Pekerja ini juga berpotensi untuk lari menggunakan minuman keras atau yang memabukkan.

Pada pekerjaan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, cendrung lebih sering berkeringat. Gejala prilaku yang muncul antara lain terjadi kecendrungan peningkatan agresivitas dan tindakan kriminal.

Stres yang berkepanjangan atau menahun mengakibatkan ketegangan yang terus-menerus. Stres yang demikian umumnya berlatar belakang kemiskinan, konflik dalam keluarga dan termasuk perkawinan yang kurang bahagia, serta ketidak puasan kerja. Menurut Miler (1997), akar dari stres menahun ini berasal dari pengalaman traumatis dimasa lalu dan tersimpan terus di alam bawah sadar. Hal ini berbahaya, karena terdapat kecendrungan membawa stres ini ketempat kerja.


(34)

Manusia merupakan kesatuan antara jiwa dan badan, roh dan tubuh, spiritual dan material. Karena itu bila terkena stres, segala segi kehidupan akan terkena stres tidak hanya segi lahir, tetapi juga dari segi batin. Maka tidak mengherankan bila gejala (Symptom) stres ditemukan dalam segala segi diri manusia, yang penting : fisik, emosi, intelek dan interpersonal. (Harjana, 1994).

2.3.5. Stres dan Daya Tahan Tubuh

Stres dapat diartikan sebagai suatu persepsi akan adanya ancaman atau tantangan yang menggerakkan, menyiagakan atau membuat aktif dirinya. Tenaga kerja dapat merasakan lingkungan kerjannya sebagai suatu ancaman atau suatu tantangan, diamana ia merasa belum pasti dapat menghadainya dengan berhasil.

Menurut penelitian Baker dan kawan-kawan (1987), stres yang dialami oleh seseorang mengubah sistem kekebalan tubuh dengan cara fighting diesease cells. Akibatnya, orng cendrung sering menderita penyakit. Sebenarnya telah lama diketahui hubungan antara stres dan kesehatan, sebagai mana dikemukakan oleh dua peneliti, Plaut dan Friedman (1981). Kedua peneliti tersebut berhasilmembuktikan, bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk menderita penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Ditemukan bukti, bahwa pada saat suasana hati seorang negatif terjadi penurunan respon antibodi, sedangkan pada saat suasana hati positif respon anti bodi meningkat pula.

Peneliti lain, Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang stres dengan hubungannya dengan daya tahan tubuh ditentukan oleh jenis, lama dan frekuensi stres yang dialami oleh seseorang. Makin kuat stresor, makin lama dan sering terjadi, sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah menimbulkan penyakit.


(35)

Secara sederhana, imunitas berarti kondisi tubuh yang memiliki daya tahan yang masuk kedalamnya, sebuah teori pertumbuhan kanker mengatakan bahwa setiap orang sedang mengembangkan pada suatu waktu hidupnya. Respon kekebalan yang menurun menjadi bekti yang membedakan antara orang yang menjadi korban dan orang yang terluput. Orang yang mudah terserang kanker adalah mereka yang mudah stres. (Goliszek, 2005).

2.3.6. Usaha-usaha mengatasi stres

Dalam menghadapi stres (to fight), mencakup tiga macam strategi yang semestinya dilakukan. (Anies, 2005).

a. Mengubah lingkungan kerja , jika perlu dengan memanipulasi sedemikian rupa, sehingga nyaman bagi tenaga kerja.

b. Mengubah lingkungan kerja melalui persepsi tenaga kerja, misalnya dengan meyakinkan diri bahwa ancaman itu tidak ada.

c. Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stres. Misalnya dengan latihan-latihan yang di bimbing oleh psikolog, meditasi, relaksi progresif, hypnosis dan otosugesti.

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang sehat, baik fisik, mental maupun sosial, diperlukan kerja sama dari pimpinan perusahaan dari berbagai bidang dan keahlian, termasuk psikolog. Dalam hal ini psikolog menangani psikolog industri.

Upaya pemeliharaan dan peningkatankesehatan maupun keselamatan kerja, perlu dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerja yang merupakan sumber timbulnya kebosanan, kelelahan, kecelakaan dan stres psikologis. (Anies, 2005).


(36)

Menurut Charles dan Aemon (1997). Setiap orng mungkin mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menanggulangi dan mengurangi stres. Dewe (1989) meneliti respon perawat terhadap stres dan mengidentifikasi 6 kategori penanggulangan yaitu :

a. Strategi pemecahan masalah.

b. Mencoba untuk melepaskan dan meletakkan sesuatu dalam persfektif (sebenarnya).

c. Menjaga masalah pada diri sendiri.

d. Melibatkan diri sendiri dalam pekerjaan dan bekerja lebih keras dalam waktu yang lebih lama.

e. Menerima pekerjaan apa adanya dan mencoba agar pekerjaan tersebut tidak menyedihkan anda.

f. Strategi pasif.

Cara negatif untuk menangani stres sedapat mungkin harus dihindari. Walaupun sama sekali tidak dapat menyelesaikan perkara secara tunta, tetapi sedapat mungkin mengatasi stres dengan hal-hal yang positif. Karena paling sedikit tidak mendatangkan stres baru. Metode mengatasi stres yang diungkapkan oleh Hardjana (1994) dapat berupa tindakan langsung (direct action), mencari informasi (seekinginformation), berpaling pada orang lain (turning to others), penerimaan dengan pasrah (resigned acceptance) dan proses intra psikis (intrapsychis proceses). (Charles, 1997).


(37)

2.3.7. Penilaian Stres

Bagai mana proses penilaian terhadap hal, peristiwa, orang atau keadaan terjadi sehingga akhirnya pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa hal, peristiwa, orang atau keadaan itu sungguh menekan, menegangkan, penuh stres. Dikalangan ahli, proses itu disebut penilaian kognitif (cognitive appraisal). Lewat proses itu, orang yang menghadapi hal, peristiwa, orang atau keadaan menilai : apakah semuanya itu mengandung tuntutan yang mengancam kesejahteraan (well-being)-nya, dan apakah tersedia padanya sumber daya untuk menghadapi tuntutan itu.

Pada waktu dihadapkan pada hal, peristiwa, orang atau keadaan yang dapat mengakibatkan stres, kita memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimpa kita. Dari pemikiran itu, ada tiga kesimpulan yang dapat dihasilkan yaitu :

1. Kita menyimpulkan bahwa hal yang dapat mendatangkan stres itu tidak berarti apa-apa (irrelevant) bagi kesejahteraan kita.

2. Kita sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa yang dapat mendatangkan stres itu ternyata bagi (good) dan mendatangkan keuntungan bagi kita.

3. Kita semua tak mau harus menerima bahwa keadaan yang kita hadapi memang mendatangkan stres (stresfull).

Penilayan peristiwa sebagai mendatangkan stres itu dapat berpangkalan pada tiga pemikiran, yaitu :

1. Penilayan tentang kerugian dan kehilangan (harm-loss) 2. Pemikiran tentang ancaman (threat)


(38)

Bersama dengan, atau sesudah, proses penilayan itu, kita juga menilai dan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia pada kita untuk mengatasi stres. Dengan melihat apakah hal yang kita hadapi akan mendatangkan stres, kita lalu mengukur apakah sumber daya kita cukup atau tidak untuk mengatasi kerugian, ancaman dan tantangan yang ada pada hal yang mendatangkan stres itu. Seperti sudah kita lihat, sumber daya itu dapat bersifat fisiologis, psikologis atau sosialis (Hardjana, 1994).

2.4. Kerangka Konsep

Perawat Rawat Inap

STRES Faktor Individu :

- Umur

- Jenis kelamin - Masa Kerja - Status Perkawinan

Lingkungan psikososial

- Beban kerja

- Hubungan interpersonal - Tanggung jawab kerja - Keamanan kerja


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif tentang kerja pada perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 dengan desain cross sectional.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat diruang unit rawat inap rumah sakit jiwa yang terletak dijalan Tali Air I No.21 Medan Kecamatan Medan Tuntungan dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian mengenai stres perawat dirumah sakit tersebut dan juga adanya kemudahan serta dukungan yang diberikan untuk melaksanakan penelitian.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga November tahun 2010

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah semua perawat yang bekerja dibagian unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Medan yaitu 14 ruangan yang berjumlah 117 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel ditentuan dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan sederhana.


(40)

Jumlah sample dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane ( Ridwan 2007 ), yaitu :

n =

1 .d2 + N

N

dimana : n = Jumlah Sampel penelitian N = Jumlah Populasi

d² = Presisi yang di tempatkan 10% ( 0,1 )

jadi : n =

( )

0,1 1 .

117 117

2

+ n = 53,91 = 54

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel adalah sebanyak 54 orang, maka penarikan sampel setiap ruangan adalah sebagai berikut :

ni =

Nxn Ni

dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. N = Jumlah populasi seluruhmya. n = Jumlah sampel seluruhnya.


(41)

Ruangan Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Ruangan Cempaka 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Mawar 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan G.sitoli 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Singgalang 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan S. Merapi 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan Sibul-buli 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan Kamboja 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan Anggrek 9 ni =

54 117

9

x = 4,15 = 4

Ruangan Sinabung 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Sipiso-piso 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Pusuk Bukit 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Melur 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4

Ruangan Napza 7 ni =

54 117

7

x = 2.23 = 2

Ruangan Bukit Barisan 8 ni =

54 117

8

x = 3,69 = 4


(42)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder :

1. Data primer diperoleh dengan wawancara dengan membagikan kuesioner pada perawat dibagikan di unit rawat inap.

2. Data sekunder yang diperoleh dari bagian personalia Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara.

3.5. Definisi Operasional

1. Perawat yaitu paramedis yang bekerja di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara.

2. Umur yaitu ulang tahun yang terakhir dari perawat sampai saat penelitian ini dihitung dalam tahun.

3. Jenis kelamin adalah perbedaan organ biologis responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

4. Masa kerja yaitu lamanya responden menjalankan pekerjaannya sebagai perawat di ruang unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara.

5. Status perkawinan yaitu keterangan perawat yang bekerja di ruang unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara dalam keluarga apakah sudah kawin apa belum.

6. Stres kerja yaitu tanggapan yang menyeluruh dari seorang perawat terhadap setiap tuntutan yang berasal dari pekerjaan, individu itu sendiri maupun lingkungan kerjanya.


(43)

7. Beban kerja yaitu beban yang dirasakan perawat dalam menyelesaikan pekerjaannya.

8. Hubungan interpersonal yaitu interaksi dan komunikasi perawat dengan rekan kerja.

9. Tanggung jawab kerja semua pekerjaan yang harus diselesaikan / dipenuhi sesuai dengan tugasnya.

10. Keamanan kerja yaitu suasana nyaman, tenang dan tenteram yang dirasakan oleh perawat selama bekerja di ruang unit rawat inap.

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1.Penentuan Tingkat Stres Kerja

Menurut Grant Brecht (2000), penilaian stres dapat dilakukan berdasarkan gejala- gejala yang timbul akibat stres. Aspek pengukuran stres menurutnya adalah sebagai berikut :

- Skor > 60 : Stres - Skor < 60 : Tidak Stres

3.6.2.Penentuan Beban Kerja

Untuk pengukuran beban, hubungan interpersonal, tanggung jawab dan keamanan kerja diukur berdasarkan jawaban responden dalam bentuk jawaban “Ya” dan “Tidak” dari semua pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner.

Penilaian untuk beban kerja di ruang Inap diajukan masing- masing 6 pertanyaan.


(44)

Untuk kriteria penilaian beban kerja : 0 = Tidak

1 = Ya

Nilai untuk beban kerja adalah : a. Ringan, jika total skor < 3 b. Sedang, jika total skor 3 - 4 c. Berat, jika total skor > 4

3.6.3.Penentuan Hubungan Interpersonal

Penilaian untuk hubungan interpersonal di ruang Inap diajukan masing- masing 6 pertanyaan.

Untuk kriteria penilaian hubungan interpersonal adalah : 0 = Tidak

1 = Ya

Nilai untuk hubungan interpersonal adalah : a. Baik, jika total skor < 3

b. Sedang, jika total skor 3 - 4 c. Kurang, jika total skor > 4

3.6.4.Penentuan Tanggung Jawab

Penilaian untuk tanggung jawab di ruang Inap diajukan masing- masing 6 pertanyaan.

Untuk kriteria penilaian tanggung jawab adalah : 0 = Tidak


(45)

Nilai untuk tanggung jawab adalah : a. Kecil, jika total skor < 3 b. Sedang, jika total skor 3 – 4 c. Besar, jika total skor > 4

3.6.5.Penentuan Keamanan Kerja

Penilaian untuk keamanan kerja di ruang Inap diajukan masing- masing 6 pertanyaan.

Untuk kriteria penilaian keamanan kerja adalah : 0 = Tidak

1 = Ya

Nilai untuk keamanan kerja adalah : a. Aman, jika total skor < 3

b. Kurang aman, jika total skor 3 – 4 c. Tidak aman, jika total skor > 4

3.7. Analisa Data

Setelah data dikumpulkan, data diolah secara manual dan dibuat dalam bentuk tabel. Analisa dilakukan dengan melihat angka persentase dari tabel.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara

Rumah Sakit Jiwa Medan telah berdiri sejak tahun 1935 yang berlokasi di Jl. Timur Medan, dan pada tahun 1981 RS. Jiwa Medan ini dipindahkan lokasinya ke Jl. Let.Jend. Djamin Ginting Km.10/Tali Air No.21 Padang Bulan Medan. RS. Jiwa ini pada era tahun-tahun berikutnya adalah berkembang sesuai dengan perkembangan Fakultas Kedokteran USU yang pada saat itu Direktur RS. Jiwa Medan juga merangkap sebagai Kepala Bagian Psikiatri (Bagian Ilmu Penyakit Jiwa ) yaitu Prof. Dr. M. Ildrem.

Tahun 1935 didirikan “Doorgangshuizen Voor Krankzinnigen” (RS. Jiwa) di Glugur, sebagai RS. Jiwa yang ke-5, kapasitas 26 tempat tidur sampai pendudukan Jepang pada tahun 1943. Tahun 1947 sampai dengan 1950 (selama 3 tahun) di Dolok Merangir. Tahun 1950 sampai dengan 1958 dibuka Poliklinik Psikiatri yang merupakan Annex RS. Jiwa Pematang Siantar. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1979 Rumah sakit milik Belanda (Zieken Verpleging) letaknya di Jl. Timor 10 Medan dimanfaatkan sebagai RS. Jiwa Medan dan menampung pasien Rawat Inap dari Pematang Siantar dengan kapasitas 200 tempat tidur.

Pada tahun 1979 RS. Jiwa Medan di Jl. Timor 10/19 Medan dengan kapasitas 200 tempat tidur, karena ada perubahan tata kota diadakan ruilslaag. Rumah sakit yang baru terletak diterusan Padang Bulan Km. 10, J1. Bekala Lama, Kampung Mangga Kecamatan Medan Johor dengan Luas tanah lebih kurang 38.000 m2(3,8 Ha)


(47)

dengan luas bangunan 5.709 m2. Dengan pengembangan kota alamat RS. Jiwa diganti dengan JI. Let.Jend Djamin Ginting Km. 10/ Jl.Tali Air No.21 Medan. Pada tanggal 5 Februarl 1981 mulai ditempati pada tanggal 15 Oktober 1981 diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan R.I (Bapak Dr.Suwardjono Suryaningrat) dengan kapasitas 200 tempat tidur.

Mendapat Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : YM.00.03.3.5.5829 yang meliputi Administrasi, Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis pada tanggal 28 Desember 1999. Setelah Otonomisasi dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, Rumah Sakit Jiwa Medan merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kemudian sesuai dengan Perda Nomor 8 Tahun 2004 dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 188.34/2641/K/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara, maka RS. Jiwa Pusat Medan menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Mendapat Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada tanggal 3l Oktober 2008. Penetapan Rumah Sakit jiwa Daerah selaku Penyelenggara Pola Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD) Propinsi Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera utara Nomor : 445/4496/K/Tahun 2008.


(48)

4.1.2. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit ini meliputi : 1. Unit Gawat Darurat

2. Rawat Jalan 3. Rawat Inap

4. Rehabilitasi Medik

5. Gangguan Mental Organik 6. Anak dan Remaja

7. Pemeriksaan Kesehatan Jiwa 8. Psikologi

9. Fisio Therapi

10.Brain Mapping/ Rekam Otak 11.Geriatri/ Lanjut Usia

12.Poli Gigi 13.Lab Klinik 14.Narkoba 15.Apotek

4. 1. 3. Sumber Daya Manusia

Dalam mengelola sebuah rumah sakit diperlukan sumber daya manusia yang cukup besar dan berkualitas pada rumah sakit tersebut. Menurut data personalia jumlah dan penyebaran karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 yaitu sebagai berikut :


(49)

Tabel. 4. 1. Distribusi Frekwensi Karyawan Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010 .

Jenis Karyawan Jumlah (Orang ) Persentase (%)

 Ahli Jiwa

 Dokter Umum

 Psikolog

 Perawat D3

 Perawat S1

 Perawat SPK

 Perawat SPKSJ

 Perawat SPRB

 Perawat Bidan

 Perawat Gigi

 Apoteker

 Dokter Gigi

 Sarjana Lainnya

 Pegawai Non Perawat

6 20 3 97 15 12 2 5 6 2 3 5 9 85 2,22 7,41 1,11 35,93 5,56 4,44 0,74 1,85 2,22 0,74 1,11 1,85 3,33 31,48

Jumlah seluruhnya 270 100


(50)

4. 1. 4. Struktur Organisasi Bidang keperawatan RSJD Propinsi Sumatera Utara

DIREKTUR

Kabid Perawat

Kasi Rawat Inap/Rehabilitasi Kasi Rawat Jalan/UGD

Poli Jiwa Poli Narkoba

Anggrek

Singgalang Gunung Sitoli Mawar Sinabung

Sipiso-piso

Rehabilitasi Bukit Barisan Pusuk Buhit

Napza Kamboja S. Merapi Sibual-buali Poli Umum


(51)

Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari RSJD Propinsi Sumatera Utara mempunyai Motto : HORAS (Harmonis Objektif Rapi Aman Sigap ) melalui Visi : Menjadikan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Fisik yang terbaik secara profesisonal untuk keputusan masyarakat, melalui misi :

1. Malaksanakan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Fisik yang terpadu.

2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan gangguan jiwa dan masalah psikososial di masyarakat.

3. Menyediakan dan mengembangkan fasilitas pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam bidang pelayanan Kesehatam Jiwa.

4. Meningkatkan upaya profesionalisme dan sumber daya manusia melalui pengembangan ilmu filosofi, keterampilan dan etika profesi.

4.2. Hasil Penelitian

Data umum responden yang terdiri dari gambaran stres, faktor individu dan faktor lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(52)

4.2. 1. Distribusi Responden Berdasarkan Stres diTempat kerja

Tabel 4.2. Distribusi Perawat Berdasarkan Stres di Tempat Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Kejadian Stres Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Stres 13 24,07

2 Tidak Stres 41 75,93

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mengalami tidak stres di tempat kerja yaitu sebanyak 41 orang ( 75,93% ).

4.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.3. Distribusi Perawat Berdasarkan Umur di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Umur (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 < 41 28 51,85

2 > 41 26 48,15

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur ≤ 41 tahun yaitu sebanyak 28 orang ( 51,85 %).


(53)

4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4. Distribusi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 12 22,22

2 Perempuan 42 77,78

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar reponden perempuan yaitu sebanyak 42 Orang (77,78%).

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.5. Distribusi Perawat Berdasarkan Masa Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Masa Kerja (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 < 18 28 51,85

2 > 18 26 48,15

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai masa kerja ≤ 18 tahun yaitu sebanyak 28 orang ( 51,85 %).


(54)

4.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 4.6. Distribusi Perawat Berdasarkan Status Perkawinan di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Satus Perkawinan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Menikah 46 85,2

2 Belum Menikah 8 14,8

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar reponden sudah menikah yaitu sebanyak 46 Orang (85,2%).

4.2.6. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja

Tabel 4.7. Distribusi Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Beban Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Ringan 19 35,18

2 Sedang 22 40,74

3 Berat 13 24,08

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan beban kerja yang sedang yaitu sebanyak 22 orang ( 40,74 %).


(55)

4.2.7. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Interpersonal

Tabel 4.8. Distribusi Perawat Berdasarkan Hubungan Interpersonal di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Hubungan Interpersonal Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Baik 15 27,78

2 Sedang 31 57,40

3 Kurang 8 14,82

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar reponden menyatakan Hubungan Interpersonal yang sedang yaitu sebanyak 31 Orang (57,41%).

4.2.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Kerja

Tabel 4.9. Distribusi Perawat Berdasarkan Tanggung Jawab di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Tanggung Jawab Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Kecil 16 29,63

2 Sedang 29 53,70

3 Besar 9 16,67

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan tanggung jawab kerjanya sedang yaitu sebanyak 29 orang ( 53,70 %)


(56)

4.2.9. Distribusi Responden Berdasarkan Keamanan Kerja

Tabel 5.0. Distribusi Perawat Berdasarkan Keamanan Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

No Keamanan Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Aman 18 33,33

2 Kurang Aman 34 62,97

3 Tidak Aman 2 3,70

Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar reponden menyatakan kurang aman di tempat kerja yaitu sebanyak 34 Orang (62,97%).

4.3. Gambaran Stres

Tabel 5.1. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Umur di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Umur (tahun)

Kejadian Stres Total

Persentase (%) Stres % Tdk Stres %

≤ 41 7 12,96 21 38,89 28 51,85

> 41 6 11,11 20 37,04 26 48,15

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mengalami stress sebagian besar berada pada kelompok umur < 41 tahun yaitu sebanyak 7 orang ( 12,96 %).


(57)

Tabel 5.2. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Jenis Kelamin di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Jenis Kelamin

Kejadian Stres

Total Persentase ( %) Stres % Tdk Stres %

Laki-laki 5 9,26 7 12,96 12 22,22

Perempuan 8 14,81 34 62,77 42 77,78

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa reponden yang mengalami stres sebagian besar yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 8 Orang (14,81%).

Tabel 5.3. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Masa Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Masa Kerja (tahun)

Kejadian Stres Total

Persentase ( %) Stres % Tdk Stres %

< 18 7 12,96 21 38,89 28 51,85

> 18 6 11,11 20 37,04 26 48,15

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mengalami stres sebagian besar terdapat pada perawat yang memiliki masa kerja < 18 tahun yaitu sebanyak 7 orang ( 12,96 %).


(58)

Tabel 5.4. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Status Perkawinan di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Status Perkawinan

Kejadian Stres Total

Persentase ( %) Stres % Tdk Stres %

Menikah 13 24,07 33 61,13 46 85,20

Belum Menikah 0 0 8 14,80 8 14,80

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa reponden yang mengalami stres sebagian besar terdapat pada perawat yang sudah menikah yaitu sebanyak 13 Orang (24,07%).

Tabel 5.5. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Beban Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Beban Kerja

Kejadian Stres Total

Persentase ( %) Stres % Tdk Stres %

Ringan 5 9,26 14 25,93 19 35,19

Sedang 8 14,81 14 25,93 22 40,74

Berat 0 0 13 24,07 13 24,07


(59)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mengalami stres sebagian besar terdapat pada perawat yang merasakan beban kerja yang sedang yaitu sebanyak 8 orang ( 41,81 %).

Tabel 5.6. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Hubungan Interpersonal di Unit Rawat Inap di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Hubungan Interpersonal

Kejadian Stres

Total Persentase ( %) Stres % Tdk Stres %

Baik 1 1,85 14 25,93 15 27,78

Sedang 7 12,29 24 44,44 31 57,40

Kurang 5 9,26 3 5,56 8 14,82

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa reponden yang mengalami stres sebagian besar terdapat pada perawat yang merasakan hubungan interpersonal sedang yaitu sebanyak 7 Orang (12,96 %).


(60)

Tabel 5.7. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Tanggung Jawab Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Tanggung Jawab

Kejadian Stres

Total Persentase ( %) Stres % Tdk stres %

Kecil 7 12,96 9 16,67 16 29,63

Sedang 6 11,11 23 42,59 29 53,70

Besar 0 0 9 16,67 9 16,67

Jumlah 13 24,07 41 75,93 54 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mengalami stressebagian besar terdapat pada perawat yang merasakan beban kerja yang kecil yaitu sebanyak 7 orang ( 12,96 %).

Tabel 5.8. Distribusi Perawat Terhadap Stres Berdasarkan Keamanan Kerja di Unit Rawat Inap RSJD Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010

Keamanan Kerja

Kejadian Stres

Total Persentase ( %) Stres % Tdk stres %

Aman 5 9,26 13 24,07 18 33,33

Kurang Aman 8 14,81 26 48,15 34 62,96

Tidak Aman 0 0 2 3,71 2 3,71


(61)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa reponden yang mengalami stres sebagian besar terdapat pada perawat yang merasakan tempat kerjanya kurang aman yaitu sebanyak 8 orang (14,81 %).


(62)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Keadaan Stres Pada Perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 54 orang perawat yang bekerja di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara yang menjadi sampel penelitian diperoleh hasil 13 orang ( 24,07 % ) yang mengalami stres dan 41 orang ( 75,93 % ) tidak mengalami stres

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat yang bekerja di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara tidak mengalami stres. Mereka bekerja dengan baik dan dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan.

Kesiapan dan kecakapan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas tidak terlepas dari latar belakang pendidikan yang sudah sesuai dengan pekerjaannya dan juga tingkat pendidikan yang mereka miliki, dimana sebagian besar perawat merupakan tamatan Akademi Keperawatan yaitu sebesar 97 orang dan Sarjana Keperawatan sebanyak 15 orang

5.2. Gambaran Stres Kerja Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa dari 13 orang yang mengalami stres, sebanyak 7 orang (12,96 %) pada kelompok umur ≤ 41 tahun dan 6 orang ( 11,11 %) pada kelompok > 41 tahun.


(1)

KUESIONER PENENTUAN STRES PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSJD

PROP. SUMATERA UTARA 2010

Berilah tanda “X” pada nilai yang saudara pilih!! Nilai 0 : Tidak pernah sama sekali

1 : Kadang-kadang 2 : Cukup sering 3 : Sangat sering 4 : Terus-menerus

Nama :

Jenis kelamin : Laki/Wanita

Umur : tahun

Status perkawinan : Kawin/Belum

Masa kerja : tahun, bulan

A GEJALA FISIK NILAI

0 1 2 3 4 1 Sakit kepala, pusing, pening

2 Jantung berdebar-debar 3 Diare/gangguan buang air besar 4 Gatal-gatal/ gangguan kulit 5 Rasa sakit pada rahang 6 Kerongkongan kering

7 Perubahan pola/ saat-saat makan 8 Banyak berkeringat

9 Sering buang air kecil 10 Mudah kaget

TOTAL NILAI

B GEJALA EMOSIONAL NILAI

0 1 2 3 4 1 Cepat marah dan murung

2 Cemas/takut/ panik 3 Sering menangis 4 Emosi berlebihan 5 Tertawa gelisah 6 Merasa tidak berdaya

7 Selalu mengkritik diri sendiri dan orang lain 8 Merasa diabaikan

9 Mudah tersinggung

TOTAL NILAI

C GEJALA PERILAKU/ TINDAKAN NILAI

0 1 2 3 4 1 Menurunnya kegairahan

2 Pemakaian alkohol yang berlebihan 3 Meningkatnya konsumsi rokok/ kopi 4 Gangguan pada kebiasaan makan 5 Gangguan tidur

6 Kecenderungan menyendiri 7 Sering absen di tempat kerja 8 Mudah mendapat kecelakaan

9 Melakukan kekerasan atau tindakan agresif 10 Problem seksual


(2)

D GEJALA INTELEKTUAL NILAI

0 1 2 3 4 1 Lemahnya daya ingat

2 Tidak mampu untuk berkonsentrasi 3 Perasaan tidak berdaya

4 Menyalahkan diri sendiri 5 Bingung/pikiran kacau

6 Produktivitas atau prestasi kerja menurun 7 Mutu kerja rendah

8 Melamun secara berlebihan 9 Kehilangan rasa humor yang sehat 10 Berpikir negatif

TOTAL NILAI

E GEJALA INTERPERSONAL NILAI

0 1 2 3 4 1 Kehilangan kepercayaan pada orang lain

2 Mudah menyalahkan orang lain 3 Mudah membatalkan janji

4 Suka mencari-cari kesalahan orang lain 5 Menyerang teman/ orang dengan kata-kata 6 Mengambil sikap terlalu mempertahankan diri 7 Mendiamkan orang lain

8 Mengambil sikap terlalu membentengi diri

TOTAL NILAI

(Grant Brecht, 2000)

KUESIONER FAKTOR LINGKUNGAN KERJA PERAWAT DI RUANG UNIT RAWAT INAP RSJD

PROP. SUMATERA UTARA 2010

A. BEBAN KERJA

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah pekerjaan saudara terasa terlalu banyak? 2 Apakah pada saat bekerja saudara mempunyai

waktu luang yang banyak?

3 Apakah pekerjaan saudara menyita banyak waktu luang yang saudara miliki?

4 Apakah pekerjaan saudara membuat saudara merasa mengantuk dan tidak kosentrasi?

5 Apakah pekerjaan saudara membuat saudara merasa lelah?

6 Apakah pekerjaan saudara sebagian bersifat rutin?

B. HUBUNGAN INTERPERSONAL

1 Apakah saudara berselisih paham dengan teman kerja/ atasan saudara?

2 Apakah atasan saudara kurang peduli terhadap bawahan?

3 Apakah komunikasi anda dengan teman kerja/ atasan saudara kurang lancar?

4 Apakah saudara merasa hasil kerja yang saudara lakukan kurang dihargai?

5 Apakah pergantian atasan mempengaruhi semangat kerja saudara?

6 Apakah saudara kurang mempunyai cukup waktu untuk bergaul dengan teman kerja/ atasan saudara?


(3)

C. TANGGUNG JAWAB

1 Apakah saudara mempunyai tanggung jawab moral yang besar terhadap pekerjaan saudara?

2 Apakah saudara harus mempertanggungjawabkan hasil kerja saudara terhadap atasan/ teman kerja? 3 Apakah saudara harus memberikan uraian/ laporan

saudara kepada atasan secara rutin?

4 Apakah saudara merasa cemas atau tegang tanpa alasan yang tepat sehubungan dengan pekerjaan saudara?

5 Apakah saudara merasa terbebani dengan pekerjaan saudara secara tidak adil? (mis: menggantikan teman yang tidak masuk kerja) 6 Apakah saudara harus menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu?

D. KEAMANAN KERJA

1 Apakah saudara merasa bahwa pekerjaan saudara mempunyai potensi kecelakaan yang tinggi? 2 Apakah saudara sering mengalami kecelakaan

pada saat bekerja? (mis: terpotong, terpercik bahan berbahaya, terkena benda tajam)

3 Apakah saudara dalam melakukan pekerjaan memerlukan sikap hati-hati yang berlebihan? 4 Apakah dalam bekerja tidak disediakan APD (alat

pelindung diri)?

5 Apakah saudara merasa cemas/ takut jabatan saudara diturunkan atau diberhentikan?

6 Apakah saudara mendapat jaminan pensiun kerja nantinya?


(4)

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN GAMBARAN STRES PERAWAT

DI UNIT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010

No

Respon

Umur

(Tahun)

Masa kerja

(Tahun)

Status

Perkawinan

Beban

Kerja

Hubungan

Interpersonal

Tanggung

Jawab Kerja

Keamanan

Kerja

Stress

1

44

23

1

3

3

3

2

1

2

38

18

1

2

2

2

2

2

3

41

18

1

1

1

1

1

1

4

36

12

1

1

1

1

1

1

5

48

26

1

3

3

3

1

1

6

38

12

1

2

2

1

2

2

7

45

23

1

2

2

2

2

1

8

31

12

1

1

3

1

2

2

9

50

26

1

3

2

3

2

1

10

38

12

1

2

1

2

1

1

11

36

12

1

1

1

2

1

1

12

41

11

1

1

3

1

1

1

13

44

19

1

3

2

3

2

1

14

31

13

1

1

2

1

1

1

15

23

1

2

1

3

1

3

1

16

52

25

1

1

2

1

2

2

17

50

24

1

3

1

2

2

1

18

40

18

1

2

1

2

2

1

19

44

21

1

1

3

2

2

1

20

32

1

2

1

2

2

2

1

21

45

21

1

3

2

2

2

1


(5)

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN GAMBARAN STRES PERAWAT

DI UNIT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010

No

Respon

Umur

(Tahun)

Masa kerja

(Tahun)

Status

Perkawinan

Beban

Kerja

Hubungan

Interpersonal

Tanggung

Jawab Kerja

Keamanan

Kerja

Stress

23

34

12

1

3

2

2

2

2

24

23

1

2

2

2

2

3

1

25

44

21

1

2

2

3

2

1

26

43

17

1

1

2

2

1

2

27

38

12

1

2

2

2

1

1

28

34

12

1

1

2

2

2

1

29

45

21

1

1

1

2

2

2

30

42

10

1

1

2

2

2

1

31

51

24

1

3

3

1

2

2

32

25

1

2

2

2

1

2

1

33

50

23

1

2

1

3

1

1

34

4

18

1

1

1

2

2

1

35

44

20

1

3

2

2

1

1

36

44

19

1

2

1

1

2

37

48

23

1

2

3

2

1

38

42

19

1

1

2

1

1

39

41

19

1

2

1

2

1

40

23

1

2

2

1

2

1

41

45

18

1

2

2

1

2

42

52

24

1

2

2

2

1

43

38

12

1

3

2

1

1


(6)

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN GAMBARAN STRES PERAWAT

DI UNIT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010

No.

Respon

Umur

(Tahun)

Masa kerja

(Tahun)

Status

Perkawinan

Beban

Kerja

Hubungan

Interpersonal

Tanggung

Jawab Kerja

Keamanan

Kerja

Stress

45

43

22

1

3

3

1

1

46

41

19

1

2

1

1

2

47

34

13

1

1

1

2

2

48

23

1

2

1

1

2

1

49

45

22

1

3

3

2

1

50

40

19

1

2

2

1

2