Pelaksanaan Pengurusan dan Pengelolaan Boedel Ketidakhadiran

mengatur kepentingannya, atau kuasanya untuk itu telah berakhir habis dan pada saat itu memang ada kebutuhan untuk pengaturan.

C. Pelaksanaan Pengurusan dan Pengelolaan Boedel Ketidakhadiran

Apabila di dalam penetapan-penetapan Pengadilan Negeri terdapat suatu perintah kepada BHP untuk melaksanakan pengurusan harta kekayaan dari subjek hukum yang dinyatakan tak hadir afwezigheid, maka BHP berwenang dan berkewajiban melaksanakan pengurusan tersebut sesuai dengan penetapan Pengadilan Negeri setempat yang salinannya disampaikan kepada BHP. 121 Dalam prakteknya perlu diperhatikan beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh BHP setelah penetapan ketidakhadiran dari Pengadilan Negeri diterima BHP, yaitu : 1. Melaksanakan Inventarisasi Boedel Ketidakhadiran afwezigheid Berdasarkan dan sesuai dengan Penetapan Pengadilan Negeri setempat, yang diktumnya dengan tegas menyatakan subjek tertentu berada dalam keadaan tak hadir dan memerintahkan BHP untuk mengurus harta kekayaan serta kepentingan subjek dimaksud. BHP pada asasnya berwenang menguasai harta kekayaan dari subjek tak hadir, serta berkewajiban mengelolanya lebih lanjut Bagian I, Bab XVIII, Buku I KUHPerdata jo. Bab IV Instruksi untuk BHP., wajib dengan segera menyusun, memelihara serta menyimpan register ketidakhadiran dengan cermat Pasal 40 Peraturan Rumah Tangga BHP dan selanjutnya melakukan pencatatan dan 121 Pasal 464-465 KUHPerdata, Pasal 66 Instruksi untuk BHP di Indonesia LN. 1872 No. 166 dan Instruksi Menteri Kehakiman RI No. M.07.HT.05.10 Tahun 1984. pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 pendaftaran terhadap harta kekayaan afwezigheid tersebut. Pendaftaran dan pencatatan harta tersebut bertujuan untuk mengetahui yang mana menjadi harta kekayaan afwezigheid, karena kemungkinan terhadap satu objek harta kekayaan dapat menjadi milik beberapa orang. BHP jika perlu setelah mengadakan penyegelan, berwajib membuat daftar lengkap dari pada segala harta kekayaan yang pengurusannya dipercayakan kepadanya. 122 Hal ini perlu sekali, sehubungan dengan kewajiban Balai untuk mempertanggung jawabkan kepengurusannya Pasal 465 KUHPerdata. Selanjutnya juga harus diperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 64 ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 Instructie voor de Weeskamer in Indonesie Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia. Ayat 2 Instructie voor de Weeskamer in Indonesie berbunyi : “ Jikalau Balai Harta Peninggalan menganggap perlu mengadakan penyegelan, maka atas permintaannya pegawai yang ditugaskan untuk penyegelan-penyegelan mengambil tindakan-tindakan seperlunya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan acara perdata untuk Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung”. Ayat 3 Instruksi voor de Weeskamers in Indonesie berbunyi : “ Pencatatan boedel baik dengan maupun tanpa penyegelan dapat dilakukan Balai Harta Peninggalan secara di bawah tangan”. Ayat 4 Instructie voor de Weeskamer in Indonesia berbunyi : “ Akta pencatatan boedel selekasnya dibawa kepada Balai Harta Peninggalan, bersama-sama dengan surat-surat, uang dan surat berharga lainnya yang berhubungan dengan harta peninggalan itu”. 122 Lihat ketentuan Pasal 464 ayat 1 jo. Pasal 465 KUHPerdata pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 Perlu dipahami bahwa tugas BHP selaku pengurus dan pengelola harta kekayaan dari objek yang dinyatakan tak hadir afwezigheid juga harus selalu berpedoman kepada dasar-dasar hukum dalam hal melaksanakan pengurusan terhadap harta kekayaan anak yang masih dibawah umur, sekadar peraturan itu dapat dianggap berlaku baginya. Bisa diduga, bahwa yang dimaksud adalah ketentuan tentang kewajiban wali atas harta kekayaan pupilnya yang berlaku juga bagi orang tua yang melaksanakan kekuasaan orang tua 123 yang sebagian berisi pembatasan- pembatasan kewenangan wali, kesemuanya kalau kiranya ketentuan tersebut cocok untuk diterapkan kepada bewindvoerder. Namun mengenai hal ini Pengadilan bisa memberikan perkecualian Mengingat bahwa ditunjuknya seorang bewindvoerder adalah karena si pemilik berada dalam keadaan tak hadir dan oleh si tak hadir tidak ada orang yang ditunjuk untuk mengurus dan melindungi kepentingannya, maka ada kemungkinan, bahwa BHP merasa perlu untuk mengadakan penyegelan. Dengan cara demikian diharapkan, bahwa untuk selanjutnya tidak akan terjadi pemindah tanganan, tanpa sepengetahuan dan persetujuan Balai. Pertimbangan perlu tidaknya penyegelan oleh undang-undang diserahkan sepenuhnya kepada pertimbangan Balai.. 2. Iklan Pengumuman Ketidakhadiran Setelah melaksanakan pendaftaran terhadap harta afwezigheid. Balai Harta Peninggalan berkewajiban dalam pelaksanaan pengurusannya mengiklankan 123 Lihat ketentuan Pasal 385-408 KUHPerdata pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 Penetapan Pengadilan tentang ketidakhadiran afwezigheid pada Lembaran Berita Negara sebagaimana ketentuan Pasal 1036 KUHPerdata.yang berbunyi : “ Dalam waktu tiga bulan terhitung mulai berakhirnya tenggang waktu yang ditetapkan dalam Pasal 1024, si waris diwajibkan memanggil para berpiutang yang tak terkenal dengan memasang satu iklan dalam Berita Negara untuk segera melakukan perhitungan tanggung jawab tentang pengurusannya kepada mereka, maupun kepada para berpiutang yang terkenal serta para penerima hibah wasiat dan untuk melunasi piutang- piutang serta hibah-hibah mereka, sekadar harga warisan mencukupi” Namun pada prakteknya pengurusan terhadap suatu boedel ketidakhadiran afwezigheid, BHP tidak hanya mengiklankan dalam Lembaran Berita Negara saja, tetapi juga mengiklankannya dalam surat-surat kabar umum yang tujuannya agar khalayak ramai mengetahuinya, terutama bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penetapan afwezigheid yang diiklankan tersebut, oleh karena bila hanya diumumkan di Lembaran Negara saja kemungkinan khalayak ramai tidak dapat mengetahuinya. Pengumuman yang dimuat dalam Berita Negara hanya dapat diketahui oleh BHP selaku pemohon dimuatnya iklan ketidakhadiran afwezigheid tersebut, oleh karena itulah BHP mengambil kebijaksanaan untuk memuat pengumuman iklan tersebut dalam media surat kabar umum yang beredar dalam wilayah objek afwezigheid tersebut. 124 Kebijaksanaan BHP mengiklankan pengumuman iklan afwezigheid dalam media surat kabar umum adalah berdasarkan hasil Rapat Kerja Ketua-Ketua Balai 124 Wawancara dengan Irham Hasibuan, Anggota Tehnis Hukum yang menjabat dari tahun 2002 sampai dengan sekarang. Wawancara dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Pebruari 2009 bertempat di Kantor BHP Medan Jl. Listrik No. 10 Medan pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 Harta Peninggalan se Indonesia pada tahun 1975 di Jakarta. Dalam prakteknya pengumuman tersebut hanya diiklankan sebanyak 1 satu kali, dan pengumuman tersebut dimaksudkan untuk memanggil orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan, ataupun mereka yang berkeberatan dengan Penetapan afwezigheid yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri. Selain mengiklankan BHP juga harus menyampaikan pemberitahuan tertulis tentang adanya Penetapan ketidakhadiran kepada Badan Pemeriksa keuangan dan Kejaksaan Negeri setempat dan membuat perjanjian sewa menyewa antara BHP dengan penghuni bangunan yang bersangkutan Surat Edaran Menteri Kehakiman RI No. M-01.HT.05.10 Tahun 1990 tanggal 24 Desember 1990. 3. Izin Pelaksanaan Jual Boedel Ketidakhadiran dari Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Sebelum tahun 1975, BHP setelah memperoleh izin dari Pengadilan Negeri untuk menjual harta kekayaan afwezigheid yang berada dalam pengurusannya dan kemudian harta kekayaan tersebut telah dilaksanakan penilaian harganya oleh tim penaksir, BHP sudah dapat melaksanakan penjualan atas harta kekayaan afwezigheid yang berada dalam pengurusannya. Tetapi dengan keluarnya Instruksi Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan No. JHS.1016 tanggal 26 Pebruari 1975, BHP harus terlebih dahulu memperoleh izin tertulis dari Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan sekarang Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Berikut petikan diktum ke 2 dari angka 2 Instruksi tersebut berbunyi : pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 “ Setiap transaksi yang dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan terhadap uangbarangharta yang berada di bawah pengurusanpenguasaan Balai, baik berupa jaminan tentang utang piutang, jual beli rumah dan atau tanah-tanah serta lain-lain transaksi yang dilakukan oleh Balai Harta Peninggalan dan kantor-kantor perwakilannya dengan pihak ketiga, baik yang dilakukan di muka Notaris atau Pejabat Pembuat Akte Tanah PPAT diwajibkan mendapat izin tertulis dari Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-Undangan cq. Direktur Perdata”. Untuk memperoleh izin pelaksanaan penjualan, BHP harus terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Dirjend, AHU dan wajib melakukan pemeriksaan mengenai kebenaran formal dan material atas harta kekayaan yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir atau harta peninggalan yang tidak terurus. Sebelum mengeluarkan ijin pelaksanaan penjualan, guna mengetahui kebenaran formal dan material tersebut BHP harus terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim bersama yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum yang terdiri dari BHP, pejabat Direktorat Jenderal dan pejabat Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tim wajib melakukan pemeriksaan setempat paling lambat 3 tiga bulan terhitung sejak surat permohonan izin pelaksanaan penjualan dari BHP diterima sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.02-HT.05.10 Tahun 2005 tanggal 12 Oktober 2005, Pasal 7 ayat 1, 2 dan 3, tentang Permohonan Ijin Pelaksanaan Penjualan Harta kekayaan Yang Pemiliknya Dinyatakan Tidak Hadir Dan Harta Peninggalan Yang Tidak Terurus yang berada dalam pengurusan dan pengawasan Balai Harta Peninggalan. Untuk mengajukan pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 permohonan izin pelaksanaan penjualan kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum terhadap harta kekayaan yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir, BHP wajib melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Fotocopy Penetapan Pengadilan Negeri yang dilegalisir; b. Fotocopy Berita Acara Pencatatan Harta yang dilegalisir oleh BHP; c. Fotocopy surat pemberitahuan kepada Kejaksaan Negeri yang dilegalisir oleh Balai Harta Peninggalan; d. Fotocopy surat pemberitahuan kepada Badan Pemeriksa Keuangan yang dilegalisir oleh BHP; e. Fotocopy pengumuman ketidakhadiran dalam Berita Negara RI dan surat kabar yang dilegalisir oleh Balai Harta Peninggalan; f. Fotocopy surat keterangan tidak ada keberatan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri; g.Fotocopy surat bukti sebagai penghuni yang sah yang dilegalisir oleh BHP; h.Fotocopy perjanjian sewa menyewa antara BHP dengan penghuni yang sah yang dilegalisir oleh BHP; i. Fotocopy tanda bukti pembayaran sewa menyewa yang sah yang dilegalisir oleh BHP; j. Fotocopy surat permohonan untuk membeli dari penghuni yang sah yang dilegalisir oleh BHP. 125 Pasal 8 Peraturan Menteri tersebut menentukan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Direktur Jenderal dapat menyatakan bahwa persyaratan permohonan sudah lengkap dan memerintahkan BHP mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri untuk mendapatkan penetapan izin menjual dan sekaligus mengusulkan panitia penaksir. 4. Izin Penjualan Harta Kekayaan Afwezigheid dari Pengadilan Negeri 125 Pasal 4 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. M.02-HT.05.10 Tahun 2005 tanggal 12 Oktober 2005. pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 Dalam prakteknya BHP selaku lembaga yang berwenang melaksanakan pengurusan terhadap boedel ketidakhadiran pada umumnya berakhir dengan melakukan penjualan terhadap boedel harta kekayaan milik si tak hadir. Masalah yang selalu timbul pada Balai dalam melaksanakan pengurusan harta afwezigheid adalah tidak tersedianya dana atau biaya untuk merawat dan melakukan perbaikan- perbaikan terhadap harta kekayaan afwezigheid yang biasanya berupa tanah dan bangunan rumah yang sudah tua bouwvallig yang perlu dirawat dan diperbaiki, sehingga untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini, serta untuk menghindarkan kemungkinan kerugian yang lebih besar dan pembiayaan pengurusan yang terus menerus ialah dengan segera menjual harta kekayaan afwezigheid tersebut. Penjualan harta afwezigheid dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu dengan penjualan di hadapan umum lelang dan penjualan secara dibawah tangan, mengingat penjualan di hadapan umum lelang memerlukan biaya yang besar, maka dalam prakteknya penjualan harta kekayaan afwezigheid yang dilakukan BHP selalu dilakukan dengan penjualan secara di bawah tangan tidak lelang, yang dilaksanakan di hadapan pejabat yang berwenang yaitu Notaris, yang sebelum melakukan penjualan, BHP harus terlebih dahulu memperoleh izin jual dari Pengadilan Negeri. Untuk memperoleh izin penjualan dari Pengadilan Negeri, BHP harus terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri. Dasar hukum bagi BHP untuk mengajukan permohonan izin penjualan harta pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 kekayaan yang berada dalam pengurusannya adalah Pasal 1076 126 jo Pasal 464 KUHPerdata. Bersamaan dengan permohonan, turut dimohonkan pengajuan tim penaksir yang biasanya terdiri dari 3 tiga orang Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.47-PR.09.03 Tahun 1987 tanggal 29 September 1987 tentang Panitia Penaksir dan Penentu Harga atas Harta Kekayaan yang Pemiliknya Dinyatakan Tidak Hadir afwezigheid untuk bertugas melaksanakan penilaian harga atas boedel afwezigheid yang sebelum melaksanakan tugas penaksiran harus terlebih dahulu disumpah di hadapan hakim. Pasal 1 ayat 1 Keputusan Menteri tersebut menentukan bahwa panitia penaksir dan penentuan harga atas harta kekayaan dan harta peninggalan berupa rumah atau tanah yang dikelola oleh BHP ditetapkan oleh Pengadilan Negeri setempat atas usul dari Balai Harta Peninggalan, selanjutnya dalam ayat 2 menentukan bahwa panitia penaksir sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terdiri unsur-unsur Pengadilan Negeri, Balai Harta Peninggalan, Jawatan Gedung-gedung sepanjang penaksiran mengenai rumah dan Agraria Badan Pertanahan Nasional sepanjang penaksiran mengenai tanah. Ketentuan mengenai tim penaksir diatur dalam Pasal 464 jo. Pasal 1078 ayat 1 KUHPerdata yang menentukan bahwa orang-orang ahli tersebut diangkat oleh para yang 126 Pasal 1076 ayat 1 KUHPerdata berbunyi :” Jika para waris, atau seorang maupun beberapa orang diantara mereka, berpendapat bahwa benda-benda yang tak bergerak atau beberapa dari benda-benda itu harus dijual, baik untuk kepentingan warisan, untuk membayar utang dan sebagainya, maupun untuk dapat melaksanakan pembagian yang patut, maka Pengadilan Negeri, setelah mendengar lain-lain pihak yang berkepentingan atau setelah pihak-pihak ini dipanggil secara sah dapat memerintahkan penjualan benda-benda tersebut tadi, menurut ketentuan undang-undang tentang acara perdata, namunlah sedemikian hendaknya, bahwa jika penjualan dilakukan di muka umum, haruslah segenap wali dan pengampu pengawas hadir, setidak-tidaknya setelah mereka ini dipanggil secara sah”. pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 berkepentingan, atau jika ada perselisihan mereka itu atas permintaan pihak yang paling berkepentingan diangkat oleh Pengadilan Negeri yang di dalam daerah hukumnya telah terbuka warisan yang bersangkutan, dan sekedar mengenai pernilaian benda-benda tak bergerak oleh Pengadilan Negeri yang dalam daerah hukumnya terletak benda-benda itu. Disamping ketentuan tersebut di atas, perlu juga dipedomani Surat keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.22-PR.09.02 Tahun 1990 tanggal 3 Mei 1990 tentang Pedoman panitia penaksir dalam menentukan harga hak prioritas tanah Negara atas harta kekayaan yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir afwezigheid dan harta peninggalan yang tidak terurus onbeheerde nalatenschap. Pasal 1 Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.22-PR.09.02 Tahun 1990 tanggal 3 Mei 1990 berbunyi : Panitia penaksir dalam menentukan Hak-Hak Prioritas Tanah Negara atas Harta Kekayaan dan Harta Peninggalan yang dikelola oleh Balai Harta Peninggalan harus memperhatikan : 1. Letak tanah, yaitu dimana lokasi tanah tersebut berada, di daerah tempat tinggalperdagangan dan kelas jalan; 2. Fasilitas lingkungan yaitu penerangan listrik, air dari PAM dan jaringan pesawar telepon; 3. Harga dasar tanah dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat yang dipergunakan untuk penentuan Pajak Bumi dan Bangunan; 4. Harga dasar tanah dari Kantor Pertanahan setempat yang dipergunakan untuk penentuan besarnya uang pemasukan untuk Negara dalam permohonan hak atas tanah; 5. Harga umum setempat berdasarkan transaksi yang pernah terjadi; 6. Harga yang diperoleh dari keterangan sumber lain, yang meliputi; a. Keterangan tertulis dari Lurah, Camat atau Notaris setempat; b. Sumber lisan dari masyarakat setempat. pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 Pasal 2 Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M. 22-PR.09.02 Tahun 1990 tanggal 3 Mei 1990 .berbunyi : 1. Panitia Penaksir dalam menentukan Harga Hak Prioritas Tanah Negara tersebut adalah 50 dari Harga rata-rata yang diperoleh dari data tersebut pada Pasal 1; 2. Apabila calon pembeli adalah Instansi Pemerintah dan akan dipergunakan untuk kepentingan umum, besarnya prosentase tersebut butir 1 ditentukan oleh Menteri Kehakiman. Berkaitan dengan tim penaksir perlu kiranya diperhatikan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. M.02-HT.05.10 tahun 2005 tanggal 12 Oktober 2005 tentang Permohonan Izin Pelaksanaan Penjualan Harta Kekayaan yang pemiliknya Dinyatakan Tidak Hadir dan Harta Peninggalan Yang Tidak Terurus Yang Berada Dalam Pengurusan dan Pengawasan Balai Harta Peninggalan. Pasal 10 ayat 1 berbunyi : Dalam hal Direktur Jenderal menilai harga yang ditentukan oleh Panitia Penaksir tidak wajar, dapat dilakukan penaksiran ulang oleh tim Ayat 2 berbunyi : “Tim melakukan penaksiran ulang paling lambat tiga bulan terhitung sejak Direktur Jenderal menetapkan harga yang ditentukan oleh panitia penaksir tidak wajar”. Ayat 3 berbunyi : “ Hasil penaksiran ulang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 menjadi dasar pemberian izin pelaksanaan penjualan”. Bila surat izin Pelaksanaan Penjualan dari Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum dan penetapan izin menjual dari Pengadilan Negeri setempat telah diterima BHP, selanjutnya sesuai ketentuan dalam Pasal 9 Keputusan Menteri pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008 tersebut, BHP harus menyampaikan penetapan izin menjual dari Pengadilan Negeri dan Berita Acara Penaksiran dari Panitia Penaksir kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI cq. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, dan berdasarkan Surat Edaran Menteri Kehakiman RI No. M-01.HT.05.10 Tahun 1990 tanggal 24 Desember 1990 BHP harus membuat perjanjian sewa menyewa terlebih dahulu antara BHP dengan penghuni bangunan yang bersangkutan sebelum penjualan boedel afwezigheid dilakukan. Berdasarkan izin pelaksanaan penjualan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, dan penetapan izin menjual dari Pengadilan Negeri, BHP dapat segera melaksanakan penjualan terhadap boedel afwezigheid yang berada dalam pengurusannya. Uang hasil penjualan selanjutnya disimpan dengan mendepositokannya di Bank milik Pemerintah Pasal 1 ayat 1 Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M-14.UM.01.06-Tahun 1986 tanggal 22 September 1986 tentang Penertiban Pengembangan Uang Pihak Ketiga yang dikelola oleh Balai Harta Peninggalan, ayat 2 Keputusan Menteri tersebut menentukan bahwa terhadap uang pihak ketiga yang karena sesuatu hal tidak dapat didepositokan, disimpan pada giro Bank milik Pemerintah dengan memperoleh bunga. pdf M achine - is a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Ge t your s now “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your product a lot easier t o use and m uch preferable t o Adobes A.Sar r as - USA Syuhada : Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan, 2009 USU Repository © 2008

D. Pertanggung Jawaban BHP dalam Pengelolaan Boedel Ketidakhadiran