Pengujian Gas Bio Pengujian

Parameter-parameter ini diukur pada tiga lubang sampel uji pada biodigester. Tiap lubang sampel memiliki jarak sekitar 20 cm. Temperatur merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri dan jenis bakteri yang bekerja yang pada akhirnya berpengaruh pada produksi gas metana. Oleh sebab itu diperlukan pengukuran variabel ini, untuk mengetahui pada temperatur berapa digester ini bekerja. Pengukuran temperatur dilakukan pada tiga lubang sampel setiap hari dengan menggunakan termometer digital. Bila proses fermentasi berlangsung dalam keadaan normal dan anaerobik, maka pH akan secara otomatis berkisar antara 7 – 8,5. Bila derajat keasaman lebih kecil atau lebih besar, maka substrat tersebut akan mempunyai sifat toksik terhadap bakteri metanogenik. Pengukuran pH dilakukan pada tiga lubang sampel dengan menggunakan pH meter digital.

2.9.2. Pengujian Gas Bio

Pengujian gas bio yang perlu diamati antara lain: volume gas yang dihasilkan, persentase gas metana, dan nilai kalor bersih. 2.9.2.1. Volume Gas yang Dihasilkan Produksi gas bio diukur pada penyimpan gas dengan menggunakan alat ukur meteran dan manometer U. Penyimpan gas memiliki pemberat pada puncaknya, sehingga memudahkan dalam menghitung tinggi yang dihasilkan oleh akumulasi gas pada plastik penyimpan. Volume penampung gas dapat dihitung menggunakan rumus volume silinder. Ramli Tarigan : Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Sapi Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan Gas, 2009 USU Repository © 2008 V = ヾ × r 2 × t .................................…..……...... 2.6 dimana : V = volume penampung gas berbentuk silinder m 3 ヾ = 3,14 r = Jari – jari penampung gas m t = Tinggi penampung gas panjang tabung m Volume gas yang diproduksi diukur setelah biodigester terisi penuh dan diukur tiap hari selama 16 hari. Volume gas dihitung dengan cara menghitung volume yang dapat dibentuk gas pada penyimpan sementara per hari dan diukur tekanannya. Pengukuran dilakukan setiap jam 12.00 siang. Selanjutnya dapat dihitung massa gas yang dihasilkan melalui persamaan berikut: PV = mRT ……………………………..……… 2.7 dengan: P = Tekanan gas pada penyimpan sementara Nm 2 V = Volume penyimpan sementara m 3 m = Massa kg T = Temperatur K R = Konstanta gas, 518 Nmkg.K 2.9.2.2. Persentase Gas Metana dan Nilai Kalor Bersih Gas Bio Persentase gas metana yang dihasilkan dapat diketahui dengan menggunakan GCMS Gas Chromatograph Mass Spectrometer. Untuk menentukan persentase gas metana dapat dihitung dengan nilai kalor bersih gas bio seperti dalam persamaan 2.1. Ramli Tarigan : Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Sapi Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan Gas, 2009 USU Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pembuatan Digester Gas Bio Pembuatan digester gas bio bertujuan untuk menghasilkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, murah, mudah, dan dapat diperbaharui renewable. Kandungan gas bio didominasi oleh gas metana CH 4 yang merupakan hasil sampingan dari proses degradasi bahan organik, misalnya: kotoran ternak dan sampah organik. Pemanfaatan kotoran ternak selain dapat menghasilkan gas bio untuk bahan bakar juga membantu kelestarian lingkungan dan memperoleh manfaat- manfaat lain, seperti: pupuk yang baik bagi tanaman dan kehidupan di dalam air aqua kultur, mencegah lalat, dan bau tidak sedap yang berarti ikut mencegah sumber penyakit. Rancang bangun biodigester yaitu dari galon air mineral sebagai biodigester dan penampung gas digunakan plastik polyethilene. Ember pencampur bahan digunakan untuk mengkondisikan slurry bahan sebelum dimasukan ke dalam biodigester. Biodigester dari bahan galon air mineral, terdiri dari: volume bahan slurry 14,25 liter sedangkan volume total 19 liter. Lama proses pengeraman dikondisikan selama 16 hari dan penampung gas dari plastik polyethylene yang digunakan yaitu dengan volume penampung gas sampai 1000 mL. Ramli Tarigan : Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Sapi Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan Gas, 2009 USU Repository © 2008