Pengobatan Akupunktur .1 Sejarah Pengobatan Akupunktur
membelanjakan suplemen makanan yang secara relatif lebih bebas pengawasan dari Pemerintah untuk terus berpromosi.
Pengobatan dengan bahan-bahan alam ini seringkali pula dipromosikan bersifat alami dan karenanya tidak merugikan, namun sediaan bahan-bahan alam tidak berarti
lepas dari efek samping. Perdebatan seringkali pula mengenai apakah obat-obat dari bahan alam ini harus juga mendapat izin produksinya sama seperti obat-obat dari bahan-
bahan kimia agar dapat meningkatkan standar dari kualitas, keamanan dan keefektifannya. Pengobatan alternatif lain pun tak kalah populernya dengan penggunaan
tanaman obat. Di Koran dan majalah banyak dipromosikan mengenai pengobatan alternatif ini yang di promosikan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
2.2 Pengobatan Akupunktur 2.2.1 Sejarah Pengobatan Akupunktur
Akupunktur telah ada dan di kenal Masyarakat Cina sejak 5 ribu tahun silam. Kala itu, Pengobatan Akupunktur belum menggunakan jarum seperti saat ini. Dahulu,
mengobati Penyakit dengan cara menusuk-nusuk tubuh itu dilakukan dengan alat yang sederhana, seperti Batu atau bambu yang diruncingkan ujungnya. Seiring Perkembangan
dibidang Pengobatan yang semakin Pesat, Muncullah kemudian Pengobatan Tusuk Jarum dengan alat yang lebih baik, Seperti Jarum dari Logam mulia atau emas, Perak, Baja
Putih atau tainless steel Public News, edisi xx, tanggal 23 – 30 april 2007 Akupunktur merupakan sebahagian penting dalam perobatan tradisional Cina,
pada permulaannya, akupunktur merupakan satu cara ruwatan, kemudian berkembang menjadi satu cabang pelajaran. Ilmu akupunktur adalah ilmu yang mengkaji teknik dan
prinsip ruwatan akupunktur. Akupunktur sudah bersejarah lama. Buku kuno banyak
Universitas Sumatera Utara
mencatat jarum batu yang disebut batu Bian. Batu Bian tersebut mula dicipta pada 8000 tahun hingga 4000 tahun yang lalu. Cina pernah menemui batu bian itu dalam kaji purba.
Pada zaman Dinasti Chunqiu tahun 770 sebelum masehi – tahun 476 sebelum masehi, Cina mulai mempunyai dokter yang professional. Menurut catatan “Chunqiuzuoshizhuan
“, dokter pada zaman itu telah mengetahui menggunakan akupunktur. Pada zaman Negeri-negeri berperang dan zaman Dinasti Han Barat tahun 476
sebelum masehi – tahun 25 masehi, seiring dengan kemajuan teknologi peleburan besi, mulai menggantikan batu. Akupunktur telah berkembang lebih pesat. Pada zaman Dinasti
Han Timur dan Zaman Negara, Cina telah mempunyai dokter akupunktur yang professional. Pada zaman Liangji dan zaman kerajaan dan utara tahun 256 masehi –
tahun 589 masehi, jumlah karya tentang akupunktur ditingkatkan besar-besaran. Zaman itu, akupunktur telah diperkenalkan ke Korea dan Jepun. Pada Zaman Dinasti Sui dan
Dinasti Tang tahun 581 masehi – tahun 589 masehi, akupunktur telah menjadi satu pelajaran yang khusus, badan pendidikan perubatan pada zaman itu. Pada abad ke-16,
akupunktur mula diperkenalkan ke Eropah, tetapi pada zaman Dinasti Qi mementingkan penggunaan obat-obatan saja dan mengabaikan penggunaan akupunktur, ini telah
menjelaskan perkembangan ilmu akupunktur. Pada tahun 1949 ilmu akupunktur telah berkembanag pesat. Sekarang, terdapat
2000 buah hospital corak perobatan tradisional Cina telah menyediakan bahagian akupunktur. Pengkajian ilmu akupunktur sudah melibatkan berbagai bagian badan dan
berbagai bagian klinikal serta telah menyediakan data-data yang penting tentang fungsi menyusun semula, menghilangkan kesakitan dan meningkatkan daya talar tentang
akupunktur .
Universitas Sumatera Utara
Mulai tahun 1951 Fakultas Kedokteran Cina berhasrat menyelidiki pengetahuan akupunktur ini secara ilmiah. Perkembangan ilmu Akupunktur yang menyolok terjadi
sesudah sekitar tahun 1970an ketika RRC membukakan pintu bagi ilmuwan-ilmuwan Barat.
Di Indonesia, pada awalnya Akupunktur hanya merupakan pengobatan yang sangat tertutup di kalangan pengobat-pengobat tradisional Cina Shinse. Masyarakat
Indonesia pada umumnya hanya mendengar cerita burung tentang adanya ilmu tusuk jarum dari negeri Cina yang sangat ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Baru pada tahun 1963 pengobatan Akupunktur masuk secara resmi di Indonesia ketika Presiden RI waktu itu DR. Ir. Soekarno mendatangkan ahli-ahli akupunktur dari RRC
untuk mengobati penyakitnya. Pernyataan Presiden Soekarno secara terbuka dan jujur mengenai kemanjuran
pengobatan akupunktur yang dialaminya, serta anjurannya kepada para dokter di Indonesia untuk mau mempelajari ilmu tersebut dapat dikatakan sebagai titik tolak
pengembangan akupunktur di Indonesia. Menteri Kesehatan RI waktu itu Prof. Dr. Satrio meresmikan sebuah Tim Riset Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSCM Jakarta. Tim riset inilah yang selanjutnya mengembangkan diri menjadi Sub Bagian Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Dan selanjutnya sampai saat ini
Sub Bagian ini telah berdiri sendiri sebagai Unit Pelayanan Akupunktur RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan
RI nomor: 1186MenkesPerXI1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di Sarana Pelayanan Kesehatan, akupunktur resmi dapat diterapkan pada sarana pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan formal sebagai pengobatan alternatif disamping pelayanan kesehatan lain pada umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia.
http:binakesehatankerja.comdetail_berita.php210907 Kini Pengobatan Tusuk Jarum merupakan salah satu alternatif Pengobatan yang
sangat diminati masyarakat. Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang kini berkurang kepercayaannya terhadap obat-obat modern yang ditelan atau diminum. Salah satu
alasannya, mereka tidak mendapatkan perubahan berarti setelah menelan atau meminum obat. Kalaupun sembuh, tidak untuk waktu lama, sehingga, mereka kemudian beralih ke
pengobatan alternatif, termasuk terapi dengan Akupunktur. Dengan akupunktur hasilnya bisa terlihat hanya dengan 2 – 3 kali terapi akupunkturis, Bapak Puadi syamputra
Selain hasil yang belum tentu baik, dari segi biaya, akupunktur juga lebih murah dibandingkan berobat jalan. Jika untuk berobat jalan seseorang harus mengeluarkan duit
ratusan ribu rupiah, maka dengan akupunktur, hanya dibutuhkan sekitar Rp.45 ribu sampai Rp. 100 ribu untuk sekali terapi, termasuk jarum. Memang, jumlah terapi
disesuaikan dengan berat tidaknya penyakit.