FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEREMPUAN MEMILIH METODE AKUPUNKTUR DALAM UPAYA MENURUNKAN BERAT BADAN (Studi Pada Pasien Perempuan Klinik Pengobatan Akupunktur Rosa Calista Bandar Lampung)

(1)

ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S (Studi pada Mahasiswi Universitas Lampung)

(Skripsi)

Oleh NURAINI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(2)

ABSTRACT

THE FACTORS OF PRODUCT’S ATTRIBUTES ANALYSIS OF POND’S WHITENING

(Study on Female Student College of Lampung University)

By NURAINI

The existence of face complexion whitening products lately, interested female college students to make clean and white complexion that can improve their appearance to be more beautiful and stunning. One of face complexion whitening product is Pond’s. Consumer decides to purchase one product caused by it’s attributes product offered. Because of those, the researcher want to find out the factors contribution of product attributes consist of price, packaging, and the quality of Pond’s face complexion whitening.

The type of the research is descriptive verificative research. Meanwhile, the population of this research is female college student of Lampung University who use Pond’s face complexion whitening. The research sample was obtained using 80 respondents. Sample taking technique using purposive sampling, while data collecting was done through questionnaires. The data analysis using factor analysis.

Based on the result of factor analysis test, knowing that there are 12 indicators that form 3 factors. Product quality becomes the first factor with the variant contribution is 26,821% with deputizing value 4,168. The second factor is packaging with variant contribution is 19,358% with deputizing value 1,851. The third factor is price with variant contribution is 17,817% with deputizing value 1,682.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)

Oleh NURAINI

Adanya produk pemutih wajah menarik minat mahasiswi untuk memiliki kulit yang bersih dan putih yang akan membuat penampilan menjadi lebih cantik dan mempesona. Salah satu produk pemutih wajah yang banyak diminati oleh konsumen adalah produk pemutih wajah Pond’s. Konsumen membeli suatu produk dikarenakan produk tersebut mampu menawarkan atribut produk yang terbaik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui besarnya kontribusi faktor atribut produk yang terdiri dari harga, kemasan dan kualitas pada konsumen pemutih wajah Pond’s.

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Lampung yang menggunakan pemutih wajah Pond’s dengan sampel penelitian sejumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel purposif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.

Berdasarkan hasil uji analisis faktor diketahui bahwa terdapat 12 indikator yang membentuk 3 faktor. Kualitas produk menjadi faktor pertama dengan kontribusi varian sebesar 26,821% dengan nilai keterwakilan 4,168. Kemasan produk menjadi faktor kedua dengan kontribusi varian sebesar 19,358% dengan nilai keterwakilan 1,851. Harga menjadi faktor ketiga dengan kontribusi varian sebesar 17,817% dengan nilai keterwakilan 1,682.


(4)

ANALISIS FAKTOR ATRIBUT PRODUK PEMUTIH WAJAH POND’S (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)

Oleh NURAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(5)

Judul Skripsi : Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih Wajah Pond’s (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)

Nama Mahasiswa : NURAINI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0616051044

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Dian Komarsyah, M.Si. Anna Gustina, S.Sos., M.Si. NIP 19571128 198603 1003 NIP 19760821 200003 2001

2. Ketua Jurusan Administrasi Bisnis

Nur Efendi, S.Sos., M.Si. NIP 19691012 199512 1001


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Dian Komarsyah, M.Si. ... .

Sekretaris : Anna Gustina, S.Sos., M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. A. Efendi, M.M. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik

Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1002


(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Skripsi/Laporan Akhir ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandarlampung, 18 Juni 2010 Yang membuat pernyataan,

NURAINI


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Negara Kemakmuran pada tanggal 30 Januari 1987, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Matroni dan Ibu Wazimah.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Perumnas Way Halim pada tahun 2000, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 19 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Bandar Lampung pada tahun 2006.

Tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Adminitrasi Bisnis FISIP Unila melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis (HIMABI) FISIP Unila dan sempat menjadi Sekretaris bidang Dana dan Usaha Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI). Pada Agustus 2009, Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Perkebunan Nusantara VII Bandar Lampung.

Penulis juga pernah mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan di internal kampus maupun eksternal kampus. Pelatihan yang pernah diikuti antara lain Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Softskill dan Simulasi Profesi.


(9)

Motto

Bacalah dan Tuhanmu amat mulia. Yang telah mengajar dengan pena. Dia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

(QS Al Alaq : 3-5)

Doa itu senjata bagi orang beriman, tiang agama, sinar langit dan bumi

(HR. Al-Hakim)

Cintailah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu akan membencinya. Bencilah sesuatu sekedarnya saja, Suatu saat kamu akan mencintainya.

( Al-Hadist )

Imajinasi itu lebih penting Daripada ilmu pengetauan

(Albert Einstein)

Doa, usaha, dan tawakal akan membawamu pada keberhasilan (Nuraini)


(10)

Sebuah Persembahan Untuk

Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

Ayahanda dan Ibunda tercinta

untuk segenap kasih sayang dan doanya

yang selalu menyertaiku

Kakak-kakakku yang terbaik

Alkabir, Almasri

Ayuk-ayuk iparku

Ayuk Erni, ayuk Ida

Keponakanku tersayang

Altia Anggraini P

Alrasyid Dwi P

Fifi Alida R


(11)

SANWACANA

Puji syukur hanyalah untuk Allah SWT Tuhan semesta alam, yang karunia-Nya selalu dilimpahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah dan syari’at Islam kepada umat manusia. Atas rahmat Allah, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih Wajah Pond’s (Studi Pada Mahasiswi Universitas Lampung)”. Skripsi ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesainya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fisip Unila.

2. Bapak Nur Efendi, S.Sos. M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.

3. Bapak Dian Komarsyah, M.Si., selaku Pembimbing Utama terima kasih atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.


(12)

4. Ibu Anna Gustina, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping terima kasih atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.

5. Bapak Drs. A. Efendi, M.M., selaku Penguji Utama terimakasih untuk kesediaannya meluangkan waktu dan pemikiran, masukan serta saran. Penulis haturkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini. 6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos, M.Si., selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis dari mulai menjadi mahasiswa Ilmu Admisistrasi Bisnis Fisip Unila.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fisip Unila.

9. Kedua Orang Tuaku tercinta terima kasih atas do’a, cinta, dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya, serta dukungan moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang kepadanya.

10. Kakak-kakakku tersayang (Alkabir dan Almasri), terima kasih atas kasih sayang, kebersamaan dan doanya yang selalu menyertaiku.

11. Ayuk iparku (ayuk erni dan ayuk ida), terima kasih atas kebersamaan, doa dan dukungannya.

12. Nakanku tersayang (tia, rasyid, ifie), kalian memberikan warna tersendiri dalam hari-hariku, semoga kalian menjadi anak yang berbakti dan sukses di masa depan.

13. Sahabatku siti, terima kasih atas canda tawa kebersamaan, pengertian, dan bantuannya. Banyak hal yang telah kita lalui, semoga pengalaman selama ini


(13)

menjadi pelajaran berharga dan tidak akan pernah terlupakan. Semangat ya skripsinya..☺

14. Sahabatku Endah, Melda S.A.B, Astri, Ayu, Kiki S.A.B, Evi, Mili, Dama, suryati. Terima kasih kebersamaan, bantuan dan motivasinya.

15. Special thank’s to Via (sukses ya neng☺..), Unie, Anteng, Meta, Nci, Yesi. Bantuan kalian sangat berarti bagiku.

16. Saudariku di FSPI (mbak Irma, Atus, Nana, Desi, Desi F, Meta, Estin, Martini), Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

17. Teman-teman ABI’ 06 (Nisa, Hesti, Muti, Ratri, Nabila, Nita, Nay, Agus, Aji, Banda, Amin, Koko, Ucok, Amar, dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu), terima kasih kebersamaannya dalam belajar.

18. Buat Seluruh kakak tingkat 1999 s/d 2005 terima kasih atas pengalaman, masukan, saran, dan pembelajaran yang diberikan.

19. Mba dan mas rental semur.com terima kasih semuanya, dan semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Juli 2010 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran ... 9

1. Pengertian Pemasaran ... 9

2. Konsep Pemasaran... 10

B. Bauran Pemasaran ... 11

C. Produk ... 13

1. Tingkatan Produk ... 14

2. Klasifikasi Produk ... 14

D. Atribut Produk ... 16

1. Harga ... 18

2. Kemasan ... 24

3. Kualitas ... 26

E. Kerangka Pemikiran ... 29

F. Hasil Penelitian Terdahulu ... 32

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 34

B. Definisi Konseptual ... 34

C. Definisi Operasional... 35

D. Populasi dan Sampel ... 37

E. Objek dan Subjek Penelitian ... 38

1. Objek Penelitian ... 38

2. Subjek Penelitian ... 39

F. Sumber Data ... 39


(15)

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 40

1. Pengujian Validitas ... 40

2. Pengujian Reliabilitas... 41

I. Teknik Pengolahan Data ... 43

J. Teknik Analisis Data ... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

1. Sejarah Universitas Lampung ... 48

2. Kondisi Umum ... 48

3. Kemahasiswaan ... 50

B. Hasil dan Pembahasan ... 53

1. Karakteristik Responden ... 53

a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 53

b. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan ... 54

c. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s yang Digunakan ... 54

d. Distribusi Responden Berdasarkan Harga ... 55

e. Distribusi Responden Berdasarkan Lama menggunakan Pond’s ... 56

f. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membeli ... 57

g. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis Yang Pernah Digunakan ... 57

2. Deskripsi Jawaban Responden ... 58

a. Penilain Responden Berdasarkan Harga ... 58

b. Penilaian Responden Berdasarkan Kemasan ... 61

c. Penilaian Responden Berdasarkan Kualitas ... 65

3. Persentase Rata-rata Jawaban Responden Berdasarkan Variabel ... 68

C. Analisis Faktor ... 70

D. Pembahasan Hasil Analisis Faktor ... 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel ... 35

2. Hasil Uji Validitas ... 41

3. Interpretasi Nilai r ... 42

4. Hasil Uji Reliabilitas ... 42

5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 53

6. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan ... 54

7. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Pond’s yang Digunakan ... 54

8. Distribusi Responden Berdasarkan Harga ... 55

9. Distribusi Responden Berdasarkan Lama menggunakan Pond’s ... 56

10. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Membeli ... 57

11. Distribusi Responden Berdasarkan Produk Lain Sejenis Yang Pernah Digunakan ... 57

12. Harga Pemutih Wajah Pond’s Terjangkau ... 58

13. Harga Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Manfaat ... 59

14. Harga Pemutih Wajah Pond’s Bersaing ... 60


(17)

16. Bentuk Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik ... 61

17. Warna Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Sangat Menarik ... 62

18. Segel Kemasan Pond’s Menjamin Keamanan ... 63

19. Desain Kemasan Pond’s Berbeda dengan Pesaing ... 63

20. Kemasan Pemutih Wajah Pond’s Terkesan Unik ... 64

21. Pemutih Wajah Pond’s Dapat Mencerahkan Kulit Wajah ... 65

22. Aroma Pemutih Wajah Pond’s Menyegarkan ... 65

23. Pemutih Wajah Pond’s Tahan Lama Saat Digunakan ... 66

24. Pemutih Wajah Pond’s Dipercaya Mempercantik Penampilan ... 66

25. Kualitas Pemutih Wajah Pond’s Sesuai dengan Harapan ... 67

26. Persentase Rata-Rata Jawaban Responden Berdasarkan Variabel.. 68

27. Anti Image Matriks ... 71

28. Penentuan Faktor untuk Analisis Selanjutnya... 72

29. Distribusi Indikator Kepada Faktor Sebelum Rotasi ... 73

30. Nilai Komunalitas Setelah Mengalami Perubahan ... 74


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pemikiran... 32


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi sangat berperan penting dalam bidang pemasaran, dimana para pemasar berkompetisi untuk memperbaiki serta memperbaharui konsep pemasaran yang digunakan. Kecanggihan informasi menyebabkan masyarakat semakin cepat dan mudah mengetahui produk yang dijual diseluruh dunia. Konsumen dengan mudah memperoleh informasi tentang produk yang akan dibeli guna memenuhi kebutuhannya. Disamping hal tersebut konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk dan bentuk produk yang akan dibeli sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.

Memiliki penampilan yang serasi dan menarik merupakan dambaan bagi setiap wanita, karena para wanita seringkali menyisihkan anggaran mereka untuk merawat wajah dan tubuh mereka. Perawatan yang mereka lakukan biasanya baik berasal dari kosmetik tradisional maupun kosmetik modern. Hasil test yang dilakukan di Amerika menggambarkan bahwa 88% dari wanita yang berusia 18 tahun keatas berusaha mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik dan


(20)

mereka merasa bahwa kosmetik tersebut akan membuat mereka lebih cantik dan percaya diri. (www. images.soemarno.multiply.com )

Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik. Seseorang membeli kosmetik berarti membeli kecantikan. Setiap kosmetik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu konsumen dituntut harus berhati-hati dalam membeli produk (kosmetik) yang ditawarkan agar memperoleh kepuasan maksimum. Sebagian wanita menganggap bahwa kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang wajib dimiliki. Hal inilah yang menyebabkan muncul dan bersaingnya perusahaan penghasil kosmetik yang berskala besar maupun kecil. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan harus selalu peka terhadap perkembangan atau trend dalam dunia kosmetika. Perusahaan harus menyikapi dengan membuat inovasi-inovasi bagi produk yang dijualnya. Bagi kaum wanita, wajah merupakan bagian tubuh yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan kulit wajah mudah terpengaruh berbagai faktor, baik internal (usia, genetik) maupun eksternal (stres, pola makan, radiasi bebas) yang biasa mempengaruhi kecantikan kulit. Karena itu wajah membutuhkan perawatan ekstra (khusus) agar kulit tetap halus, kencang dan berseri.

Kulit wajah wanita Indonesia cenderung berwarna kecoklatan, akibat teriknya matahari di negara yang beriklim tropis. fakta ini menimbulkan ide bagi perusahaan untuk membuat inovasi baru dibidang kosmetika. Sehingga muncullah


(21)

produk-produk pemutih wajah yang bersifat tradisional maupun yang bersifat modern. Adanya produk pemutih wajah menarik minat wanita Indonesia untuk memiliki kulit yang bersih dan putih yang akan membuat penampilan menjadi lebih cantik dan mempesona. Penelitian yang dilakukan kelompok bisnis kosmetik asal Prancis, L’Oreal, pada 1997 menunjukkan: 85% wanita di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan cenderung berkulit gelap, dan 55% di antara mereka ingin memiliki kulit lebih putih. Dalam studi yang hampir sama, raksasa produk konsumen asal Amerika Serikat, Protec & Gamble, juga menemukan fakta bahwa 70%-80% wanita di Asia ingin memiliki kulit lebih putih dan bersih.(www.taufiek.wordpress.com)

Meski sudah lampau, hasil riset di atas sampai sekarang masih relevan. Selain karena faktor genetis, iklim tropis, pengaruh sinar ultraviolet, tingginya tingkat polusi dan ruang ber-AC ditengarai menjadikan kulit tidak sehat: kusam, keriput dan cepat menua. Menyadari keadaan itu, kepedulian para wanita Indonesia terhadap kesehatan kulit terlihat menonjol dan terus meningkat. Terbukti hingga saat ini, penetrasi produk perawatan kulit mencapai 55%. Produk-produk perawatan kulit yang mengklaim bisa membuat kulit lebih halus dan putih, laris manis diserbu konsumen. Produk pemutih wajah, merupakan salah satu bagian dari produk kosmetik dan termasuk dalam jenis face lotion. Pemutih wajah ini berfungsi untuk menghaluskan dan memutihkan kulit dan juga melindungi kulit dari sengatan sinar matahari karena sinar matahari dapat menimbulkan proses penuaan dini pada kulit.


(22)

Salah satu produk pemutih wajah yang banyak diminati oleh konsumen adalah produk pemutih wajah Pond’s yang merupakan produk kecantikan dari perusahaan multinasional Unilever. Hasil survei yang dilakukan oleh Spire Research & Consulting belum lama ini menunjukan, remaja berusia 13-18 tahun memang mengetahui dan menyukai Pond's. Setidaknya, 1.000 responden di lima kota besar (Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar) sebesar 40%-nya menyatakan mengetahui dan 18%-nya menyukai merek Pond's. Dari sisi penyebaran produk, tim sales dan distribusi Unilever Indonesia telah berhasil menempatkan Pond's White Beauty mulai dari pasar modern (hipermarket, supermarket, minimarket) hingga general trade (toko kosmetika, toko kelontong). Sehingga, harganya pun mempunyai range yang pas terhadap setiap income level (mass maupun semi-premium). (www.essayrunner.com)

Selain Pond’s masih banyak produk pemutih wajah yang beredar luas dipasaran seperti Olay, L’Oreal, Garnier, Nivea, serta produk perawatan kulit yang berasal dari Cina seperti Tjefuk yang bersaing memperebutkan pangsa pasar pemutih wajah. Banyaknya produk sejenis yang mulai bermunculan menyebabkan persaingan yang semakin ketat sehingga menuntut perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar. Meskipun demikian Pond’s masih unggul sebagai pemimpin pasar. Indonesia saat ini menjadi pasar nomor pertama untuk produk Pond’s. Pasar produk ini di Indonesia lebih tinggi dari Amerika Serikat, tempat asal brand tersebut. Pond’s menguasai 40% pangsa pasar skin care di Indonesia. Selain itu, Pond's menduduki peringkat terbaik dalam survei Indonesia Best Brand (IBBA) 2009 dari Majalah SWA dan lembaga riset pemasaran, MARS. (www.hsfames.com)


(23)

Hal ini menunjukkan bahwa pemutih wajah Pond’s mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen sebagai produk yang telah terbukti mempunyai keandalan merek. Untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis dan barang yang begitu kompetitif dewasa ini, maka perlu disusun strategi pemasaran yang tepat sehingga produsen kosmetik mempunyai keunggulan bersaing. Agar produk yang dihasilkan oleh produsen dikonsumsi oleh konsumen, maka produsen harus memberikan nilai yang tinggi kepada konsumen dengan memberikan produk atau jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Hal ini disebabkan oleh sikap konsumen dalam membeli sebuah produk yang tidak hanya sebatas membeli produk yang dapat memenuhi kebutuhannya saja, akan tetapi lebih dari itu, konsumen membeli suatu produk dikarenakan produk tersebut mampu menawarkan atribut produk yang terbaik.

Produk Pond's pertama dibuat pada tahun 1846, sejak saat itu merek tersebut telah menjadi produk kelima perawatan diri yang paling menguntungkan di seluruh dunia. Pada tahun 1886, Pond's diluncurkan kembali sebagai Pond’s Extract dan pada tahun 1914 Pond’s Cold Cream dan Vanishing Cream menandai evolusi merek menjadi lambang (ikon) kecantikan. Pada pertengahan tahun 1920an, Pond’s mencerminkan penguasaan posisi pasar ini dengan pengesahan dari ratu, bintang Hollywood, dan masyarakat pemerhati masalah kecantikan. Citra gayanya didukung oleh jaminan penyampaian produk dan pengertian rutinitas dan kebutuhan kecantikan wanita. Krim Pond’s ditemukan di Amerika Serikat sebagai obat oleh ilmuan Theron T. Pond pada tahun 1846. Pond mengambil sari pati teh penyembuh dari witch hazel, dan mendapati bahwa sari pati tersebut dapat menyembuhkan goresan kecil dan penyakit lain. Tidak lama kemudian produk


(24)

tersebut dikenal dengan nama Pond’s Extract. Menjelang 1910, Pond’s menjadi merek terkenal di antara merek-merek lain di Amerika. Mengkhususkan diri pada krim pembersih Pond’s, perusahaan Pond’s memulai kampanye niaga yang kemudian menjadi terkenal karena banyak kaum selebritis yang terlibat di dalamnya. (www. ochachantik.blogspot.com)

Pond’s menawarkan tiga kategori produk yaitu pengendalian minyak (Oil Control), pemutih kulit (Skin Lightening) dan penghambat penuaan dini (Anti Aging). Produk Pond’s memiliki banyak varian untuk kategori pemutih wajah yaitu Pond’s white beauty: Lightening Cream. Pond’s flawless white: Visible Lightening Day Cream. Sedangkan Pond’s age miracle (anti aging/penuaan dini) merupakan rangkaian produk untuk membantu mengurangi flek hitam akibat penuaan dan kerutan. Setiap produk memiliki target pada segmentasi yang berbeda mulai dari remaja putri usia 15 tahun hingga wanita dewasa diatas usia 30 tahun.

Mahasiswi sebagai salah satu segmen utama dalam pemasaran produk kosmetik, memerlukan perawatan wajah (pemutih) agar dapat tampil lebih putih, cantik dan menarik. Dengan adanya berbagai produk pemutih wajah sejenis yang beredar dipasar menciptakan persaingan yang ketat dari setiap produsen serta menciptakan banyak pilihan bagi konsumen. Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan menuntut konsumen untuk lebih selektif dalam menentukan produk yang akan digunakan. Dalam proses seleksi tersebut salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih produk adalah melihat atribut produk yang ditawarkan.


(25)

Kotler (1992: 72), menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Adanya atribut yang melekat pada suatu produk dapat digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian atribut produk dengan kebutuhan dan keinginan. Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan seperti harga, kemasan dan kualitas serta berbagai faktor pendukung lain sebelum memilih atau mengambil keputusan dan mencari alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam mengkonsumsi suatu produk. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Atribut Produk Pemutih Wajah Pond’s”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Seberapa besar faktor harga produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s? b. Seberapa besar faktor kemasan produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s? c. Seberapa besar faktor kualitas produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s?


(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui besarnya faktor harga pada konsumen pemutih wajah Pond’s

b. Untuk mengetahui besarnya faktor kemasan pada konsumen pemutih wajah Pond’s

c. Untuk mengetahui besarnya faktor kualitas pada konsumen pemutih wajah Pond’s

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan agar mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan kajian bidang pemasaran di jurusan ilmu Administrasi Bisnis sehingga bisa digunakan sebagai acuan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan sebagai evaluasi dan bagi pihak yang berkepentingan lainnya.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan manajemen yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, karena pemasaran harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan perubahan-perubahan perilaku serta kebutuhan yang diperlukan konsumen. Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memasarkan produknya dengan tingkat penjualan yang tinggi, namun hal tersebut tidak akan berjalan lancar. Adanya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk serupa menuntut terjadinya persaingan yang ketat. Perusahaan yang berhasil memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan menjadi pemenang di dalam kancah persaingan binsis.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 6), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Sedangkan menurut Stanton (1996: 7), pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat


(28)

memuaskan keinginan baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan pertukaran produk (barang dan jasa) yang bernilai kepada pihak lain melalui proses manajemen yaitu perancangan produk, pemberian harga, promosi dan distribusi sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok.

2. Konsep Pemasaran

Basu swastha (1984: 17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Basu swastha (1984: 18) Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran pokok dalam konsep pemasaran, adalah:

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang ingin melaksanakan konsep orientasi konsumen harus: a. Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. b. Memilih sekelompok tertentu sebagai sasaran penjualan, karena perusahaan

tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan pokok konsumen.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya sesuai dengan kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran bagi perusahaan.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.


(29)

e. Menentukan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan.

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berati bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.

3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.

Faktor yang menentukan perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba. Ini berarti bahwa perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal. Perkembangan masyarakat dan teknologi telah menyebabkan perkembangan konsep pemasaran. Perusahaan tidak lagi berorientasi kepada konsumen saja, tetapi juga harus berorientasi kepada masyarakat.

B. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses pemasaran karena segala keputusan strategi yang akan diambil oleh perusahaan selalu berhubungan erat dengan variabel-variabel bauran pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 62), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar


(30)

sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya.

Komponen-komponen pokok marketing mix yang dapat perusahaan gabungkan terdiri dari 4 variabel yang dikenal dengan nama 4P, yaitu:

1. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang perusahaan tawarkan pada pasar sasaran. Pengolahan produk termasuk di dalamnya perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang baik untuk dapat dipasarkan oleh perusahaan sehingga dapat dikonsumsi oleh konsumen. Beberapa elemen dari produk antara lain ialah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merk dagang, servis dan lain-lain.

2. Harga (Price)

Merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk.

3. Tempat (Place)

Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. 4. Promosi (Promotion)

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membelinya.


(31)

C. Produk

Pengertian produk (product) menurut Kotler dan Armstrong, (2008: 266) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Menurut Sofjan Assauri (2002: 183) semua pembahasan, pengertian dan lingkup yang terkandung dari suatu produk di mulai dengan konsep produk tersebut. Dalam konsep produk perlu dipahami tentang wujud dari produk itu sendiri. Wujud produk adalah ciri – ciri atau sifat- sifat produk yang dilihat oleh konsumen dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Penekanan wujud fisik produk adalah termasuk fungsi dari produk tersebut disamping desain, warna, ukuran dan pengepakannya. Dari wujud produk fisik inilah konsumen atau pembeli dapat membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya. Definisi lain tentang produk menurut Basu Swastha (1984: 94), Suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Dari definisi tentang produk tersebut, pada


(32)

dasarnya semua pendapat memberi suatu makna yaitu produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, baik yang dapat diraba atau nyata maupun tidak dapat diraba atau jasa atau layanan.

1. Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 268) terdapat tiga tingkatan produk yaitu: a. Produk Inti ( Core Product )

Adalah produk sesungguhnya yang harus dibeli oleh konsumen karena memiliki manfaat yang sebenarnya.

b. Produk Berwujud/ Produk Aktual

Adalah produk yang ditawarkan secara nyata dan lengkap kepada konsumen yang terdiri dari pembungkus, nama merk, mutu, corak dan ciri khas dari produk yang ditawarkan.

c. Produk Tambahan (Produk yang Disempurnakan )

Adalah produk yang ditawarkan yang mencakupi keseluruhan manfaat yang diterima atau dinikmati oleh pembeli.

2.Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 269) produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya yaitu produk konsumen (consumer product), dan barang industri (industrial products). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir


(33)

sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:

a. Produk kebutuhan sehari-hari (Convinience Product)

Convinience product merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan. Berdasarkan uraian pengertian tersebut maka produk kosmetika pemutih wajah Pond’s termasuk kedalam produk kebutuhan sehari-sehari (convinience product).

b. Produk belanja (Shopping Product)

Shopping product adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.

c. Produk khusus (Specially Product)

Specially product adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.


(34)

d. Produk yang tak dicari (Unsought Product)

Unsought product merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan.

D. Atribut Produk

Produk tidak terlepas dari atribut produk, dimana atribut produk adalah sesuatu yang melekat dan menyertai suatu produk yang dapat menambah nilai dari produk sehingga konsumen yang melihatnya tertarik dan membeli produk tersebut. Atribut produk menjadi bahan pertimbangan konsumen didalam proses keputusan pembelian. Sehingga perusahaan diharapkan mampu mengembangkan atribut produk atau jasanya, dan memberikan berbagai keistimewaan dan keandalan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kotler (1992: 72) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat–sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli. Sementara itu Stores (Kaplan dan Norton, 1996: 78), menyatakan bahwa “ product attributes for its consumer value propositions : price, fashion, and quality”, yang artinya bahwa atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model atau desain dan mutu atau kualitas.


(35)

Menurut Husein Umar (2000: 131), pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan dipenuhi oleh atribut-atribut produk misalnya mutu, desain, label dan kemasan. Sedangkan menurut Henry Simamora (2007: 434), atribut produk terdiri dari keistimewaan produk, merek, dan merek dagang, efek negara asal, kemasan, dan pemberian label, dan kebijakan garansi dan service.

Pengertian atribut produk menurut Simamora (2002: 79), adalah atribut produk meliputi dimensi-dimensi yang terkait dengan produk atau merek, seperti performance, conformans, daya tahan, keandalan, desain, gaya reputasi, dan lain-lain. Selain dimensi-dimensi produk, atribut produk yang menyangkut apa saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton, memperhatikan suatu produk, seperti harga, ketersediaan produk, merek, harga jual kembali, ketersediaan, harga suku cadang, layanan setelah penjualan dan seterusnya. Definisi produk menurut William J. Stanton (1996: 222–223), A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price, quality and brand plus the services and reputation of the seller. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Adanya


(36)

atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut–atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen. Dalam penelitian ini, unsur atribut produk yang digunakan yaitu harga, kemasan dan kualitas.

1. Harga

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix . Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Dalam teori ekonomi ada beberapa konsep yang saling berkaitan yaitu harga (price), nilai (value) dan manfaat (utility). Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat ditukarkan dengan produk lain. Manfaat adalah atribut sebuah produk yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan keinginan.


(37)

Menurut Kotler (1996: 339) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. Sedangkan menurut William J. Stanton harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Dari kedua definisi tentang harga tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai suatu produk atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk atau jasa berikut pelayanannya.

a. Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut Swastha (2000: 208), adalah sebagai berikut: 1. Kelangsungan hidup perusahaan

Dalam kondisi pasar yang merugikan, tujuan penetapan harga mungkin mencakup tingkat profitabilitas yang diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan.

2. Maksimalisasi Keuntungan

Penetapan harga untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu.

3. Maksimalisasi Penjualan

Penetapan harga untuk membangun pangsa pasar. Ini mungkin melibatkan penjualan dengan merugi pada awalnya dalam upaya merebut pangsa pasar yang tinggi.


(38)

4. Gengsi (prestise)

Sebuah perusahaan berharap untuk mengunakan penetapan harga guna menempatkan dirinya sendiri secara eksklusif.

5. ROI

Tujuan penetapan harga didasarkan pada pencapaian Return On Investment (ROI) yang diinginkan.

b. Peranan Harga

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli menurut yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif, persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2000: 152). Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan


(39)

makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

c. Strategi Penetapan Harga

Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton, 1996: 31).

1. Berorientasi pada laba untuk:

a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan. b. Memaksimalkan laba.

2. Berorientasi pada penjualan untuk: a. Meningkatkan penjualan.

b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar. 3. Berorientasi pada status quo untuk:

a. Menstabilkan harga b. Menangkal persaingan.

Menurut (Assauri, 2002: 45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan:

1. Penetapan harga diatas harga saingan

Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran.


(40)

2. Penetapan harga dibawah harga saingan

Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang baru diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar.

3. Mengikuti harga saingan

Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ke tempat lain (Swastha, 2000: 246). Menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :

a. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. b. Permintaan dan penawaran

Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.

c. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.

d. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan

yang ada. e. Biaya

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.


(41)

f. Tujuan perusahaan

Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a. Laba maksimum

b. Volume penjualan tertentu c. Penguasaan pasar

g. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

Tujuan penetapan harga menurut (Swastha, 2000: 242) tersebut adalah: 1. Meningkatkan penjualan

2. Mempertahankan dan memperbaiki market share 3. Stabilisasi harga

4. Mencapai target pengembalian investasi 5. Mencapai laba maksimum

2. Kemasan

Konsumen saat ini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja. Seperti, produk sabun mandi di rak-rak toko / swalayan sudah puluhan jenisnya. Minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar begitu juga dengan produk kosmetika.


(42)

Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena hati tergerak untuk membeli (impulse buying), gara-gara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.

Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnya image sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya. Menurut William J. Stanton (1996: 278), kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk.

Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan:

a. Kemasan memenuhi sasaran: keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian)

b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Dengan melalui


(43)

mencegah pertukaran oleh produk pesaing.

c. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan memperoleh laba. Ada bentuk dan ciri kemasan yang sedemikian menariknya sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa ini.

Menurut Assauri (2002: 191), syarat yang harus dipenuhi sebuah kemasan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan kotoran.

b. Harus ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk tersebut. Dalam hal ini dimaksudkan bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis dan cara pembungkusan dengan biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya.

c. Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli, misalnya besar kecilnya, dan bentuknya sesuai dengan kesatuan produk.

d. Kemasan haruslah memberikan aspek deskriptif yaitu menunjukkan merek, kualitas, yang terdapat dalam produk tersebut.

e. Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.

3. Kualitas Produk

Kualitas produk (product quality) merupakan salah satu atribut produk yang paling penting di mata konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu


(44)

suatu perusahaan harus memperhatikan kualitas produk yang akan diluncurkan kepasaran.

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Perkumpulan Amerika untuk kualitas (The American Society of Quality) mendefinisikan kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Menurut Assauri Sofjan (2002: 192), Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut, ketepatan (precision), mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut lain yang dinilai.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2004: 348), kualitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Menurut David Garvin yang dikutip Vincent Gasperz (Husein Umar, 2005: 37) untuk menentukan dimensi kualitas produk dapat melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini:

a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.


(45)

b. Features , yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. c. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan

suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteritik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan

atau masa pakai barang.

f. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

g. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

h. Fit and finish, sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari:


(46)

a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

b. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

c. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

e. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

g. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen


(47)

terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan negara asal.

(www.jurnal-sdm.blogspot.com)

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, meliputi performance (aspek fungsional barang), aesthetics (estetika), durability (daya tahan), dapat dipercayainya produk tersebut serta ketepatan (precision).

E. Kerangka Pemikiran

Produk pemutih wajah, merupakan salah satu bagian dari produk kosmetika. Pemutih wajah ini berfungsi untuk menghaluskan dan memutihkan kulit dan juga melindungi kulit dari sengatan sinar matahari karena sinar matahari dapat menimbulkan proses penuaan dini pada kulit. Kaum wanita muda khususnya mahasiswi sebagai salah satu segmen utama dalam pemasaran produk kosmetik, memerlukan perawatan wajah (pemutih) agar dapat tampil lebih putih, cantik dan menarik. Penggunaan kosmetik pemutih wajah dapat menambah percaya diri serta menunjang aktifitas sehari-hari.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat


(48)

pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Fandy Tjiptono (1997: 103), Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Philip Kotler dan Gery Armstrong menyatakan dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas atribut yang dimiliki oleh sebuah produk dan membentuk nilai untuk membeli. Dan biasanya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli produk dengan atribut yang paling disukai. Didalam suatu membuat keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh berbagai rangsangan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dari hasil definisi diatas berdasarkan Fandy Tjiptono, maka jelas bahwa atribut suatu produk sangat mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Pada dasarnya perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu sangat dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada produk tersebut, karena tidak mungkin seorang konsumen membeli suatu produk tanpa mengetahui atribut atau keunggulan produk tersebut.

Harga merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. Sedangkan kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk atau bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang dilemparkan ke pasaran. Dengan menciptakan bentuk


(49)

kemasan yang menarik disertai dengan slogan–slogan yang memiliki ciri khas masing–masing produk yang berguna untuk meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Setiap perusahaan/produsen harus memilih tingkat kualitas yang akan membantu atau menunjang usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu dalam pasar sasarannya. Kualitas merupakan satu dari alat utama untuk mencapai posisi produk.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Harga (X1)

Kualitas (X3)

Atribut Produk Kemasan


(50)

F. Hasil Penelitian Terdahulu

a. Penelitian tentang Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Mie Sedaap (Studi Pada Konsumen di Kelurahan Bendogrit Blitar) yang dilakukan oleh Happy Nugrah Hapsari pada tahun 2009 dengan variabel penelitian meliputi merek, mutu, kemasan, dan rasa. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas X1 (merek), X2 (mutu), X3 (kemasan), dan X4 (rasa) memiliki pengaruh yang positif terhadap variabel Y (keputusan pembelian).

b. Bayu Puspita pada tahun 2007 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kebab Turki Baba Rafi Di Yogyakart, dimana variabel yang diteliti meliputi atribut harga (X1), rasa atau aroma (X2), kemasan (X3), pelayanan (X4), dan

ukuran (X5) terhadap keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y)

sebesar 0,561. Besar pengaruh variabel masing-masing atribut produk terhadap keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi yaitu untuk ; koefisien korelasi antara variabel harga (X1) dengan keputusan pembelian

Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar 0,276, hal ini berarti korelasinya rendah, koefisien korelasi antara variabel rasa atau aroma (X2) dengan

keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar 0,385, hal ini berarti korelasinya sedang, koefisien korelasi antara variabel kemasan (X3) dengan keputusan pembelian Kebab Turki Baba Rafi (Y) sebesar


(51)

pelayanan (X4) dengan perilaku membeli Kebab Turki Baba Rafi (Y)

sebesar 0,213, hal ini berarti korelasinya rendah, dan koefisien korelasi antara variabel ukuran (X5) dengan keputusan pembelian Kebab Turki

Baba Rafi (Y) sebesar 0,420, hal ini berarti korelasinya cukup kuat.

c. Stevanus Frederik pada tahun 2008 melakukan penelitian tentang Analisis pengaruh atribut produk (merek, harga, dan kualitas layanan) terhadap keputusan pembelian konsumen di Starbucks Coffee Plaza Tunjungan 4 Surabaya. Maka Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa ketiga faktor merek, layanan jasa dan harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen di Starbucks Coffee Plaza Tunjungan 4 Surabaya, dan yang paling dominan mempengaruhi adalah atribut merek.


(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif yang tujuannya adalah memaparkan suatu fenomena serta memeriksa apakah teori yang melandasinya masih berlaku atau tidak. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2007: 4). Penelitian deskriptif dianggap lebih relevan karena teori-teori, konsep dan data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang pada akhirnya dapat menggambarkan atau mengungkapkan suatu kebenaran.

B. Definisi Konseptual

Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk.


(53)

2. Harga adalah nilai suatu produk atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk atau jasa berikut pelayanannya

3. Kemasan adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.

4. Kualitas merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, meliputi performance (aspek fungsional barang), estetika

(aesthetics), durability (daya tahan), dapat dipercayainya produk tersebut serta ketepatan (precision).

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun dan Efendi, 2000: 23). Untuk melihat operasional suatu variabel, maka variabel tersebut harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang dapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Satuan

Pengukuran Ukuran Skala Harga Produk (X1) nilai suatu produk atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan kombinasi dari produk atau jasa pelayanannya

1. Harga pemutih wajah Pond’s yaitu harga jual Pond’s dengan kisaran Rp.10.000 sampai dengan Rp.100.000 2. Kesesuaian harga dengan manfaat yaitu penilaian konsumen mengenai kesesuaian harga dengan kegunaan produk Tingkat kesetujuan konsumen pemutih wajah Pond’s terhadap indikator harga produk yang ditawarkan oleh Pond’s Interval


(54)

3. Harga pesaing yaitu menilai bagaimana strategi harga yang diterapkan Pond’s 4. Kesesuaian harga dengan kualitas yaitu

penilaian konsumen mengenai kesesuaian harga dengan kualitas /mutu produk Kemasan Produk (X2) merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.

1. Bentuk kemasan yaitu bentuk fisik dari kemasan

2. Warna kemasan yaitu kombinasi warna yang diterapkan pada kemasan

3. Segel kemasan yaitu plastik pembungkus kemasan

4. Desain kemasan yaitu desain kemasan secara keseluruhan 5. Citra/kesan kemasan yaitu penilaian konsumen mengenai keunikan (hanya satu- satunya)

Tingkat kesetujuan konsumen pemutih wajah Pond’s terhadap indikator kemasan produk yang ditawarkan oleh Pond’s Interval Kualitas Produk (X3) merupakan kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, meliputi aspek fungsional produk, estetika, daya tahan, dapat dipercayainya produk tersebut serta ketepatan

1. Fungsi utama

(performance) yaitu kemampuan Pond’s mencerahkan kulit wajah

2.Estetika (aesthetics) yaitu penampilan produk dilihat dari bau/aroma

3. Daya tahan (durability) yaitu berapa lama produk dapat digunakan dengan kisaran waktu 6-12 jam 4. Dapat dipercaya yaitu kepercayaan konsumen mengenai fungsi produk

5. Ketepatan (precision) yaitu kesesuaian fungsi produk dengan harapan konsumen Tingkat kesetujuan konsumen pemutih wajah Pond’s terhadap indikator kualitas produk yang ditawarkan oleh Pond’s Interval


(55)

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Nawawi (2001: 144), diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yaitu mahasiswi yang telah menggunakan pemutih wajah Pond’s yang ada di Universitas Lampung. Pemilihan responden pada mahasiswi diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penilaian yang lebih spesifik terhadap produk kosmetik pemutih wajah serta pengetahuan mereka tentang produk kosmetik wajah secara lengkap. Besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Oleh karena itu, sulit mencari berapa jumlah populasi yang tepat. Namun, Supranto (1997: 239), menyatakan bahwa sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal 30 elemen atau responden.

Pada penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 80 orang sampel responden dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n = 30) dengan rincian setiap Fakultas diambil 10 responden. serta pertimbangan terbatasnya waktu, dana dan tenaga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu memilih sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria ini diterapkan pada:


(56)

1. Mahasiswi UNILA yang masih aktif yaitu angkatan 2006-2009.

2. Menggunakan pemutih wajah Pond’s secara terus-menerus sampai saat ini atau minimal 3 bulan terakhir dengan pertimbangan pengetahuan responden mengenai produk lebih lengkap.

3. Menggunakan produk Pond’s kategori pemutih kulit wajah/pelembab white beauty dan flawless white.

Pada saat turun lapangan guna mencari dan menemui responden sebagai sampel penelitian, peneliti terlibat langsung menjaring dan menyebar kuesioner penelitian. Responden yang dapat menjadi sampel penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti mengunjungi fakultas-fakultas yang ada di Universitas Lampung. Untuk lebih memudahkan peneliti dalam menjaring responden, peneliti menunjuk beberapa orang yang peneliti anggap berkompeten untuk membantu penyebaran kuesioner penelitian. Peneliti mengunjungi tempat-tempat yang biasanya ramai digunakan mahasiswi untuk berkumpul dan istirahat antara lain kantin, perpustakaan dan mushola. Responden yang peneliti temui rata-rata memberikan respon yang baik serta cukup kooperatif saat diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan yang berarti, hanya saja pada Fakultas Teknik sedikit membutuhkan waktu yang lebih banyak disebabkan oleh mahasiswi di fakultas ini tergolong minim karena mayoritas mahasiswanya laki-laki.


(57)

E. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah atribut produk 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Lampung yang telah menggunakan pemutih wajah Pond’s.

F. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, yaitu: 1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan melalui penyebaran kuesioner kepada responden, mengenai analisis faktor atribut produk pada konsumen pemutih wajah Pond’s di Universitas Lampung.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau penunjang seperti buku dan internet.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yaitu pengambilan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Daftar pertanyaan bersifat tertutup dengan memberikan alternatif jawaban dengan maksud mempermudah dalam melakukan analisis. Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan skala


(58)

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi kelompok orang tentang fenomena sosial. Setiap jawaban dalam penelitian ini akan diberikan penentuan skor sebagai berikut:

a. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor 5 b. Untuk jawaban setuju diberi skor 4

c. Untuk jawaban ragu-ragu diberi skor 3 d. Untuk jawaban tidak setuju diberi skor 2

e. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1

H. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Validitas menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur tingkat validitas pada penelitian ini, digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

 

n X2 ( X)2 n Y2 ( Y)2

Y X XY n rXY            Keterangan: XY

r = Nilai korelasi ( keeratan hubungan ) n = Banyaknya jumlah sampel yang diteliti. X = Skor pertanyaan


(59)

Y = Jumlah skor dari x Sumber : Sugiyono, (2007: 182)

Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid 2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Variabel Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan Harga Produk X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 0,623 0,500 0,589 0,741 0,220 0,220 0,220 0,220 Valid Valid Valid Valid Kemasan Produk X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 0,460 0,421 0,558 0,679 0,604 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 Valid Valid Valid Valid Valid Kualitas Produk X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 0,573 0,604 0,653 0,536 0,536 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Lampiran 3

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Crombat dengan rumus sebagai berikut:

rii= x

k k 1  2 2 1  


(60)

n

X

n

X)2 ( 2 

Keterangan :

r11 =Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya jumlah pertanyaan ∑

b2 = Jumlah varian pertanyaan

2

t

= Varians total

Rumus Varians yang digunakan :

2

= Di mana:

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau tidak reliabel. Nilai interpretasi reliabillitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Interprestasi Nilai Kereliabelan

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,801 − 1,00 Antara 0,601 − 0,800 Antara 0,401 – 0,600 Antara 0,201 – 0,400 Antara 0,000 – 0,200

Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat rendah Sumber : Sugiyono, (2007: 183)

Suatu instrument dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar ≥0,6. Keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(61)

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

X1 X2 X3

0,747 0,753 0,828

Reliabel Reliabel Sangat Reliabel Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa instrument penelitian yang digunakan reliabel, karena termasuk dalam interval nilai antara 0,600 sampai dengan 1,00 atau dengan kata lain instrument penelitian dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan dalam penelitian ini.

I. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Editing

Yaitu memeriksa ulang data yang diperoleh dari lapangan untuk mengetahui lengkap tidaknya data, dengan demikian data yang diperoleh tidak terdapat kesalahan.

2. Koding

Yaitu membuat kategori-kategori tertentu dari data yang diperoleh dari lapangan.

3. Tabulasi

Yaitu memasukkan data kedalam tabel tunggal sehingga mudah dibaca. Hasil dari tahap koding berupa kategori-kategori data dari responden dimasukkan dalam bentuk tabel yang sesuai.


(62)

J. Teknik Analisis Data

Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasikan variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan variabel observasi. Menurut Kinear dan Taylor (199: 606 ), analisis factor adalah a procedure that takes a large number of variables or objects and searches to see whether they have a small number of factors in common which account for their intercorrelation. Artinya analisis faktor adalah sebuah prosedur yang menggunakan angka terbesar dari variabel atau objek dan meneliti untuk melihat faktor yang memiliki angka yang kecil secara bersamaan sebagai catatan korelasi atau hubungan antara variabel. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori. Analisis ini bertujuan untuk mengadakan konfirmasi berdasarkan teori dan konsep yang sudah ada sehingga dapat diketahui keakuratan instrumen yang dibuat. Analisis ini menggunakan program SPSS 16.0.

Prinsip dasar dari analisis faktor adalah mengekstrasi sejumlah faktor bersama (common factors) dari gugusan variabel asal X1,X2,…….,Xp, sehingga banyaknya

faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X dan sebagian informasi (ragam) variabel asal X tersimpan dalam sejumlah faktor. Sedangkan salah satu tujuan dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel dengan cara mirip seperti pengelompokkan variabel. Dalam analisis ini, variabel-variabel dikelompokkan berdasarkan korelasinya. Dimana variabel yang berkorelasi tinggi akan berada dalam kelompok tertentu membentuk suatu faktor, sedangkan dengan


(1)

Setelah X1.2 dan X2.2 di drop

Communalities

Initial Extraction

X1.1 1.000 .759

X1.3 1.000 .703

X1.4 1.000 .593

X2.1 1.000 .725

X2.3 1.000 .700

X2.4 1.000 .611

X2.5 1.000 .525

X3.1 1.000 .669

X3.2 1.000 .591

X3.3 1.000 .579

X3.4 1.000 .631

X3.5 1.000 .612

Extraction Method: Principal Component Analysis.


(2)

Lampiran 12

Rotated Component Matrix Setelah Rotasi Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3

X1.1 .233 -.160 .824

X1.3 -.010 .060 .836

X1.4 .313 .344 .614

X2.1 -.052 .713 .462

X2.3 .091 .832 -.017

X2.4 .119 .773 -.013

X2.5 .489 .532 -.058

X3.1 .801 .089 .141

X3.2 .673 .220 .300

X3.3 .698 .246 .177

X3.4 .790 -.023 -.081

X3.5 .772 -.003 .130

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 5 iterations.

Component Transformation Matrix

Compo

nent 1 2 3

1 .771 .474 .425

2 -.590 .783 .197

3 -.239 -.403 .883

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.


(3)

Lampiran 13 Tabel Total Variance Explained

Setelah X1.2 dan X2.2 di drop

Total Variance Explained

Compon ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Va

1 4.168 34.733 34.733 4.168 34.733 34.733 3.219

2 1.851 15.424 50.157 1.851 15.424 50.157 2.345

3 1.682 14.019 64.176 1.682 14.019 64.176 2.138

4 .722 6.014 70.190

5 .676 5.630 75.820

6 .625 5.209 81.029

7 .532 4.436 85.464

8 .464 3.867 89.331

9 .382 3.187 92.519

10 .331 2.762 95.281

11 .308 2.567 97.847

12 .258 2.153 100.000


(4)

CURICULUM VITAE

Nama : Nuraini

Tempat/Tanggal Lahir : Negara Kemakmuran, 30 Januari 1987

Golongan Darah : B

Agama : Islam

Alamat : Jln. Kelapa Sawit VI No. 173 Perumnas Way Halim, Bandar Lampung 35141

No. Telepon : 085669961587/ (0721) 784096 Alamat Email : yu_jin@plasa.com


(5)

ABSTRACT

FACTORS INFLUENCING WOMAN CHOSEN METHOD ACUPUNCTURE IN THE EFFORT LOSING WEIGHT BODY ( Study At Patient Woman Of

Clinic Medication Acupuncture Rosa Calista Bandar Lampung) By

Tita Yuliastuti

Woman cope to lose weight body as a mean to take care of appearance represent existing phenomenon in modern society as effect expand capitalism. All modern woman of instan and practical tend to cope to lose weight body with medical technology professional. But fact in field, found by dozens woman of Bandar Lampung town to use service medication of acupuncture as source of medication of alternative to lose weight body. Phenomenon to the making Writer interest and at the same time also as target of research to know and explain factors influencing woman lose weight body, behavioral effort of health performed within losing weight reason and body chosen acupuncture method in the effort losing weight body.

Method Research the used is method qualitative. Technique data collecting in this study that is circumstantial interview with question having the character of is open, guided with guidance of interview. Later then data analysed to pass process reduce data, presentation of verification and data or withdrawal of conclusion. Hereinafter taken as informan amount to 4 peoples.

Result of from this research indicate that influencing woman lose weight body is the existence of x'self concept, social demand and environmental demand. Pursuant to behavior of health of Suchman, in the effort losing weight body which is a more regular done by all informan is shopping. While according to Kalangie, in the effort losing weight body which is dominant to be done by all informan that is with medication of alternative. Dominant reason all informan chosen acupuncture method because having the character of to experience of.


(6)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEREMPUAN MEMILIH METODE AKUPUNKTUR DALAM UPAYA MENURUNKAN BERAT BADAN (Studi Pada Pasien Perempuan Klinik Pengobatan Akupunktur

Rosa Calista Bandar Lampung) Oleh

Tita Yuliastuti

Perempuan berupaya menurunkan berat badan dengan tujuan untuk menjaga penampilan merupakan fenomena yang ada dalam masyarakat modern sebagai akibat berkembangnya kapitalisme. Perempuan modern yang serba instan dan praktis cenderung berupaya menurunkan berat badan dengan teknologi medis profesional. Tetapi kenyataan di lapangan, ditemukan tidak sedikit perempuan kota Bandar Lampung menggunakan jasa pengobatan akupunktur sebagai sumber pengobatan alternatif untuk menurunkan berat badan. Fenomena diataslah yang membuat Penulis tertarik dan sekaligus juga sebagai tujuan penelitian untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan menurunkan berat badan, upaya perilaku kesehatan yang dilakukan dalam menurunkan berat badan dan alasan memilih metode akupunktur dalam upaya menurunkan berat badan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam studi ini yaitu wawancara mendalam dengan pertanyaan yang bersifat terbuka, dipandu dengan pedoman wawancara. Kemudian data dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Selanjutnya yang dijadikan informan berjumlah 4 orang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa yang mempengaruhi perempuan menurunkan berat badan adalah adanya konsep diri, tuntutan sosial dan tuntutan lingkungan. Berdasarkan perilaku kesehatan Suchman, dalam upaya menurunkan berat badan yang lebih sering dilakukan oleh para informan adalah shopping. Sedangkan menurut Kalangie, dalam upaya menurunkan berat badan yang dominan dilakukan oleh para informan yaitu dengan pengobatan alternatif. Alasan dominan para informan memilih metode akupunktur karena bersifat alami.