Pengaruh Suhu Proses Transesterifikasi 1.

7. Fasa metil ester dicuci dengan 10 vv akuades hangat yang suhunya sekitar 50 o C hingga larutan pencuci bersifat netral lalu didiamkan hingga terbentuk 2 fasa. 8. Fasa metil ester dipisahkan dalam rotavapor vakum sehingga pelarut terpisah dengan fasa metil ester, lalu ditambahkan dengan 0,1 gr Na 2 SO 4 anhidrat dan didiamkan selama 1 jam selanjutya disaring. 9. Metil ester murni dianalisa kandungan asam lemak bebas, densitas, viskositas dan konsentrasi metil ester. 10. Perlakuan yang sama untuk variasi waktu 90 memit, 120 menit dan 150 menit. ASTM D 1298.

3. Pengaruh Suhu

1. Dimasukkan metanol sesuai dengan perbandingan mol maksimum kedalam labu leher tiga lalu ditambahkan 3.56 gram CaO 8 bb sisa CPO, diaduk hingga homogen dengan menggunkan magnetik stirer dengan kecepatan konstan 800 rpm. 2. Diteteskan setetes demi setetes 50 ml sisa CPO kedalam labu leher tiga lalu dipanaskan hingga mencapai suhu 60 C. 3. Direfluks selama sesuai dengan waktu maksimum pada suhu 55 C dengan kecepatan pengadukan konstan 800 rpm. 4. Dihentikan reaksi dengan metode Quenching untuk menghentikan jalannya reaksi dengan mengalirkan air es kedalam kondensor. 5. Hasil refluks dimasukkan kedalam corong pisah dan didiamkan selama 30 menit sehingga terbentuk campuran tiga fasa. 6. Campuran tiga fasa disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 4200 rpm sehingga fasa gliserol dan campuran katalis terpisah dengan fasa metil ester. 7. Fasa metil ester dicuci dengan 10 vv akuades hangat yang suhunya sekitar 50 o C hingga larutan pencuci bersifat netral lalu didiamkan hingga terbentuk 2 fasa. 8. Fasa metil ester dipisahkan dalam rotavapor vakum sehingga pelarut terpisah dengan fasa metil ester, lalu ditambahkan dengan 0,1 gr Na 2 SO 4 anhidrat dan didiamkan selama 1 jam selanjutya disaring. 9. Metil ester murni dianalisa kandungan asam lemak bebas, densitas, viskositas dan konsentrasi metil ester. Universitas Sumatera Utara 10. Perlakuan yang sama untuk variasi suhu 60 o C, 65 C dan 70 C. ASTM D 445.

3.3.4. Karakterisasi Produk

3.3.4.1. Penentuan Kadar Air CPO

Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan kedalam cawan yang telah dikeringkan. Kemudian dipanaskan pada suhu 130 o C selama 3 jam. Dihitung kadar air yang hilang. Kadar air dari sampel dihitung berdasarkan rumus berikut: 100 1 2 1 W W W W Air Kadar − − = ……. ................................................ 3.0 dimana W = berat wadah g W1= berat wadah dengan contoh g W2 = berat wadah contoh uji setelah dikeringkan g ASTM D1796

3.3.4.2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas

Sebanyak 1 gr sampel dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 20 mL n-heksan dan 20 mL alkohol netral. Ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein lalu dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N hingga warna larutan berubah dari bening menjadi merah muda. Dihitung volume KOH yang terpakai. Kadar asam lemak bebas dari sampel dihitung berdasarkan rumus berikut: 100 1000 256 sampel KOH KOH g x x N x mL ALB Bebas Lemak Asam Kadar = ................ 3.1 atau : sampel KOH KOH g x N x mL Asam Bilangan 1 . 56 = ....................................................... 3.2 dimana mL KOH = volume KOH yang diperlukan untuk titrasi, N KOH = konsentrasi KOH, g sampel = massa CPO yang digunakan ASTM D 664.

3.3.4.3. Penentuan Densitas

Mula-mula piknometer kosong yang kering dan bersih ditimbang beratnya. Kemudian dimasukkan sampel kedalam piknometer tanpa ada gelembung udara dan bagian luar Universitas Sumatera Utara