Sifat Fisik Biodiesel Pembahasan
pada suhu 65
o
C dan CPO meleleh pada suhu 55
o
C Foon, 2004. Terjadi penyimpangan untuk reaksi transesterifikasi pada suhu 70
o
C, diperoleh konversi metil ester sebesar 60.76, dalam hal ini reaktan tidak tercampur secara homogen
sehingga terjadi penurunan konversi metil ester yang dihasilkan. Dengan adanya katalisator heterogen, maka campuran reaksi akan membentuk
sistem tiga fase, CPO-Metanol-Katalis, dimana reaksinya akan mengalami perlambatan karena adanya resistansi difusi molekul reaktan kepermukaan katalis,
dilanjutkan dengan adsorpsi reaktan pada permukaan katalis, dan reaksi difusi reaktan pada permukaan katalis, selanjutnya terjadi reaksi dalam lapisan adsorpsi,
kemudian terjadi desorpsi produk reaksi dari permukaan katalis dan abfusi pada produk keluar dari permukaan katalis. Reaksi ini dapat dipercepat pada suhu
reaksi tertinggi. Secara umum, semakin cepat laju reaksi akan diperoleh pada suhu tertinggi, tetapi pada suhu tinggi, metanol akan menguap yang menghambat reaksi
dalam interfase tiga fase. Oleh karena itu suhu reaksi maksimum adalah 65
o
C Liu. 2008
Liu melakukan transesterifikasi dari minyak kedelai menjadi biodiesel menggunakan CaO sebagai katalisator basa padat, dengan perbandingan mol
metanol terhadap minyak 12 : 1 molmol, penambahan 8 katalisator CaO, suhu reaksi 65
o
C, reaksi berlangsung selama tiga jam dengan konversi metil ester sebesar 95, CaO telah diteliti sebagai katalis basa yang kuat dimana untuk
menghasilkan biodiesel menggunakan CaO sebagai katalis basa mempunyai banyak manfaat, misalnya aktivitas yang tinggi, kondisi reaksi yang rendah, masa
katalis yang lama, serta biaya katalis yang rendah. Reddy menghasilkan biodiesel dengan menggunakan nano kalsium oksida dalam kondisi suhu kamar. Tetapi
kecepatan reaksi begitu lambat dan membutuhkan 6-24 jam untuk memperoleh konversi hasil yang tinggi. Dia juga telah meneliti deaktivitasi setelah tiga kali
siklus dengan asam lemak. Zhu memperoleh 93 hasil dari minyak jarak pagar menggunakan CaO sebagai katalis tetapi katalis tersebut harus direaksikan dengan
larutan amonium karbonat dan dikalsinasi pada suhu yang tinggi Liu, 2008. Melero, 2009 melakukan transesterifikasi minyak kedelai mentah dan terproses
menggunakan katalis SBA-15 tersulfonasi. Dengan perbandingan mol metanol terhadap minyak 10 : 1 molmol, penambahan 6 katalisator, dalam autoclave
dengan pengadukan 2000 rpm, suhu reaksi 180
o
C dalam waktu 8 jam, dengan tekanan transducer ± 10
-1
atm dengan konversi metil ester sebesar 95.91 untuk minyak kedelai terproses sedangkan untuk minyak kedelai mentah diperoleh yield
metil ester sebesar 93.11, yield yang diperoleh lebih besar karena penggunaan katalis SBA-15 tersulfonasi, katalis ini memiliki luas permukaan dan diameter
pori yang besar. Hal ini sangat penting untuk difusi kepermukaan katalis, dan mengurangi kemungkinan deaktivasi dari katalis oleh adsorpsi pelarut polar dari
produk seperti air dan gliserol.