Biografi Pengarang HASIL DAN PEMBAHASAN

Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Biografi Pengarang

Novel M War `a Al-Nahri adalah sebuah karya sastra seorang sastrawan besar Mesir. Beliau adalah Taha Husain yang dilahirkan di M ag gatun, Mesir Hulu, pada 1889. Ia sudah hafal Qur’an pada umur 11 tahun, tetapi sejak umur 13 tahun matanya menjadi buta. Meskipun demikian, tanpa bisa melihat ia meneruskan pelajarannya di Kairo, kuliah di Universitas Al- Azhar, dan memperoleh gelar Philosophical Doctor dari Universitas Kairo. Ia melanjutkan palajarannya di Universitas Sorbonne Prancis dan berhasil meraih gelar Philosophical Doctor tahun 1918. Ia menikah dengan gadis Prancis, kemudian kembali ke Mesir. Diantara karya-karya yang pernah ditulisnya adalah: bikra Ab Al-‘ul `i, R hu Al-Tarbiyah , Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009 Qadah Al-Fikr 1925 , Al-Ayy mu Otobiografi, 1929 dalam bentuk novel, Mustaqbalu Al- aq fah1939, Al-Wa’du Al-Haqqu, Sautu Abi Al- ‘Ul `i. Dan jabatan yang pernah dipegangnya, antara lain sebagai Rektor Universitas Iskandariyah, Menteri Pendidikan, Ketua Akademisi Bahasa Arab dll. Taha Husain, 1986. Sebagai ahli fikir yang merdeka ia mempunyai aliran dalam bidang sastra dan bahasa Arab, seorang kritikus dan penulis cerita, “Al-Ma‘ari abad 20”, dan menjadi kebanggaan rakyat Mesir dan dunia Arab, rupa-rupanya keasliannya dalam bidang sastra dan filsafat bukan hanya diakui kalangan ilmuan Mesir saja, tetapi juga di Barat, karena selain mendapat gelar kehormatan ilmiah dari Mesir sendiri ia juga mendapat gelar kehormatan dari Lyon, Oxford, Madrid, Montpellier dan Athena Ali, 1973: 8. Taha Husain bukan hanya seorang kritikus yang disegani tetapi juga seorang sejarawan Islam terkenal yang menyaksikan dua perang dunia, ia juga menjadi saksi kehancuran dinasti Islam Ottoman di Turki dengan bangkitnya gerakan kebangsaan pimpinan Kemal Pasha Attaturk. Kemal membuat perjanjian dengan Rusia, mengusir tentara Yunani, merebut Smyrna dan menurunkan sultan dari tahta. Turki dinyatakan sebagai republik pada tahun 1923. Attaturk menjadi presiden dan berlaku seperti diktator sungguh-sungguh, melaksanakan perombakan seluruh kebudayaan dan mengarahkan ke dunia Barat, islam berhenti Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009 menjadi agama negara dan huruf-huruf Arab diganti dengan huruf latin Shadily, 1973: 1365. Dari peristiwa-peristiwa politik di atas, penulis berkeyakinan bahwa hal tersebut sangat membekas dalam fikiran Taha Husain, sebagaimana Teeuw 1981: 11 mengatakan: “Sebuah karya sastra tidak terlepas dari pengarang yang menulisnya. Pengarang tidak terlepas dari faham-faham, fikiran-fikiran, atau pandangan dunia pada zamannya, juga tidak terlepas dari zaman atau kondisi sosial budayanya, semuanya tercermin dalam karyanya.

3.1.1. Sinopsis Novel

M War `a Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pengarang mengawali cerita sebagai berikut: “Cerita ini terjadi di Spanyol. Di atas kaki bukit yang indah dan luas. Kaki bukit itu dikelilingi pepohonan rindang dan bunga-bunga indah yang menyebarkan keharumannya ke seluruh penjuru bukit tersebut. Di tengah-tengah pepohonan dan bunga-bunga indah itu berdiri sebuah istana megah dan mewah. Di dekat istana megah dan mewah tersebut mengalir sebuah sungai yang airnya senantiasa jernih, sebening embun. Seolah-olah sungai itu datang hanya untuk memberi kehidupan pada pepohonan dan bunga-bunga indah di halaman istana agar tetap segar dan subur. Kehidupan di dalam istana itu penuh dengan gemilang kemewahan, kesenangan dan kegembiraan. Para penghuni istana adalah para Tuan tanah yang berpendidikan tinggi. Namun memiliki hati yang kecil, sehingga selalu berbuat semena-mena kepada para penduduk desa. Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009 Tak jauh dari sana, di dasar bukit, di atas tanah datar dekat tepian sungai, terdapat sebuah desa. Berbeda dengan kehidupan di dalam istana, penduduk desa itu hidup dalam kemiskinan. Mereka tinggal dalam lingkungan kumuh dan rumah- rumah petak yang sempit, beralaskan tanah. Sebagai pembatas antara istana dan desa adalah sebuah sungai yang menyimpan banyak misteri. Pertama, tepian sungai di bagian Utara, tempat berdiri istana megah, yang penghuninya berpendidikan tinggi dan tak percaya takhayul. Kedua, di bagian Selatan, tempat desa miskin yang tandus dan gersang. Penduduk desa itu terdiri dari orang-orang lugu, yang keluguannya mirip dengan kuala dan muara sungai. Penduduk desa percaya, siapa yang menyeberangi sungai itu pasti tidak akan bisa kembali lagi, hilang bagai ditelan bumi. Yang mengetahui misteri sungai tersebut adalah seorang penyair yang tinggal di istana. Ia sering bercerita dengan sungai tersebut melalui syair-syairnya. Istana yang megah itu dihuni oleh tuan Rauf dan istrinya, Naim anak tunggal Rauf, Ragib sang penyair yang merupakan sahabat Rauf serta para pegawai dan pembantu istana. Sang penyair merupakan satu-satunya orang dari seluruh penghuni istana yang bekomunikasi dan berkumpul dengan penduduk desa. Sang penyair juga menjadi tempat bagi Naim dan ayahnya bercerita dan mencurahkan isi hati mereka. Konflik diawali ketika Naim mencintai Khadijah, seorang gadis dari keluarga miskin. Khadijah anak dari Mahmud Al-Iskafi yang bekerja sebagai Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009 tukang sol. Hubungan mereka tentu saja ditentang keras oleh ayah Naim. Tuan Rauf menginginkan Naim menikah dengan keluarga kaya dan terpandang. Penolakan ayahnya tidaklah menyurutkan niat Naim untuk memperistri Khadijah. Ia menggambarkan semua masalah yang dihadapi kepada penyair. Naim memutuskan untuk pergi dari istana dan tinggal di ibukota dengan Khadijah, gadis pujaannya. Ia meminta penyair memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Dan penyair pun menyanggupinya. Ketika hal itu diberitahukan kepada Rauf, semakin bertambahlah kemarahannya. Anak semata wayangnya sendiri telah berani menentangnya. Rauf khawatir dengan kejadian itu, penduduk desa akan memberontak untuk meminta hak-hak mereka. Namun sayang, di dalam pelarian Naim dan khadijah, Khadijah telah dibunuh oleh kakaknya sendiri karena sang kakak ingin mempertahankan kehormatan dan harga diri keluarganya. Sang kakak tidak ingin harga diri mereka sebagai orang miskin diinjak-injak dan dianggap menjual diri demi mendapat harta yang berlimpah. Setelah kejadian itu, Naim pergi mengembara ke negeri yang dikehendakinya. Bertahun-tahun ia menghilang, perjalanan itu telah membuatnya tenang dan mantap. Sementara di dalam istana, Rauf terus memikirkan anaknya. Hanya sang penyairlah satu-satunya sahabat tempat ia berbagi suka dan duka. Pada suatu malam, Rauf menceritakan kepada penyair rahasia besar yang selama ini disimpannya tanpa seorang pun mengetahuinya. Rahasia besar itu adalah bahwa Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007 USU e-Repository©2009 dia tidak merestui hubungan Naim dengan Khadijah bukanlah karena status sosial semata, melainkan karena ia telah jatuh cinta kepada gadis itu. Demikianlah sang penyair telah menyaksikan berbagai kejadian, baik di dalam istana maupun di luar istana tanpa dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat mencatat kejadian itu dalam buku hariannya sambil memandang ke arah sungai atau duduk di tepian sungai. Dengan cara seperti itulah ia menemukan ketenangan.

3.3. Bentuk konflik