Analisis Metode Terjemahan Novel Kesaksian Sang Penyair

(1)

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NOVEL

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/

M War `a Al-Nahri

/ “

Kesaksian Sang Penyair

SKRIPSI SARJANA

OLEH

ASWIN EFENDI LUBIS

0 3 0 7 0 4 0 1 2

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NOVEL

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan O

L E H

ASWIN EFENDI LUBIS NIM. 030704012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Aminullah, M.A., Ph.D. Nur Aisah Simamora, Lc

Nip. 132049790

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Disetujui oleh:

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

Ketua, Sekretaris,

Drs. Aminullah, M.A., Ph.D. Dra. Kacar Ginting, M.Ag


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA

Dalam bidang Ilmu Bahasa Arab Pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

Pada,

Hari : Selasa Tanggal : 26 Juni 2007

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Dekan,

Drs. Wan Syaifuddin, M.A, Ph.D. Nip. 132098531

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. H. Aminullah, M.A, Ph.D. ( )

2. Dra. Kacar Ginting, M.Ag ( ) 3. Nur Aisah Simamora, Lc ( )

4. Dra. Khairawati, M.A., Ph.D. ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, iman dan Islam serta rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang penuh keteguhan menegakkan kebenaran dan membawa risalah Islam ke muka bumi ini.

Suatu hal yang sudah menjadi kewajiban bagi seorang mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya untuk menyusun karya tulis ilmiah dalam bidang ilmu yang dipelajarinya. Guna memenuhi syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan. Maka penulis memilih bidang ilmu terjemah dengan judul “Analisis Metode Terjemahan Novel

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/M War `a Al-Nahri/ (Kesaksian Sang Penyair)”.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan, akan tetapi ini merupakan hasil maksimal yang penulis lakukan. Dan berkat rahmat karunia Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi penulis dan pembaca yang ingin mendalami ilmu terjemah. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.

Medan, September 2007


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hambanya, sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Begitu pula shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk ke jalan yang diridhai-Nya.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang tercinta dan teristimewa buat kedua orang tua tercinta Ayahanda H.

Rafi`i Lubis dan Ibunda Hj. Tilam Sari Nasution yang telah memberikan segenap pengorbanan yang disertai do‘a yang tulus ikhlas dalam membesarkan dan mendidik penulis agar dapat berbakti kepada orangtua, agama, bangsa dan negara.

2. Teristimewa buat kakanda M. Bakri Batubara dan Hj. Rukni Lubis yang telah bersedia dengan penuh keikhlasan mendidik dan mengorbankan segalanya bagi penulis.

3. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan serta Pembantu Dekan I, II, dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Sarjana di Fakultas Sastra USU.

4. Bapak Drs. Aminullah M.A. Ph.D dan Ibu Dra. Kacar Ginting, M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan atas dorongan yang diberikan kepada penulis terhadap penelitian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Aminullah M.A. Ph.D dan ibu Nur Aisyah Simamora LC, selaku pembimbing I dan II yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh perhatian dan kesabaran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para Staff Pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra USU yang telah banyak menyumbangkan dan mengajarkan ilmunya kepada penulis.


(7)

7. Bang Andika yang telah berperan terhadap penyelesaian skripsi ini serta segenap aktivitas Akademik Fakultas Sastra USU.

8. Amraini yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk mengeditor tulisan ini serta perhatian dan dukungannya yang besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat stambuk 03 syukran jazilan ilaikum jami‘an atas jalinan persahabatan, bantuan serta dukungannya : Dika, Iril, Andy, Gafar, Dinul, Amril, Zikri, Latif, Eka, Fakrah,Vina, Ito, Ema, Nia, Lina, Zul, Ijur,.

10.Kakanda para alumni dan teman-teman mahasiswa bahasa Arab yang bergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas bantuan dan ukhuwahnya selama ini.

Penulis tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan, akhirnya selaku hamba yang serba kekurangan hanya dapat bermohon kepada Allah SWT semoga diberikan balasan yang lebih baik. Amin

Medan, Agustus 2007


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Metode Penelitian ... 5

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA ... 6

1.1 Pengertian Terjemahan ... 6

1.2 Teori Terjemahan ... 7

1.3 Pembagian Terjemahan ... 8

BAB III HASIL DAN PEMABAHASAN ...12

3.1 Sekilas Tentang Taha Husain ... 12

3.2 Sinopsis Novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” ……….. 13

3.3 Analisis Metode Terjemahan Novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/………. 15

3.3.1 BAB IV ……….………… 15

3.3.2 BAB V ………... 47

3.3.3 BAB VI ………. 80

BAB IV PENUTUP ...115

4.1 Kesipulan ...115

4.2 Saran ...116

DAFTAR PUSTAKA ...117


(9)

DAFTAR SINGKATAN

1. SWT : Subahana Wa Ta‘ala

2. SAW : Salallahu ‘Alaihi Wa Salam 3. DEPDIKNAS : Departemen Pendidikan Nasional

4. DEPDIKBUD : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 5. Mentri P&K : Mentri Pendidikan dan Kebudayaan 6. SKB : Surat Keputusan Bersama

7. R.I : Republik Indonesia

8. DEPAG : Departemen Agama

9. t.t : tanpa tahun

10.No. : Nomor

11.Kep. : Keputusan

12.dkk : dan kawan-kawan

13.BSu : Bahasa sumber

14.BSa : Bahasa sasaran

15.TSu : Teks sumber


(10)

ABSTRAK

Aswin Efendi Lubis, 2007. Analisis Metode Terjemahan Novel

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” Medan: Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Terjemah adalah memindahkan perkataan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Seorang penerjemah harus paham perkataan yang tertulis dalam bahasa sumber agar ia dapat memindahkannya ke dalam bahasa lain ( bahasa sasaran).

Penelitian ini membahas tentang metode terjemahan dalam novel

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” karya Taha Husain. Untuk menganalisis novel tersebut penulis menggunakan metode terjemahan Newmark. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode terjemahan apa saja yang digunakan oleh penerjemah dan metode apa yang paling banyak digunakannya.

Penelitian ini merupakan Studi Kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan Metode Analisis Deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode terjemahan yang digunakan dari BAB IV-VI sesuai dengan teks bahasa sasaran berjumlah 4 metode, yaitu: metode terjemahan adaptasi terdapat sebanyak 16 kali, metode terjemahan bebas terdapat sebanyak 28 kali, metode terjemahan komunikatif terdapat sebanyak 34 kali, dan metode terjemahan idiomatik terdapat sebanyak 9 kali. Dan metode terjemahan komunikatif merupakan metode yang paling banyak digunakan.


(11)

るΑギΑゲイゎ

りケヲタ

∩ザよヲャ

ンギレΒプや

リΑヲシや

≪≡≡∵

.

¬やケヱ

ゅョ

るΑやヱケ

ヴプ

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

モΒヤエゎ

ゲヰレャや

.

ラやギΒョ

:

るバョゅィ

ゆキΕや

るΒヤミ

るΒよゲバャや

るピヤャや

ユジホ

りゲトョヲセ

るΒャゅヨゼャや

.

ンゲカぺ

るピャ

ヴャま

るピャ

リョ

ュΚミ

モボル

ヴワ

るヨィゲわャや

.

リョ

ヅゲわゼΑ

ンゲカぺ

るピャ

ヴャま

ヮヤボレΑ

ラぺ

ノΒトわジΑ

ゅョ

るピヤよ

ゆヲわムヨャや

ュΚムャや

ユヰヘΑ

ラぺ

ユィゲわヨャや

.

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

るΑやヱケ

ヴプ

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

リハ

ゑエらΑ

ゑエらャや

やグワ

リΒジェ

ヮデ

ブΒャほゎ

.

ヴプ

やグワ

ギヨわバΑ

ゑエらャや

ポケゅョヲΒル

るボΑゲデ

ヴヤハ

ゑェゅらャや

.

ギヰャや

ゅョぺ

ユィゲわヨャや

ゅワケゅわカま

ヴわャや

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

ヴヤハ

フゲバわャや

ヮレョ

リΒジェ

ヮデ

ブΒャほゎ

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

るΑやヱケ

るヨィゲゎ

ヴプ

.

やグワ

るΒらわムヨャや

るシやケギャや

ヲワ

ゑエらャや

(Library Research)

るボΑゲデ

ュやギガわシゅよ

るΒィゅわレわシΗや

(Metode deskriftif)

.

ラぺ

ヴヤハ

メギゎ

ヮレョ

アもゅわレャや

ヮわヨィゲゎ

ヴプ

ゅホゲデ

るバよケや

ュギガわシや

ユィゲわヨャや

ヴワ

サキゅジャや

ゆゅらャや

ヴわェ

ノよやゲャや

ゆゅらャや

:

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

るΒヘΒΒムわャや

≒∝

るボΑゲデ

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

りゲエャや

≪∫

るボΑゲデ

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

るΒェΚトタΗや

≫√

るボΑゲデ

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

るΒャゅダゎΗや

ベゲデ

.

ラや

るヨィゲわャや

るボΑゲデ

ヴワ

るΒェΚトタΗや

ゲんミぺ

Ιゅヨバわシや

ベゲトャや


(12)

∠ラ∇ヲ⊥ヨ∠ヤ∇バ∠ΑΙ

∠リ∇Α͡グzャや∠ヱ

∠ラ∇ヲ⊥ヨ∠ヤ∇バ∠Α

∠リ∇Α͡グzャや

ン͡ヲ∠わ∇ジ∠Α

∇モ∠ワ

∇モ⊥ホ

TÜà|ÇçtM

^tàt~tÇÄt{M ÂtÑt~t{ átÅt ÉÜtÇz@ÉÜtÇz çtÇz

ÅxÇzxàt{â| wxÇztÇ ÉÜtÇz@ÉÜtÇz çtÇz à|wt~

ÅxÇzxàt{â|RÊ ;dáA FLM L<

zャや∠ヱ

∇ユ⊥ム∇レ͡ョ

や∇ヲ⊥レ∠ョぺ

∠リ∇Α͡グzャや

͡ぶや

͡ノ∠プ∇ゲ∠Α

∠ユ∇ヤ͡バ∇ャや

や∇ヲ⊥ゎ∇ヱ⊥ぺ

∠リ∇Α͡グ

∃れゅ∠ィ∠ケ∠キ

TÜà|ÇçtM

a|ávtçt TÄÄt{ t~tÇ ÅxÇ|Çzz|~tÇ ÉÜtÇz@ÉÜtÇz çtÇz

uxÜ|ÅtÇ w| tÇàtÜtÅâ wtÇ ÉÜtÇz@ÉÜtÇz çtÇz w|uxÜ| |ÄÅâ

ÑxÇzxàt{âtÇ uxuxÜtÑt wxÜt}tà ;dáA HKM DD<

Ananda persembahkan karya ini

untuk ayahanda dan ibunda tercinta. Sembah sujud serta terima kasih ananda

yang sedalam-dalamnya, atas seluruh cinta, kasih sayang dan pengorbanan

yang telah diberikan kepada ananda.

や⇔ゲ∇Β͡ピ∠タ

ゅ∠ルゅ∠Βzよ∠ケ

ゅ∠ヨ∠ミ

ゅ∠ヨ⊥ヰ∇ヨ∠ェ∇ケや∠ヱ

ゅ∠レ∇Α∠ギ͡ャや∠ヲ͡ャ∠ヱ

ゅ∠レ∠よ∇ヲ⊥ル⊥ク

ゅ∠レ∠ャ∇ゲ͡ヘ∇ビや

zユ⊥ヰ∂ヤャ∠ぺ

TÜà|ÇçtM

lt TÄÄt{ tÅÑâÇ|Ät{ wÉát ~tÅ| wtÇ wÉát ~xwât ÉÜtÇzàât

~tÅ| wtÇ átçtÇz|Ät{ ÅxÜx~t áxutzt|ÅtÇt ÅxÜx~t


(13)

ANALISIS METODE TERJEMAHAN NOVEL

ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan O

L E H

ASWIN EFENDI LUBIS NIM. 030704012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Aminullah, M.A., Ph.D. Nur Aisah Simamora, Lc

Nip. 132049790

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(14)

Disetujui oleh:

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

Ketua, Sekretaris,

Drs. Aminullah, M.A., Ph.D. Dra. Kacar Ginting, M.Ag


(15)

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA

Dalam bidang Ilmu Bahasa Arab Pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

Pada,

Hari : Rabu

Tanggal : 12 September 2007

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Dekan,

Drs. Wan Syaifuddin, M.A, Ph.D. Nip. 132098531

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. H. Aminullah, M.A, Ph.D. ( )

2. Dra. Kacar Ginting, M.Ag ( ) 3. Nur Aisah Simamora, Lc ( )

4. Dra. Fauziah M.A. ( )


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah perkembangannya, kegiatan penerjemahan bukanlah hal yang baru dalam kehidupan manusia. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nida (dalam Humanika, 2002: 4) bahwa pada tahun 397 SM (catatan sejarah lain menunjuk tahun 445 SM) tradisi penerjemahan mulai muncul dalam masyarakat Yahudi. Pada saat itu di sebuah kota yang bernama Nehemiah ada tradisi unik dalam penyampaian pengumuman. Pengumuman biasanya dibacakan dalam bahasa Ibrani (hebrew). Dan bagi penduduk asing yang tidak mengerti bahasa Ibrani, disediakan terjemahan pengumuman dalam bahasa Armaik.

Sedangkan di Arab, ‘Izzuddin (1433: 5) menjelaskan sebagai berikut:

ょΑゲバわよ

ゲョぺ

ゑΒェ

メヱΕや

ゆゲバヨャや

ヲワ

ゆゅトガャや

リよ

ゲヨハ

ゲらわバΑヱ

キヲレイャや

¬ゅヨシぺ

モΒイジわャ

ギレイャや

ラやヲΑキ

ザシほプ

∩サゲヘャや

リハ

Κボル

リΑヱやヱギャや

ヱケ

Βゎ

ギΑゲらャや

ヱぺ

モもゅシゲャや

ラやヲΑキヱ

∩ユヰ

.

ヴプ

るヨィゲわャや

りヱケク

ろルゅミヱ

ラヱケゅワ

リよ

ラヲョほヨャや

るヘΒヤガャや

ゲダハ

ほゼルぺ

ングャや

∩ギΒセゲャや

∩るヨムエャや

ろΒよ

ログワ

ヴプ

るヨィゲわャや

ユイル

ラゅミ

ペエシま

リよ

リΒレェ

ヲワ

りゲわヘャや

.

/Wa yu’tabaru ‘umaru ibnu al-khatt bi huwa al-mu‘arribu al-auwalu haisu amara bita’r bi al-daw w ni naqlan ‘ani al-fursi, fa assasa d w na al-jundi litasj li asm `i al-jun di wa ruwat bihim, wa d w ni al-ras `ili awi bar di. Wa k nat zurwatu tarjmati f ‘asri khalifati al-ma`m nu ibnu h r nu al-rasy di, al-z ansya`a baita al-hikmati, wa k na najmu al-tarjamati f hazihi al-fatrati huwa hunainu ibnu ishaqi. / “Umar bin Khattab termasuk sebagai Arabirator ketika dia memerintahkan untuk mengarabkan kumpulan-kumpulan tulisan yang dipindahkan dari bahasa Parsi. Dia membuat buku besar anggota militer untuk mencatat nama-nama dan gaji mereka serta mendirikan kantor pos. Puncak penerjemahan terjadi pada masa Khlifah Ma’mun ibnu Al-Rasid yang mendirikan baitu al-Hikmah dan penerjemah yang terkenal pada masa itu adalah Hunain ibnu Ishaq.”

Machali (2000: 5-6) menjelaskan bahwa melalui kegiatan penerjemahan, seorang penerjemah menyampaikan kembali isi sebuah teks dalam bahasa lain. Penyampaian ini bukan sekedar kegiatan penggantian, karena penerjemah dalam hal ini melakukan kegiatan komunikasi baru melalui hasil kegiatan komunikasi yang sudah ada (yakni dalam bentuk teks), tetapi dengan memperhatikan


(17)

aspek-aspek sosial ketika teks baru itu akan dibaca atau dikomunikasikan. Dalam kegiatan komunikasi baru tersebut, penerjemah melakukan upaya membangun “jembatan makna” antara produsen teks sumber (TSu) dan pembaca teks sasaran (TSa).

Sebagai sebuah disiplin ilmu, terjemah tentunya memiliki teori terjemahan untuk membantu penerjemah menghasilkan terjemahan yang baik dan benar. Berikut beberapa teori terjemahan yang diutarakan oleh para ahli:

Orang yang pertama mengemukakan teori terjemahan adalah Etienne Dolet pada tahun 1540. Beliau (dalam Muhammad, 1991: 14) menyebutkan prinsip-prinsip terjemahan sebagai berikut:

1. Penerjemah hendaklah benar-benar memahami isi dan hasrat penulis teks sumber.

2. Penerjemah mestilah menguasai dengan baik bahasa sumber dan bahasa penerima terjemahan itu.

3. Penerjemah tidak boleh menerjemahkan perkataan demi perkataan oleh sebab perbuatan itu akan merusakkan makna asal dan menghilangkan keindahan teks sumber.

4. Penerjemah hendaklah menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang biasa digunakan dalam bahasa penerima.

5. Penerjemah mestilah menciptakan kesan pertama dari teks sumber secara benar melalui pemilihan dan susunan perkataan yang dibuatnya. Sedangkan George Campbell (dalam Muhammad, 1991: 15) secara ringkas menurunkan tiga prinsip terjemahan yang baik:

1. Mengekalkan makna yang terkandung dalam teks sumber.

2. Dengan menggunakan keistemewaan-keistemewaan bahasa penerima, penerjemah mesti mengekalkan semangat dan sifat-sifat teks sumber. 3. Memastikan supaya sekurang-kurangnya terjemahan itu terasa tulen

serta mudah dan bersahaja perubahannya.

Di samping prinsip-prinsip penerjemahan di atas, seorang penerjemah juga harus memperhatikan tahap-tahap penerjemahan. Machali (2000: 49) mengatakan dalam pelaksanaan penerjemahan ada tiga tahap penting yang harus dilalui oleh seorang penerjemah, yaitu analisis, pengalihan, dan penyerasian. Ketiga tahap tersebut dijalankan dengan menggunakan cara tertentu. Cara itu disebut metode.

Macquarie Dictionary (Machali, 2000: 48) menyebutkan metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu.


(18)

Dari serangkaian teori penerjemahan di atas, memperkuat minat penulis untuk menganalisis metode terjemahan novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/. Hal tersebut dilatar belakangi beberapa sebab, yakni:

¬ Terjemahan novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/, banyak kata-kata pada teks sumbernya yang tidak diterjemahkan.

¬ Kesan yang terdapat dalam teks sumber (

メヱΕや

ゾレャや

/Al-naşşu Al-`Awwalu/) tidak didapati dalam teks sasaran (

ゲカΓや

ゾレャや

/Al-naşşu Al-Ãkharu/).

¬ Penelitian tentang penerjemahan belum pernah dilakukan di Program Studi Bahasa Arab, sehingga penulis merasa penting melukan penelitian ini.

Untuk mendekatkan kepada judul penelitian ini, penulis akan memaparkan pengertian novel. Mahmud (1999: 132) memberikan penjelasan sebagai berikut:

ンヱやゲャや

ヱぺ

ソゅボャや

ュヲボΑ

るムよゅゼわヨャや

ゐやギェΕや

リョ

るハヲヨイョ

ヴワ

るダボャや

ゅヰゎゅプゲダゎ

ヴプ

るレΑゅらわョ

るΒルゅジルま

れゅΒダガゼよ

ペヤバわゎ

ヴワヱ

ゅヰわΑやヱゲよ

ゅヰゎゅΒェ

ょΒャゅシぺヱ

.

/Al-qissatu hiya majm ‘atun min ahd si mutasy bikati yaq mu

al-q ssu awi al-r w biriw yatih wa hiya tata‘allaal-qu bisyakhsiyy ti

ins niyatin mutab yinatin f tasarruf tih wa as l bi hay tih / “Novel

adalah kumpulan beberapa peristiwa yang saling berkaitan yang ditulis oleh seorang pengarang. Dalam peristiwa-peristiwa tersebut terdapat beberapa tokoh cerita yang manusiawi, tapi secara jelas berbeda watak dan gaya hidupnya.”


(19)

Novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/ karya Taha Husain (1977) terdiri dari 111 halaman dan 13 BAB. Adapun terjemahannya “Kesaksian Sang Penyair” (Siti Nurhayati, 2002) terdiri dari 120 halaman. Penelitian tentang novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair” karya Taha Husain ini pernah dibahas sebelumnya oleh kakanda Widi Astuti (010704014), akan tetapi penelitiannya terfokus pada pembahasan mengenai analisis semiotik

saja. Sedangkan penulis membahas tentang analisis metode terjemehan novel

ゅョ

ゲヰレャや

¬やケヱ

/M War `a Al-Nahri/.

Penulis juga merasa perlu menjelaskan bahwa yang menjadi objek penelitian ini hanya pada BAB IV – VI. Karena, BAB IV – VI sudah dapat mewakili isi cerita.

1.2 Perumusan Masalah

Agar dapat memenuhi sasaran pokok pembahasan dalam penelitian sebuah karya ilmiah perlu adanya batasan masalah sehingga tidak keluar dari topik permasalahan yang akan dibahas. Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Metode penerjemahan apa saja yang digunakan oleh penerjemah?

2. Metode penerjemahan apa yang paling banyak digunakan oleh penerjemah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian proposal ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode penerjemahan apa saja yang digunakan penerjemah.

2. Untuk mengetahui metode penerjemahan apa yang paling banyak digunakan oleh penerjemah.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan penulis dalam penerjemahan. 2. Menambah semangat mahasiswa dan dosen untuk lebih memperhatikan

perkembangan mata kuliah penerjemahan.

3. Mendeskripsikan prospek penerjemahan dalam dunia kerja bagi mahasiswa guna memotivasi semangat belajar.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang memperoleh data dari buku-buku yang relevan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menguraikan pemecahan masalah berdasarkan data.

Dalam penelitian Arab-Latin penulis memakai pedoman penelitian transliterasi Arab-Latin yang dterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Menteri Agama yang tertuang dalam SK No.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 pada tanggal 22 Januari 1988.

Adapun tahap-tahap pengumpulan datanya sebagai berikut:

1. Mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. 2. Mengumpulkan data-data metode penerjemahan yang digunakan oleh

penerjemah.

3. Mengidentifikasi data, berupa metode terjemahan yang digunakan oleh penerjemah.

4. Mengklasifikasikan data berdasarkan metode yang dikemukakan oleh Newmark.

5. Mendeskripsikan data dan menyusun secara sistematis dalam bentuk skripsi.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Terjemahan

Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli terjemah mengenai pengertian penerjemahan yang akan penulis kemukakan berikut ini:

‘Izzuddin (1433: 7) memberikan pemahaman tentang penerjemahan sebagai berikut:

ンゲカぺ

るピャ

ヴャま

るピャ

リョ

ュΚミ

モボル

ヶワ

るヨィゲわャや

.

ギイレヨャや

ヴプ

¬ゅィヱ

:

∩ロゲョぺ

ウッヱぺ

ンぺ

ヮレハ

ユィゲゎヱ

∩ゲカへ

ラゅジヤよ

ロゲジプ

ンぺ

∧ュΚムャや

ユィゲゎ

ヴワ

るヨィゲわャやヱ

:

ゲΒジヘわャや

.

サゅシぺ

ヮルΕ

やギィ

ユヰョ

ゲΒジヘわャや

ヴレバョヱ

ユヰヘΑ

ラぺ

ノΒトわジΑΙ

ユヰヘΑ

ユャ

リヨプ

∩るヨィゲわャや

.

ユィゲわヨャや

ユヰヘΑ

ユャ

やクまヱ

ゅョ

るピヤよ

ゆヲわムヨャや

ュΚムャや

Α

リヤプ

ンゲカぺ

るピャ

ヴャま

ヮヤボレΑ

ラぺ

ノΒトわジ

.

やクまヱ

ゅヰもケゅホ

ゅヰΒプ

ケゅエΑ

ヴィゅェぺヱ

やコゅピャぺ

ょわムΑ

フヲジプ

フゅミ

ユヰプ

ラヱギよ

ヮヤボル

.

/Al-tarjamatu hiya naqala kal min min lugatin il lugatin ukhr . Wa j `a f al-munjidi: tarjama al-kal ma; ay fassarahu bilis nin khari, wa tarjama ‘anhu ay awdahu amruhu, wa al-tarjamatu hiya: al-tafs ru. Wa ma‘na al-tafs ri muhimmun jiddan liannahu as su al-tarjamati, faman lam yafham l yastat ‘u `an yufhima. Wa i lam yafham mutarjimu al-kal ma al-makt ba bilugatin m falan yastat ‘a an yunqilahu il lugatin ukhr . Wa i nuqilahu bid ni fahmin k fin fasaufa yaktubu alg zan wa ah j yuh ru f h q ri`uh ./ “Terjemah adalah memindahkan perkataan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Di dalam munjid didapati defenisi penerjemahan

ュΚムャや

/Al-Kal m/; yakni menafsirkan ke dalam bahasa lain, penerjemahan

ヮレハ

/‘Anhu/, yakni menjelaskan maksudnya. Penerjemahan merupakan penafsiran. Pengertian tafsir sangat penting sekali, karena tafsir merupakan dasar penerjemahan, bagi siapa yang tidak paham maka dia tidak akan bisa memahamkan orang lain. Seorang penerjemah tidak akan bisa memindahkan suatu bahasa ke dalam bahasa lain jika ia tidak paham perkataan yang tertulis dalam bahasa sumber tersebut. Dan bila ia memaksa untuk memindahkannya tanpa pemahaman yang baik, maka sama saja ia dengan menulis teka-teki dan mengundang tertawaan bagi para pembacanya. ”

Sedangkan Catford dan Newmark memiliki pandangan yang berdekatan dalam mendefenisikan penerjemahan. Sebagaimana yang terdapat dalam buku


(22)

Machali (2000: 5) mengutarakan bahwa Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai “the replacement of textual material in one language(SL) by eguivalent textual material in another language (TL)” (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi : “rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text”

(menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang).

Menurut Brislin (dalam Nababan 2003: 19) mengatakan bahwa penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pikiran atau gagasan dari suatu bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Dari beberapa definisi di atas, penulis lebih sependapat dengan definisi Newmark, tanpa menafikan definisi para ahli yang lain. Berikut alasan penulis memilih definisi Newmark :

¬ Bahwa penerjemahan merupakan proses pengalihan makna dari bahasa sumber kedalam bahasa sasaran.

¬ Penerjemahan harus lebih ditekankan kepada apa yang dimaksudkan penulis awal dengan mempertimbangkan makna teks tersebut.

2.2. Teori Terjemahan

Berikut pemaparan prinsip penerjemah menurut Machali (2000: 114): “Sebagai prinsip dasar perlu diingat bahwa karya terjemahan adalah karya yang bersifat “rekreatif (

ヴもゅゼルま

/Insy `iyyun/)”, yaitu menyampaikan kembali (recreate) maksud dan tulisan orang lain dalam bahasa lain(

フギヰャや

るピャ

/Lugatu Al-Hadafu). Jadi, seorang penerjemah tidak dapat bersikap seolah-olah karangan

itu adalah karya “kreatif (

ヵケゅムわよま

/`Ibtik riyyun/)” atau penciptaan tangan pertama, sehingga berhak mengubah maksud aslinya”.

Dari apa yang diutarakan Machali di atas, sesuai dengan apa yang ditekankan oleh Newmark dalam proses penerjemahan. Di mana seorang penerjemah harus betul-betul memperhatikan apa yang dimaksudkan oleh pengarang. Di sinilah diuji sejauh mana keahlian penerjemah menyampaikan apa


(23)

yang dimaksudkan pengarang melalui bahasa sasaran yang digunakan pengarang. Keberhasilan penerjemahan juga tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki oleh penerjemah tersebut, baik pengetahuan yang didapat secara formal maupun nonformal.

Muhammad (1991: 8-9) menyebutkan tiga faktor yang menyebabkan terdapat berbagai jenis terjemahan:

a. Jenis teks yang diterjemah.

b. Tujuan atau maksud penulis asal dan penerjemah. c. Jenis pembaca terjemahan.

Sedangkan Nababan (2003: 29) menjelaskan secara lebih luas lagi faktor-faktor yang menyebabkan adanya berbagai jenis penerjemahan, yakni:

a. Adanya perbedaan antara sistem bahasa sumber dengan bahasa sasaran.

b. Adanya perbedaan jenis materi teks yang diterjemahkan. c. Adanya anggapan bahwa terjemahan adalah alat komunikasi. d. Adanya perbedaan tujuan dalam menerjemahkan suatu teks.

Dari penjelasan di atas jelaslah, bahwa dalam menerjemahkan suatu teks seorang penerjemah terkadang menggunakan lebih dari satu teori. Karena keberagaman teori penerjemahan ini, Nababan (2003: 16) mengatakan keterampilan dan kejelian penerjemah dalam menerapkan teori penerjemahan akan menentukan keberhailan terjemahannya. Pemahamannya terhadap konsep umum teori penerjemahan adalah penting dan bermanfaat baginya.

2.3. Pembagian Terjemahan

Robert Lado (Yusuf, 1994: 14-16) membagi terjemah tulisan menjadi dua jenis, yakni terjemah faktual (

るΒ

ボΒボェ

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Haq qiyyati/) dan terjemah kesenisastraan (

よキΙや

リヘャや

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Al-Fanni Al-Adabi/). Terjemah faktual adalah jenis terjemah yang mengalihkan seperangkat informasi faktual satu bahasa dengan padanannya di dalam bahasa lainnya. Terjemahan


(24)

Secara lebih luas lagi, Roman Jakobson (dalam Yusuf, 1994: 18-19) membagi kegiatan terjemah ini ke dalam tiga kelas :

a. Terjemahan Intralingual (

るΒヤエヨャや

るピヤャや

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Al-Lugati Al-Mahalliyati/).

Penerjemahan ini adalah penerjemahan yang dikerjakan di dalam dan berkenaan dengan satu bahasa tertentu, yakni penerjemahan variasi – variasi bahasa yang terdapat di dalam bahasa tersebut.

b. Terjemah Interlingual (

るΒャヱギャや

るピヤャや

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Lugati Al-Dawliyyati/).

Pada penerjemahan interlingual terjadi pengalihan pesan yang terdapat pada suatu bahasa (asing) dengan padanan terjemahnya di dalam bahasa lainnya yang sama sekali berbeda sifat, karakter, dan strukturnya.

c. Terjemah Intersemiotik (

るΑヲピヤャや

コヲョゲャや

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Al-Rum zi Al-Lugawiyyati/).

Pada penerjemahan intersemiotik terjadi pemindahan pesan dari suatu bentuk sistem simbol atau sistem tanda ke dalam suatu bahasa atau ke dalam bentuk lainnya.

Newmark (1988) dalam buku Machali mengajukan dua kelompok metode penerjemahan, yaitu (1) metode yamg memberikan penekanan terhadap bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピャ

/Lugatu Al-Masdari/); (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa

フギヰャや

るピャ

/Lugatu Al-Hadafi). Sebelumnya penulis terlebih dahulu memberikan keterangan mengenai maksud bahasa sumber dan bahasa sasaran, yakni bahasa sumber merupakan bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa pertama dan bahasa sasaran adalah bahasa tujuan yang ingin dicapai/ diganti oleh penerjemah.

Dalam hal ini penulis tidak menjabarkan secara terperinci pembagian dari kedua kelompok metode penerjemahan yang diutarakan Newmark di atas. Namun, penulis hanya akan menjabarkan pengertian dari kelompok metode yang menekankan terhadap bahasa sasaran. Karena penelitian ini lebih dicondongkan kepada metode Newmark dengan penekanan terhadap bahasa sasaran. Penjabaran pembagian ini dimaksudkan sebagai hipotesa atas metode yang digunakan.


(25)

Namun, sebelumnya penulis akan menguraikan penjelasan tentang pengelompokan metode penerjemahan yang diuraikan oleh Newmark, sebagaimana yang diterangkan oleh Machali (2000: 49) berikut ini :

“Perbedaan dasar pada kedua metode di atas terletak pada penekanannya saja, dan di luar perbedaan ini keduanya saling berbagi permasalahan. Keberbagian ini menyangkut (1) maksud atau tujuan dalam sebuah teks BSu sebagaimana tercermin pada fungsi teks (

ゾレャや

/ Al-Naşşun/), yakni apakah fungsi teks itu untuk memaparkan, menceritakan, mengajukan argumentasi. Yang tercakupi di sini adalah misalnya maksud penulis, peranti bahasa digunakan menyampaikan maksud tersebut, dsb.; (2) tujuan penerjemah, apakah ia ingin mereproduksi beban emosional dan persuasif (

ノレ

ボヨャや

/ Al-Muqni’un/) dari teks aslinya ataukah ia ingin menambahkan atau mengurangi ‘nuansa’ tertentu, dan sebagainya; (3) pembaca dan latar atas setting teks, misalnya menyangkut tentang siapa pembacanya, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, serta apakah pembaca tersebut khalayak ramai ataukah para ahli.

Penjelasan di atas dapat membantu dalam memahami tujuan pengelompokan yang dilakukan oleh Newmark. Berdasarkan dari penjelasan Machali di atas penulis hanya akan menguraikan metode-metode penerjemah yang memberikan penekanan kepada bahasa sasaran (BSa). Namun, sebelum itu ada baiknya penulis menguraikan pembagian metode penerjemahan yang melakukan penekanan terhadap bahasa sumber. Yakni, penerjemahan kata-demi-kata (

るヨィゲゎ

れゅヨヤムヤャ

/Tarjamatu Lilkalim ti/), penerjemahan harfiah (

るΒプゲエャや

るヨィゲわャや

/ Al-Tarjamatu Al-Harfiyatu/), penerjemahan setia (

るΒプヲャや

るヨィゲわャや

/Tarjamatu Al-Wafiyyatu/), dan penerjemahan semantis (

るΒャΙギャや

るヨィゲわャや

/Tarjamatu Al-Dalaliyyatu/). Dan penerjemahan yang penekanannya pada bahasa sasaran adalah sebagaimana yang diuraikan Newmark (1988) dalam buku Machali (2000: 53), yakni sebagai berikut :

(1) Adaptasi (

ブΒΒムわ

ャや

/ Al-Taky fu/)

Adaptasi merupakan penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat dengan BSa. Istilah “saduran” dapat dimasukkan di sini asalkan penyadurannya tidak mengorbankan hal-hal penting dalam TSu (

メヱΕや

ゾレャや

/Al-naşşu Al-`Awwalu/), misalnya tema, karakter atau alur. Tetapi dalam penerjemahan,


(26)

(2) Penerjemahan bebas (

りゲェ

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Hurratin/)

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengabarkan bentuk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk sebuah parafrase yang dapat lebih panjang atau lebih pendek dari aslinya. Metode ini sering dipakai di kalangan media massa.

るΒェΚトタま

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Işil hiyatin/) (3) Penerjemahan idiomatik (

Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalam teks BSu, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorsi (

ブΑゲエ

わャや

/Al-Tahr fu/) nuansa makna.

るΒャゅダゎや

(

るヨィゲゎ

/TarjamatuIttiş liyatin/) (4) Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu, versi TSa-nya langsung berterima. Sesuai dengan namanya, metode ini mempertahankan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Melalui metode ini, sebuah versi TSu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi TSa sesuai dengan prinsip-prinsip di atas. Dalam hal ini, penulis lebih banyak menemukan metode penerjemah ini digunakan oleh penerjemah.

Berdasarkan beberapa metode di atas, penulis akan menganalisis metode yang digunakan oleh penerjemah novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/


(27)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sekilas Tentang Taha Husain

ヮデ

リΒジ

) 1889 -1973 (

:

ゲΒらミ

ンゲダョ

ギホゅルヱ

ょΑキぺ

.

ゆキΕや

ギΒヨバよ

ょボャ

ヴよゲバャや

.

ギΒバダャゅよ

るビゅピョ

ヴプ

ギャヱ

.

Κヘデ

ロゲダよ

ギボプ

.

ゲワコΕや

ヴプ

サケキ

ゅジルゲプヱ

るΒヤワΕや

るバョゅイャやヱ

.

ゅヰゎケやキま

ヴャヲゎヱ

るΑケギレムシΗや

るバョゅィ

ザシぺ

1942

.

フケゅバヨヤャ

ゲΑコヱ

1950

ザシぺヱ

ユΒヤバわャや

るΒルゅイョ

ケやゲホま

ヴヤハ

モヨハ

ザヨセ

リΒハ

るバョゅィ

.

わルま

ヮャ

れやゲッゅエヨャやヱ

ブエダャや

ヴプ

ネコヲわΑ

ゲプやヱ

ァゅ

るダボャやヱ

りゲΒジャやヱ

ギボレャやヱ

ゆキΕや

モヨゼΑヱ

ょわムャやヱ

.

りゲΒんムャや

ヮゎゅヘャぽョ

リョ

:

)

¬Κバャや

ヴよぺ

ンゲミク

(

)

ラヱギヤカ

リよや

(

)

ヴヤワゅイャや

ゆキΕや

ヴプ

(

)

ゑΑギェ

¬ゅバよケΕや

(

)

ヴらレわヨャや

ノョ

(

)

りゲΒジャや

ズョゅワ

ヴヤハ

(

)

ュゅΑΕや

(

)

サぽらャや

りゲイセ

(

)

チケΕや

ヴプ

ラヲよグヨャや

(

ヨィゲゎ

ヮャヱ

りゲΒんミ

れゅ

.

/ aha husa`in (1889 - 1973): ad bun wa n qidun misr kab rin. Laqaba bi‘am di al-adabi al-‘arabiyyi. Wulida f mag gati b al-sa` di. Faqada basarahu tiflan. Darasa f al-azhari wa al-j mi‘ati al-ahliyati wa farans . Assasa j mi‘ata al-iskandariyati wa tawall id ratah 1942. Waz run lilma‘ rifi 1950, ‘amila ‘al iqr ri majj niyyati al-ta‘limi wa assasa j mi‘ata ‘aini syamsin. Lahu int jun w firun yatawazza‘u f al-suhufi wa al-muhadar ti wa al-kutubi wa yasymilu al-adabu wa al-naqdu wa s ratu wa q ssatu. Min mu`allaf tihi kas rati: ( ikr ab al-‘ul `i) wa (ibnu khald n) wa (f al-adabi al-j hil ) wa (had su al-arbi‘ `i) wa (ma‘a al-mutanabb ) wa (‘al h misyi al-s rati) wa (al-ayy mi) wa (syajaratu al-bu`si) wa (al-mu ab n f al-ardi) wa lahu tarjam tun kas ratun./ “Taha Husain (1889 - 1973): adalah sastrawan dan kritikus besar Mesir, mendapat gelar sebagai tokoh sastrawan Arab. Dia dilahirkan di perkampungan Magagah dan kehilangan penglihatannya pada waktu anak-anak. Menyelasaikan studinya di Universitas Al-Azhar, Universitas Al-Ahliyah (Swasta), dan Universitas Sorbonne Perancis. Dia termasuk salah seorang pendiri Universitas Iskandariyah dan pengurus administrasinya (1942). Menteri pendidikan (1950), pencetus sekolah gratis, dan pendiri universitas ‘Ain Syams. Tulisannya banyak tersebar di koran-koran, seminar, dan buku-buku yang mencakup kritik sastra, biografi, dan novel. Di antara karya-karyanya: cikr `Abi Al-‘Ul `u, `Ibnu Khald n, Fi `Adabi J hili, Had si Arbau‘a`u, Ma‘a Mutanabb , ‘Al H misyi S rati, Ayy m, Syajaratu Bu`si,


(28)

Al-Muccab n F Al-Ardi. Dan karya-karyanya sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain”(Munjid, 2000: 358).

Sebagai ahli fikir yang merdeka ia mempunyai aliran dalam bidang sastra dan bahasa Arab, seorang kritikus dan penulis cerita, “Al-Ma‘ari abad 20”, dan menjadi kebanggaan rakyat Mesir dan dunia Arab, rupa-rupanya keasliannya dalam bidang sastra dan filsafat bukan hanya diakui kalangan ilmuan Mesir saja, tetapi juga di Barat, karena selain mendapat gelar kehormatan ilmiah dari Mesir sendiri ia juga mendapat gelar kehormatan dari Lyon, Oxford, Madrid, Montpellier dan Athena (Ali, 1973: 8).

Taha Husain bukan hanya seorang kritikus yang disegani tetapi juga seorang sejarawan Islam terkenal yang menyaksikan dua perang dunia, ia juga menjadi saksi kehancuran dinasti Islam Ottoman di Turki dengan bangkitnya gerakan kebangsaan pimpinan Kemal Pasha Attaturk. Kemal membuat perjanjian dengan Rusia, mengusir tentara Yunani, merebut Smyrna dan menurunkan sulatan dari tahta. Turki dinyatakan sebagai republik pada tahun 1923. Attaturk menjadi presiden dan berlaku seperti diktator sungguh-sungguh, melaksanakan perombakan seluruh kebudayaan dan mengarahkan ke dunia Barat, Islam berhenti menjadi agama negara: huruf-huruf Arab diganti dengan huruf latin (Shadily, 1973: 1365).

3.2 Sinopsis Novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/ “Kesaksian Sang Penyair”

Cerita ini terjadi di Spanyol. Di atas kaki bukit yang indah dan luas, berdirilah sebuah istana yang megah dan mewah. Kaki bukit itu dikelilingi pepohonan rindang dan bunga-bunga indah serta penuh keharuman. Kehidupan di dalam istana penuh dengan gemilang kemewahan, kesenangan dan kegembiraan.

Tak jauh dari sana, di dasar bukit, di atas tanah datar dekat tepian sungai, terdapat sebuah desa. Berbeda dengan kehidupan di dalam istana, penduduk desa itu hidup dalam kemiskinan. Mereka tinggal dalam lingkungan kumuh dan rumah-rumah petak yang sempit, beralaskan tanah.

Sebagai pembatas antara istana dan desa adalah sebuah sungai yang menyimpan banyak misteri. Setiap penduduk miskin yang mencoba menyeberang pasti tidak akan bisa kembali lagi, hilang bagai ditelan bumi. Yang mengetahui misteri sungai tersebut adalah seorang penyair yang tinggal di istana. Ia sering bercerita dengan sungai tersebut melalui syair-syairnya.

Istana yang megah itu dihuni oleh tuan Rauf dan istrinya, Naim (anak tunggal Rauf), Ragib (sang penyair yang merupakan sahabat Rauf) serta para


(29)

pegawai dan pembantu istana. Sang penyair merupakan satu-satunya orang dari seluruh penghuni istana yang bekomunikasi dan berkumpul dengan penduduk desa. Sang penyair juga menjadi tempat bagi Naim dan ayahnya bercerita dan mencurahkan isi hati mereka.

Konflik diawali ketika Naim mencintai Khadijah, seorang gadis dari keluarga miskin. Khadijah anak dari Mahmud Al-Iskafi yang bekerja sebagai tukang sol. Hubungan mereka tentu saja ditentang keras oleh ayah Naim. Tuan Rauf menginginkan Naim menikah dengan keluarga kaya dan terpandang.

Penolakan ayahnya tidaklah menyurutkan niat Naim untuk memperistri Khadijah. Ia menceritakan semua masalah yang dihadapi kepada penyair. Naim memutuskan untuk pergi dari istana dan tinggal di ibu kota dengan Khadijah, gadis pujaanya. Ia meminta penyair memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Dan penyairpun menyanggupinya. Ketika hal itu diberitahukan kepada Rauf, semakin bertambahlah kemarahannya. Anak semata wayangnya sendiri telah berani menentangnya. Rauf khawatir dengan kejadian itu, penduduk desa akan memberontak untuk meminta hak-hak mereka.

Namun sayang, di dalam pelarian Naim dan khadijah, Khadijah telah dibunuh oleh kakaknya sendiri karena sang kakak ingin mempertahankan kehormatan dan harga diri keluarganya. Sang kakak tidak ingin harga diri mereka sebagai orang miskin diinjak-injak dan dianggap menjual diri demi mendapat harta yang berlimpah.

Setelah kejadian itu, Naim pergi mengembara ke negeri yang dikehendakinya. Bertahun-tahun ia menghilang, perjalanan itu telah membuatnya tenang dan mantap.

Sementara di dalam istana, Rauf terus memikirkan anaknya. Hanya sang penyairlah satu-satunya sahabat tempat ia berbagi suka dan duka. Pada suatu malam, Rauf menceritakan kepada penyair rahasia besar yang selama ini disimpannya tanpa seorangpun mengetahuinya. Rahasia besar itu adalah bahwa dia tidak merestui hubungan Naim dengan Khadijah bukanlah karena status sosial semata, melainkan karena ia telah jatuh cinta kepada gadis itu.


(30)

Demikianlah sang penyair telah menyaksikan berbagai kejadian, baik di dalam istana maupun di luar istana tanpa dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat mencatat kejadian itu dalam buku hariannya sambil memandang ke arah sungai atau duduk di tepian sungai. Dengan cara seperti itulah ia menemukan ketenangan.

3.3 Analisis Metode Terjemahan Novel

ゲヰレャや

¬やケヱ

ゅョ

/M War `a Al-Nahri/

3.3.1 BAB IV

Teks Sumber:

ゅらイハ

ゅんΑギェ

ヮΒヤハ

ヴヤヨΑ

ゲヰレャや

ラゅミヱ

Ι

∩ケゅヰルΕや

リΒよ

ょΒイハ

ゲヰル

ヮルΕ

ヴャま

ベゲゼャや

リョ

ヴバジΑ

ヮルヱゲΑ

ゅヨルまヱ

∩ゅらダョ

Ιヱ

ゅバらレョ

ヮャ

サゅレャや

フゲバΑ

メヲボΑ

ラや

ギェや

ノΒトわジΑ

ラや

ラヱキ

ゆゲピャや

:

リョ

リΑぺ

リΑぺ

ヴャま

∨ヴゎほΑ

∨ンゲイΑ

/Wak na al-nahru yuml ‘alaihi had san ‘ajaban, li`annahu nahru ‘aj bin baina al-anh ri, l ya’rifu al-n su lahu manba’an wa l masabban, wa innam yaraunahu yas‘ mina al-syarqi il al-garbi d na an yastat ‘a ahadun an yaq la: min aina ya`t ? Wa il aina yajr /

Teks Sasaran:

Sungai itu merupakan salah satu keajaiban dunia. Tak seorang pun tahu bahwa sungai itu memiliki sumber air, muara dan kuala. Para penghuni istana dan penduduk di sekitarnya, hanya tahu sungai itu mengalir dari timur ke Barat. Tidak seorang pun sempat bertanya dari mana asal sungai itu? Dan, ke mana air sungai itu mengalir?

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan komunikatif

るΒャゅダゎや

(

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Ittiş liyatin/), yakni penerjemah berusaha mereproduksi makna kontekstual untuk mempermudah pembaca teks sasaran memahami isi teks tersebut.


(31)

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Sungai itu memiliki kejadian-kejadian yang ajaib, karena ia merupakan sungai ajaib di antara sungai-sungai yang lain. Orang-orang tidak tahu bahwa sungai itu memiliki mata air dan muara, mereka hanya tahu sungai itu mengalir dari Timur ke Barat, tanpa seorang pun bisa berkata: “Dari mana asal sungai itu? Dan, kemana air sungai itu mengalir?

Teks Sumber:

ヲプゲハ

ゅョ

ロゲョぺ

リョ

やヲプゲバΑ

ラぺ

ラヲヘゼムわジヨャや

メヱゅェ

ギホヱ

リョ

ケゅヰルΕや

ゲョ

ゲカΕや

ゅシ

∩ゅゃΒセ

マャやク

リョ

やヲピヤらΑ

ユヤプ

チケΕや

ヴプ

リョ

ヮゃデゅセ

やヱゲΑ

ゆゲピャや

リョ

∩ゆゲピャや

ヴャま

ベゲゼャや

ヴャま

∩ンゲホヱ

ゅルギョ

やヱギィヲプ

∩ベゲゼャや

れゅよゅビ

ヴャま

ゅヨもやキ

やヲヰわルや

ユヰレミΙヱ

∩ンゲホ

Ιヱ

ラギョ

ゅヰΒプ

ザΒャ

ンケゅエタヱ

んミ

ツΑ

Β

ゅヰΒプ

ヮバらわゎ

ヴャま

Ιヱ

ゅヰレョ

クヲヘレャや

ヴャま

モΒらシ

Ιヱ

∩ゅヰレΒよ

ゲヰレャや

.

/Wa qad h walu al-mustaksyif na an ya’rif min amrihi m ‘araf min amri al-anh ri al-ukhr f al-ardi falam yablug min z lika syai`an, s yar sy ti`ahu mina syarqi il garbi, wa mina garbi il al-syarqi, fawazad mudunan wa qur , wa sah r laysa f h mudunan wa l qur , wa l kinnahum intah d `iman il g b tin kass fin yud ‘u al-nahra bainah , wa l sab la il al-nuf zi minh wa l il tattabi‘ahu f h ./

Teks Sasaran:

Para ilmuan telah berusaha mencari informasi untuk mengetahui asal-usul sungai itu, tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka telah menelusuri beberapa tepian sungai di Spanyol dari Timur ke Barat dan dari Barat ke Timur. Memang mereka berhasil menemukan kaki bukit tempat desa istana itu berada. Namun mereka tak pernah kenal lelah dan mengalah, terus berusaha mencari hingga akhirnya ditemukanlah hutan belantara.


(32)

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan komunikatif

るΒャゅダゎや

(

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Ittiş liyatin/), yakni penerjemah berusaha mereproduksi makna kontekstual untuk mempermudah pembaca teks sasaran memahami isi teks tersebut.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Para peneliti sungai telah berusaha mengungkapkan hal-hal yang belum mereka ketahui tentang sungai-sungai di dunia dan ternyata mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka menelusuri pantainya dari Timur ke Barat, dari Barat ke Timur, mereka menemukan banyak kota dan desa, serta padang pasir yang tidak berpenghuni. Namun, penelusuran mereka selalu berujung pada hutan yang lebat, di mana sungai itu seperti menghilang, dan tidak ada jalan untuk menjelajahinya dan mengikutinya.

Teks Sumber :

れゅよゅピャや

ログワ

ろボヤカ

ゅヨルほミヱ

ゲヰレャや

ょイエわャ

ゆゲピャやヱ

ベゲゼャや

ヴプ

リハ

リΒバらわわヨャや

ヴヤハ

ロケゅをへ

ヴヨバゎヱ

リΒヘゼムわジヨャや

.

∩ブをゅムわゎ

ブをゅムわゎ

ヴワヱ

ヂバよ

ヲルギΑヱ

イセ

キゅムΑヱ

∩ヂバらよ

ゅワゲイセぺ

ヂバよ

ブわヤΑヱ

∩ヂバよ

リョ

ゅワケ

るヨヤヌョ

ヮゃΒよ

リョ

ノらレΑ

ゅヨルま

ゲヰレャや

ラほミ

ヴわェ

∩ゅツバよ

ょミゲΑ

ゅワケゅイセぺ

ヂバよ

ギセぺ

Η

ゃΒよ

ヴプ

ょダΒャ

∩ュΚニや

ンゲカぺ

ゅヰレョ

モホぺ

ろジΒャ

Ιヱ

ゅョΚニ

ゅミヲヤェ

.

Wa ka`annam khalaqat hazihi al-g bata f al-syarqi wa al-garbi latahajjubi nahra ‘ani mustaksyif na wa ta‘amm as rahu ‘al al-mutatabbi’ na. Wa hiya tatak safu wa tatak safu, wa yadn ba’da asyjarih min ba’din, wa yaltafu ba’da asjariha biba’di, wa yak du ba’da asyj rih yarkabu ba’dan, hatt ka`anna al-nahra innam yanbu‘u min b `atin muzlimatin asyaddu al-izl mi, liyasubba f b `atin ukhr laisat aqallu minha izl man wa l hul kan.


(33)

Teks Sasaran:

Kehadiran hutan belantara di bagian Barat dan Timur ini menjadi penghalang bagi para ilmuan untuk menemukan keberadan sungai. Hutan itu sangat lebat, dipenuhi pohon-pohon tinggi. Pohon-pohon saling berdekatan satu sama lain sehingga sungai itu benar-benar tersembunyi di dalamnya. Di dalam kegelapan yang pekat, hutan itu tak mungkin bisa ditemukan oleh siapapun juga.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan komunikatif

るΒャゅダゎや

(

るヨィゲゎ

/Tarjamatu Ittiş liyatin/), yakni penerjemah berusaha mereproduksi makna kontekstual untuk mempermudah pembaca teks sasaran memahami isi teks tersebut.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Seolah-olah hutan ini dijadikan di Timur dan Barat untuk menutupi hakikat sungai dari orang yang mencoba menelusurinya maupun orang-orang yang ingin mengikutinya. Hutan itu lebat, sangat lebat, pepohonannya saling berdekatan bahkan sangat rapat, saling berkaitan, dan hampir saling menindih, sehingga sungai itu seakan terpancar dari lingkungan yang gelap bahkan sangat gelap untuk mengalir ke lingkungan lain yang kondisinya tidak kalah gelap dan tidak kalah pekat dari suasana di mana sumber air itu berada.

Teks Sumber:

ヲワ

やグワ

リムΑ

ユャヱ

ヮャ

ろルゅミ

ゅヨルまヱ

∩ゲヰレャや

ゲョぺ

リョ

ょΒイバャや

ギΒェヲャや

めゼ

ろジΒャ

ンゲカぺ

るヤダカ

ギェぺ

サゅレャや

フゲハ

ギボプ

∧ゅらイハ

るヤダガャや

ログワ

リョ

モホ

ヰジャや

ヮΒプ

テジらレゎヱ

∩りヲよゲャや

ヮΒヤハ

ュヲボゎ

ングャや

やグワ

ヲワヱ

∩ヮΒゃデ

ゅセ

ゆヲ

メゅヨゼャや

リョ

∩りゲヘボヨャや

るよギイャや

ンケゅエダャやヱ

るャヲワほヨャや

るらダガャや

.

デゅセ

ゅョほプ

ヴヤΑ

ゅヨョ

∩ゲカΓや

ヤヰィ

ギボプ

∩ゆヲレイャ

ゲヰレャや

ノらレョ

やヲヤヰィ

ゅヨミ

サゅレャや

リΒレをや

リΒゃΒセ

Ιや

ヮレョ

ヲプゲバΑ

ユャヱ

ヮらダョヱ

:

∩ゲヰレャや

¬やケヱ

リョ

ラぺ

ゅヨワギェぺ

ゲゎ

るボワゅセ

Ιゅらィ

∩ギΒバよ

ゲΒビ

リョ

ギョぺ

ヴヤハヱ


(34)

/Wa lam yakun haz huwa syai`u wah du ‘aj bu min amri nahri, wa innam k nat lahu khaslatun ukhr laisat aqallu min hazihi al-khaslati ‘ajaban; faqad ‘arafa al-n su ahada sy ti`aihi, wa huwa haz alz taq mu ‘alaihi rabwatu wa tanbasitu f hi suh bu khsbatu al-ma`h latu wa al-sah r al-jadbatu al-maqafaratu, mina al-syim li. Fa`amm sy t `u al-akharu, mimm yal al-jun ba, faqad jahilahu al-n su kam jahil manba’a al-nahri wa masabbahu wa lam ya’rif minhu illa syai`aini isnaini: ahadahum anna min war `a al-nahri, wa ‘al amadin min gairi ba‘ din, jib lan sy hiqatun tartafi‘u f al-sam `i`, wa tab‘udu f al-irtif ‘I hatt l yak du al-basara yablugu qimamah ill f kas rin mina juhdi wa masyaqqati. Wa ass n anna ‘ub ra il haz al-sy t `I mukhawwifun yamlau al-qul ba haulan wa ru’ban./

Teks Sasaran:

Hal itu bukan merupakan satu-satunya keistemawaan bagi sungai tersebut, karena masih terdapat sejumlah keistemawaan dan rahasia lainnya lagi. Pertama, tepian sungai di bagian Utara, tempat berdiri istana megah, yang penghuninya berpendidikan tinggi dan tak percaya takhayul. Kedua, di bagian Selatan, tempat desa miskin yang tandus dan gersang. Penduduk desa itu terdiri dari orang-orang lugu, yang keluguannya mirip dengan kuala dan muara sungai. Mereka tak mengetahui apapun selain dua hal. Pertama, siapa pemilik istana megah di belakang sungai, yang bangunannya menjulang tinggi ke langit hingga istana tak dapat ditembus pandangan mata. Dan kedua, aliran sungai yang seram serta angker.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan komunikatif

るΒャゅダゎや


(35)

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Ini bukanlah satu-satunya keajaiban dari sungai itu, ia memiliki kebiasaan lain yang tidak kalah ajaib. Orang-orang sudah mengenal salah satu tepianya, yakni tempat dimana bukit itu berdiri, di sana juga terdapat padang rumput yang subur dan berpenghuni serta padang pasir yang kering dan tak berpenghuni di bagian Timur. Adapun tepian lainnya, terletak pada bagian Barat, dan orang-orang tidak ada yang mengetahui sebagaimana mereka tidak mengetahui mata air sungai dan muaranya. Tidak ada yang mereka ketahui selain dari dua hal: salah satunya yang berada di belakang sungai dari jarak tak begitu jauh, gunung yang tinggi besar menjulang ke langit, dan sangat menjulang sehingga tak dapat di tembus pandangan mata kecuali dengan bersusah payah. Kedua, bahwa menyeberangi tepia tersebut sangat menakutkan, memenuhi hati dengan hal-hal yang menakutkan dan menyeramkan.

Teks Sumber:

ホぺ

グレョ

ヲをケやヲゎヱ

サゅレャや

フケゅバゎ

ギボプ

Ι

ヮΒャま

ラヱゲらバΑ

リΑグャや

ラぺ

∩ケヲダバャや

ラヲをギエわΑ

Ι

モよ

ヮΒャま

ケヲらバャや

ヴプ

ラヱゲムヘΑ

Ι

マャク

モィぺ

リョ

ユワヱ

∩ラヱキヲバΑ

ェΙやヱ

ナヘエわャやヱ

ケグエャや

リョ

やギィ

ゲΒんミ

ヴプ

Ιま

ヮΒャま

ケヲらバャや

ヴプ

ヅゅΒ

.

ユヰヤバャヱ

ヮルヱゲミグΑ

ゅヨルまヱ

ウΑゲダわャゅよ

ヮルヱゲミグΑ

Ι

Ηゅ

やヱ

りケゅセや

Η

∩¬ゅヨΑ

/Faqad tu‘ rafa n su wa tuw ras munzu aqdami ‘us ri, anna al-z na ya’bur na ilaihi l ya‘uduna, wa hum mi ajli al-zalika l yufakkir na f al-‘uburi ilaihi bal l yatahaddas na f al-‘uburi ill f kas rin jiddan mina al-hazri wa al-tahaffuzi wa al-ihtiy ti. Wa la’allahum l yazkur nahu b tasr hi wa innam yazkur nahu b isy rati wa


(36)

Teks Sasaran:

Penduduk desa percaya, siapa yang menyebrangi sungai tidak akan pernah bisa kembali. Tak jelas siapa penghembus rumor seperti itu. Tapi yang pasti, kepercayaan itu begitu melekat kuat di hati para penduduk desa. Sehingga tidak seorang pun penduduk desa berani menyebrangi sungai itu. Keyakinan itu terjadi dikarenakan keluguan dan lemahnya kemampuan berpikir para penduduk desa.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan bebas (

るヨィゲゎ

りゲェ

/Tarjamatun Hurratun/), yakni penerjemah mengutamakan isi dan mengabarkan bentuk teks BSu.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Orang-orang sudah mengetahui bahwa sudah menjadi tradisi dan mewarisi sejak masa lalu, bahwa orang yang menyeberanginya tidak akan pernah kembali, itulah sebabnya mereka tidak pernah berfikir untuk menyeberanginya, bahkan untuk sekedar membicarakannyapun berhati-hati, waspada, dan tetap berjaga. Malah mereka tidak membicarakannya secara terang-terangan, cukup dengan memberi isarat dan tanda-tanda.

Teks Sumber:

わジル

Ι

れキゅミヱ

ゲヰレャや

ヴヤハ

ろプゲセぺ

ヴわャや

りヲよゲャや

ログワ

モワぺ

Ιま

ユヰレョ

ヴレ

バシ

ヮΒャま

ヴバジゎ

Β

ギボプ

∧ゅ

ゲΑ

Ιヱ

ゲヰレャや

ラヲプゅガΑΙ

やヲル

ラヱキゅムΑ

Ιヱ

ヮルヲら

Ιヱ

フヲガャや

フゲバΑ

Ι

コゅわヨョ

ゲダレハ

リョ

やヲルゅミ

ユヰルΕ

ゅョま

∩ヮよ

ラヲヤヘエΑ

サゅレャや

ヮよ

モヘエΑ

ゅヨよ

モヘエΑ

Ιヱ

ょワゲャや

ヮレハ

リΒャヲピゼョ

やヲルゅミ

ユヰルΕ

ゅヨルま

ユヰゎゅΒエよ

∩れやグャ

リョ

ユヰャ

ゥゅわΑ

ゅョ

ヴヤハ

ユヰムャゅヰゎヱ

ヂピャや

ユヰゼΒハヱ

るヨハゅレャや

ゲもゅダよ

グヘルぺヱ

ゅよヲヤホ

ヴミクぺ

やヲルゅミ

ユヰルΕ

ゅヨルまヱ

ブボΑ

ゅョギレハ

やヲヘボΑ

ラぺ

リョ

ンケギΑ

リョヱ

∩るョゅバャや

ロギレハ

!


(37)

/L nastasn minhum ill ahli hazihi rabwati lat asyrafat ‘al al-nahri wa k dat tas‘ ilaihi sa’yan; faqad k n l yakh f na al-nahra wa l yarhab nahu wa l yakad na yuhafil na bihi, imma li`annahum kan min ‘unsurin mumt zin l ya’rifu al-khaufa wa l al-rahba wa l yahfalu bim yahfalu bihi a-n su wa innam li`annahum k n masygul na ‘anhu bihay tihim al-n ‘imati wa ‘ syuhum al-gaddu wa tuh likuhum ‘al m yat hu lahum min laz tin, wa innam liannahum k n azk qul ban wa anfazu bas `iru min an yaqif ‘indam yaqifu ‘indahu al-‘ mmata, wa man yadr ! La’alla kullu hazihi al-khis li mujtami‘atun wa khis lan ukhar gairah k nat tasyguluhum bi`anfushim wa tasadduhum ‘amm yuqbilu al-n sa ‘alaihi mina al-w ni al-tafk ri./

Teks Sasaran:

Hanya penghuni istana saja yang berani menyebrangi sungai. Penghuni istana yang berpendidikan tidak mengenal rasa takut dan tak percaya tehadap takhayul. Mereka tak pernah berbaur dengan penduduk desa, karena sibuk mengurusi kehidupan diri sendiri. Mereka mencari kenikmatan dan kesenangan pribadi tanpa memperdulikan kondisi penduduk desa. Dan, mereka tak pernah memperdulikan apapun selain kenikmatan dan kesenangan hidup.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan bebas (

るヨィゲゎ

りゲェ

/Tarjamatun Hurratun/), yakni penerjemah mengutamakan isi dan mengabarkan bentuk teks BSu.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Tidak seorang pun dari mereka kecuali penghuni istana yang berada di sisi sungai ini yang berusaha mendekatinya. Mereka tidak takut pada sungai itu, tidak merasa angker, tidak segan berpesta dengannya. Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan tidak mengenal takut, keangkeran, dan tidak berpesta sebagaimana


(38)

orang-orang kebanyakan berpesta. Mereka sangat sibuk dengan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka dengan memiliki hati yang cerdik dan pandangan yang fokus tidak sama dengan orang kebanyakan. Siapa sangka! Semua sifat-sifat yang terdapat ini dan sifat lainnya telah menyibukkan diri mereka dan membuat mereka tidak terlalu memikiran orang lain.

Teks Sumber:

ングャやヲワ

ケヱギャやヱ

るエレィΕや

リョ

ヮよ

モダわΑ

ゅョヱ

ゲダボャや

モワぺ

リΒよ

ロギェヱ

ゲハゅゼャや

ラゅミヱ

Αヱ

ロケやゲシぺ

ブゼムわジΑ

ラぺ

ギΑゲΑヱ

ゲヰレャややグヰよ

ヶレバΑ

ロゲョぺ

ペもゅホキ

ペバヨわ

.

¬やゲバゼヤャ

リムャヱ

∧ΚΒヤホ

Ιま

るヘシΚヘャやヱ

¬ゅヨヤバャや

ょワやグョ

ヮらゼゎΙ

¬ゅダボわシΙやヱ

ゑエらャや

ヴプ

ょワやグョ

/Wa k na al-sy ‘iru wahdahu baina ahli al-qasri wa m yattasilu bihi mina al-ajnihati wa al-dauri huwa alz ya’n bihaz al-nahri wa yur du an yaktasyifa asr rahu wa yata‘ammaqa daq `iqa amrihi. Wa lakinna lilsyu‘ar `a maz hibun f al-bahsi wa al-istiqs `u l tusyabbihu maz hibu al-‘ulam `i wa al-fal sifati ill qal lan;/

Teks Sasaran:

Sang penyair merupakan satu-satunya orang dari seluruh penghuni istana yang bisa berkomuniksi dan berkumpul dengan para penduduk desa. Ia juga bersatu dengan alam, dan selama ini telah menyelidiki seluk beluk sungai itu. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menemukan rahasia-rahasia sungai tersebut. Akan tetapi Departemen Pendidikan dan Penelitian Sastra sedikit berbeda pandangan dengan para ulama dan ahli filsafat tentang rahasia-rahasia sungai yang terpendam. Hanya sedikit saja persamaan di antara mereka, yaitu sungai adalah karunia dari Sang Pencipta.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan bebas (

るヨィゲゎ

りゲェ

/Tarjamatun Hurratun/), yakni penerjemah mengutamakan isi dan mengabarkan bentuk teks BSu.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):


(39)

Penyair satu-satunya orang di antara penghuni istana yang berkomunikasi dengan orang di sekitar linkungannya, ia selalu memperhatikan sungai ini, dan ingin meneliti rahasia-rahasianya serta mendalami segala sesuatu yang terkait dengannya secara mendalam. Akan tetapi para penyair memliki pandangan yang sedikit berbeda dalam meneliti dan mengkaji fenomena sungai dengan padangan para ilmuan dan filosof .

Teks Sumber:

リムΑ

ユャヱ

∩ヮらダョ

ヱぺ

ヮバらレョ

フゲバΒャ

ゲヰレャや

めデゅセ

ノらわわΑ

ゅルゲハゅセ

リムΑ

ユヤプ

ラゅミ

ゅヨルまヱ

∩ゲヰレャや

¬やケヱゅョ

フゲバΒャ

ゲカΙや

ヮゃデゅセ

ヴャま

ゲらバΑ

ラぺ

メヱゅエΑ

ゅプゲゼョ

ペシヲイャや

やグワ

ヴプ

ザヤイΑ

ラほよ

パやゲプ

リョ

めセ

ヮャ

ゥゅわΑ

リΒェ

ヴヘわムΑ

∩メぽジャや

ヴプ

ウヤΑヱ

ヮャほジΑ

∩ヮΒャま

ゲヌレャや

ΚΒトョ

ヮΒプ

ゅホギエョ

ゲヰレャや

ヴヤハ

ゅョ

モイジΑヱ

ヮΒヤヨわジΑヱ

ヮΒヤハ

ヴヤヨΑ

.

/Falam yakun sy irun yattabi‘u sy t `a al-nahri liya’rifa manba’ahu au masabbahu, wa lam yakun yuh wilu an ya’bura il sy ti`ihi al-akhari luya’rifa m war `a al-nahri, wainnam k na yaktaf h na yat hu lahu syai`un min far gi bi`an yajllisa f haz al-jausaqi musyrifan ‘al al-nahri muhaddiqan f hi mut lan al-nazari ilaihi, yas`aluhu wa yulihhu f al-su`uli, wa yastaml hi wa yusajjilu m yamli ‘ala`ihi./

Teks Sasaran:

Penyair itu tidak harus menelusuri tepian sungai untuk mengetahui kuala dan muaranya. Ia pun tidak harus menyebrangi tepian sungai untuk mengetahui apa yang ada di belakang sungai. Karena untuk mengetahui semua itu, ia hanya cukup duduk di dekat jendela memandang lepas ke arah sungai. Lalu, pandangan matanya seakan menunjam jauh sampai ke dasar sungai. Dengan cara seperti itu ia sudah mendapat jawaban dan keterangan berharga.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan komunikatif

るΒャゅダゎや


(40)

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Sang penyair tidak menelusuri tepian sungai itu bukan untuk mengetahui hulu dan muara sungai itu, ia juga tidak berusaha menyeberanginya untuk mengetahui apa yang ada di belakang sungai. Tatkala dia mempunyai waktu senggang ia cukup duduk di jendela ini menghadap ke sungai dengan memperhatikannya secara serius dalam waktu yang lama. Dia bertanya dan mendesak sungai, menyimak dan mencatat apa-apa yang diutarakan sungai.

Teks Sumber:

ロケやゲシほよ

ΚΒガよ

ゲヰレャや

ラゅミヱ

.

やグワ

ヴヤハ

ヴわェ

ヮボもゅボェヱ

ヮボもゅホギよ

ゅレΒレッ

ラゅムプ

∧¬やゲバゼャや

ヴャま

ゐギエわャや

ょエゎケゅヰルΕや

ラぺ

フヱゲバヨャや

ラぺ

ノョ

∩ゲハゅゼャや

∩ゅよやヲィ

ヮΒヤハ

ゲヰレャや

ノィゲΑ

ユャコゅピャΕや

ログワ

リョ

めセ

リハ

メほシ

やクま

ゲハゅゼャや

ゅヰよ

ヴツヘゎ

ザヨゼャや

ろルゅミ

ヴわャや

マヤゎ

ンゲカぺ

ケやゲシぺ

リハ

ヮΒャま

ゐギエわΑ

ゅヨルまヱ

ゅワぼゲボゎ

ろルゅミ

ヴわャや

メやヲトャや

ゅヰヤもゅシケ

ヴプ

ヮΒャま

ヴャま

ウらダャや

ゲヘジΑ

グレョ

ヮΒヤハ

るヘデゅカ

モもゅシケ

ヴプ

ヮΒャま

ゅヰよ

ヴツヘゎ

ュヲイレャや

ろルゅミ

ヴわャやヱ

∩モΒヤャや

ユヤヌΑ

ラぺ

∩モΒヤャや

ヴゼピΑ

リΒェ

ヮΒャま

ゅヰヤシゲゎ

るバトボわョ

/Wa k na al-naru bakh lan bi`asr rihi. Dan nan bidaq iqahi wa haq iqahi hatt ‘al haz sy ‘iri, ma‘a anna ma’r fa anna al-anh ra tuhibbu al-tahaddasa il al-syu‘ar `i; fak na al-sy ‘iru iz sa`ala ‘an syain min hazihi al-g zi lam yarji’ al-naru ‘alaihi jaw ban, wa innam yatahaddasu ilaihi asr rin ukhr tilka allat k nat al-syamsu tafd bih ilaihi f ras `ilih al-tiw li allat k nat taqra`uh ‘ala`ihi munzu yasfaru al-subhu il an yazlima al-la`ilu, wa allat k nat al-nuj mu tafd bih ilaihi f ras ilin kh tifatni mutaqati‘atin tursiluh ilaihi h na yagsy al-la`ilu./


(41)

Teks Sasaran:

Sungai itu tak pernah membongkar rahasia dirinya pada siapapun kecuali pada si penyair. Ketika si penyair bertanya tentang rahasia-rahasia dirinya, sungai itu seakan dengan senang hati memberikan jawaban. Jawaban itu tidak diberikan secara langsung, tapi cukup memperlihatkan keistemawaan-keistemawaan yang dimiliki, seperti menampakkan sunset menjelang pagi hari dan sunrise pada saat malam hari, atau memperlihatkan bintang-bintang berkelip-kelip indah di malam hari. Sinar-sinar bintang itu membias indah di permukaan air sungai yang jernih.

Penerjemahan di atas menggunakan metode penerjemahan bebas (

るヨィゲゎ

りゲェ

/Tarjamatun Hurratun/), yakni penerjemah mengutamakan isi dan mengabarkan bentuk teks BSu.

Untuk lebih jelasnya berikut penulis cantumkan penerjemahan yang menekankan pada bahasa sumber (BSu

ケギダヨャや

るピヤャや

/Al-Lugatu Al-Masdaru/):

Sungai itu bakhil untuk menceritakan rahasia-rahasianya, sangat kikir akan informasi tentangnya bahkan kepada penyair sekalipun. Seperti yang diketahui selama ini, sungai-sungai cendrung suka bercerita pada para penyair. Apabila penyair bertanya tentang teka teki ini kepada sungai, dia tidak langsung memberi jawaban. Namun, dia akan menceritakan pada penyair tentang rahasia yang lain, tentang matahari yang memancarkan sinarnya melalui surat-suratya yang panjang, yang dibacakan matahari kepada penyair sejak erbitnya fajar subuh sampai malam gelap. Begitu juga dengan bintang-bintang yang memancarkan sinarnya melalui suratnya yang terpotong-terpotong dan disampaikannya kala malam tiba.

Teks Sumber:

リΒェ

リΒよ

ゲボわジヨャや

むキゅヰャや

ロ¬ヲッ

ヮΒャま

ゅヰよ

モシゲΑ

ゲヨボャや

ラゅミ

ヴわャやヱ

りゲョ

ケゅヰレャや

ヴプヱ

りゲョ

モΒヤャや

ヴプ

ヮΒャま

ゅヰΑギヰΑ

ユΒジレャや

ラゅミ

ヴわャやヱ

∩リΒェヱ

ギハゲャや

ゅヰよ

ブダボΑヱ

ゅルゅΒェぺ

ウΑやゲャや

ゅヰよ

ブダバゎ

ろルゅミ

ヴわャやヱ

∩ンゲカぺ

ンゲカぺ

ゅルゅΒェぺ

ベゲらャや

ゅヰよ

ペヘガΑヱ

∩ゅルゅΒェぺ

.


(1)

4.2. Saran

Sebagai penutup, penulis meyakini bahwa di dalam menulis penelitian ini lebih banyak pintu telah penulis buka daripada telah penulis tutup; yang memungkinkan udara segar dan sinar matahari masuk ke dalam dunia penelitian terjemahan yang masih redup di Fakultas Sastra khususnya Program Studi Bahasa Arab. Namun, penulis juga yakin bahwa di dalam menulis penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Dan berikut beberapa saran dari penulis untuk lebih berkembangnya pengetahuan mahasiswa Bahasa Arab:

1. Khususnya bagi kalangan mahasiswa Program Studi Bahasa Arab, penulis mengharapkan untuk meningkatkan usaha wawasan berfikir dan berbahasa Arab untuk memperdalam pemahaman dalam ilmu terjemah.

2. Dengan melihat realita, bahwa penelitian sastra yang mengarahkan perhatian kepada analisis penerjemahan masih sangat sedikit dan terbatas, dan apa yang penulis kerjakan ini bagian dari keterbatasan tersebut. Maka dengan segala kekurangan penulis berharap agar mahasiswa Program Studi Bahasa Arab, untuk selanjutnya dapat memberikan perhatian terhadap pendalaman dan analisis penerjemahan bahasa Arab.

3. Penulisis juga berharap, semoga tulisan ini dapat membantu memberikan kontribusi terhadap pemahaman dan pendalaman akan analisis penerjemahan bahasa Arab.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bisri, K.H. Musatafa. 1999. Kamus Al-Bisri Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif

Al-Khuli, Muhammad Ali. 1982. A Dictionary Of Theoretical Linguistics (English - Arabic). Beirut : Libanon

Al-Munjidu Fi Al-A’lam. 2000. Beirut

Ali, Atabik dan A. Zuhdi Muhdlor. 1999. Kamus Kontomporer Arab – Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Humanika, Eko Setyo. 2002. Mesin Penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Husain, Taha. 1977. M War `a Al-Nahri. Al-Qahirah: Daru al-Ma‘arifi

. 2002. Kesaksian Sang Penyair. (Terjemahan Siti Nurhayati)Yogyakarta: Navila

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Granido

Mendikbud RI. 1987. Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara

Muhammad, Ainon. 1991. Panduan Menterjemah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia

Muhammad, Najib ‘Izzuddin. 1433. As su Al-Tarjamati. Al-Qahirah: Maktabatu Ibnu Sina

Mahmud, Makarim Ad-Dairi.1999. Adabu Al-Jahili. Al-Qahirah: J mi’atu Al- Azhari

Munawwir, A.W. 2002. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif

Nababan, Rudolf, M. Drs. 2003.Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yassin, HB, 1960. Tifa Penyair dan Daerahnya. Jakarta: PT. Gramedia Yusuf, Suhendra. 1994. Teori Terjemah. Bandung: Mandar Maju


(3)

LAMPIRAN Lampiran I

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987.

A. Konsonan Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

alif tidak

dilambangkan

tidak dilambangkan

ba b be

ta t te

sa s es (dengan titik di

atas)

jim j je

ha h ha (dengan titik di

bawah)

kha kh ka dan ha

dal d de

zal z zet (dengan titik di

atas)

ra r er

zai z zet

sin s es

syin sy es dan ye

sad s es (dengan titik di

bawah)

dad d de (dengan titik di

bawah)

ta t te (dengan titik di

bawah)

za z zet (dengan titik di

bawah)

‘ain ‘ koma terbalik (di


(4)

gain g ge

fa f ef

qaf q ki

kaf k ka

lam l el

mim m em

nun n en

waw w we

ha h ha

hamzah ` apostrof

ya y ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan Rangkap (tasydid) ditulis rangkap. Contoh :

るヨギボョ

= muqaddimah

りケヲルョヤや

るルΒギョヤや

= al- madinah al- munawwarah

C. Vokal

1. Vokal Tunggal

(fathah) ditulis “a” Contoh

ぺゲホ

= qara`a

͡

(kasrah) ditulis “i” Contoh

ユエゲ

= rahima

(dammah) ditulis “u” Contoh

ブΑム

= kaifa 2. Vokal Rangkap

Vokal Rangkap

— (fathah dan ya) ditulis “ai” Contoh

ゆルΒコ

= zainab

ブΑム

= kaifa

Vokal Rangkap

— (fathah dan wau) ditulis “au” Contoh

モヱェ

= haula

モヲホ

= qaula

D. Vokal Panjang (maddah)


(5)

—— /kasrah/ ditulis “ ” Contoh

ュΑエケ

= rah m

—— /dammah/ ditulis “ ” Contoh

ュヲャハ

= ‘ul m

E. TaMarbutah

Ta Marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun di tulis “h” Contoh

るョケムョヤや

るミヨ

= makkah al- mukarramah

Ta Marbutah yang hidup atau berharakat ditulis “t” Contoh

るΑョΚジΗや

るヨヲムェャや

= al- hukumatu al- islamiyyah

F. Hamzah

Huruf hamzah (

) di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof (`). Contoh

リゅョΑま

= man, bukan ` man

G. LafzulJalalah

Lafzul Jalalah (kata

ぶや

)

yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah. Contoh

ぶや

ギよハ

= ‘Abdullah, bukan ‘Abd Allah

H. Kata Sandang “al-”

1. Kata sandang “al-” tetap ditulis “al-”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariah maupun syamsiah.

Contoh るシギボヨャやラゅミゅョΕや = al- amakin al-muqaddasah. るΒハゲゼャやるシゅΒジャや = al- siyasah al-sya‘iriyyah.

2. Huruf “a” pada kata sandang “al-” tetap ditulis dengan huruf kecil, meskipun merupakan nama diri. Contoh

ケワゴΕや

= al- Azhar

Kata Sandang “al-” di awal kalimat dan pada kata “Allah SWT, Qur’an” ditulis dengan huruf kapital. Contoh Saya membaca Al- Qur’an al- Karim.


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan,…Juni 2007