Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007
USU e-Repository©2009
dia tidak merestui hubungan Naim dengan Khadijah bukanlah karena status sosial semata, melainkan karena ia telah jatuh cinta kepada gadis itu.
Demikianlah sang penyair telah menyaksikan berbagai kejadian, baik di dalam istana maupun di luar istana tanpa dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat
mencatat kejadian itu dalam buku hariannya sambil memandang ke arah sungai atau duduk di tepian sungai. Dengan cara seperti itulah ia menemukan
ketenangan.
3.3. Bentuk konflik
3.3.1. Konflik Perburuhan
Al-‘u mm lu
Bab II halaman 32
.
Liannahum yazhab na ill il haisu ya’mal na, wa l yaji` na ill il haisu yan m na … Mereka pergi hanya untuk bekerja di ladang tuannya
dan tidak akan pulang kecuali menjelang waktu tidur. 14 Pada kutipan teks di atas pengarang menggambarkan tentang perburuhan
yang dilakukan penghuni istana. Para penghuni istana selalu berusaha meredam
Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007
USU e-Repository©2009
aspirasi para penduduk desa dengan memanfaatkan keluguan dan kebodohan mereka.
Para penduduk desa yang miskin, disibukkan dengan bekerja di kebun- kebun mereka sepanjang hari. Sehingga mereka tidak sempat memikirkan masa
depan mereka. Bahkan mereka makan hanya dari apa yang diberikan oleh para penghuni istana, dan tidak pernah memakan apa yang mereka kehendaki sendiri.
Sehingga mereka tidak pernah mengenal makanan lezat.
Pada kutipan lainnya Bab II halaman 33
Hum ahr run k al-‘ab di, wa ‘ab dun k al-ahr ri lais r d na wa l s khat na li`annahum l ya’rif na al-rid wa l al-sakhta Mereka orang
merdeka tapi seperti budak sahaya. Demikian pula sebaliknya, mereka budak sahaya tapi seperti orang merdeka, mereka tak pernah merasakan
bagaimana nikmat dan bahagianya menjadi orang kaya. 15 Pada kutipan teks di atas, pengarang menggambarkan bagaimana
keberadaan para penduduk desa yang sangat lugu dan tidak mengetahui apa-apa. Sehingga para penduduk desa selalu dimanfaatkan oleh penghuni istana untuk
mempermudah segala urusan mereka. Pada kutipan teks di atas, pengarang juga menggambarkan keadaan penduduk desa yang malang itu. Mereka adalah orang-
orang merdeka yang tidak memiliki kebebasan. Mereka hanya bisa bekerja dan
Amraini Sihotang. Analisis Konflik Sosial Dalam Novel Ma Wara`A Al-Nahri “Kesaksian Sang Penyair” Pendekatan Sosiologi Sastra. 2007
USU e-Repository©2009
bekerja untuk Tuannya. Dan jelaslah sudah bahwa dengan keadaan demikian tidak akan mungkin para penduduk desa tersebut untuk merasakan kenikmatan dan
kebahagian menjadi orang kaya.
Pada kutipan lainnya Bab VII halaman 65
Wa i nnam taq mu f asfalih qaryatun b `isatun wa dai‘atun ya‘ syu
f h qaumun b `is na muttadi‘ na Keberadaan desa dan penghuninya yang miskin itu hanya untuk memberikan kekayaan dan kesempurnaan
hidup pada penghuni istana. 58 Pada kutipan teks di atas, pengarang lebih memperjelas bagaimana
keberadaan para penduduk desa miskin yang selalu dimanfaatkan oleh penghuni istana untuk memperkaya dan menyenangkan hidup diri mereka.
3.3.2. Konflik Penindasan
Al- idtih du
Bab III halaman 33