BAB. 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara laring atau daerah lainnya di tenggorokan.Kanker laring bayak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.
Fungsi utama laring adalah memungkinkan terjadinya vokalisasi.Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
Tracheostomy adalah fenetrasi pembuatan lubang pada dinding anterior trachea dengan mengangkat kartilago dari cincin trachea ketiga dan keempat sehingga terbentuk
saluran napas yang aman dengan bantuan pipa tracheostomy. Kebutuhan Dasar Manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi
pasien yang mengalami gangguan kesehatan maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang terganggu. Menurut teori Hirarki Maslow, pemenuhan
kebutuhan dasar manusia diawali dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis yang meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi, personal hygine, tidur dan
istirahat, seksualitas.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan
hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal Alimul, 2006.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas Masalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di RSUD. dr. Pirngadi Medan
Universitas Sumatera Utara
C. MANFAAT
a. Bagi Penulis
Sebagai salah satu cara penambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis dalam menangani kasus tumor laring
b. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat mengaplikasikan dilapangan praktik agar terbentuk asuhan keperawatan yang lengkap
c. Bagi Institusi
Untuk menambah wawasan bagi para Karya Tulis Ilmiah d.
Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam melaksanakan praktik
keperawatan khususnya pada perawatan ca laring
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Manusia Oksigenasi di RSUD.dr. Pirngadi Medan
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup oksigen ruangan setiap kali
bernapas Wartonah, 2006. Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam kehidupan
manusia. Dalam tubuh oksigen berperan penting diproses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satu dampaknya
adalah kematian. Berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Untuk itu dalam konsep ini perawat perlu
memahaminya secara mendalam Iqbal, 2005. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen O2 lebih dari 21 pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat didalam tubuh Alimul,
2006.
1. Pengkajian a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang; gaya hidup; adanya batuk; sputum;
nyeri; medikasi; dan adanya Faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi. 1
Masalah pada pernapasan dulu dan sekarang 2
Riwayat penyakit atau masalah pernapasan −
Nyeri −
Paparan lingkungan atau geografi −
Batuk −
Bunyi nafas mengi
Universitas Sumatera Utara
− Frekuensi insfeksi pernapasan
− Masalah penyakit paru masa lalu
− Penggunaan obat
3 Adanya batuk dan penanganan
4 Kebiasaan merokok
5 Masalah pada fungsi system kardiovaskuler kelemahan,dispnea
6 Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
− Riwayat hipertensi
− Merokok
− Usia paruh baya atau lanjut usia
− Obesitas
− Diet tinggi lemak
− Peningkatan kolesterol
7 Riwayat penggunaan medikasi
8 Stressor yang dialami
9 Status atau kondisi kesehatan Iqbal, 2005.
b. Pola batuk dan produksi sputum
Menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras dan kuat dengan suara mendesing, berat, dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami
penyakit kanker juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana
pasien sedang makan, merokok, atau pada saat malam hari. Pengkajian terhadap lingkungan tempat tinggal pasien apakah berdebu, penuh asap, dan
adanya kecendrungan mengakibatkan alergi. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa warna, kejernihan, dan apakah bercampur dengan
darah Alimul, 2006.
c. Sakit Dada
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas, intensitas, Faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila
pasien berubah posisi, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit Alimul, 2006.
Universitas Sumatera Utara
−
Pengkajian Fisik
−
Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum, postur tubuh, kondisi kulit dan membrane mukosa, dada, pola napas, frekuensi,
kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi, ekspansi dada secara umum, adanya sianosis,jejas pada daerah operasi.
−
Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan penggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh- tujuh” secara berulang. Perawat akan merasakan adanya getaran pada
telapak tangan nya. Normalnya fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan akan meningkat pada kondisi kosolidasi. Selain itu,
palpasi juga dilakukan untuk mengkaji temperature kulit, pengembangan dada, adanya nyeri tekan, titik impuls maksimum abnormalitas masa dan
kelenjar sirkulasi perifer, denyut nadi, serta pengisian kapiler. −
Perkusi
Dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara didalam paru,. Perkusi
sendiri dilakukan dengan jari tengah tangan non-dominan pemeriksa mendatar diatas dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk
dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Normalnya dada menghasilkan bunyi resonan atau gaung
perkusi. Pada penyakit tertentu adanya udara pada dada atau paru menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum. Sedangkan bunyi
pekak atau kempis terdengar apabila perkusi dilakukan di atas area yang mengalami atelektasis.
−
Auskultasi
Auskultasi dilakukan langsung dengan menggunakan stetoskop. Bunyi yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas durasi, atau
kualitasnya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid atau akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan fisik paru,
auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi napas vasikuler, bronchial, bronkovasikular, ronkhi, juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi
napas serta lokasi dan waktu terjadinya Iqbal, 2005.
d. Pemeriksaan Diagnostic
− Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas
darah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap. −
Tes struktur pernapasan : sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru. −
Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis Iqbal, 2005.
2. Analisa data
Data Subjektif −
lemah −
Sesak napas −
Nyeri dada −
Batuk tak efektif −
Demam −
Ansietas −
Berat badan menurun
Data Objektif −
Gelisah −
Dispnea −
Trauma −
Suara napas tidak normal −
Perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan −
Obstruksi trakea −
Pendarahan aktif −
Infeksi paru −
Perubahan irama dan jumlah pernapasan −
Penggunaan otot bantu napas
Universitas Sumatera Utara
− Vasokontriksi
− Hipovolemia
− Edema
− Efusi pleura
− Atelektasi Iqbal, 2005.
3. Rumusan masalah
− Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
− Nyeri akut
− Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Perencanaan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas. Berhubungan dengan
: −
Pengangkatan sebagian glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk, dan menelan
− Perubahan sementara atau permanen pernapasan leher tergantung
kepatenan stoma −
Sekresi banyak dan kental
Tujuan :
− Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif.
− Menunjukkan status pernapasan : kepatenan jalan napas
Kriteria Hasil :
− Tidak mengalami aspirasi
− Mengeluarkan secret secara efektif
− Mempunyai jalan napas yang paten
− Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal
Intervensi dan Rasional :
− Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekret.
Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya sekreat obstruksi jalan napas
− Observasi jumlah dan karakter sputum aspirasi sekret
Rasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna bercak darah atau air umumnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.
Universitas Sumatera Utara
− Gunakan oksigen, humidifikasi nebuliser. Beri cairan tambahan melalui
IV sesuai indikasi. Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu pengenceran secret
untuk membantu pengeluarannya. −
Dorong masukan cairan peroral sedikitnya 2500 mlhari dalam toleransi jantung.
Rasional : hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret hilangpeningkatan pengeluaran.
− Lakukan penghisapan jalan napas suction
Rasional : untuk mengeluarkan secret yang tertahan dari jalan napas. −
Pantau pernapasan pasien. Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat Dongoes, 1999 .
2 Nyeri Akut Berhubungan dengan :
−
Adanya luka post operasi
− Pembengkakan jaringan
Tujuan :
−
Rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan intervensi
Kriteria Hasil :
− Klien mengatakan rasa nyeri berkurang hilang
− Klien tampak rileks tidak tampak kesakitan
− Klien dapat beraktivitas dan istirahat sesuai kemampuan
Intervensi dan Rasional :
− Ajarkan tindakan penurunan nyeri non invasif, yaitu strategi relaksasi
seperti tarik napas dalam Rasional : Dengan teknik relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri
Universitas Sumatera Utara
− Berikan informasi sebab-sebab nyeri dan durasi akan berlangsung bila
diketahui
Rasional : Untuk meningkatkan pemahaman pasien
3 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan :
−
Penurunan masukan sekunder terhadap nyeri saat menelan
− Gangguan mekanisme umpan balik keinginan mau makan,rasa,bau
karena perubahan pembedahan
Tujuan :
−
Klien dapat meningkatkan intake nutrisi yang adekuat Kriteria Hasil :
− Klien dapat menghabiskan makanan yang dihidangkan
− Klien dapat mempertahankan BB ideal
− Klien memahami pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan
Intervensi dan Rasional :
−
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Rasional : untuk proses penyembuhan
−
Tawarkan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : makanan dalam porsi kecil mengurangi kelelahan −
Timbang BB tiap hari dalam waktu yang sama Rasional : untuk mengetahui bila ada perubahan atau penurunan BB
Universitas Sumatera Utara
A. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Jln. Perintis no. 14 Kecamatan Medan timur
Tanggal Masuk RS : 23-05-2014
No. Registier : 00.92.45.93
Ruangankamar : XVII Dahlia II kamar I bed 3
Golongan Darah : A
Tanggal Pengkajian : 03-06-2014
Tanggal Operasi : 28-05-20014
Diagnosa Medis : Karsinoma Laring
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sulit bernapas dan susah untuk mengeluarkan sekret yang ada di tenggorokannya.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocativepalliative
1. Apa penyebabnya
Adanya penumpukan sputum didaerah tenggorokan 2.
Hal-hal yang memperbaiki keadaan Melakukan tindakan suction dan memberi posisi semi fowler
B. QuantityQuality