Tujuan Dan Manfaat Penelitian Sejarah Ringkas

3 Jadi permasalahan yang ada pada tugas akhir penulis menekankan pada permasalahan yang menyangkut pada sistem informasi akuntansi aktiva tetap dengan menganalisa aktiva tetapnya, yaitu “Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Aktiva Tetap Pada Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan?”

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui apakah penerapan sistem informasi akuntansi aktiva tetap di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan sudah berjalan dengan baik. 2. Manfaat Penelitian Penelitian yang telah dilakukan penulis pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, bagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan, dan bagi penulis lainnya. a. Bagi penulis yaitu sebagai bahan bacaan jika suatu saat penulis dimintai pendapat mengenai sistem informasi akuntansi aktiva tetap pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan. b. Bagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan yaitu sebagai bahan bacaandan pertimbangan untuk memperbaiki penerapan sistem Universitas Sumatera Utara 4 informasi akuntansi aktiva tetap pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah-I Medan yang sudah berjalan selama ini. c. Bagi penulis lain yaitu sebagai bahan bacaan bagi penulis lain untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Penelitian

Jadwal penulisan dilaksanakan setelah penulismenyelesaikan magang. Penelitian dilakukan pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Medan. Jadwal penulisan terdiri dari berbagai kegiatan yang dimulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penulisan yang dilakukan penulisdijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir No. Kegiatan Juni I II III IV 1 Pengajuan Judul 2 Pengajuan Dosen Pembimbing 3 Pengumpulan data 4 Pengolahan dan analisis data Universitas Sumatera Utara 5 5 Penyusunan Tugas Akhir 6 Bimbingan dan Penyempurnan Tugas Akhir 7 Pengesahan Tugas Akhir Rencana Isi Agar penulisan tugas akhir lebih terarah dan mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang akan dibahas, penulis membuat beberapa bab sesuai dengan kebutuhan pembahasan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan diantaranya, jadwal surveyobservasi dan rencana isi.

BAB II BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja terkini dan rencana kegiatan. Universitas Sumatera Utara 6

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN

GEOFISIKA WILAYAH-I MEDAN Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai: pengertian sistem informasi akuntansi, pengertian aktiva tetap, penggolongan aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap dan internal control atas aktiva tetap. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai hal- hal yang berkaitan dengan: kesinpulan dan saran. Universitas Sumatera Utara 7 7

BAB II BALAI BESAR METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

WILAYAH-I MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Omnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan namaMagnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatanan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Universitas Sumatera Utara 8 Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia World Meteorological Organization atau WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti menjadi suatu instansi setingkat Universitas Sumatera Utara 9 eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen LPND dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika. Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

B. Struktur Organisasi