Pengaruh Desain Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi,Dan Geofisika Wilayah 1 Medan
SKRIPSI
PENGARUH DESAIN ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR BALAI BESAR METEOROLOGI,
KLIMATOLOGI,DAN GEOFISIKA WILAYAH 1 MEDAN
OLEH
RISDA VENNIWATY. S 070502104
PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Desain Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desain organisasi terhadap efektivitas kerja pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan yang berjumlah 81 orang dan yang dijadikan sebagai sampel berjumlah 45 orang yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel desain organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan . Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,582 berarti hubungan antara desain organisasi terhadap efektivitas kerja sebesar 58,2 %, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,273 yang berarti 27,3 % efektivitas kerja dapat dijelaskan oleh desain organisasi. Sedangkan sisanya 72,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(3)
ABSTRACT
This research entitled “The Effect of Organizational Design on The Job Effectivity in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan. The purpose of this study is to investigate the influence of organizational design on the Job Effectivity in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
The research methodology used is analysis method and multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 17.0 for windows. The population in this research were employees in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan which numbered 81 person and which serve as the sample amounted to 45 person, which be calculated by Slovin formula.
The results of this research showed that the variabel of organizatonal design have significant influence on the job effectivity of Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0,582 means the relation between organizational design on the job effectivity of 58,2%, meaning that the relationship between variables is close enough. Adjusted R Square value of 0,273 which means 27,3 % of job effectivity can be explained can be explained by organizational design. The remaining 72,7 % can be explained by other factors not examined in this research.
(4)
KATA PENGANTAR
Penulis sampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya yang begitu melimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya, selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sampai kepada penulisan skripsi ini.
Penulis berterimakasih kepada orangtua yaitu Ir. A. Simatupang dan E. Br. Saragih yang telah memberikan doa dan dukungan yang begitu besar kepada penulis. Pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME. Selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Marhayanie, SE, M.Si. Selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, MSc, selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dan motivasi yang begitu baik bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Komariah Pandia, M.Si sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
(5)
7. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, MEc sebagai dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan masukan bagi penulis.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh pegawai pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofísika Wilayah 1 Medan.
10.Adik-adik saya yang sangat saya cintai Ria dan Rio, terimakasih atas doa dan semangatnya, serta orang yang sangat saya sayangi Antonius Donjuan terima kasih atas doa dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
11.Sahabat dan teman seperjuangan saya Ruth, Masdiana, Jesika, Ayu Rahmadani, Agus dan Agung, terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Mei 2011 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL……….viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN………... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Uraian Teoritis ... 7
2.1.1 Pengertian Organisasi ... 7
2.1.2 Pengertian Desain Organisasi ... 8
2.1.3 Proses Dalam Desain Organisasi ... 9
2.1.4 Jenis Desain Organisasi... 10
2.1.5 Efektivitas Kerja... 12
2.2 Penelitian Terdahulu ... 14
2.3 Kerangka Konseptual ... 15
2.4 Hipotesis ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
3.3 Batasan Operasional ... 18
3.4 Defenisi Operasional ... 19
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 21
3.6 Populasi dan Sampel ... 21
3.7 Jenis Data ... 22
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 23
3.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 23
3.10 Tehnik Analisis ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 28
4.1.1 Sejarah Singkat Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ... 28
4.1.2 Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ... 30
4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ... 33
(7)
4.1.4 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi... 33
4.2 Hasil Penelitian ... 35
4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 35
4.2.2 Analisis Deskriptif ... 37
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 51
4.2.4 Analisis Linier Berganda……….. 56
4.3 Pembahasan ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Pembagian Bidang dan Pegawai di BBMKG Wilayah 1
Medan………... 3
Tabel 1.2 Data Keluhan yang Diterima BMKG wilayah 1 Medan Tahun 2010... 4
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 20
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert………... 21
Tabel 4.1 Uji Validitas ... 35
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ... 36
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 38
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 38
Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pembagian Kerja (X1) ... 39
Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Departementalisasi (X2) ... 41
Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pendelegasian Wewenang (X3) ... 43
Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Rentang Kendali (X4) ... 45
Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Kuantitas Kerja ... 47
Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Kualitas Kerja ... 48
Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pemanfaatan Waktu ... 50
Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Kolmogorv-Smirnov... 53
Tabel 4.14 Uji Glejser ... 55
Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas ... 56
Tabel 4.16 Pengujian Koefisien Determinan ... 57
Tabel 4.17 Hasil Uji F ... 59
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17 Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas ... 52 Gambar 4.2 Pengujian Heteroskedastisitas ... 54
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 70
Lampiran 2 Struktur Organisasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ... 74
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... ... 75
Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden ... 78
Lampiran 5 Regresi Linier Berganda ... 84
(11)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Desain Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desain organisasi terhadap efektivitas kerja pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan yang berjumlah 81 orang dan yang dijadikan sebagai sampel berjumlah 45 orang yang dihitung dengan menggunakan rumus Slovin.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel desain organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan . Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,582 berarti hubungan antara desain organisasi terhadap efektivitas kerja sebesar 58,2 %, artinya hubungan antar variabel cukup erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,273 yang berarti 27,3 % efektivitas kerja dapat dijelaskan oleh desain organisasi. Sedangkan sisanya 72,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(12)
ABSTRACT
This research entitled “The Effect of Organizational Design on The Job Effectivity in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan. The purpose of this study is to investigate the influence of organizational design on the Job Effectivity in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
The research methodology used is analysis method and multiple linear regression analysis. Data processing was performed using SPSS 17.0 for windows. The population in this research were employees in Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan which numbered 81 person and which serve as the sample amounted to 45 person, which be calculated by Slovin formula.
The results of this research showed that the variabel of organizatonal design have significant influence on the job effectivity of Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan. These results can be viewed on multiple regression analysis and the coefficient of determination, the R value of 0,582 means the relation between organizational design on the job effectivity of 58,2%, meaning that the relationship between variables is close enough. Adjusted R Square value of 0,273 which means 27,3 % of job effectivity can be explained can be explained by organizational design. The remaining 72,7 % can be explained by other factors not examined in this research.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, dimana tingkat persaingan semakin ketat, perusahaan harus dapat mengelola perusahaannya dengan baik. Pengelolaan yang dilakukan tentunya merujuk untuk pencapaian suatu tujuan. Dalam hal ini sekumpulan orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang ingin dicapai tentu berbeda-beda satu perusahaan dengan yang lainnya. Dapat berupa laba, pelayanan terhadap masyarakat dan sebagainya.
Pada dasarnya setiap organisasi atau perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat didalam ruang lingkup usahanya. Agar tujuan itu dapat tercapai, perusahaan harus memiliki sistem manajemen yang baik, yang akan mendukung jalannya kegiatan perusahaan, hal yang perlu diperhatikan juga adalah tingkat efektivitas kerja di dalam perusahaan tersebut. Dimana efektivitas kerja sangat penting karena efektivitas kerja adalah ukuran sejauh mana suatu perusahaan atau organisasi dapat mencapai tujuannya (Sigit, 2003:2). Pecapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Seiring dengan perkembangan tingkat persaingan diantara perusahaan yang semakin tinggi, tingkat kegiatan dalam perusahaan juga mengalami perubahan dari satu periode ke periode berikutnya. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk memperhatikan efektivitas kerja di perusahaannya agar dapat
(14)
mencapai tujuan atau target perusahaan. Hal ini menghadapkan para manajer untuk menentukan harapan-harapan yang akan dilakukan para karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut sehingga dibutuhkan suatu wadah untuk menentukan harapan-harapan itu yaitu desain organisasi (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:235). Desain organisasi merupakan proses memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk mencapai misi dan tujuan (Schermerhorn, 1997:263). Tujuan dari desain organisasi adalah untuk menciptakan suatu efektivitas kerja dalam suatu perusahaan atau organisasi (Sadler, 1994:13).
Di dalam desain organisasi para manajer akan memilih berbagai alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:235). Dalam proses pemilihan ini para manajer melakukan usaha-usaha yang terkoordinasi. Koordinasi diperlukan agar terdapat kesesuaian antara usaha yang dilakukan para manajer dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dengan usaha-usaha tersebut maka dihasilkan cara yang akan dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga pekerjaan seluruh karyawan dapat berjalan dengan efektif.
Indonesia memiliki suatu badan yang melaksanakan tugas di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang disebut dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan BMKG. BMKG memiliki beberapa balai besar yang tersebar di beberapa wilayah, salah satunya di wilayah Medan. Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan atau sering disebut dengan BBMKG merupakan sebuah lembaga Pemerintah Non Departemen
(15)
Indonesia yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama, kalibrasi dan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugas pokok ini Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan membagi organisasinya menjadi 3 bidang seperti pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Pembagian Bidang dan Pegawai di BBMKG Wilayah 1 Medan Bidang
Tata Usaha Observasi Data dan Informasi
24 Orang 28 Orang 29 Orang
Sumber: BBMKG wilayah 1 Medan
Masing-masing bidang ini mengerjakan tugas pokoknya dengan tujuan agar mampu memberikan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika yang handal yang sangat berguna untuk kepentingan dan keselamatan masyarakat. Contohnya memberikan infomasi tentang prakiraan cuaca, informasi curah hujan, dan prediksi gempa kepada masyarakat.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fungsi di masing-masing bidang ini belum berjalan secara efektif. Hal ini terlihat dari data kinerja BMKG selama tahun 2010, dimana BMKG melakukan kesalahan atas informasi ataupun pelayanan yang diberikannya kepada masyarakat ataupun instansi yang membutuhkan informasi dari BMKG. Kesalahan ini diketahui dari keluhan yang diterima BMKG dari masyarakat ataupun instansi yang menggunakan jasa BMKG tentang pelayanan dan informasi dari BMKG dalam beberapa bulan selama tahun 2010 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2.
(16)
Tabel 1.2
Data Keluhan yang Diterima BMKG wilayah 1 Medan Tahun 2010 No Tanggal Keluhan yang diterima dari masyarakat &
instansi
1 13 Januari 2010 data kondisi gelombang laut yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk Pelabuhan Belawan, Medan kurang mutakhir sehingga kapal-kapal barang harus menanggung biaya operasional tinggi selama berada di Pelabuhan Belawan.
2 23 Januari 2010 Alat deteksi tsunami Pemko Sibolga tidak berfungsi
3 Sosialisasi kondisi cuaca BMKG minim sehingga
menyebabkan kerugian besar bagi petani di sebagian besar daerah di Sumatera Utara.
23 September 2010
4 27 Oktober 2010 Informasi BMKG yang tidak konsisten untuk gempa dan tsunami di Mentawai.
5 11 November 2010 Bandara Polonia menerima data informasi cuaca yang kurang akurat selama beberapa hari di bulan november
Sumber: BBMKG wilayah 1 Medan (diolah)
Salah satu indikator efektivitas kerja adalah kualitas kerja. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa BMKG menerima keluhan dari masyarakat dan instansi yang menggunakan jasa BMKG dalam beberapa bulan selama tahun 2010. BMKG belum melakukan pelayanan dan memberikan informasi yang baik dan maksimal kepada masyarakat dan instansi yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kerja pada kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan belum memadai oleh karena itu perlu lebih ditingkatkan agar BBMKG dapat melakukan pelayanan dan memberikan informasi yang berkualitas baik kepada masyarakat dan instansi terkait.
Karena organisasi ini sudah berkembang cukup lama dan masih bertahan serta akhir-akhir ini juga sangat berperan penting memberikan informasi tentang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika di tengah bencana alam
(17)
yang sering dialami Indonesia, sehingga penulis tertarik akan desain organisasi yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai desain organisasi dan efektivitas kerja. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH DESAIN ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR BALAI BESAR METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH 1 MEDAN”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut: ”Apakah desain organisasi pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan berpengaruh terhadap efektivitas kerja?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desain organisasi pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan geofisika Wilayah 1 Medan terhadap efektivitas kerja.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini memberi kontribusi bagi perusahaan dalam mendesain organisasinya untuk mempertahankan efektivitas kerja pada perusahaan atau organisasi tersebut.
(18)
b. Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani proses perkuliahan dan dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam masalah desain organisasi dan efektivitas kerja.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan ilmiah yang dapat berguna untuk bahan kajian atau informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Organisasi
Manajemen sangat berkaitan erat dengan organisasi sebagai suatu tempat manajemen itu akan berperan secara aktif. Suatu organisasi tanpa adanya manajemen yang baik di dalamnya, akan sulit bagi organisasi tersebut untuk melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk lebih jelas, dalam hal ini beberapa defenisi yang menjadi titik tolak untuk penjelasan uraian-uraian selanjutnya, yakni:
1. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama (Robbins dan Judge, 2008:5).
2. Organisasi adalah suatu pengaturan orang-orang secara sengaja untuk pencapaian tujuan bersama (Yuli, 2005:2).
3. Organisasi adalah penyusunan dan pengelolaan berbagai aktivitas manusia (baik dengan institusi/lembaga maupun tidak), yang bertujuan menjalankan suatu fungsi atau maksud tertentu (Kusdi, 2009:4).
Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi ciri suatu organisasi yaitu:
1. Kumpulan orang 2. Pengaturan
(20)
3. Pengelolaan 4. Tujuan Bersama
Dari ciri tersebut dapat dirumuskan defenisi organisasi yaitu suatu kumpulan orang yang diatur dan dikelola dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.
2.1.2 Pengertian Desain Organisasi
Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhansumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat melalui suatu desain organisasi. Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian yang jelas tentang desain organisasi oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236).
2. Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total (Griffin, 2004:352).
3. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).
Beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa desain organisasi merupakan proses memilih dan mengelola segala aspek-aspek dalam
(21)
organisasi sehingga menciptakan suatu struktur organisasi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
2.1.3 Proses dalam Desain Organisasi
Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:236) dalam desain organisasi terdapat empat proses yang harus dilakukan, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah proses membagi pekerjaan menajdi jabatan-jabatan spesifik untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi. Keuntungan ekonomis dari pembagian pekerjaan menjadi jabatan-jabatan khusus merupakan alasan historis utama yang mendasari penciptaan organisasi.
2. Departementalisasi
Alasan – alasan untuk mengelompokkan pekerjaan – pekerjaan tergantung pada kebutuhan untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Pekerjaan – pekerjaan spesialisasi dipisahkan satu sama lain, saling berhubungan dengan keseluruhan tugas, dan pencapaian keseluruhan pekerjaan membutuhkan pencapaian setiap pekerjaan. Tetapi pekerjaan – pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan cara dan urutan tertentu, sesuai dengan yang dikehendaki pihak manajemen ketika pekerjaan tersebut disusun.
3. Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang adalah proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah di dalam suatu organisasi. Para manajer akan memutuskan seberapa besar kewenangan yang seharusnya didelegasikan kepada setiap jabatan dan
(22)
pemegang jabatan. Pendelegasian wewenang menagcu secara khusus pada kewenangan mengambil keputusan.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. Rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi. Pertimbangan yang penting dalam menentukan rentang kendali seorang manajer bukanlah jumlah hubungan yang mungkin terjadi, melainkan frekuensi dan intensitas hubungan yang sebenarnya.
2.1.4 Jenis Desain Organisasi
Menurut Robbins dan Judge (2008:224) ada tiga desain organisasi yang lazim digunakan, yakni:
a. Struktur Sederhana
Sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departemantalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.
Kekuatan-kekuatan dari desain organisasi ini antara lain: 1. Sederhana.
2. Cepat. 3. Fleksibel.
4. Tidak mahal untuk dikelola. 5. Akuntabilitasnya jelas.
(23)
Kelemahan-kelemahan dari desain organisasi ini sebagai berikut: 1. Sulit dijalankan dimana pun selain di organisasi kecil
2. formalisasinya rendah dan sentralisasinya tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban informasi di puncak.
3. Berisiko, segalanya bergantung pada satu orang saja. b. Birokrasi
Sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan-kekuatan desain organisasi ini antara lain:
1. Mampu menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien.
2. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen fungsional menghasilkan skala ekonomi.
3. Duplikasi yang minim pada personel dan peralatan.
4. Karyawan yang memiliki kesempatan untuk berbicara ”dengan bahasa yang sama” diantara rekan-rekan sejawat mereka.
Kelemahan-kelemahan dalam desain organisasi ini sebagai berikut: 1. Spesialisasi dalam birokrasi bisa menciptakan konflik-konflik sub unit. 2. Tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keselutuhan organisasi.
(24)
3. Birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah-masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
c. Struktur Matriks
Sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
Kekuatan-kekuatan dari desain organisasi ini antara lain:
1. Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi koordinasi manakala organisasi tersebut memiliki banyak aktivitas yang rumit dan saling bergantung. 2. Matriks memudahkan penempatan para spesialis secara efisien.
3. Matriks mencapai keuntungan skala ekonomi dengan cara menyediakan sumber-sumber daya terbaik maupun cara yang efektif bagi organisasi untuk memastikan penggunaan sumber daya secara efisien.
Kelemahan-kelemahan dari desain organisasi ini sebagai berikut: 1. Kebingungan yang diciptakan oleh struktur matriks ini.
2. Kecenderungannya untuk menumbuhkan perjuangan meraih kekuasaan. 3. Stres yang dirasakan para individu.
2.1.5 Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Pentingnya efektivitas kerja dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi merupakan kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Menurut para ahli pengertian efektivitas kerja adalah sebagai berikut:
(25)
1. Efektivitas kerja adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindai ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya (Etzioni dalam Tangkilisan,2005:139). 2. Efektivitas kerja adalah keseimbangan atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan tenaga manusia. Jadi konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat seberapa jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungi-fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada (Argris dalam Tangkilisan, 2005:139).
3. Efektivitas kerja adalah sejauh mana organisasi mencapai berbagai sasaran (jangka pendek) dan tujuan (jangka panjang) yang telah ditetapkan, dimana penetapan sasaran-sasaran dan tujuajn-tujuan itu mencerminkan konstituen strategis, kepentingan subjektif penilai, dan tahap pertumbuhan organisasi (Kusdi, 2009:94).
Berdasarkan defenisi yang dikemukakan para ahli dalam uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan baik dan benar, sehingga pencapaian tujuan perusahaan berjalan sesuai yang direncanakan. Indikator dari efektivitas kerja (Hasibuan, 2003 : 105) yaitu: a. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama bekerja. Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar efektivitas kerja dari karyawannya dapat ditingkatkan. Oleh Karena itu, suatu
(26)
perusahaan selalu berusaha agar setiap karyawannya memiliki moral kerja yang tinggi.
b. Kualitas Kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan didalam mengerjakan pekerjaan.
c. Pemanfaatan Waktu
Pemanfaatan waktu adalah pengggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang ditetapkan.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal salah satunya dengan desain organisasi, sehingga pemanfaatan sumber daya manusia akan lebih berpotensi dan akan lebih mendukung keberhasilan perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan Medan”. Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) metode yakni metode deskriptif dan kualitatif. Metode deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasi gambaran umum PT Mandala Airlines Perwakilan Medan. Metode kuantitatif yakni menganalisis data untuk
(27)
menarik kesimpulan dengan menggunakan teori dan perbandingan antara data primer dan sekunder. Struktur organisasi yang dijalankan PT Mandala Airlines Perwakilan Medan dapat meningkatkan efektivitas kerja bila dilihat dari tingkat ketepatan waktu penerbangan. Penelitian yang dilakukan oleh Liza adalah penelitian kualitatif.
Dewi (2005), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan”. Penelitian menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan reliabilitas. Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variabel pembagian kerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan sebesar 6,4% dan hipotesis diterima.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008:89). Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka dari variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah desain organisasi sebagai variabel X dan efektivitas kerja sebagai variabel Y.
Menurut Griffin (2004:352) desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen srtuktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total. Para manajer yang mendesain sebuah organisasi menghadapi keputusan-keputusan yang sulit. Mereka harus
(28)
memilih berbagai alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Proses para manajer membuat pilihan-pilihan tersebut merupakan sebuah desain organisasi. Menurut Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2007:236) terdapat empat proses dalam mendesain sebuah organisasi yaitu:
1. Pembagian Kerja adalah proses membagi pekerjaan menjadi jabatan-jabatan spesifik, untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi.
2. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.
3. Pendelegasian wewenang adalah proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam suatu organisasi.
4. Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. Menurut Hasibuan (2003:105) efektivitas kerja merupakan suatu keadaan keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Efektivitas kerja dalam suatu perusahaan dapat diukur melalui kuantitas kerja, kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu. Agar dapat menjamin keberhasilan usaha dalam meningkatkan efektivitas kerja dalam suatu organisasi maka perlunya dilaksanakan desain organisasi yang baik.
Menurut Griffin (2004:353) desain organisasi merupakan faktor yang penting dalam mencapai efektivitas kerja. Dengan adanya desain organisasi yang baik yang sesuai dengan tujuan organisasi atau perusahaan akan menghasilkan hasil yang positif terhadap peningkatan efektivitas kerja. Tanpa dilakukannya desain organisasi dalam suatu organisasi atau perusahaan maka efektivitas kerja akan sulit tercapai.
(29)
Gambar 2.1 kerangka Konseptual
Griffin(2004), Hasibuan (2003), dan Ivancevich (2007) (data diolah)
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Desain Organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja pada Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan.”
Desain Organisasi 1. Pembagian kerja (X1) 2. Departementalisasi ( X2) 3. Pendelegasian
wewenang (X3) 4. Rentang kendali (X4)
Efektivitas kerja (Y) 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Pemanfaatan waktu
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanasi (penjelasan) dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan objeknya. Pada tingkat eksplasi penelitian termasuk kedalam asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variable yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu variabel desain organisasi (X) berpengaruh terhadap efektivitas kerja (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan Jl. Ngumban Surbakti No. 15 Selayang II Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan April 2011.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini membahas pengaruh desain organisasi terhadap efektivitas kerja pada Kantor Balai Besar Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika wilayah 1 Medan.
a. Variabel bebas (X) adalah desain organisasi. b. Variabel terikat (Y) adalah efektivitas kerja.
(31)
3.4 Defenisi Operasional
a. Variabel Bebas (X): Desain Organisasi
Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen srtuktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total. Adapun dimensi dari desain organisasi (variabel X) yaitu:
1. Pembagian Kerja (X1) adalah proses membagi pekerjaan menjadi jabatan-jabatan spesifik, untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi.
2. Departementalisasi (X2) adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.
3. Pendelegasian wewenang (X3) adalah proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam suatu organisasi.
4. Rentang kendali (X4) adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan.
b. Variabel Terikat (Y): Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun indikator dari efektivitas kerja (Variabel Y) yaitu:
1. Kuantitas kerja adalah volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Kuantitas juga menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan.
2. Kualitas kerja adalah ketelitian, kerapian, dan keterikatan hasil kerja yang dilakukan dengan baik agar dapat menghindari kesalahan didalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
(32)
3. Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat waktu pada waktu yang ditetapkan.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel Defenisi
Operasional Indikator Skala
Pembagian Kerja (X1) proses membagi pekerjaan menjadi jabatan-jabatan spesifik, untuk memaksimalkan manfaat spesialisasi
1. Uraian pekerjaan 2. Kemampuan
dalam bekerja 3. Kecocokan dalam
bekerja
Likert
Departementalisasi (X3)
dasar yang dipakai untuk
mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama
1. Tujuan Organisasi 2. Kondisi Organisasi
Likert
Pendelegasian wewenang (X3)
proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam suatu organisasi.
1. Kekuasaan 2. Tanggung jawab 3. Bimbingan dari
atasan Likert
Rentang kendali (X4) jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. 1. Instruksi 2. Hubungan pimpinan dengan
bawahan Likert
Efektivitas Kerja (Y) Suatu pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
1. Kuantitas Kerja 2. Kualitas Kerja 3. Pemanfaatan
Waktu
Likert
(33)
3. 5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel yaitu variabel X (desain Organisasi) dan variabel Y (Efektivitas Kerja) adalah Skala Likert. Skala tersebut digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Skala likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan akan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut mempunyai bobot nilai. Setiap jawaban diberi bobot nilai seperti Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008:133)
3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan yang ada pada kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan yang berjumlah 81 orang.
(34)
Sampel adalah suatu himpunan bagian (Subset) dari unit populasi dan sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:78), yaitu:
Dimana:
n= Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
Sehingga jumlah sampel dapat dihitung dengan cara:
Dalam penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 45 sehingga seluruh sampel berjumlah 45 orang, kemudian ditarik dengan teknik acak sederhana.
3.7 Jenis Data
Pada penelitian ini diperlukan data guna mendukung penulisan menuju sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
a. Data Primer
Data Primer adalah merupakan informasi yang diperoleh langsung dengan cara mendatangi objek penelitian, dimana data yang diperoleh tersebut merupakan data yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.
(35)
Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian tersebut, catatan kuliah serta literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.8 Metode Pengumpulan Data a. Penyebaran Kuesioner
Teknik ini dilakukan dengan memberikan satu set pernyataan kepada responden penelitian yang tersusun secara sistematis berisikan pernyataan tentang desain organisasi dan efektivitas kerja pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
b. Studi Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca, atau mempelajari dokumen – dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian
(36)
validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung>rtabel
2. Jika r
maka pernyataan tersebut valid
hitung<rtabel
b. Uji reliabilitas
maka pernyataan tersebut tidak valid
Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 17.00 for
windows, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika ralpha > rtabel
b. Jika r
maka pernyataan reliabel
alpha < rtabel
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 orang responden diluar sampel yang dilakukan di Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
maka pernyataan tidak reliabel
3.10 Tehnik Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah:
a. Metode Deskriptif
Metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkan, dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai masalah yang diteliti. Masalah penelitiannya adalah pengaruh desain organisasi terhadap efektivitas kerja pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan.
(37)
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah:
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dkk 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui
(38)
ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk 2008:104).
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.00 dengan rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +
Keterangan :
e
Y = Efektivitas kerja a = Konstanta X1
X
= Pembagian Kerja
2
X
= Departementalisasi
3
X
= Pendelegasian Wewenang
4
b = Koefisien Regresi = Rentang Kendali
e = Standar Error
Dalam analisis regresi linear berganda terdapat tiga jenis ketepatan, yaitu: 1. Uji Determinan (R2
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh, kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel independen atau
(39)
predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik
kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. 2. Uji F (Uji Secara Simultan)
Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen (Pembagian kerja, pendelegasian wewenang, departementalisasi, dan rentang kendali).
Kriteria pengujiannya sebagai berikut: Ho : b1
H
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap efektivitas kerja.
1 : b1
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap efektivitas kerja.
Ho diterima jika f hitung < f tabel pada α = 5% H1
3. Uji T (Uji secara parsial)
diterima jika f hitung > f tabel pada α = 5%
Uji T ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Ho : b1
H
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap efektivitas kerja
1 : b1
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
≠ 0, artinya terdapat pengaruh Xi terhadap efektivitas kerja.
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
(40)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan
penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi
(41)
instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en
Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika
yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with
WMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi
(42)
suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan. Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
4.1.2 Organisasi dan Tata Kerja Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan. BMKG mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tugas dan fungsi BMKG antara lain:
a. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
(43)
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim.
g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
j. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
(44)
m. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
o. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.
p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG.
q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.
r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika membagi wilayah kerja menjadi 5 (lima) Balai Wilayah, yang mengkoordinir kegiatan stasiun-stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika di wilayahnya.Adapun kelima balai tersebut antara lain, BBMKG Wilayah I berkantor di Medan, BBMKG Wilayah II berkantor di Ciputat Tanggerang, BBMKG Wilayah III berkantor di Denpansar-Bali, BBMKG Wilayah IV, berkantor di Makassar-Sulawesi, BBMKG Wilayah V, berkantor di Papua.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I berkantor di medan mengkoordinir kegiatan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang meliputi daerah-daerah di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, dan Sumatera Barat.
(45)
4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan
Susunan organisasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah 1 Medan terdiri atas:
a. Kepala.
b. Bagian Tata Usaha c. Bidang Observasi
d. Bidang Data dan Informasi
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi pada Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan dapat dilihat pada lampiran 1.
4.1.4 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah 1 Medan adalah Unit pelaksanaan Teknis di lingkungan Balai Basar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Dan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika secara administratif dibina oleh Sekertaris Utama dan secara teknis operasional dibina oleh masing-masing Deputi sesuai dengan bidang tugasnya.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai tugas melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama, kalibrasi dan pelayanan
(46)
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi :
a. Koordinasi pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan.Analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
b. Penyusunan rencana dan program kegiatan Balai Besar.
c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan urusan ke rumahtanggaan. d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
(47)
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1
Uji Validitas
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
P1 .698 0,361 Valid
P2 .706 0,361 Valid
P3 .816 0,361 Valid
P4 .807 0,361 Valid
P5 .857 0,361 Valid
P6 .856 0,361 Valid
P7 .860 0,361 Valid
P8 .701 0,361 Valid
P9 .818 0,361 Valid
P10 .837 0,361 Valid
P11 .548 0,361 Valid
P12 .792 0,361 Valid
P13 .469 0,361 Valid
P14 .746 0,361 Valid
P15 .806 0,361 Valid
P16 .748 0,361 Valid
P17 .829 0,361 Valid
P18 .815 0,361 Valid
P19 .855 0,361 Valid
P20 .827 0,361 Valid
P21 .716 0,361 Valid
P22 .790 0,361 Valid
(48)
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
P24 .831 0,361 Valid
P25 .803 0,361 Valid
P26 .831 0,361 Valid
P27 .757 0,361 Valid
P28 .509 0,361 Valid
P29 .752 0,361 Valid
P30 .746 0,361 Valid
P31 .748 0,361 Valid
P32 .684 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 17.0 (April, 2011)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 32 butir pernyataaan dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel yaitu 0,361.
Analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan ralpha dengan rtabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai
ralpha adalah nilai alpha yang terdapat pada tabel Reliability Statistic di kolom Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Ketentuannya apabila ralpha > rtabel maka
pernyataan tersebut reliabel. Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.978 32
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 17.0 (April, 2011)
Pada Tabel 4.2 hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa ralpha lebih
besar dari 0,60. Hal ini membuktikan instrumen penelitian berupa kuesioner ini adalah reliabel.
(49)
4.2.2 Analisis Deskriptif
a. Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang pegawai pada kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Laki-Laki 35 77,80
Wanita 10 22,20
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, 2011)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki sebanyak 35 orang atau sebesar 77,80% dan wanita sebanyak 10 orang atau sebesar 22,20 %. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak merekrut pegawai laki-laki dibandingkan dengan pegawai perempuan. Hal ini dikarenakan pekerjaan di BMKG yang bersifat tekhnis dan membutuhkan waktu ekstra untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu sehingga BMKG lebih banyak merekrut pegawai laki-laki daripada perempuan.
(50)
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
(orang)
Persentase (%)
≤ 30 tahun 11 24,4
31-40 Tahun 9 20,0
41-50 Tahun 16 35,6
> 50 Tahun 9 20
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, 2011)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden karyawan yang paling banyak adalah yang berumur 41-50 Tahun atau sebesar 35,6%. Hal ini dikarenakan mayoritas pegawai tersebut direkrut dari sekolah kedinasan Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) sehingga mereka sudah bekerja cukup lama di kantor BBMKG.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendididikan Jumlah
(Orang)
Persentase (%)
SLTA 5 11,1
Diploma 15 33,3
Sarjana 24 53,3
Pasca Sarjana 1 2,2
Jumlah 45 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, 2011)
Tabel 4.5 menunjukkan tingkat pendidikan responden menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden adalah Sarjana sebanyak 24 orang atau sebesar 53,3%. Hal ini karena Kantor BMKG wilayah 1 Medan membutuhkan
(51)
tamatan sarjana dalam melaksanakan operasional organisasi untuk pencapaian tujuan.
b. Analisis Deskriptif Variabel 1. Variabel Pembagian Kerja (X1)
Tabel 4.6
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pembagian Kerja (X1)
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 71,1% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan
Item Pernyataan Frekuensi N o ST S (1) %
TS (2) %
KS (3) %
S (4) %
SS (5) %
1 Uraian pekerjaan (job description) pada perusahaan sudah sesuai dengan struktur organisasi di perusahaan
0 0 0 0 3 6,7 32 71,1 10 22,2
2 Tugas yang diberikan pimpinan sudah sesuai dengan uraian pekerjaan
0 0 2 4,4 2 4,4 31 68,9 10 22,2
3 Kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki
0 0 0 0 2 4,4 41 91,1 2 4,4
4 Atasan memberi pekerjaan sesuai dengan keahlian saya
0 0 1 2,2 2 4,4 35 77,8 7 15,6
5 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik
0 0 0 0 2 4,4 35 77,8 8 17,8
6 Saya merasa nyaman dengan pekerjaan saya
(52)
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 68,9% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 4,4 % responden menyatakan sangat setuju, 91,1% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat dapat dijelaskan bahwa 15,6% responden menyatakan sangat setuju, 77,8% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan kelima dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 77,8% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
6. Pada pernyataan keenam dapat dijelaskan bahwa 20,0% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan kurang setuju, 4,4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel pembagian kerja yaitu sebesar 91,1% yang menyatakan setuju pada pernyataan
(53)
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan sudah sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Dengan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan maka kemampuan pegawai dalam bekerja akan lebih baik.
2. Variabel Departementalisasi (X2)
Tabel 4.7
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Departementalisasi (X2)
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 26,7% responden menyatakan sangat setuju, 71,1% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 33,3% responden menyatakan sangat setuju, 64,4% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan
Item Pernyataan Frekuensi
No STS
(1) % TS (2) %
KS (3) %
S (4) %
SS (5) %
1 Pekerjaan yang saling berhubungan belum dikerjakan secara bersama
0 0 0 0 1 2,2 32 71,1 12 26,7
2 Bidang yang ada dalam perusahaan dibagi berdasarkan tujuan organisasi
0 0 0 0 1 2,2 29 64,4 15 33,3
3 Bidang-bidang yang ada dalam instansi ini sudah sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini
0 0 0 0 4 8,9 28 62,2 13 28,9
4 Pembagian bidang dalam instansi ini tidak
memudahkan saya dalam melaksanakan tugas
(54)
kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 28,9% responden menyatakan sangat setuju, 62,2% menyatakan setuju, 8,9% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat dapat dijelaskan bahwa 35,6% responden menyatakan sangat setuju, 55,6% menyatakan setuju, 8,9% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel departementalisasi yaitu sebesar 71,1% menyatakan setuju pada pernyataan pekerjaan yang saling berhubungan belum dikerjakan secara bersama. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai belum dapat bekerja sama dengan baik, oleh karenanya pekerjaan-pekerjaan yang sejenis atau berhubungan yang seharusnya dapat dikerjakan secara bersama tidak dapat dilakukan dengan baik.
(55)
3.Variabel Pendelegasian Wewenang (X3)
Tabel 4.8
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pendelegasian Wewenang (X3)
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 15,6% responden menyatakan sangat setuju, 64,4% menyatakan setuju, 15,6% menyatakan kurang setuju, 4,4%
Item Pernyataan
Frekuensi N
o STS
(1) % TS (2) %
KS (3) %
S (4) %
SS (5) %
1 Saya mempergunakan kekuasaan dengan baik dalam menjalankan tugas
0 0 2 4,4 7 1
5, 6
29 64 ,4
7 15, 6 2 Saya berusaha untuk melaksanakan tugas yang diberikan atasan dengan sebaik-baiknya
0 0 0 0 0 0 37 82
,2
8 17, 8 3 Atasan menyerahkan seluruh pemecahan masalah atas pekerjaan saya kepada saya
0 0 5 11,
1
16 3 5, 6
17 37 ,8
7 15, 6 4 Saya harus memberikan laporan kepada atasan
0 0 2 4,4 0 0 36 80 ,0
7 15, 6
5
Saya menerima bimbingan langsung dari pimpinan atas pekerjaan yang sedang
dilaksanakan
0 0 1 2,2 2 4, 4
33 73 ,3
9 20, 0 6 Prosedur pekerjaan yang sistematis dapat menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan perusahaan
0 0 0 0 3 6,
7
34 75 ,6
8 17, 8
(56)
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 82,2% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 15,6% responden menyatakan sangat setuju, 37,% menyatakan setuju, 35,6% menyatakan kurang setuju, 11,1% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat dapat dijelaskan bahwa 15,6% responden menyatakan sangat setuju, 80% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan kelima dapat dijelaskan bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, 2,2% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
6. Pada pernyatan keenam dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 75,6% menyatakan setuju, 6,7% menyatakan kurang setuju, 4,4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel pendelegasian wewenang yaitu sebesar 82,2% menyatakan setuju pada pernyataan pegawai berusaha melaksanakan tugas yang diberikan atasan dengan
(57)
sebaik-baiknya. Hal ini berarti pegawai benar-benar bertanggung jawab atas pekerjaan yang diterima.
5. Variabel Rentang Kendali (X4) Tabel 4.9
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Rentang Kendali (X4)
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, 4,4% dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Item Pernyataan Frekuensi
No STS
(1) % TS (2) %
KS (3) %
S (4) %
SS (5) %
1
Atasan memberikan instruksi atas pekerjaan dengan jelas
0 0 0 0 2 4,4 33 73,3 10 22,2
2
Atasan memberikan instruksi dengan ringkas
0 0 0 0 6 13,3 31 68,9 8 17,8
3
Instruksi atas tugas yang diberikan pimpinan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas tersebut
0 0 0 0 0 0 33 73,3 12 26,7
4
Hubungan pimpinan pada perusahaan dengan pegawai berjalan dengan baik
0 0 0 0 1 2,2 35 77,8 9 20.0
5
Struktur organisasi yang dibentuk telah membuat pegawai bekerja secara efektif
1 2,2 2 4,4 2 4,4 33 73,3 7 15,6
6
Struktur organisasi yang dibentuk telah membuat pegawai bekerja secara efisien
(58)
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 68,9% menyatakan setuju, 13,3% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 26,7% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat dapat dijelaskan bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, 77,8% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
5. Pada pernyataan kelima dapat dijelaskan bahwa 15,6% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, 4,4% menyatakan tidak setuju, dan 2,2 % menyatakan sangat tidak setuju.
6. Pada pernyataan keenam dapat dijelaskan bahwa 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 75,6% menyatakan setuju, 4,4% menyatakan kurang setuju, 2,2% menyatakan tidak setuju, dan 6,7% menyatakan sangat tidak setuju.
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel rentang kendali yaitu sebesar 77,8% menyatakan setuju pada pernyataan hubungan pimpinan pada perusahaan dengan pegawai berjalan dengan baik. Hal ini berarti bawahan selalu melaporkan dan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaannya sehingga hubungan antara pimpinan dan bawahan berjalan dengan baik.
(59)
5.Variabel Efektivitas Kerja (Y)
Tabel 4.10
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Kuantitas Kerja
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, 71,1% menyatakan setuju, 6,7% menyatakan kurang setuju, 2,2 % menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 13,9% responden menyatakan sangat setuju, 71,1% menyatakan setuju, 8,9% menyatakan kurang setuju, 4,4 % menyatakan tidak setuju dan 2,2% menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 44,4% menyatakan setuju, 26,7% menyatakan kurang setuju, 8,9% menyatakan tidak setuju dan 2,2% menyatakan sangat tidak setuju.
Item Pertanyaan
Frekuensi
No STS
(1)
% TS (2)
% KS (3)
% S (4)
% SS (5)
%
1
Banyaknya volume pekerjaan yang saya terima belum sesuai dengan kemampuan saya
1 2,2 0 0 3 6,7 32 71,1 9 20,0
2
Banyaknya volume pekerjaan saya menjadi hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
1 2,2 2 4,4 4 8,9 32 71,1 6 13,9
3
Saya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang telah ditentukan
(60)
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel efektivitas kerja tentang kuantitas kerja yaitu sebesar 71,1% menyatakan setuju pada pernyataan banyaknya volume pekerjaan belum sesuai dengan kemampuan pegawai dan menjadi hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Hal ini berarti volume pekerjaan yang dimiliki oleh pegawai belum disesuaikan dengan kemampuan pegawai sehingga pegawai mengalami masalah untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Tabel 4.11
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Kualitas Kerja
Item Pertanyaan
Frekuensi
No STS
(1)
% TS (2)
% KS (3)
% S (4)
% SS (5)
%
1
Saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan yang diterima
0 0 0 0 0 0 40 88,9 5 11,1
2
Saya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan sesuai standard kualitas
0 0 1 2,2 3 6,7 36 80,0 5 11,1
3 Jika terdapat kesalahan dalam pekerjaan, saya tidak mampu memperbaikinya tanpa bantuan orang lain
2 4,4 8 17,8 11 24,4 16 35,6 8 17,8
4
Hasil kerja saya selalu diterima oleh rekan kerja saya
(61)
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 88,9% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju , tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 11,1% responden menyatakan sangat setuju, 80,0% menyatakan setuju, 6,7% menyatakan kurang setuju, 2,2 % menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 17,8% responden menyatakan sangat setuju, 35,6% menyatakan setuju, 24,4% menyatakan kurang setuju, 17,8% menyatakan tidak setuju dan 4,4% menyatakan sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan keempat dapat dijelaskan bahwa 20% responden menyatakan sangat setuju, 62,2% menyatakan setuju, 11,1% menyatakan kurang setuju, 6,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel efektivitas kerja tentang kualitas kerja yaitu sebesar 88,9% menyatakan setuju pada pernyataan saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai mengerjakan tugasnya secara detail agar tidak terjadi kesalahan dalam tugas yang diberikan kepada pegawai tersebut.
(62)
Tabel 4.12
Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pemanfaatan Waktu
1. Pada pernyataan pertama dapat dijelaskan bahwa 26,7% responden menyatakan sangat setuju, 73,3% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju , tidak setuju dan sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan kedua dapat dijelaskan bahwa 22,2% responden menyatakan sangat setuju, 77,8% menyatakan setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
3. Pada pernyataan ketiga dapat dijelaskan bahwa 33,3% responden menyatakan sangat setuju, 64,4% menyatakan setuju, 2,2% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Item Pertanyaan
Frekuensi
No STS
(1)
% TS (2)
% KS (3)
% S (4)
% SS (5)
%
1
Ketepatan waktu merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan pekerjaan
0 0 0 0 0 0 33 73,3 12 26,7
2
Waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan belum sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan
0 0 0 0 0 0 35 77,8 10 22,2
3
Jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia, saya memerlukan tambahan waktu
(63)
Persentasi paling besar dari distribusi jawaban responden variabel efektivitas kerja tentang pemanfataan waktu yaitu sebesar 77,8% menyatakan setuju pada pernyataan waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan belum sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa volume pekerjaan yang diterima pegawai harus disesuaikan dengan kemampuan pegawai dalam menerima volume pekerjaan sehingga waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan target BBMKG sehingga target tersebut dapat tercapai.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
Menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah Uji Normalitas, Heteroskedastisitas dan Multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal.
(64)
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Sumber: Hasil SPSS (2011)
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini terlihat pada titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-sumirnov pada tingkat signifikan 5 % (0,05) seperti pada Tabel 4.13.
(65)
Tabel 4.13 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 45
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.03900697
Most Extreme Differences
Absolute .128
Positive .128
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .862
Asymp. Sig. (2-tailed) .447
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,447, diatas tingkat signifikansi 0,05 atau 5 %. Atau Asympy.Sig (2-tailed) > 0,05.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistik berupa Uji Glejser.
(66)
Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas. Sumber : Hasil SPSS (2011)
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui efektivitas kerja berdasarkan masukan variabel desain organisasi yang terdiri dari pembagian kerja, departementalisasi, pendelegasian wewenang dan rentang kendali.
(1)
Nomor
Responden
Nilai Responden Menurut Pernyataan Y
Jumlah
YQ1
YQ2
YQ3
YQ4
YQ5
YQ6
YQ7
YQ8
YQ9
YQ10
24
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
44
25
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
42
26
5
5
4
4
3
2
4
4
4
4
39
27
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
45
28
4
4
4
4
2
1
5
5
5
4
38
29
5
5
5
4
4
2
4
4
4
5
42
30
4
4
3
4
4
2
2
4
4
5
36
31
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
38
32
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
33
3
4
3
4
4
4
4
4
4
5
39
34
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
35
5
4
4
4
4
3
3
5
4
4
40
36
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
43
37
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
38
1
5
5
5
5
3
5
5
5
5
44
39
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
35
40
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
38
41
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
37
42
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
38
43
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
38
44
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
38
(2)
Lampiran 5
Tabel Uji Koefisien Determinan
Model SummaryModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .582a .339 .273 3.18734
a. Predictors: (Constant), RentangKendali, Departementalisasi, Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang
Tabel Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 208.435 4 52.109 5.129 .002a
Residual 406.365 40 10.159
Total 614.800 44
a. Predictors: (Constant), Rentang Kendali, Departementalisasi, Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang
b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja
(3)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -26.553 14.720 -1.804 .079
Pembagian Kerja .599 .282 .281 2.121 .040
Departementalisasi .466 .279 .219 1.670 .103
Pendelegasian Wewenang .943 .320 .391 2.945 .005
Rentang Kendali .870 .346 .328 2.513 .016
a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja
Lampiran 6
Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas Data
(4)
b. Analisis Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.03900697 Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .862
Asymp. Sig. (2-tailed) .447
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
(5)
1. Grafik
(6)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.736 9.097 .521 .605
PembagianKerja -.106 .174 -.096 -.607 .547
Departementalisasi .190 .173 .172 1.100 .278
PendelegasianWewenang -.152 .198 -.123 -.771 .445
RentangKendali .025 .214 .018 .115 .909
a. Dependent Variable: absut
c. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -26.553 14.720 -1.804 .079
Pembagian Kerja .599 .282 .281 2.121 .040 .943 1.061
Departementalisasi .466 .279 .219 1.670 .103 .965 1.036 Pendelegasian Wewenang .943 .320 .391 2.945 .005 .936 1.068
Rentang Kendali .870 .346 .328 2.513 .016 .972 1.029