Prosedur Ekspor Tinjauan Pustaka

23 b. Brosur dan leatfet Suatu buku kecil yang berisi tentang keterangan singkat tentang suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan.

2.3.4 Prosedur Ekspor

Pada tahap ini, dijelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan oleh seorang eksportir untuk melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri dari : co 1 Misi dagang 1 2 1 2 3 5 4 6 7 8,9 11 10 Sumber:PPEI,2004,p17 Gambar 2. 1 PROSEDUR EKSPOR Permintaan, penjelasan tentang harga, mutu, produksi Buyer setuju. Sales contract Korespondensi : Promosi, pameran, misi dagang Membuat Invoice dan Packing List Persiapan Barang , Ready to Export Penerbitan LC Urus SKA dan PEB Pengurusan Bill Of Lading BL Sewa Kontener dan Muat Kapal Pengiriman Barang Shipment Pencairan LC 24 KETERANGAN GAMBAR : 1. Korespondensi Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran, harus dicantumkan jenis barang, mutu, harga, serta syarat pengiriman barang. 2. Sale’s Contract Apabila importir berminat akan penawaran yang ditawarkan, maka eksportis menyiapkan kontrak jual beli ekspor sales contract sesuai dengan data surat penawaran offer sheetquotation dan surat order order sheerpurchase order ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah pihak. 3. Penerbitan Letter Of Credit LC Setelah tahap sales contract, importir meminta kepada Bank Devisanya untuk membuka sebuah LC sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, Opening Bank akan memberikan konfirmasi kepada Advising Bank eksportir. Dan dari Advising Bank akan memberitahukan kepada eksportir bahwa LC telah diterbitkan. 4. Mempersiapkan Barang Ekspor Setelah LC diterima oleh eksportir, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan oleh importir. Keadaan barang yang dipesan harus sesuai dengan permintaan importir, barang-barang tersebut bila telah selesai maka barang di packing dengan kata lain barang telah siap untuk ekspor ready to export. 25 5. Membuat Commercial Invoice dan Packing List Setelah barang dinyatakan ready to export, maka eksportir membuat dokumen invoice dan packing list yang telah ditandatangai oleh eksportir. Dokumen ini penting karena digunakan untuk mendapatkan lisensi pengeluaran barang impor dari kantor bea cukai custom dipelabuhan tujuan. 6. Menyewa Kontainer dan Kapal Muat Eksportir secepatnya menghubungi forwarderEMKL, dan perusahaan pelayaran untuk menyewa kontainer dan kapal untuk mengirimkan barang ekspornya. Dalam hal ini eksportir harus mengisi dokumen Shipping Instruction yang disediakan oleh forwardershipping company. Shipping company akan menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil kontainer dengan memberikan nomor kontainer dan nomor sealnya. 7. Bill Of Lading Setelah memuat barang di kontainer dan memuatnya ke kapal, eksportir akan menerima bill of lading dari shipping company, yaitu dokumen yang memberikan pembuktian bahwa barang siap untuk dikirimkan dan memberitahukan kepada importir Negara tujuan. 8. Pemberitahuan Ekspor Barang Setelah mendapatkan BL, eksportir mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang PEB di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka kantor Bea Cukai mengijinkan barang boleh dimuat untuk diekspor. 9. Certificate Of Origin COO Eksportir mengurus dokumen Surat Keterangan Asal Barang SKA atau biasa disebut dengan Certificate Of Origin COO di Deperindag,jika diminta importir. Dokumen ini 26 berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk dinegara importir. 1. Pencairan LC Bila sudah tidak ada lagi dokumen yang diminta oleh importir maka, eksportir datang ke Negotiating Bank untuk mencairkan LC dengan menyerahkan BL, Commercial Invoice, Packing List, dan COO. 2. Pengiriman Barang Barang dalam perjalanan untuk dikirim ke pelabuhan negara tujuan yaitu negara importir. 2.3.5Kerangka Pemikiran Quality Control Kendali Kualitas adalah suatu sistem kegiatan yang dirancang untuk menilai kualitas produk final final product yang sampai ketangan pelanggan akhir end user Total Quality Management Manajemen Kualitas Terpadu merupakan konsep terpadu yang terdiri dari konsep jaminan kualitas itu sendiri ditambah dengan konsep kendali kualitas. PT Japaris Pratama dalam kegiatan proses produksi mulai dari bahan baku, proses produksi hingga sampai dengan produk final meubel ada menjalankan konsep total quality managementmanajemen kualitas terpadu. Hal ini bertujuan agar perusahaan tetap mendapatkan order pesanan dari pembeli atau buyer luarnegeri sehingga dengan demikian diharapkan perusahaan PT Japaris Pratama dapat mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar ekspor mereka. 27 Kerangka pemikiran penelitian di perusahaan PT Japaris Pratama dapat digambarkan sebagai berikut : TQM Quality Assurance X 1 Quality Control X 2 Pangsa pasar ekspor X 1 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.Menurut Nazir 2003, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif untuk dapat membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar kejadian yang diselidiki tentang peranan jaminan kualitas quality assurance sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama. Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori.Menurut Sugiyono 2012, dekriptif eksplanatori adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter yang khas dari kasus yang akan diteliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pabrik PT Japaris Pratama, Jalan Industri km 22,8 Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juli 2015.