Peranan Total Quality Management Sebagai Alat Untuk Mempertahankan Pangsa Pasar Ekspor Meubel PT Japaris Pratama

(1)

SKRIPSI

PERANAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR EKSPOR

MEUBEL PT JAPARIS PRATAMA

OLEH

AZEL KEEFE 110502097

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PERANAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR EKSPOR MEUBEL PT JAPARIS PRATAMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi peranan total quality management sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatori. Informan pada penelitian ini adalah manejer pabrik, kepala bagian produksi dan pihak pembeli luar negeri perusahaan PT Japaris Pratama. Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode wawancara mendalam, pengamatan, dan studi dokumentasi. Tehnik analisis data adalah metode deskriptif dan metode triangulasi.

PT Japaris Pratama menerapkan total quality management di pabrik mulai dari awal

tahapan proses produksi sampai dengan tahapan proses akhir barang jadi siap ekspor. Setiap tahapan proses produksi dilakukan jaminan kualitas, kesalahan dini dapat diketahui

lebih awal, perbaikan atau penggantian bahan baku segera dilakukan sehingga tidak mengganggu proses produksi selanjutnya sampai dengan tahap akhir proses barang jadi. Bahan baku berupa kayu gergajian (rough sawn timber) yang dibeli adalah mutu standar sehingga masih terdapat bahan yang rusak disetiap tahapan proses produksi yang perlu segera ditutupi atau diganti.Tingkat kepuasan pembeli sangat tinggi terhadap semua produk akhir perusahaan PT Japaris Pratama dengan persentase barang rusak dikisaran 3% sampai dengan 5% untuk kayu S4S.

Kata kunci : Peranan, Total Quality Management, Kesalahan Dini,


(3)

ABSTRACT

ROLE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT AS A TOOL TO SUSTAIN

PT JAPARIS PRATAMA MEUBEL EXPORT MARKET

This study aims to know and to evaluate role of TQM as a tool to sustain PT Japaris Pratama meuble export market. This is a descriptive explanatory study. The interviewees of this study were factory manager, head of production and overseas buyers of PT Japaris Pratama. Data collection included in-depth interview, observation and study documentation. Data analysis technique consisted of descriptive and triangulation method.

PT Japaris Pratama applies TQM at factory from the beginning of production process to finished goods process ready to be exported. At every step of production process quality control is conducted to detect early mistakes so that improvement or replacement on raw material will be done soon in order not to disturb next production process until the last step, i.e., finished goods. Raw materials in form of rough sawn timber bought are of standard quality which means there will be broken materials at every step of production process which needs to be closed or replaced. Buyers’ compliments stand high toward all products of PT Japaris Pratama with range of broken goods at 3-5% for S4S timber.

Keywords: Role, Total Quality Management, Early Fault, Rough Sawn Timber and Customer Satisfaction Index.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peranan Total Quality Management Sebagai Alat Untuk Mempertahankan Pangsa Pasar Ekspor Meubel PT Japaris Pratama ” dengan baik dan tepat waktu.

Penulisan skripsi ini tentu bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penulisan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,

Bapak Kie Tong Nam dan Ibu Linda Bingei atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dan kuliah dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Marhayanie, SE, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembanding I yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Dr. Beby Karina, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Adikku dan Kakak sepupu tersayang Audric Kee dan Fanny yang mendukung dan memberikan semangat yang sangat berarti bagi saya.

8. Teman-teman Manajemen 2011 Steven, Anri, Adelia, Yuliani, Shella, Relita, William, Rika, Dedy, Agustino, Resti, Ayu Novita, Hansen, Gaum, Ricky Alfiandri, Dian Islamiaty, Putri Andeini, Indah Alditha, Dian Indah Lestari, M.Taqwa, Rizki Zakaria, Wirga, dan M.Iqbal Siregar yang telah membantu penulis sebagai pertemanan yang luar biasa selama masa perkuliahan kita, atas suka dan duka yang telah kita lewati bersama, dan atas segala bantuannya selama masa perkuliahan.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Agustus 2015


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….. I

ABSTRACT….……….. II

KATA PENGANTAR……….. III

DAFTAR ISI………..……….. V

DAFTAR TABEL……… IX

DAFTAR GAMBAR……… X

DAFTAR LAMPIRAN……… XI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah………... 7

1.3 Tujuan Penelitian………... 7

1.4 Manfaat Penelitian………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka………... 9

2.1.1 Pengerian Tentang Kualitas……… 9

2.1.2Jaminan Kualitas dan Kendali Kualitas……… 12

2.1.3Definisi Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management)... …... 13

2.1.4Prinsip Pokok Manajemen Kualitas Terpadu……… 14

2.2.1 Pengertian Pangsa Pasar (Market Share)...………... 15

2.2.2 Tujuan Pangsa Pasar……… 16

2.2.3 Cara Menghitung Pangsa Pasar………. 16

2.2.4Fungsi Pangsa Pasar...………...…... 16

2.3.1Pengertian Prosedur Ekspor………...……... 17


(7)

2.3.2.1Kelompok Eksportir………... 18

2.3.2.2 Kelompok Promosi………...…... 19

2.3.3Dokumen Ekspor...………... 20

2.3.4 Prosedur Ekspor... 23

2.3.5 Kerangka pemikiran………... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan sifat Penelitian………... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………... 28

3.3 Definisi Istilah………..………... 29

3.4 Informasi Penelitian………. 29

3.5 Jenis Data………….……….. 30

3.6 Metode Pengumpulan Data……… 30

3.7 Prosedur Pengumpulan Data………. 31

3.7.1 Pengumpulan Data dengan Semistruktur (Semistructure Interview)……… 31

3.7.2 Langkah Langkah Wawancara dalam Pengumpulan Data………. 32

3.7.3 Alat Alat Wawancara dalam Pengumpulan Data……….. 32

3.7.4 Teknik Analisis Data……… 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 33

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……… 33

4.1.2 Struktur Organisasi……… 33

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan……….. 34

4.1.4 Gambaran Umum Mesin dan Peralatan Produksi PT Japaris Pratama……… 34

4.1.5 Gambaran Umum Produk Barang Ekspor Perusahaan……. 40


(8)

4.2.1 Jaminan Kualitas dan Kendali Kualitas

PT Japaris Pratama………. 44

4.2.1.1 Jaminan Kualitas (Total Quality Management) di PT Japaris Pratama………... 44

4.2.1.1.1.1 Proses Jaminan Kualitas Kayu Ketam Dua Sisi……… 45

4.2.1.1.1.2 Proses Jaminan Kualitas Kayu Potong Kering……….. 46

4.2.1.1.1.3 Proses Jaminan Kualitas Kayu Belahan………. 47

4.2.1.1.1.4 Proses Jaminan Kualitas Potongan Kayu Yang Disatukan….. 48

4.2.1.1.1.5 Proses Jaminan Kualitas Laminasi Kayu……… 49

4.2.1.1.1.6 Proses Jaminan Kualitas Mesin Amplas Meja…………. 49

4.2.1.1.1.7 Proses Jaminan Kualitas Mesin Bor atau Pembuat Lobang.. 49

4.2.1.1.1.8 Proses Jaminan Kualitas Mesin Bentuk Lidah…………. 50

4.2.1.1.1.9 Proses Jaminan Kualitas Barang Jadi Siap Cat………… 51

4.2.1.1.1.10 Proses Jaminan Kualitas Tahap Departemen Perakitan Final atau Final Assembly Department……….. 51

4.2.1.1.1.11 Tahap Pengepakan Final atau Final Packing Department.. 52

4.3 Prosedur Ekspor Perusahaan……… 52

4.4 Pembahasan………. 53

BAB V KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan……….………... 55

3.2 Saran………..………... 55

DAFTAR PUSTAKA ………... 56


(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

1.1 Realisasi Ekspor Peti Kemas PT Japaris Pratama Tahun 2008

sampai dengan tahun 2011………. 5 3.1 Jumlah Keseluruhan PT.Japaris Pratama,Tanjung Morawa……… 29


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1 Grafik Ekspor Peti Kemas PT Japaris Pratama Tahun 2008

sampai dengan Tahun 2011……… 6 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT Japaris Pratama………. 34 4.2.1.1.1.1 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Kayu Ketam Dua Sisi… 46 4.2.1.1.1.3 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Kayu Hasil Belahan….. 48 4.2.1.1.1.4 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Potongan Yang Disatukan... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1. Lampiran pertanyaan wawancara dengan pimpinan


(12)

ABSTRAK

PERANAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR EKSPOR MEUBEL PT JAPARIS PRATAMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi peranan total quality management sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatori. Informan pada penelitian ini adalah manejer pabrik, kepala bagian produksi dan pihak pembeli luar negeri perusahaan PT Japaris Pratama. Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode wawancara mendalam, pengamatan, dan studi dokumentasi. Tehnik analisis data adalah metode deskriptif dan metode triangulasi.

PT Japaris Pratama menerapkan total quality management di pabrik mulai dari awal

tahapan proses produksi sampai dengan tahapan proses akhir barang jadi siap ekspor. Setiap tahapan proses produksi dilakukan jaminan kualitas, kesalahan dini dapat diketahui

lebih awal, perbaikan atau penggantian bahan baku segera dilakukan sehingga tidak mengganggu proses produksi selanjutnya sampai dengan tahap akhir proses barang jadi. Bahan baku berupa kayu gergajian (rough sawn timber) yang dibeli adalah mutu standar sehingga masih terdapat bahan yang rusak disetiap tahapan proses produksi yang perlu segera ditutupi atau diganti.Tingkat kepuasan pembeli sangat tinggi terhadap semua produk akhir perusahaan PT Japaris Pratama dengan persentase barang rusak dikisaran 3% sampai dengan 5% untuk kayu S4S.

Kata kunci : Peranan, Total Quality Management, Kesalahan Dini,


(13)

ABSTRACT

ROLE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT AS A TOOL TO SUSTAIN

PT JAPARIS PRATAMA MEUBEL EXPORT MARKET

This study aims to know and to evaluate role of TQM as a tool to sustain PT Japaris Pratama meuble export market. This is a descriptive explanatory study. The interviewees of this study were factory manager, head of production and overseas buyers of PT Japaris Pratama. Data collection included in-depth interview, observation and study documentation. Data analysis technique consisted of descriptive and triangulation method.

PT Japaris Pratama applies TQM at factory from the beginning of production process to finished goods process ready to be exported. At every step of production process quality control is conducted to detect early mistakes so that improvement or replacement on raw material will be done soon in order not to disturb next production process until the last step, i.e., finished goods. Raw materials in form of rough sawn timber bought are of standard quality which means there will be broken materials at every step of production process which needs to be closed or replaced. Buyers’ compliments stand high toward all products of PT Japaris Pratama with range of broken goods at 3-5% for S4S timber.

Keywords: Role, Total Quality Management, Early Fault, Rough Sawn Timber and Customer Satisfaction Index.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi perdagangan sekarang ini, sektor industri dan sektor perdagangan baik pasar lokal maupun pasar ekspor jelas semakin berkembang dengan pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia secara umum baik di negara benuaAmerika Serikat, Eropa, Asia dan maupun negara kita Indonesia secara khususnya.

Negara kita Indonesia tercinta, terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan beribu pulau yang kaya akan beragam jenis sumber daya alam dan mineral menjadikan negara kita memiliki kelebihan perbandingan (comparative advantage) atas negara lain didunia khususnya diantara negara Asean.

Salah satu keunggulan perbandingan (comparative advantage) adalah begitu banyak dan luasnya perkebunan kebun karet, baik yang dimiliki oleh perkebunan rakyat pemerintah melalui BUMN maupun perkebunan karet milikswasta asing di Indonesia.Dengan banyaknya luas lahan perkebunan karet yang ada, berarti juga banyak tersedianya bahan baku kayu gelondongan kayu karet yang merupakanbahan baku utama industri perabotan rumah tangga baik untuk kebutuhan pasar lokal maupun untuk pasar ekspor.Bahan baku kayu gelondongan kayu karet adalah berkesinambungan (sustainable) danramah lingkungan (eco friendly), karena adanya siklus tanam ulang (replanting) dan tebang pilih (land clearing).

Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk. Secara umum manajemen kualitas terpadu(total quality


(15)

manajemen) adalah suatu usaha yang diterapkan oleh suatu perusahaan untuk menjaga danmengarahkan kualitas produk agar dapat memenuhi kualitas sebagaimana yang telah direncanakan.Penjaminan kualitas produk tidaklah hanya terbatas pada usaha untuk menjaminuntuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan, namun termasuk pula usaha untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminatioleh pembeli dari luar negeri, serta masalah-masalah yang menghambat usahadalam menjamin kualitas ekspor khususnya pada produk meubel.

Penjaminan kualitas harus dapat mengarahkan terhadap beberapa tujuan secara terpadu ( Total Quality Management),sehingga para konsumen dapat puas mempergunakan produk atau jasa dari perusahaan. Penjaminan kualitas merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan perusahaan industri meubel khususnya untuk pasar ekspor. Memang tidak dapat dipungkiri apabila penjaminan kualitas dilakukan dengan baik, bagi perusahaan akan menimbulkan tambahan biaya yaitu biaya pengawasan kualitas, namun hasil dari dampak kerusakan produk yang dihasilkan sangat rendah (minor defect) atau produk rusak (major defect) yang terjadi sedikit.

Sebaliknya bagi perusahaan yang tidak memperhatikan jaminan kualitas, dalam jangka pendek memang seakan-akan tidak perlu mengeluarkan biaya pengawasan jaminan kualitas, namun dalam jangka panjang akan berakibat perusahaan akan sulit memasarkan produk dikarenakan tersaingi perusahaan sejenis yang kualitas produknya lebih baik. Apabila jaminan kualitas yang dilakukan dikontrol baik, maka pimpinan perusahaan akan dapat mengambil tindakan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan, menyusun rencana yang baik untuk masa yang akan datang, serta memperbaiki sistem pengendalian atau pengawasan terhadap produk yang sudah dilakukan dengan baik.


(16)

Kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi atau dihasilkan dengan cara yang baik dan benar. Produk meubel ekspor yang kualitasnya baik akan disukai pembeli luar negeri. Hal ini akan meningkatkan penjualanekspor dari produk-produk meubel yang dihasilkan, yang berarti pula akan meningkatkan pangsa pasar (market share) ekspor perusahaan yang bersangkutan.

Sehubungan dengan makin berkurangnya proporsi ekspor migas seiring dengan meningkatnya industrialisasi di Indonesia, terasa sekali bahwa peranan ekspor non-migas sebagai sumber devisa bagi negara Indonesia makin besar dimasa yang akan datang makin besar. Bila dibandingkan dengan penghasil devisa lainnya, ekspor non-migas boleh dapat dikatakan sebagai penghasil devisa yang mempunyai prospek yang paling baik bagi stabilitas ekonomi dan budaya nasional.Hal tersebut dikarenakan orientasinya adalah menjual produk buatan Indonesia kepada negara-negara di luar Indonesia.Oleh karenanya pemerintah Indonesia dengan berbagai upaya mencoba terus meningkatkan ekspor non-migas.

Dengan berkembangnya telekomunikasi dan komputerisasi yang menyebabkan ekonomi dunia yang tidak berbatas negara, hal ini berarti meningkatkan sarana ekspor dan impor bagi para pelaku ekonomi didalam perdagangan internasional. Indonesia sebagai negara kepulauanyang banyak menghasilkan bahan baku industri dan mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar, memiliki potensi besar dalam berbagaiindustri yang dapat menunjang ekspor non-migas. Salah satu dari industri non-migas Indonesia yang mempunyai potensi yang cerah adalah industri meubel kayu dimana Indonesia mempunyai bahan bakuyang berlimpah dari hasil hutan yang besar. Namun demikian pangsa pasar ekspor meubel kayu Indonesia dalam pemasaran internasional terasa masih kecil bila dibandingkan


(17)

dengan negara lain, walaupun negara kita Indonesia memiliki bahan baku yang berlimpah serta jumlah tenaga kerja yang besar.

Persaingan untuk mendapatkan order pesanan dari pembeli luar negeri semakin ketat atau sulit karena banyaknya saingan dari industri meubel negara jiran seperti Malaysia, Vietnam dan Kambojayang cukup terkenal dikalangan importir atau pembeli luarnegeri karena mereka memiliki zona industri khusus.Demikian halnya juga saingan yang berasal dari dalam negeri baik pabrik yang berlokasi didaerah yang sama maupun pabrik yang berada diluar daerah atau diluar pulau Sumatera.

Pabrik meubel untuk pasar ekspor yang berada di daerah Sumatera Utara khususnya di daerah Kabupaten Deli Serdang umumnya memproduksi meja makan, tempat tidur anak-anak, futon frame(rangka tempat tidur lipat), platform bed (rangka tempat tidur), lemari pakaian, pachinko frame(rangka kayu pachinko) dan komponen meubel tidak di-cat(unfinish).

PT. Japaris Pratama merupakan salah satu perusahaan meubel yang memproduksi deck brush (brus kayu lantai), pachinko frame (rangka kayu pachinko), dan platformbed (rangka tempat tidur) berikut perlengkapan tempat tidur lainnya.Pasar internasional yang telah dikelola dengan baik oleh PT Japaris Pratama adalah negara Eropa seperti Belgia, Prancis, Switzerland kemudian negara Amerika Serikat bagian barat CA,SFO, Oakland dan negara Asia antara lain Japan, Korea Selatan dan Taiwan. Keseluruhan pembeli atau importir dari negara tersebut diatas secara khususnya lebih mengutamakan kualitas ketimbang harga.


(18)

Berikutnya adalah daftar pasar internasional yang diekspor olehperusahaan PT Japaris Pratama dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Negara-negara tujuan utama ekspor PT Japaris Pratama adalah Amerika, negara-negara di Eropa, Jepang dan Korea.

TABEL 1.1

Realisasi Ekspor Peti Kemas PT Japaris Pratama Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

Negara Tujuan Ekspor

Tahun 2008

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Amerika Serikat 4 7 10 12

Eropa 2 2 2 2

Jepang 8 6 4 4

Korea 4 3 2 0

Total 18 18 18 18


(19)

Sumber:Pemasaran dan Ekspor PT Japaris Pratama (2015)

Gambar 1.1 Grafik Ekspor Peti Kemas PT Japaris Pratama Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

Menurut Grafik 1.1 menunjukkan realisasi jumlah peti kemas ekspor PT. Japaris Pratama dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Pasar Amerika Serikat cenderung menaik, pasar Eropa stabil, pasar Jepangdan Korea cenderung menurun .

Penurunan realisasi jumlah peti kemas yang diekspor menunjukkan dampak secara langsung yang ditimbulkan dari krisis yang dialami negara-negara di Amerika, Asia dan Eropa.Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untukmeneliti peranan quality assurance sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama Medan sehingga dapat mengevaluasi praktek manajemen kualitas yang diterapkan perusahaan didalam menghadapi krisis ekonomi yang dialami Amerika dan Eropa dan krisis global yang dialami negara Jepang dan Korea.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

US MarketEU MarketJapan MarketKorean MarketTotal Ekspor

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun2010 Tahun 2011


(20)

1.2. Rumusan Masalah

Berpedoman pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management, TQM) di PT Japaris Pratama?

2. Faktor apa yang menghambat produksi meubel ekspor perusahaan PT. Japaris Pratama dalam usaha menjaga kualitas meubel Ekspor?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengevaluasi penerapan TQM dalam rangka mempertahankan pangsa pasar sekaligus meningkatkan kuantitas ekspor PT Japaris Pratama Medan.

1. Untuk mengetahui dan mengevaluasi penerapan TQM didepartemen produksi yang dilakukan perusahaan PT Japaris Pratama, sehingga akhirnya dapat diketahui departemen produksi mana yang harus lebih ditingkatkan lagi aspek jaminan kualitasnya

2 Untuk mengetahui dan menganalisa kualitas bahan baku yang dibeli perusahaan PT Japaris Pratama dari pemasok kayu, sehingga akhirnya dapat diketahui jenis bahan baku dan kualitas bahan baku mana yang lebih cocok untuk dipakai.


(21)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini sangat membantu untuk memperluas wawasan peneliti dalam mengevaluasi penerapan TQM sebagai jaminan kualitas serta penerapan ilmu ekonomi tentang prosedur dan transaksi ekspor dalam dunia nyata.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukanpemikiran kepada PT Japaris Pratama khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kualitas dalam proses produksi meubel ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan untuk mengembangkan usaha ekspor meubel.

3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Manajemen yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Tentang Kualitas

Dalam kehidupan kita sehari-hari sering kali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas barang buatan luar negeri atau barang impor yang lebih baik daripada produk dalam negeri, atau mungkin sebaliknya khusus untuk barang-barang tertentu yang berasal dari produk dalam negeri dengan mutu ekspor. Apa sebenarnya arti kualitas itu? Pertanyaan ini mempunyai banyak sekali jawabanya, karena pengertiannya akan berlainan bagi setiap orang yang mentafsirkannya dan tergantung pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berbeda juga.

Kita semuanya akan sulit mendefinisikan kualitas dengan tepat. Meskipun demikian kualitas itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa aspek. Sebagai contoh, Bapak Yusuf baru saja menikmati makan siang di restoran Nelayan Merak Jingga. Ia akan mudah menyebutkan aspek-aspek apa saja yang menurut penilaiannya dalam menentukan kualitas menu makanan dan minuman yang disajikan restoran Nelayan yang baru saja dikunjunginya.

Misalnya aspek-aspek tersebut terdiri dari antara lain ( Tjiptono & Diana,2003:10) : 1. Ketepatan waktu menyajikan makanan/minuman

2. Suasana tata ruang 3. Kursi yang nyaman


(23)

4. Harga menu makanan/minuman 5. Pilihan menu yang tersedia

Contoh diatas menggambarkan salah satu aspek dari kualitas, yaitu aspek hasil. Pertanyaan mengenai “Apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan?” adalah merupakan aspek yang penting dalam kualitas. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas rancangan (desain) dan kualitas kesesuaian. Kualitas rancangan (desain) merupakan fungsispesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Banyak organisasi dan pakar yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing( Tjiptono & Diana,2003:16). Beberapadiantaranya adalah sebagai berikut:

1. Performance to the standard expected by the customer 2. Meeting the customers’ needs the first time and every time

3. Providing our customers with products and services that consistently meet their needs and expectations

4. Doing the right thing right the first time, always striving for improvement, and always satisfying the customer

5. A pragmatic system of continual improvement, a way to successfully organize man and machines


(24)

7. The unyielding and continuing effort by everyone in an organization to understand, meet and exceed the needs of its customers

8. The best product that you can produce with the materials that you have to work with

9. Continuous good product which a customer can trust

10.Not only satisfying customers, but delighting them, innovating and creating

Seperti yang kita ketahui tidak ada satupun definisi mengenai kualitas yang dapat diterima secara universal. Namun dari ke-sepuluh definisi-definisi tersebut diatas terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan.

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).

Menurut Tjiptono & Diana (2003 : 4) membuat definisi

mengenai kualitas yang bermakna lebih luas cakupannya.Definisi kualitas tersebut adalah: Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.


(25)

2.1.2 Jaminan Kualitas dan Kendali Kualitas

Industri manufaktur memakai istilah Kualitas untuk mengartikan “penyesuaian terhadap permintaan produk”, apakah permintaan itu berdasarkan spesifikasi yang dikehendaki atau kebutuhan pelanggan yang dapat dipuaskan. Industri bergeser ke arah sebuah falsafah bahwa produk harus tanpa kegagalan (zero defect) dalam melakukan apa yang diperlukan dan dikehendaki pelanggan mengenai produk tersebut.

Dengan memakai rumusan Kualitas ini, manajemen dapat mengukur, menilai dan memperbaiki kinerja Kualitas mereka. Kualitas menjadi konsep tujuan. Nilai kualitas atau mutu harus dipahami dengan benar oleh para pekerja di Industri manapun, serta mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas arti dari pada mutu itu sendiri. Untuk mencapai penyesuaian produk, perusahaan industry menerapkan konsep tentang(Tjiptono & Diana,2003,p:28)

I. Jaminan kualitas ( quality assurance ) II. Kendali kualitas ( quality control )

Jaminan kualitas (quality assurance) adalah suatu system manajemen yang dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahapan proses produksi (antara lain desain produk, produksi, penyerahan produk serta layanan), guna mencegah adanya masalah kualitas dan memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi syarat yang sampai ketangan pelanggan akhir.

Kendali kualitas (quality control) adalah sebuah sistem kegiatan yang dirancang untuk menilai kualitas produk atau jasa yang dipasok kepada pelanggan. Bila sebuah produk tidak


(26)

sesuai dengan permintaan, maka produk itu harus diproses ulang, dihapus atau diturunkan nilainya. Kendali kualitas pada umumnya mengikutsertakan uji dilapangan (uji-

petik) dan tehnik perbaikan.Kendali kualitas dirancang untuk menjawab pertanyaan : “Apakah kita telah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan permintaan?”

2.1.3. Definisi Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management)

Seperti halnya dengan definisi mutu (kualitas), definisi manajemen mutu terpadu (TQM) juga ada bermacam pendapat menurut para pakar. TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan yang dibangun berdasarkankonsep kualitas, teamwork, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Prawira, 2002:138). Definisi lainnya menyatakan bahwa TQM merupakan system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santoso, 2000:36).

Untuk mempermudah pemahaman, pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya.

Total quality management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Total quality approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karateristik TQM berikut ini(Santoso, 2000:24):


(27)

3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

4. Memiliki komitmen jangka panjang.

5. Membutuhkan kerjasama tim (team work) 6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan. 7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 8. Memberikan kebebasan yang terkendali 9. Memiliki kesatuan tujuan.

10.Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Prinsip Pokok Manajemen Kualitas Terpadu

Manajemen kualitas terpadu merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas.Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheuing dan Christopher, 2003:165-166), ada empat prinsip utama dalam manajemen kualitas terpadu.

1. Prinsip Kepuasan Pelanggan

Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, melainkan kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu.


(28)

2. Prinsip Menghargai Setiap Orang

Dalam perusahaan, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Karyawan merupakan sumber daya manusia yang paling bernilai. Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kualitas.

3. Prinsip Manajemen Berdasarkan Fakta

Dalam perusahaan, setiap pengambilan keputusan perbaikan kualitas berdasarkan data, bukan berdasarkan assumsi

4. Prinsip Perbaikan Berkesinambungan

Perusahaan melakukan proses perbaikan kualitas secara sistematis dan berkesinambungan. Konsep PDCA (plan-do-check-act) diterapkan disini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan tindakan perbaikan terhadap hasil kualitas yang diperoleh.

2.2.1 Pengertian Pangsa Pasar (Market Share)

Pangsa pasar (market share) adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar.


(29)

2.2.2 Tujuan Pangsa Pasar

Tujuan utama pangsa pasar merupakan indikator kunci dari daya saing pasar – yaitu, seberapa baik perusahaan melakukan penjualan dibandingkan dengan para pesaing (perusahaan lain) di sektor yang sama.

2.2.3 Cara Menghitung Pangsa Pasar

Pangsa pasar dapat dihitung dengan cara :

= PENJUALAN

TOTAL PENJUALAN

X 100%

2.2.4 Fungsi Pangsa Pasar

Pangsa pasar merupakan indikator yang mampu menjelaskan tentang( Kotler & Keller,2007:53):

1. Kemampuan perusahaan menguasai pasar

Kemampuan penguasaan pasar dapat diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan atau meningkatkan tingkat pangsa pasar itu sendiri. Sehingga pencapaian tujuan berarti juga dianggap sebagai keberhasilan perusahaan.

2. Kedudukan perusahaan di pasar persaingan

Berdasarkan tingkat pangsa pasar, kedudukan masing-masing perusahaan dapat dilakukan urutan atau rangkingnya dalam pasar persaingan.


(30)

Secara berturut-turut posisi perusahaan dapat di bedakan sebagai :

Pemimpin Pasar (Market Leader), disebut pimpinan pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 40% atau lebih.

Penantang Pasar (Market Challenger), disebut penantang pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 30%.

Pengikut Pasar (Market Follower), disebut pengikut pasar apabilapangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 20% dan

Penggarap Relung Pasar (Market Nitcher), disebut penggarap relung pasar apabila pangsa pasar yang dikuasai berada pada kisaran 10% atau kurang

2.3.1 Pengertian Prosedur Ekspor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari satu negara ke negara lain.

Ada beberapa pengertian prosedur ekspor menurut para ahli, yaitu : 1. Menurut UU No.10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan.

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.Barang yang telah diangkut atau akan dimuat di saranapengangkutan untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah diekspor.

2. Menurut Amir (2003 : 01) “Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing”.

3. Menurut Madura (2001 : 183) “Ekspor adalah penjualanbarang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di negara lain”.


(31)

4. Menurut Jeffry Edmund Curry (2001:195) “Ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada Negara asing untuk dipertukarkan dengan produk lain atau uang”

5. Menurut Donald A Ball dan Wendel H Culloch (2000:91) “Eksporadalah menjual beberapa produksi reguler dari dalam negeri keluar negeri”. Dari pengertian diatas,maka penulis dapat menarik kesimpulanbahwa pengertian dari prosedur ekspor adalah “Langkah-langkah atau tahapan yang harus dipenuhi seorang penjual yaitueksportir menurut ketentuan yang lazim berlaku untuk menjual barang atau produknya ke pembeli yaitu pengimpor di luar negeri”.

2.3.2 Pelaku Perdagangan Internasional

Dalam kegiatan ekspor, para pelaku ekspor dibedakan menjadi 3(tiga) kelompok yaitu (Amir,2003,24:27) :

2.3.2.1 Kelompok Eksportir

a. Produsen Eksportir

Pihak yang dengan sengaja memproduksi barang untuk dijual ke pasar luar negeri yang di urus oleh pihak yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi.

b. Confirming House

Perusahaan setempat yang didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum setempat tapi bekerja untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada di luar negeri.


(32)

Badan usaha yang diberi ijin dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam surat ijin yang diberikan

d. Agen Ekspor

Agen ekspor terjadi apabila hubungan antar pedagang ekspor dengan produsen tidak hanya sebagai rekan biasa tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjajian keagenan.

e. Wisma Dagang

Suatu perusahaan ekspor impor yang besar dan dapat mengekspor kantor perwakilan di pusat-pusat perdagangan dunia dan mendapat fasilitas tertentu dari pemerintah.

2.3.2.2 Kelompok Promosi

Proses memperkenalkan komoditi kepada calon pembeli disebut promosi. Promosi dengan sendirinya memegang peranan yang sangat penting bagi setiap calon eksportir.

Kelompok Promosi :

a. Pameran dagang internasional

b. Brosur, iklan melalui media cetak, melalui media elektronik c. Atase perdagangan

d. Kamar dagang Indonesia e. Lembaga penunjang ekspor

f. Badan pengembangan ekspor nasional g. Kantor perwakilan di luar negeri


(33)

h. Kantor bank devisa di dalam atau luar negeri

i. Trade Commissioner atau bagian ekonomi dari tiap kedutaan di luar negeri

j. Majalah dagang dan industri atau Trade Directories termasukYellow Pages dalam buku petunjuk telepon.

2.3.3 Dokumen Ekspor

Kewajiban seorang eksportir adalah mengirimkan barang yang dipesan oleh importir. Pengiriman pesanan tersebut bisa melalui darat dan udara. Bukti pengiriman barang diberikan oleh perusahaan pelayaran (shipping company) dalam bentuk dokumen yang lazim disebut bill of lading atau konosemen. Dalam kata lain semua transaksi ekspor menggunakan kinerja yang terekam dalam dokumen. Karena itu perdagangan internasional sering disebut “perdagangan dokumen”(PPEI,2004,Bab 2,07).

Jenis dokumen ekspor antara lain : 1. Dokumen Induk

Dokumen yang dikeluarkan oleh badan pelaksana utama Perdagangan Internasional sebagai alat pembuktian suatu transaksi.

Dokumen induk antara lain : a. Commercial invoice

Suatu nota perhitungan yang dibuat oleh eksportir untuk importir yang berisi jumlah barang, harga satuan, harga total dan perhitungan pembayaran. Dokumen ini menjadi dasar penilaian untuk menetapkan pajak ekspor.


(34)

b. Letter Of Credit (L/C)

Suatu surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan importir, yang memberikan hak kepada eksportir untuk menarik wesel atas impor bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit itu.

c. Bill Of Lading (B/L)

Suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh pelayaran sebagai tanda bukti kepemilikan atas barang yang dimuatdiatas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan pada importir.

d. Polis Asuransi

Suatu bukti pertanggungan yang dikeluarkan maskapai asuransi atas permintaan eksportir atau importir untuk menjamin keselamatan barang yang dikirim dari aneka bencana kerusakan, dengan membayar premi.

2. Dokumen Penunjang

Dokumen yang melengkapi keterangan barang dalam dokumen induk. Dokumen penunjang antara lain:

a. Packing List

Daftar berisi perincian mengenai jenis dan jumlah satuan atau total dari barang yang terdapat dalam faktur perdagangan.


(35)

b. Certificate of Inspection

Sertifikat ini merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintahan dan dikenal oleh dunia Perdagangan Internasional.

c. Manufacturer’s Certificate

Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakanbahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merek daganganya.

d. Certificate Of Origin

Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang biasanya kamar dagang yang menyebutkan negara asal suatu barang.

e. Inspection Certificate

Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia Perdagangan Internasional.

f. Certificate Of Quality

Sertifikat ini merupakan syarat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Balai Penelitian suatu negara yang telah disahkan.

3. Dokumen Pembantu a. Instruction Manual

Keterangan terinci mengenai tata cara kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai proses perakitan atau pemasangan dari suatu komoditi.


(36)

b. Brosur dan leatfet

Suatu buku kecil yang berisi tentang keterangan singkat tentang suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan.

2.3.4 Prosedur Ekspor

Pada tahap ini, dijelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan oleh seorang eksportir untuk melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri dari :

co 1

Misi dagang 1 2

1 2 3

5 4

6

7 8,9

11 10

Sumber:PPEI,2004,p17

Gambar 2. 1 PROSEDUR EKSPOR

Permintaan, penjelasan tentang harga, mutu,

produksi

Buyer setuju. Sales contract Korespondensi :

Promosi, pameran, misi dagang

Membuat Invoice dan

Packing List Persiapan Barang , Ready to Export

Penerbitan L/C

Urus SKA dan PEB Pengurusan Bill Of Lading

(B/L) Sewa Kontener

dan Muat Kapal

Pengiriman Barang


(37)

KETERANGAN GAMBAR : 1. Korespondensi

Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran, harus dicantumkan jenis barang, mutu, harga, serta syarat pengiriman barang.

2. Sale’s Contract

Apabila importir berminat akan penawaran yang ditawarkan, maka eksportis menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sales contract) sesuai dengan data surat penawaran (offer sheet/quotation) dan surat order (order sheer/purchase order) ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.

3. Penerbitan Letter Of Credit (L/C)

Setelah tahap sales contract, importir meminta kepada Bank Devisanya untuk membuka sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, Opening Bank akan memberikan konfirmasi kepada Advising Bank eksportir. Dan dari Advising Bank akan memberitahukan kepada eksportir bahwa L/C telah diterbitkan.

4. Mempersiapkan Barang Ekspor

Setelah L/C diterima oleh eksportir, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan oleh importir. Keadaan barang yang dipesan harus sesuai dengan permintaan importir, barang-barang tersebut bila telah selesai maka


(38)

5. Membuat Commercial Invoice dan Packing List

Setelah barang dinyatakan ready to export, maka eksportir membuat dokumen invoice dan packing list yang telah ditandatangai oleh eksportir. Dokumen ini penting karena digunakan untuk mendapatkan lisensi pengeluaran barang impor dari kantor bea cukai (custom) dipelabuhan tujuan.

6. Menyewa Kontainer dan Kapal Muat

Eksportir secepatnya menghubungi forwarder/EMKL, dan perusahaan pelayaran untuk menyewa kontainer dan kapal untuk mengirimkan barang ekspornya. Dalam hal ini eksportir harus mengisi dokumen Shipping Instruction yang disediakan oleh forwarder/shipping company. Shipping company akan menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil kontainer dengan memberikan nomor kontainer dan nomor sealnya.

7. Bill Of Lading

Setelah memuat barang di kontainer dan memuatnya ke kapal, eksportir akan menerima bill of lading dari shipping company, yaitu dokumen yang memberikan pembuktian bahwa barang siap untuk dikirimkan dan memberitahukan kepada importir Negara tujuan.

8. Pemberitahuan Ekspor Barang

Setelah mendapatkan B/L, eksportir mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka kantor Bea Cukai mengijinkan barang boleh dimuat untuk diekspor.

9. Certificate Of Origin (COO)

Eksportir mengurus dokumen Surat Keterangan Asal Barang (SKA) atau biasa disebut dengan Certificate Of Origin (COO) di Deperindag,jika diminta importir. Dokumen ini


(39)

berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk dinegara importir.

1. Pencairan L/C

Bila sudah tidak ada lagi dokumen yang diminta oleh importir maka, eksportir datang ke Negotiating Bank untuk mencairkan L/C dengan menyerahkan B/L, Commercial Invoice, Packing List, dan COO.

2. Pengiriman Barang

Barang dalam perjalanan untuk dikirim ke pelabuhan negara tujuan yaitu negara importir.

2.3.5Kerangka Pemikiran

Quality Control (Kendali Kualitas) adalah suatu sistem kegiatan yang dirancang untuk menilai kualitas produk final (final product) yang sampai ketangan pelanggan akhir (end user)

Total Quality Management (Manajemen Kualitas Terpadu) merupakan konsep terpadu yang terdiri dari konsep jaminan kualitas itu sendiri ditambah dengan konsep kendali kualitas.

PT Japaris Pratama dalam kegiatan proses produksi mulai dari bahan baku, proses produksi hingga sampai dengan produk final meubel ada menjalankan konsep total quality management(manajemen kualitas terpadu). Hal ini bertujuan agar perusahaan tetap mendapatkan order pesanan dari pembeli atau buyer luarnegeri sehingga dengan demikian diharapkan perusahaan PT Japaris Pratama dapat mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar ekspor mereka.


(40)

Kerangka pemikiran penelitian di perusahaan PT Japaris Pratama dapat digambarkan sebagai berikut :

TQM

Quality Assurance

(X

1

)

Quality Control

(X

2

)

Pangsa pasar

ekspor


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.Menurut Nazir (2003), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif untuk dapat membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar kejadian yang diselidiki tentang peranan jaminan kualitas (quality assurance) sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori.Menurut Sugiyono (2012), dekriptif eksplanatori adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter yang khas dari kasus yang akan diteliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pabrik PT Japaris Pratama, Jalan Industri km 22,8 Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juli 2015.


(42)

3.3 Definisi Istilah

Jaminan kualitas (quality assurance) adalah suatu system manajemen yang dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahapan proses produksi (antara lain desain produk, produksi, penyerahan produk serta layanan), guna mencegah adanya masalah kualitas dan memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi syarat yang sampai ketangan pelanggan akhir.

Pangsa pasar (market share) adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar.

3.4 Informasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012 :115). Populasi pada penelitian ini dilakukan di perusahaan PT Japaris Pratama bagi kepala produksi dan karyawan yang berlokasi di Jl. Industri km 22,8 Tanjung Morawa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di perusahaan PT.Japaris Pratama yang berlokasi di Jalan.Industri km 22,8 Tanjung Morawa.

Tabel 3.1

Jumlah Keseluruhan Karyawan PT.Japaris Pratama,Tanjung Morawa

NO Uraian Karyawan Karyawan Jumlah Seluruh

Karyawan SHIFT-1 SHIFT-2

1 Administrasi 6 - 6

2 Kepala Bagian Produksi 3 - 3

3 Kepala Produksi 6 - 6


(43)

5 Proses Produksi 14 - 14

6 Proses Perakitan Awal 14 - 14

7 Proses Pengecatan 4 - 4

8 Proses Perakitan Final 14 - 14

9 Proses Pengepakan 6 - 6

Jumlah 79 - 79

Sumber:PT.Japaris Pratama

3.5 Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan (observation) dan wawancara (interview).

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perkembangan perusahaan, dokumentasi, buku-buku ilmiah, dan literatur lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observation), atas jaminan kualitas (quality assurance) dan kendali kualitas (quality control) untuk masing-masing departemen produksi perusahaan sebagai alat untuk mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel PT Japaris Pratama. 2. Metode Wawancara Mendalam (In-DepthInterview) secara langsung dengan manager

pemasaran, manager produksi dan supervisor produksi perusahaan PT Japaris Pratama.

3. Studi dokumentasi (Documentation), mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berhubungan dengan penelitian seperti profil perusahaan, struktur organisasi, buku-buku dan jurnal-jurnal yang diperoleh melalui perpustakaan dan internet.


(44)

3.7Prosedur Pengumpulan Data

3.7.1 Pengumpulan data dengan Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

3.7.2 Langkah-langkah wawancara dalam pengumpulan data

Menurut Sugiono (2012,415), ada tujuh langkah dalamwawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3. Mengawali atau membuka alaur wawancara

4. Melangsungkan alur wawancara

5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan


(45)

3.7.3 Alat-alat wawancara dalam pengumpulan data

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melekukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut:

1. Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. 2. Kamera : untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan

sumber data / informan. Dengan adanya foto, keabsahan data penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

3.7.4 Teknik Analisis data

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkannya untuk dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat serta hubungan-hubungan antar kejadian yang sedang diteliti.

2. Metode Triangulasi

Dalam tehnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik trianggulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Japaris Pratama adalah salah satu industri yang bergerak dibidang wood working dan furnitureuntuk pasar ekspor luar negeri. Lokasi perusahaan PT. Japaris Pratama terletak di Jalan Industri KM 22,8 Medan - Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.PT Japaris Pratama mulai melakukan kegiatan operasionilnya pada tanggal 01 Januari 2008 dengan tenaga kerja lebih kurang 60 orang.

PT Japaris Pratama memproduksi bahan setengah jadi berupa Komponen Kayu Ketam 4 (empat) Sisi atau S4S (four side moulding) berikut Profil Kayu dan Platform Bed atau Rangka-Rangka Tempat Tidur Komplit sistim bongkar pasang (knock down) berikut perlengkapan lainnya seperti meja nakas (night stand) dan laci tempat tidur (drawer unit). Bahan baku yang dipakai adalah kayu rambung yang ramah lingkungan yang berasal dari peremajaan kayu replanting perkebunan pemerintah dan kayu hutan masyarakat di daerah Sumatera Utara. Semua hasil produksi PT Japaris Pratama adalah untuk pasar ekspor ke Negara Eropa, Jepang,Korea,dan USA.

4.1.2. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi perusahaan terdiri dari unsur pemimpin pabrik, yaitu Manager Pabrik atau Factory Manager, yang membawahi Manager Pembahanan atau Roughmill Manager, Manager Pengecatan dan Paking atau Finishing and Packing Manager, Kepala Bagian Jaminan Mutu atau Quality Control Supervisor, Kepala Bagian Personalia, Departemen Administrasi dan Ekspor, serta membawahi Bagian Keuangan atau Cashier.


(47)

Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PT. JAPARIS PRATAMA

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Japaris Pratama adalah :

“ Become Indonesian well known furniture and woodworking manufacture around worldwide.”

Misi PT Japaris Pratama adalah :

a. Make a precise and good quality products.

b. Using environtment friendly and sustainability rubberwood resources.

4.1.4 Gambaran Umum Mesin dan Peralatan Produksi PT Japaris Pratama

Mesin dan peralatan produksi yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut : MANAGER PABRIK (FACTORY MANAGER) MANAGER PEMBAHAN AN (ROUGHMIL L MANAGER) KABAG FINGERJOIN T DAN LAMINATIN G KABAG PROSES PEMBAHAN AN KABAG QUALITY CONTROL KABAG ADMINISTR ASI & EKSPOR KASIR KABAG PERSONALI A MANAGER PENGECAT AN & PAKING (FINISHING &PACKING MANAGER) KABAG PENGECATA N KABAG PAKING


(48)

1. Kamar Pengering atau Kiln Drier, yaitu sarana berupa kamar yang dipakai untuk mengeringkan kayu hasil racipan yang telah di-impreknasi dengan memakai Bejana. Pemanas yang disebut Boiler atau Bejana Tekanan Air Panas (Hot Water Boiler).

2. Mesin Ketam Dua Sisi atau Double PlanerMachine, yaitu mesin ketam dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah yang dipakai untuk ketam kasar awal untuk mengambil standar ukuran tebal kayu yang diinginkan, sebelum dipakai untuk proses selanjutnya.


(49)

3. Mesin Potong Kayu atau Manual Cross Cut Machine, yaitu mesin yang dipakai untuk memotong kayu sesuai dengan panjang kayu yang diinginkan atau yang hendak dipakai untuk proses produksi selanjutnya.

4. Mesin Belah Kayu atau Rip Saw Machine, yaitu mesin yang dipakai untuk membelah lebar kayu sesuai dengan ukuran lebar kayu yang diinginkan untuk pemakaian proses produksi selanjutnya atau sesuai dengan ukuran kayu jadi.


(50)

5. Mesin Penyatu Potongan Kayu atau Finger Jointing Machine, yaitu jenis mesin yang dipakai khusus untuk memproses sisa potongan kayu pendek mulai dari 15 CM keatas untuk disambung dan dibentuk kembali sesuai dengan tebal dan panjang kayu yang diinginkan departemen produksi.

6. Mesin Ketam 6 Sisi atau Six Head Spindle Moulder, yaitu jenis mesin ketam enam kepala yang dipakai untuk mengetam sekaligus membentuk profil akhir yang dinginkan oleh operator mesin.


(51)

7. Mesin Laminasi Kayu atau Clamp Carrier Machine, yaitu mesin laminasi yang dipakai untuk menyatukan kayu laminasi sesuai dengan ukuran panjang dan lebar yang diinginkan oleh operator mesin.

8. Mesin Amplas Meja atau Wide Belt Sanding Machine, yaitu mesin amplas yang dipakai khusus untuk menghaluskan dan meratakan permukaan kayu mulai dari amplas bekas lem sampai dengan ketaman tidak rata.


(52)

9. Mesin Bor atau Boring Machine, yaitu mesin yang dipakai untuk membuat lubang pada komponen kayu sesuai dengan jarak dan besar lubang yang diinginkan operator mesin.

10.Mesin Bentuk Lidah dan Lubang atau Mortiser and Tennoning Machine, yakni mesin yang dipakai untuk membuat lidah dan lubang pada komponen kayu sesuai dengan ukuran panjang, dalam lubang yang dikehendaki oleh operator mesin.


(53)

11.Mesin Cat dan Gantungan Cat atau Spraying Booth and Overhead Conveyor, yaitu ruangan khusus untuk pengecatan barang final setelah selesai proses produksi akhir, sebelum dilakukan paking final.

4.1.5 Gambaran Umum Produk Barang Ekspor Perusahaan

Produk final perusahaan yang siap untuk diekspor antara lain adalah :

1. S4S ( Four Side Moulding ), merupakan komponen kayu siap ketam empat sisi yang langsung dapat dipakai sebagai bahan fingerjoint laminating atau disatukan kemudian dilaminasi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Dapat juga langsung digunakan sebagai


(54)

komponen perabotan, seperti kaki meja, palang meja, kaki kursi, palang kursi, sandaran kursi dan lain sebagainya.

2. Deck Brush ( Sikat Lantai ) dan Zizai (Sikat Multi Guna)

Merupakan bentuk komponen balok ukuran pegangan tangan siap cat, yang kemudian dinegara tujuan ekspor Jepang akan dilakukan proses lanjutan berupa pemasangan bulu sikat secara otomatis, sehingga siap untuk dijual kepasaran di Jepang.


(55)

3. Platform Bed atau Rangka Tempat Tidur

Merupakan perabotan berupa rangka tempat tidur siap cat dengan sistim bongkar pasang atau KD System (Knock Down System). Antara lain :Futon Frame (Rangka Futon) dibagi menjadi 2 (dua) karton yaitu karton rangka pegangan tangan (arm rest) dan karton rangka badan (futon body).

Kemudian Platform Bed (Rangka Tempat Tidur) dibagi menjadi 3(tiga) karton yaitu karton palang tempat tidur (Rails Box), karton kaki tempat tidur (Legs Box) dan karton bingkai alas tempat tidur (Slatz Box).


(56)

(57)

4.2. Hasil Analisis

4.2.1 Jaminan Kualitas dan Kendali Kualitas Perusahaan PT Japaris Pratama

Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan menerapkan Total Quality Management yang mulai dilakukan sejak dari tahap awal proses produksi yaitu Tahap Departemen Pembahanan atau Rough Mill Department, kemudian di-ikuti Tahap Departemen Produksi atau Work In Process Department, selanjutnya Tahap Departemen Perakitan Komponen atau Assembling Components Department, kemudian proses selanjutnya Tahap Departemen Pengecatan atau Finishing Department, dikuti Tahap Departemen Perakitan Final atau Final Assembly Department dan berakhir pada Tahap Pengepakan Final atau Final Packing Department.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai Total Quality Management yang diterapkan disetiap tahapan proses produksi oleh perusahaan PT Japaris Pratama sebagai satu kesatuan daripada jaminan kualitas untuk masing-masing departemen produksi yang saling berhubungan satu sama lain sehingga sampai pada tahap akhir kendali kualitas atau Quality Control produk final siap ekspor. Penulis akan berusaha menjabarkan tentang tahapan jaminan kualitas yang diterapkan perusahaan PT Japaris Pratama di masing-masing departemen produksi hingga QC final produksi barang siap ekspor.

Kemudian penulis akan mencoba mengevaluasi dan mengintegrasikan jaminan kualitasdan kendali kualitas yang diterapkan oleh perusahaan PT Japaris Pratama, sehingga akhirnya dapat diketahui departemen produksi mana yang harus lebih ditingkatkan lagi aspek jaminankualitasnya untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penerapan tentang TQM .

4.2.1.1 Jaminan Kualitas (Total Quality Management) di PT Japaris Pratama

Jaminan kualitas(total quality management) yang dilakukan oleh PT Japaris Pratama adalah sebagai berikut:

4.2.1.1.1 Tahap Departemen Pembahanan (Rough Mill Department)

Tahap departemen pembahanan merupakan tahap awal dari pada proses produksi sampai dengan proses final barang jadi. Adapun jaminan kualitas yang diterapkan disini adalah semua kayu kering gergajian disortir setiap bundel kayu yaitu dengan membongkar setiap palet kayu


(58)

yang mau dipakai. Kayu yang bagus, bengkok dan pecah ujung semuanya dipisahkan.Ukuran standar panjang kayu gergajian rambung kering adalah 120 CM atu 4 kaki (4 x 30CM).

4.2.1.1.1.1 Proses Jaminan Kualitas Kayu Ketam Dua Sisi

Fungsi dari pada mesin ketam dua sisi atau double planer machine, yaitu mesin khusus ketam dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah yang dipakai untuk ketam kasar awal untuk mengambil standar ukuran tebal kayu yang diinginkan, sebelum dipakai untuk proses selanjutnya. Kayu yang bagus langsung diproses melalui mesin ketam dua sisi, kayu yang bengkok segera dikirim kebagian potong kering untuk dipotong pendek sesuai dengan panjang kayu yang diidnginkan. Setelah dipotong kemudian kembali lagi ke proses semula diproses

melalui mesin ketam dua sisi. Kayu yang ujungnya pecah, dipotong pecahan ujung kayu baru dikirim ke proses mesin ketam dua sisi.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahapan ini adalah memilih fisik atau keadaan dari pada kayu, yaitu : 1. Batangan kayu yang bagus.

2. Batangan kayu yang bengkok. 3. Batangan kayu yang pecah ujung.


(59)

Gambar 4.2.1.1.1.1 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Kayu Ketam Dua sisi

4.2.1.1.1.2 Proses Jaminan Kualitas Kayu Potong Kering

Fungsi dari pada mesin potong kering adalahmesin yang dipakai untuk memotong kayu sesuai dengan panjang kayu yang diinginkan atau yang hendak dipakai untukproses produksi selanjutnya.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mensortir sekaligus memotong bagian kayu yang rusak yaitu meliputi :

1. Memotong dan buang mata kayu mati. 2. Memotong dan buang kulit kayu.

3. Memotong dan buang pulur kayu pecah.

4. Memotong dan memisahkan kayu warna kehitaman.

Adapun hasil kayu potong kering adalah disesuaikan dengan panjang kayu yang dikendaki oleh departemen produksi lanjutan, misalnya panjang 300MM, 450MM dan 600MM.

Mesin Ketam Dua Sisi Kayu Gergajian Yang

Bengkok (Dipotong Jadi Pendek)

Kayu Gergajian Yang Bagus (Langsung

diproses)

Kayu Gergajian Yang Pecah Ujung (Dipotong, Buang

Ujung Kayu Yang Pecah)


(60)

Gambar 4.2.1.1.1.2 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Kayu Potong Kering

4.2.1.1.1.3 Proses Jaminan Kualitas Kayu Belahan

Fungsi daripada mesin belah kayu atau rip saw machine, yaitu mesin yang dipakai untuk membelah lebar kayu sesuai dengan ukuran lebar kayu yang diinginkan untuk pemakaian proses produksi selanjutnya atau sesuai dengan ukuran kayu jadi.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahapan ini adalah membelah sekaligus memilih atau membagi jenis kayu kualitas menjadi bagian sebagai berikut :

1. Kualitas A, yaitu mutu kayu empat sisi bagus. 2. Kualitas B, yaitu mutu kayu dua sisi bagus. 3. Kualitas C, yaitu mutu kayu hitam (blue stain).

Mesin Potong Kering

Buang Mata Kayu

Buang Kulit Kayu

Buang Pulur Kayu

Pecah Buang

Kayu Warna Kehitaman


(61)

Gambar 4.2.1.1.1.3 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Kayu Hasil Belahan

4.2.1.1.1.4 Proses Jaminan Kualitas Potongan Kayu Yang Disatukan

Fungsi daripada mesin penyatu potongan kayu atau finger jointing machine, yaitu jenis mesin yang dipakai khusus untuk memproses sisa potongan kayu pendek mulai dari 15 CM keatas untuk disambung dan dibentuk kembali sesuai dengan tebal dan panjang kayu yang diinginkan departemen produksi.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

1. Memilih warna kayu dan memisahkan menjadi dua bagian yaitu warna terang dan gelap.

2. Memilih dan memisahkan ketebalan masing-masing potongan kayu sesuai dengan ketebalan kayu masing-masing. Sebagai contoh ketebalan : 22MM, 25MM, 28MM dan seterusnya.

Mesin Belah Kayu Kayu Kualitas

A

Kayu Kualitas

C Kayu

Kualitas B


(62)

Gambar 4.2.1.1.1.4 Kerangka Proses Jaminan Kualitas Potongan Yang Disatukan

4.2.1.1.1.5 Proses Jaminan Kualitas Laminasi Kayu

Kegunaan mesin laminasi kayu atau Clamp Carrier Machine, yaitu mesin laminasi yang dipakai untuk menyatukan kayu laminasi sesuai dengan ukuran panjang dan lebar yang diinginkan oleh operator mesin.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

1. Memilih warna kayu batangan yang telah disatukan dan memisahkan menjadi dua bagian yaitu warna terang dan gelap.

2. Memastikan campuran komponen lem laminasi kayu sesuai dengan formulasi yang dibuat pabrik lem yaitu cairan lem B4 1 liter ditambah obat pengeras 15%

4.2.1.1.1.6 Proses Jaminan Kualitas Mesin Amplas Meja

Kegunaan mesin amplas meja atau wide belt sanding machine, yaitu mesin amplas yang dipakai khusus untuk menghaluskan dan meratakan permukaan kayu mulai dari amplas bekas lem sampai dengan ketaman tidak rata.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

Mesin Penyatu Potongan Kayu

Pilih Warna Kayu : * Warna Terang

* Warna Gelap Pilih Ketebalan Kayu

Sesuai Masing Masing Ukuran Ketebalan


(63)

1. Memastikan ukuran kertas amplas yang dipakai adalah sesuai dengan standard amplas atau sanding grade yang akan dipakai untuk amplas daun meja atau komponen kayu lainnya.

Misalnya : Kertas amplas No.100 dengan No. 150 atau No. 150 dengan No. 180 dan seterusnya.

2. Memastikan hasil amplas akhir rata dan tidak bergelombang untuk keempat sisi daun meja atau komponen kayu lainnya.

4.2.1.1.1.7 Proses Jaminan Kualitas Mesin Bor atau Mesin Pembuat Lobang

Kegunaan mesin bor atau boring machine, yaitu mesin yang dipakai untuk membuat lubang pada komponen kayu sesuai dengan jarak dan besar lubang yang diinginkan operator mesin.

Jaminan kualitas yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1. Ukuran diameter mata bor yang dipakai dan jarak mata bor yang dilakukan. 2. Kedalaman lubang mata bor yang dibuat pada komponen perabotan.

3. Lubang bor harus bebas dari sisa kayu bekas bor dan tidak boleh ada timbul serat kayu akibat pemakaian mata bor yang tumpul.

4.2.1.1.1.8 Proses Jaminan Kualitas Mesin Bentuk Lidah

Kegunaan mesin bentuk lidah dan lubang atau mortiser and tennoning machine, yakni mesinyang dipakai untuk membuat lidah dan lubang pada komponen kayu sesuai dengan ukuran panjang dan dalam lubang yang dikehendaki oleh operator mesin.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

1. Ukuran diameter mata bor yang dipakai dan jarak mata bor yang dilakukan. 2. Lubang bor harus bebas dari sisa kayu bekas bor dan tidak boleh ada timbul serat. 3. Kedalaman lubang mata bor yang dibuat pada komponen perabotan harus sama

dan cocok dengan ukuran lidah komponen pasangan.

4. Ukuran diameter mata bor yang dipakai dan jarak mata bor yang dilakukan harus sesuai dengan diameter lidah kayu yang dihasilkan.


(64)

4.2.1.1.1.9 Proses Jaminan Kualitas Barang Jadi Siap Cat

Kegunaan mesin cat dan gantungan cat atau spraying booth and overhead conveyor adalah untuk pengecatan barang final setelah selesai proses produksi akhir.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

1. Komponen perabotan yang dicat harus benar benar bersih dari abu dan telah selesai diamplas dengan benar sesuai dengan nomor kertas amplas yang dipakai atau yang direkomendasikan.

2. Campuran cat dasar harus sesuai dengan takaran yang direkomendasikan pabrik cat.

3. Campuran cat permukaan harus sesuai dengan takaran yang direkomendasikan pabrik cat.

4. Lapisan cat dasar dan lapisan cat permukaan yang diaplikasikan harus benar benar kering baru bias dilakukan packing final.

4.2.1.1.1.10 Proses Jaminan Kualitas Tahap Departemen Perakitan Final atau Final

Assembly Department.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah paling penting diantara semua tahapan jaminan kualitas terdahulu yang dilakukan yaitu meliputi : 1. Memilih dan memisahkan semua komponen S4S sesuai dengan spesifikasi yang

dikehendaki pihak pembeli dalam satu pallet standar ekspor.

2. Memilih dan memisahkan semua komponen perabotan sesuai dengan spesifikasi produk yang dibeli oleh pembeli sebelum packing akhir final. Antara lain: Palang kepala tempat tidur, palang kaki tempat tidur, palang panjang samping kiri tempat tidur, palang panjang samping kanan tempat tidur, palang tengah tempat tidur, kaki penyangga palang tengah, kaki tempat tidur dan kayu penyangga matras rangka tempat tidur.

3. Memilih, merakit dan menyatukan dalam satuan unit perabotan atau tempat tidur yang telah siap dicat dan disiapkan untuk tahap paking selanjutnya.


(65)

4.2.1.1.1.11 Tahap Pengepakan Final atau Final Packing Department.

Jaminan kualitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah berkaitan langsung dengan tahap perakitan akhir yang tersebut diatas.

Tahapan jaminan yang dilakukan disini adalah :

1. Memeriksa ulang semua tanda dan gambar kardus (marking) apakah semuanya telah benar sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pihak pembeli.

2. Memilih dan paking dengan tepat semua komponen tempat tidur dalam kotak karton yang telah disediakan.

3. Memilih dan memasukkan komponen bantuan berupa baut, kunci L sesuai dengan spesifikasi masing-masing tempat tidur dalam kotak karton yang telah disediakan, yang kemudian akan di lem dengan menggunakan selasiban untuk menutup permukaan karton.

4.3. Prosedur Ekspor Perusahaan

4.3.1 Tahapan Ekspor yang dilaksanakan Perusahaan PT Japaris Pratama

Perusahaan PT Japaris Pratama adalah produsen meubel dan komponen kayu khusus untuk dipasarkan keluar negeri atau pangsa ekspor. Dalam kegiatan selaku eksportir, tahapan-tahapan ekspor yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Menerima order dari pembeli luar negeri berupa penawaran harga atau quotation. 2. Setelah dilakukan negosiasi mengenai harga dan waktu penyerahan hingga

akhirnya sampai pada kesimpulan pembuatan kontrak penjualan (sales contract) atau proforma invoice.

3. Proses produksi di perusahaan dimulai, hingga sampai dengan batas tanggal akhir waktu penyerahan barang yang telah disepakati.

4. Setelah barang selesai diproduksi dan siap untuk ekspor, maka pihak perusahaan melalui staf bagian ekspor segera menghubungi pihak pelayaran EMKL dengan menyampaikan instruksi pengapalan (shipping instruction). Dalam tahapan ini perusahaan membuat dokumentasi lengkap berupa daftar barang yang akan dikirim secara lengkap yaitu mencakup daftar perincian barang, jumlah barang, berat bersih, berat kotor, dimensi karton, volume kubikasi dan informasi tanggal, nama kapal dan nama pembeli dan negara tujuan ekspor yang dikenal dengan istilah packing list dan daftar harga jual barang secara lengkap yaitu mencakup keterangan jenis barang, jumlah barang, harga perunit dalam FOB atau CNF invoice informasi tanggal, nama kapal dan nama pembeli dan negara tujuan ekspor yang dikenal dengan istilah invoice.


(66)

5. Setelah kelengkapan dokumen terpenuhi, perusahaan perlu segera mengirimkan data yang telah dibuat kepada pembeli di negara tujuan untuk konfirmasi ulang, apakah dokumen ekspor yang telah diterbitkan oleh perusahaan benar secara keseluruhan.

6. Sambil menunggu keputusan dari pembeli diluar negeri tujuan ekspor, peti kemas dari perusahaan pelayaran yang dipesan oleh perusahaan segera ditarik masuk keperusahaan untuk segera dilakukan kegiatan muat barangkedalam peti kemas atau loading process. Setelah selesai dilakukan kegiatan muat barang akan segera dilakukan proses fumigasi dan kemudian diterbitkan sertifikat fumigasi.

7. Bila pembeli diluar negeri menyatakan setuju akan keabsahan dokumen ekspor yang dibuat oleh perusahaan, maka perusahaan akan segera konfirmasi ulang ke perusahaan EMKL untuk segera menguruskan PEB ke pihak bea cukai pelabuhan Belawan tempat mana peti kemas atau container akan diekspor.

8. Setelah kapal berangkat dari pelabuhan Belawan, maka perusahaan pelayaran akan menerbitkan BL atau Bill of Lading. Menyatakan barang muatan ekspor telah selesai dilakukan dan kapal segera akan diberangkatkan ke pelabuhan tujuan. 9. Akhir daripada prosedur ekspor perusahaan yaitu Original BL telah

diterbitkanoleh perusahaan pelayaran dan diserahkan kepada pihak perusahaan setelah membayar sejumlah biaya yang telah disepakati.

10. Tahapan prosedur ekspor perusahaan telah selesai, tinggal menunggu transfer uang dari pembeli diluar negeri.

4.4 Pembahasan

Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan menerapkan Total Quality Management yang mulai dilakukan sejak dari tahap awal proses produksi yaitu Tahap Departemen Pembahanan (Rough Mill Department), kemudian di-ikuti Tahap Departemen Produksi (Work In Process Department), selanjutnya Tahap Departemen Perakitan Komponen (Assembling Components Department), kemudian proses selanjutnya Tahap Departemen Pengecatan (Finishing Department), dikuti Tahap Departemen Perakitan Final atau (Final Assembly Department) dan berakhir pada Tahap Pengepakan Final (Final Packing)Department.

Dengan diterapkannya Total Quality Managementdisetiap tahapan proses produksi oleh perusahaan PT Japaris Pratama sebagai satu kesatuan daripada jaminan kualitas untuk masing-masing departemen produksi yang saling berhubungan satu sama lain, dari awal proses produksi sehingga sampai pada tahap akhir kendali kualitas atau Quality Control produk final siap ekspor. Maka ini akan menjadikan perusahaan PT Japaris Pratama memiliki keunggulan komparatip atas perusahaan yang sejenis baik perusahaan lokal maupun perusahaan di luar negeri atas mutu produk final siap ekspor perusahaan.


(67)

Dengan memiliki keunggulan komparatip kualitas produk final siap ekspor, berarti Perusahaan PT Japaris Pratama mampu mempertahankan pangsa pasar ekspor meubel di pasar Internasional sekaligus misi dan visi perusahaan tercapai.


(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Total Quality Management yang diterapkan pada perusahaan PT Japaris Pratama dari tahap awal proses produksi hingga tahap akhir produksi sudah cukup baik.

2. Bahan baku kayu gergajian kering yang dibeli perusahaan adalah mutu standar B dimana bahan baku kayu gergajian kering yang dipasok masih banyak ditemukan kulit kayu, mata mati dan pulur kayu.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran penulis adalah sebagai berikut :

1. PT Japaris Pratama harus lebih teliti dan selektif dalam membeli bahan baku kayu gergajian (rough sawn timber) dan minimal harus mutu standar A, sehingga tidak banyakditemukan bahan baku yang rusak dan dibuang seperti kulit kayu, mata mati dan pulur. Karena hal ini sangat berpengaruh pada waktu proses produksi dan tenaga kontrol kualitas yang terbuang.

2. Sebelum membeli bahan baku kayu gergajian (rough sawn timber) dari pemasok kayu, ada baiknya kirim anggota kontrol kualitas kelokasi kilang kayu untuk melihat kualitas asal balok kayu rambung yang akan dibeli, karena biasanya bila asal balok kayu tidak bagus atau banyak lingkar hitam dan cabang kayu, dapat dipastikan hasil akhir kayu banyak yang rusak yang berarti juga persentase kayu yang terbuang akan lebih besar dan tenaga kontrol kualitas yang dibutuhkan juga akan lebih banyak makan waktu.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Ball, Donald A dan Wendell H. McCulloch, 2000. Bisnis Internasional, ,Edisi 7 Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bungin, H.M. Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Edisi Pertama. Jakarta : Penerbit Kencana Prenada Media Group

Curry,Edmund Jeffrey, 2001. Memahami Ekonomi Internasional:Memahami Dinamika Pasar Global, Penerbit PPM .

Hensler dan Brunell, 2003. Total Quality Management, Edisi Kedelapan, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ishikawa, Kaoru Lu, David J Santoso, H.W. Budi , 2000. Pengendalian Mutu Terpadu, Penerbit Remaja Rosdakarya.

Ishikawa. 2002. Kepuasan Pelanggan sebagai Keunggulan Daya Saing, Pawitra, Journal of Marketing No. 1 hal 38

Kotler dan Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta . Madura, Jeff, 2001. Pengantar Bisnis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta . M.S, Amir, 2003. Ekspor Impor:Teori Dan Penerapannya, Penerbit PPM . Nazir, Moh, 2003. Metode Penelitian, Edisi Keempat, Penerbit Ghalia, Jakarta. Situmorang, Syafrizal Helmi , 2011. Bisnis Konsep dan Kasus, USU Press, Medan.

Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana, 2003. Total Quality Management, Penerbit Andi, Yogyakarta.


(70)

LAMPIRAN 1 LEMBAR WAWANCARA

Petunjuk Pengisian:

1.Kepada Bapak/Ibu/Saudara mohon bantuan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan benar.

2.Pengisian angket ini tidak berpengaruh kepada saudara di masa yang akan datang dan kerahasiaan data perusahaan semata mata hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah di lingkungan terbatas.

3.Cara pengisian:Bapak/Ibu/Saudara dipersilahkan untuk memberikan keterangan jawaban yang dianggap cepat atau paling sesuai menurut pendapat Saudara dengan menuliskannya pada lembaran jawaban yang telah disediakan.

KARAKTERISTIK RESPONDEN: Nama :

Jenis Kelamin : Umur : Pekerjaan/Jabatan : Tanggal Kepesertaan :


(71)

Daftar pertanyaan untuk Kepala Bagian Produksi PT Japaris Pratama Tema Pertanyaan Pertanyaan Penelitian Daftar Pertanyaan Jaminan Kualitas

Bagaimana penerapan Total Quality Management di PT.Japaris Pratama?

1. Seberapa penting arti jaminan kualitas di bagian produksi saudara pimpin? 2. Bagaimana penerapan

jaminan kualitas yang dilakukan di bagian produksi?

3. Apakah jaminan kualitas diterapkan di semua lini departemen produksi?

4. Bagaimana tahapan kendali kualitas yang dilakukan di

departemen produksi? 5. Tindakan lanjutan apa

yang dilakukan? Bilamana ditemukan adanya kualitas bahan yang rusak atau tidak

Sesuai dengan standar di masing masing departemen

6. Bila satu saat barang jadi siap ekspor dinyatakan tidak lulus QC oleh pembeli yang datang inspeksi apa yang tindakan yang saudara lakukan?


(72)

Faktor apa yang menghambat produksi di PT.Japaris

Pratama?

7. Kendala apa yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya? 8. Bagaimana pengadaan

pembelian Bahan baku kayu dilakukan? 9. Jenis kayu apa saja

yang dipakai oleh pabrik?

10.Bagaimana kondisi pasokan kayu sepanjang tahun produksi?

11.Bagaimana pengaruh aksi unjuk rasa serikat pekerja di pabrik dan sekitarnya?


(1)

70 4. Tindakan lanjutan apa yang dilakukan bilamana adanya temuan-temuan yang tidak

sesuai dengan kualitas yang diinginkan atau bahan bahan rusak (reject) di masing- masing departemen produksi?

Jawab : Proses jaminan kualitas dilakukan dimasing masing departemen produksi, dibawahi langsung oleh kepala bagian QC.Bilamana ada temuan langsung

adanya bahan rusak didepartemen produksi yangbersangkutan, maka akan segera dilakukanpenyesuaian kembali atas komponen kayu yang rusak

misalnya dengan mengganti jumlah batangan kayu atau diproses ulang menjadi

komponen lain.

5. Apakah semua pembeli datang untuk QCfinal sebelum barang diekspor?

Jawab : Tidak semua pembeli datang untuk QC final sebelum barang diekspor, hanya

sekali, kecuali pembeli baru biasanya mereka akan datang untuk pemeriksaan

awal sebelum barang diekspor.

6. Bagaimana pengadaan pasokan bahan baku kayu sepanjang tahun?

Jawab : Biasanya pasokan kayu akan terganggu pada musim hujan karena balok kayu


(2)

71

7. Seberapa besar pengaruh mutu kayu yang dibeli terhadap produksi?

Jawab: Mutu kayu yang dibeli jelas sangat berpengaruh sekali dalam tahapanproduksi,

karena jika mutu kayu tidak bagus proses produksi akan lebih panjang persentase

kayu yang terbuang akan lebih besar.

8. Bagaimana masalah tenaga kerja mempengaruhi kinerja ekspor pabrik?

Jawab : Masalah tenaga kerja hanyalah diharapkan jangan ada rentetan demonstrasi yang

dilakukan serikat pekerja dilokasi sekitar perusahaan, kerena biasanya kalau ada

satu pabrik yang serikat pekerjanya berdemo maka mereka akan datang menarik

pekerja kita atau sweeping dan menyuruh pekerja pabik keluar ikut demo.

9. Apakah ada kompetitor untuk produksi yang sejenis?

Jawab : Ada beberapa perusahaan yang bergerak dibidang produksi yang sama, tapi

Kualitas akhir produk yang dihasilkan berbeda dan produk perusahaan bisa


(3)

72 Pangsa Pasar Ekspor

1. Produk jenis apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan?

Jawab : Produk yang dihasilkan perusahaan adalah balok kayu berupa S4S, brus dek

(deckbrush), sikat (zizai), rangka tempat tidur lipat (sofa bed), rangka tempat

tidur (platform bed).

2. Negara tujuan ekspor perusahaan?

Jawaban : Negara tujuan ekspor perusahaan adalah : Amerika Serikat (USA), Eropa, Jepang, Korea dan Taiwan (ROC).

3. Produk jenis apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan?

Jawaban : Pembeli yang paling ketat dalam hal kendali kualitas adalah dari Negara Jepang.

4. Pasar tujuan ekspor negara mana yang paling stabil?


(4)

73 LAMPIRAN 4

HASIL WAWANCARA

Petunjuk Pengisian:

1.Kepada Bapak/Ibu/Saudara mohon bantuan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan benar.

2.Pengisian angket ini tidak berpengaruh kepada saudara di masa yang akan datang dan kerahasiaan data perusahaan semata mata hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah di lingkungan terbatas.

3.Cara pengisian:Bapak/Ibu/Saudara dipersilahkan untuk memberikan keterangan jawaban yang dianggap cepat atau paling sesuai menurut pendapat Saudara dengan menuliskannya pada lembaran jawaban yang telah disediakan.

KARAKTERISTIK RESPONDEN: Nama :Tomo Azuma Jenis Kelamin :Laki-laki Umur :34 Tahun


(5)

74 Jaminan Kualitas

1. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan?

Jawaban: Kualitas produksi S4S pachinko PT Japaris Pratama adalah yang paling baik

Bila dibandingkan dengan produksi jenis barang yang sama dari Negara

Malaysia. Tingkatan barang rusak sampai di Jepang tidak lebih dari 3% adalah

cukup bagus dan exceptable, bisa diterima pihak pabrikasi di Jepang.

2. Bagaimana jaminan kualitas dan kendali kualitas yang diterapkan PT.Japaris Pratama menurut anda?

Jawaban: Cukup bagus dan berkesinambungan, konsistensinya bagus.

3. Apakah saudara buyer/pembeli tetap datang untuk melakukan QCfinal sebelum dilakukan

pengapalan barang?

Jawaban: Benar sekali, saya tetap datang untuk produk S4Spachinko karena kalau

sempat terjadi barang tidak sesuai dengan standar ukuran dalam kontrak maka

akan timbul masalah besar nantinya di Jepang, karena dipabrikasi lebih lanjut

dan akan kena klaim.

4. Bagaimana tahapan QCfinal yang saudara pembeli lakukan di pabrik?

Jawaban: Saya hanya melakukan QC pada tahap awal produksi, kemudian setelah barang

selesai diproduksi pabrik saya datang lagi dari Jepang QC akhir, dan umumnya


(6)

75 5. Berapa besar besaran kisaran persentase barang rusak yang ditemukan setiap kali

dilakukan QC final?

Jawaban: Tidak lebih dari kisaran 3% sampai dengan 5% maksimal untuk produk S4S

Pachinko.

6. Apakah saudara Buyer bersedia membayar sedikit lebih mahal dari harga pasar untuk

mendapatkan barang yang mutunya lebih baik?

Jawaban: Ya benar sekali, saya bersedia membayar sedikit lebih mahal harga CNF per

kubiknya tapi mendapatkan supplier yang barangnya bagus.

7. Bagaimana pendapat saudara buyer tentang produk akhir perusahaan?

Jawaban: Produk akhir perusahaan adalah salah satu yang terbaik dari supplier saya dari