Perkembangan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif
1. Makanan ibu
Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh, terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jika makanan ibu terus-
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan
sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI. 2.
Frekuensi Penyusuan Studi yang dilakukan terhadap 32 ibu dengan bayi prematur
menyimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama bulan pertama setelah melahirkan.
3. Berat Lahir
Berat lahir juga mempengaruhi produksi ASI. Hal ini berkaitan kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan
lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal, yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosindalam
memproduksi ASI. 4.
Stres dan Penyakit Akut Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI, yaitu menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan
nyaman. 5.
Konsumsi Rokok dan Alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi
pelepasan adrenalin yang menghambat pelepasan oksitosin. Sedangkan di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat
penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin Khamzah, 2012.