bagi ibu menyusui. Satu informan memperoleh informasi tentang pengertian ASI eksklusif, satu informan memperoleh informasi tentang
pentingnya memberikan ASI pada bayi, satu informan mendapatkan saran mengenai. Berikut kutipan ungkapannya:
“Suami saya suka beliin saya majalah tentang ibu anak. Dari situ saya banyak tahu tentang ASI eksklusif. Terus ibu juga suka kasih tahu
kalau misalnya dia baru dapet penyuluhan’. Ny. A, 25 th, guru “Iya, ibu saya, mertua, juga bibi suka ngebilangin gimana cara
nyusuin anak, cara gendongnya gimana”. Ny. B, 24 th, pedagang “Semua diajarin sama mamah. Dari hamil suka dikasih tahu katanya
nanti bayinya dikasih ASI jangan formula. Jangan dikasih apa-apa dulu sebelum enam bulan. Makannya juga harus yang bagus yang
bergizi gitu”. Ny. S, 24 th, IRT
Pernyataan ini didukung oleh pernyataan anggota keluarga lainnya dan suami. Berikut kutipannya.
“Kalau pulang kerja saya suka beliin majalah ibu dan anak untuk istri saya. Jadi ada banyak majalah, buku, tabloid tentang ibu anak
disini, supaya bisa baca-baca”.sambil menunjukkan buku, tabloid dan majalah tentang ibu anak.” Tn. A, 31 th
“Suka dikasih tahu sama bibi, ngerawat anak gimana, nyusuinnya gimana”. Ny. R, 57 th
“Emang diajarin ya. Namanya juga orang tua suka ngasih tahu, nanti kalo ngurusin anak harus benar. Kalau bisa jangan dikasih susu
botol, biar ASI aja”. Ny. B, 52 th
D. Gambaran Nilai Budaya dan Gaya Hidup Masyarakat Bubulak
Masyarakat Bubulak terdiri dari berbagai macam suku. Sebagain besar masyarakat Bubulak merupakan suku sunda. Agama yang dianut oleh sebagian
besar masyarakat Bubulak adalah agama Islam. Terdapat budaya positif dan
negatif yang terdapat di Bubulak berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif. Berikut akan dijelaskan mengenai budaya yang terdapat di Bubulak.
1. Definisi ASI eksklusif Ketiga informan telah mengetahui pengertian dari pemberian ASI
eksklusif yaitu pemberian ASI selama enam bulan pertama tanpa makananminuman apapun. Dua dari tiga informan belum menjawab dengan
sempurna pengertian ASI eksklusif. Berikut kutipannya. “ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan selama enam bulan”. Ny. P, 22
th, pedagang Namun dua informan menjawab dengan jawaban yang tepat. Berikut
kutipannya. “ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makananminuman
tambahan selama enam bulan pertama”. Ny. A, 25 th, guru “ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi selama enam bulan
tanpa dikasih apa-apa, misalnya minuman atau makanan”. Ny. S, 24 th, IRT
Informan pendukung baik suami dan anggota keluarga lainnya juga mempunyai pendapat yang sama dengan informan utama mengenai
pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI selama enam bulan pertama tanpa makananminuman apapun. Berikut kutipannya.
“ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja yang diberikan selama enam bulan pertama.” Ny. T, 50 th
“ASI eksklusif bayi diberikan hanya ASI saja selama enam bulan”. Ny. B, 52 th
“ASI eksklusif adalah menyusui selama enam bulan tanpa diberikan apa-apa”. Tn. A, 31 th
“ASI eksklusif adalah menyusui selama enam bulan”. Tn. P, 24 th “ASI eksklusif adalah memberikan ASI selama eman bulan pertama
kelahiran pada bayi.” Tn. S, 25 th
Namun ada juga anggota keluarga yang menjawab tidak tahu arti dari ASI eksklusif. berikut kutipannya:
“Nggak tahu. Saya tahunya menyusui aja”. Ny. B, 52 th 2. Menyusui merupakan hal yang alami
Masyarakat Bubulak menganggap menyusui merupakan hal yang alami setelah proses melahirkan. Adanya perubahan fisik dan psikologis
yang dialami merupakan hal yang wajar dalam melaksanakan tugas sebagai ibu. Berikut kutipannya:
“Menyusui proses alamiah yang wajar dialamai oleh seorang ibu. Sudah kodrat wanita sebagai ibu untuk menyusui anaknya”. Ny. A,
25 th, guru “Menyusui itu tugas kita sebagai ibu”. Ny. P, 22 th, pedagang
“Wajar saja jika seorang ibu setelah melahirkan terus menyusui anaknya karena ini tugas kita sebagai ibu” Ny. S, 24 th, IRT
Pernyataan ketiga informan ini didukung dengan pernyataan informan pendukung yang menyatakan bahwa menyusui adalah tugas seorang ibu.
Berikut kutipannnya: “Menyusui memang tugas sebagai ibu”. Ny. T, 50 th
“Nyusuin anak kan emang tugas ibu”. Ny. R, 57 th “Ibu memang udah tugasnya nyusuin kan”. Ny. B, 52
“Mengandung anak, melahirkan, serta menyusui adalah amanah dari Tuhan untuk seorang wanita”. Tn. A, 31 th
“Menyusui hal biasa buat seorang ibu. Sudah menjadi kewajiban ibu”. Tn. P, 24 th
“Udah kodrat seorang perempuan untuk menyusui”. Tn. S, 25 th
3. Memberikan Makanan dan Minuman pada Bayi dibawah Umur Enam Bulan
Masyarakat Bubulak mengatakan pada hari pertama setelah melahirkan biasanya diberikan madu atau air gula pada bibir bayi, ini
berguna untuk memberikan tenaga pada bayi. Pemberian minuman lainnya yaitu seperti kopi yang berguna untuk mencegah sakit step pada bayi,
pemberian air tumbukan daun pare yang diberikan untuk mengeluarkan kotoran dari mulut bayi. Selain diberikan minuman juga diberikan
makanan seperti pisang. Pisang yang diberikan untuk bayi biasanya jenis pisang mas. Pisang diberikan pada usia yang bervariasi. Ada yang
memberikan pada usia lima hari, usia satu bulan ataupun dua bulan. Pemberian pisang ini ada yang mengatakan sebagai bekal untuk perut
bayi yang belum terisi makanan. Ada juga yang mengatakan supaya anaknya nanti menjadi anak yang baik seperti filosofi pisang mas. Berikut
kutipannya: “Disini biasanya bayi yang baru lahir suka diberi madu biar kuat.
Madu diolesin kebibir bayi”. Ny. A, 25 th, Guru “Iya dikasi madu atau air gula.., kadang suka kopi dikasi sasendok ku
si bayi... malahan eta tetangga saya dikasi air bejekan daun paria pare, daun parianya teh pare dibejek, terus airnya diminumin ke
bayinya. Katanya biar bayinya muntah dan kotorannya keluar… suka dikasi pisang mas juga pas abis lahir”. Ny. P, 22 th, pedagang
“Iya disini mah orang-orang suka dikasi pisang, madu, kopi biar nggak step”. Ny. S, 25 th, IRT
Pernyataan ketiga informan diatas didukung dengan pernyataan ibu, mertua, bibi dan kader posyandu yang menyatakan bahwa masyarakat di
Bubulak umumnya memberikan madu, air gula, pisang kepada bayi mereka. Berikut kututipannya:
“Dikampung sini ibu-ibunya suka ngasih bayinya madu, kopi, sama pisang”. Ny. T, 50 th
“Ya namanya juga orang kampung, katanya kalo anak nangis itu berarti laper jadi dikasih pisang. Biar gak sakit step dikasih kopi
sesendok kalo bapaknya ngopi”. Ny. R, 57 th “Bayi dikasih madu bair ada tenaga juga biar ASInya manis… ada sih
yang dikasih pisang biar anaknya nggak rewel”. Ny. B, 52 th “Disini banyak para ibu yang memberikan makananminuman pada
bayi dibawah umur enam bulan. Biasanya bayi dikasih maduair gula, kopi biar nggak step, pisang. Nggak heran kalau ASI ekskklusif disini
masih cenderung rendah.”. Ny. E, 48 th
4. Mapas Masyarakat Bubulak mengenal istilah “mapas”. Dua dari informan
menyebutkan ada istilah “mapas” bagi ibu setelah melahirkan yang ditandai dengan sudah putusnya tali pusat bayi. mapas adalah suatu masa
dimana ibu harus menjalani pantangan dalam memilih makanan yang dimakan. Makanan yang belum pernah dimakan sebelum puput pusar
tidak boleh dimakan pada masa mapas. Lamanya masa mapas ini hingga bayi berusia satu tahun. Berikut ungkapan informan.
“Setelah bayi puput pusar biasanya kalau disini ibu harus patang makannya… setelah puput pusar namanya mapas. Misalnya sebelum
bayi puput kita nggak pernah makan daging, terus pas mapas kita nggak boleh makan daging. Intinya makanan yang belum pernah
dimakan waktu sebelum puput, nggak boleh dimakan saat mapas”. Ny. A, 25 th, Guru
“Ari disini mah kalo udah puput puser anaknya, ibunya dibilang mapas kitu. Katanya teh ari belum pernah dimakan sebelum mapas,
pas masa mapas nggak boleh dimakan..Kalau disini jika sudah puput pusar anaknya, ibunya dibilang mapas begitu. Katanya kalau belum
pernah dimakan sebelum mapas, ketika mapas nggak boleh dimakan”. Ny. P, 22 th, pedagang
Begitupun dengan pernyataan informan pendukung terutama kader posyandu yang menyatakan di masyarakat Bubulak ada istilah mapas pada
ibu setelah melahirkan. Berikut kutipannya: “Kalau kita udah melahirkan sampe setahun biasanya nggak boleh
makan yang asem-asem, mangga muda. Kata orang tua kalau makan yang asem-asem nanti cepet punya anak lagi… apalagi kalo makan
pisang katanya gak boleh…pisang kan licin jadi nanti katanya peranakannya turun lagi”’ Ny. T, 50 th
“Kalo udah puput si ibu harus pantang makannya. Biasanya disebut mapas.”.Ny. R, 57 th
“Mapas adalah masa bu dimana sudah mulai menjalankan pantangan dalam makan. Mapas itu mulai saat lepasnya tali pusar atau puput
pusar.” Ny. E, 48 th
5. Pantangan dan Anjuran Masyarakat Bubulak mengenal istilah pantangan. Dalam masa ibu
menyusui pantangan ditekankan pada makanan yang dikonsumsi. Pantangan ini merupakan pengeruh budaya yang bersifat negatif, karena
pantangan tidak mendukung ibu menyusui secara kesehatan. Pantangan yang dijalani ibu setelah melahirkan yaitu: tidak boleh makan makanan
yang berbau amis seperti telur, daging, dan ikan karena menurut mereka akan memperlambat proses penyembuhan luka jahitan setelah melahirkan,
tidak boleh makan buah yang asam karena takut akan hamil lagi, serta tidak boleh makan buah pisang karena akan menyebabkan rahim turun.
Berikut ungkapan informan: “Disini suka ada pantangan. kaya nggak boleh makan yang anyir-
anyir berbau amis misalnya ikan, telor biar darahnya dan luka jahitannya cepet sembuh. Terus juga nggak boleh makan pisang.
Katanya licin. Nanti peranakannya turun”. Ny. A, 25 th, Guru “Awalnya sebelum ngelahirin, mertua bilangin nggak boleh makan
yang anyir-anyir baunya amis biar darahnya nggak bau dan jahitannya cepat kering, tapi setelah dibilangin bidan, saya kan
lahirnya di bidan,kata bidan kalau nggak ada pantangan dalam makanan mertua juga ngebolehin makan apa saja..” Ny. P, 22 th,
pedagang
Pernyataan ketiga
informan didukung
oleh ungkapan
ibu kandungmertua dan kader posyandu. Berikut ungkapan informan
pendukung. “Iya orang sini mah emang banyak pantangannya. Biasanya tuh
orang habis ngelahirin nggak boleh makan yang amis, nggak boleh makan yang asem-asem. Tapi kan karena kita udah dikasih tahu sama
petugas kesehatan puskesmas, sama bidan, juga suka ada penyuluhan kalau itu semua nggak apa-apa. Tidak ada pantangan setelah
melahirkan”. Ny. T, 50 th “Kata orang dulu mah, kalau habis ngelahirin biar cepet sembuh kita
harus mutih, nggak boleh makan yang anyir-anyir bau amis misalnya telor, daging, ikan biar nggak bau darahnya trus jahitannya
juga cepet sembuh. Tapi setelah dibilangin sama bidan watu menantu saya ngelahirin, saya nggak pake pantangannya lagi”. Ny. R, 57 th
“Diadat saya memang ada pantang. Sebenarnya pantangannya sama orang sini.. nggak boleh makan yang amis. Tapi saya nggak nyuruh
anak buat ngejalaninnya”. Ny. B, 52 th
“Disini segala banyak pantangan buat ibu menyusui, misalnya buah aja nggak boleh makan yang asem-asem ,terus nggak boleh makan
yang anyir-anyir bau amis.” Ny. E, 48 th
Ada juga informan yang menyebutkan tidak ada pantangan dalam ibu menyusui. Berikut kutipannya:
“Saya nggak ada pantangan apa-apa”. Ny. S Selain pantangan, pada ibu menyusui juga dianjurkan mengkonsumsi
banyak sayuran untuk melancarkan ASI. Berikut kutipannya: “Paling disuruh makan sayur-sayuran. Bayem, katuk. supaya ASInya
lancer”. Ny. A, 25 th, Guru “Makan sayur bening misalnya katuk, sop-sopan. Terus kacang ijo.”
Ny. P, 22 th, pedagang “Iya mamah suka masakin sayur-sayuran. Katuk, bayam, kacang
merah.” Ny. S, 24 th, IRT
Begitupun dengan pernyataan anggota keluarga yang lainnya yang mengungkapkan bahwa mereka menganjurkan ibu menyusui untuk
mengkonsumsi sayur-mayur. Berikut ungkapannya: “Tiap hari pasti disayurin. Misalnya bayem, katuk, kacang-
kacangan.” Ny. T, 50 th “Biar ASInya lancar dibuatin sayur misalnya sayur sop-sopan, bayem,
katuk gitu”. Ny. R, 57 th “Saya suruh makan sayur biar ASI lancer. Dikasih sayur bening.”
Ny. B, 52 th
6. Sikap terhadap Budaya
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari ketiga informan
menyikapi budaya sebagai hal yang dapat dilakukan apabila memberikan manfaat pada mereka. Namun sebaliknya, budaya yang tidak dilaksanakan
jika tidak memberikan manfaat untuk mereka. Berikut kutipannya: “Sikap saya sama budaya yang ada, selagi budaya itu baik buat saya
dan anak saya, ya saya ikutin. Tapi kalau tidak baik saya nggak ikutin apalagi kalau nggak sesuai sama kesehatan. menurut saya
memberikan pisang, madu nggak baik buat kesehatan anaknya”. Ny. A, 25 th, Guru
“Kalau itu mah baik buat saya sama anak, ya saya laksanain pantangannya, tapi selama nyusuin saya nggak ada pantangan apa-
apa. Mertua juga nggak nyuruh ada pantangan”. Ny. P, 22 th, pedagang
“Saya jalanin mitos, pantangan yang baik-baik saja, yang baik buat kesehatan”. Ny. S, 24 th, IRT
Dua dari tiga informan pendukung menyatakan pernyataan yang sama dalam hal menyikapi budaya. Berikut kutipannya:
“Orang sini emang banyak pantangannya untuk ibu setelah melahirkan. Kita ambil yang baik-baiknya ya”. Ny. T, 50 th
“Iya jangan diikutin yah, kalau nggak baik..” Ny. R, 57 th
Meskipun informan pendukung merupakan keluarga terdekat informan utama, namun dalam hal menyikapi budaya tidak selalu sama. Ada yang
turut mengikuti budaya tanpa mengevaluasi baik dan buruknya terhadap kesehatan. Berikut kutipannya:
“Namanya juga orang tua dulu. Kita mah ngikutin aja ya. …” Ny. B, 52 th
7. Perilaku terhadap Budaya Perilaku yang muncul dalam pemberian ASI eksklusif dikelurahan
bubulak dari ketiga informan semuanya memberikan ASI secara eksklusif. berikut kutipannya:
“Walaupun ada pantangan ini itu dimasyarakat sini saya tetap memberikan ASI saja sampe enam bulan tanpa dikasih madu, ataupun
pisang.” Ny. A, 25 th, Guru “Belajar dari ibu.. ibu juga dulu anaknya dikasih ASI semua. Jadi
saya juga dikasih ASI” Ny. P, 22 th, pedagang “Anak saya dikasih ASI tok sampe enam bulan.. tidak ada pantangan
apa-apa. Sama ibu juga bebas-bebas aja mau makan apa”. Ny. S, 22 th, IRT
Budaya positif yaitu menghargai nasehat orang tua terdapat pada masyarakat bubulak. Ibu menyusui menjalankan nasehat yang diberikan
oleh ibu kandung ataupun mertua mereka. Dukungan ini berdampak positif karena anggota keluarga lainnya seperti ibu, mertua, bibi dari
informan menganjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif. berikut kutipannya:
“Anak saya memberikan ASI eksklusif.” Ny. T, 50 th “Iya anaknya dikasih ASI aja”. Ny. R, 57 th
“Iya cucu saya susunya ASI aja sampe enam bulan’. Ny. B, 52 th
Suami yang turut mendukung juga membenarkan pernyataan informan utama yaitu istrinya yang telah memberikan ASIeksklusif. Berikut
kutipannya: “Istri saya jelas memberikan ASI eksklusif”. Tn. A, 31 th
“Anak saya ASI eksklusif”. Tn. P, 24 th “Istri saya memberikan ASI eksklusif untuk anak saya. Tn. S, 25 th
E. Faktor Lain yang Muncul Hasil analisis data kualitatif muncul faktor lain dalam pemberian ASI
eksklusif. dua dari tiga informan merupakan wanita yang bekerja diluar rumah yaitu sebagai pedagang dan sebagai guru. Namun, pekerjaan bukan hambatan
dalam pemberian ASI eksklusif. berikut kutipannya: “Saya seorang guru SD. Alhamdulillah tempat mengajarnya dekat
dengan rumah saya. Hanya naik angkot sebentar dan pulang bubaran sekolah juga jam 12. Dengan demikian kalau pagi biasanya saya
memerah ASI terus nanti ditaruh kulkas. Jika anak saya haus dan saya belum pulang, tidak perlu khawatir karena ada persediaan ASI di
kulkas”. Ny. A, 25 th, Guru “Suami ada lapak di terminal. Jadi saya bantu-bantu jualan dengan
suami. Dari umur dua bulan anak suka dibawa kalau jualan biar saya tetep bisa nyusuin anak.” Ny. P, 22 th
Keputusan tetap memberikan ASI eksklusif pada ibu menyusui pada wanita yang bekerja dikarenakan mereka mengetahui pentingnya ASI
eksklusif. berikut kutipannya: “Kita kan tahu ASI itu penting sekali bagi bayi, apalagi ASI eksklusif
untuk ketahanan tubuh supaya anaknya nggak gampang sakit. Jadi walaupun saya ngajar, harus tetap memberikan ASI”. Ny. A, 25 th, Guru
“Kata bidan dikasih ASI biar anaknya sehat, nggak gampang sakit. Jadi saya kasih ASI sama anak saya”. Ny. P, 22 th pedagang
F. Hasil Wancara dengan Informan Pendukung Kader Posyandu Informan utama dalam penelitian ini adalah sebagian kecil masyarakat
Bubulak yang memberikan ASI secara eksklusif. bisa dikatakan satu dari
dua puluh ibu menyusui bisa adalah yang memberikan ASI secara eksklusif. faktor budaya di Kelurahan bubulak dapat memberikan dampak
ppositif dan negatif terhadap pemberian ASI eksklusif. Berikut kutipannya:
“Angka cakupan ASI dikelurahan ini cukup kecil, banyaknya bayi yang diberikan makanan atau minuman sebelum umur enam bulan
menjadi faktor kegagalan dalam ASI eksklusif. Dan inilah budaya yang ada di masyarakt Bubulak”. Ny. E, 48 th
Banyak alasan yang dikemukanan ibu menyusui terkait dengan pemberian makananminuman pada bayi di bawah umur enam bulan.
Berikut kutipannya: “Makanan atau minuman yang biasa dikasih pada bayi di bawah
enam bulan yaitu: pisang biasanya pisang mas. Alasan diberi pisang karena anaknya rewel jadi harus diberi makan, ada juga yang bilang
untuk bekel anak di dalam perut. Diasanya dikasih umur 2 hari sampe lima hari. Ada juga yang dikasi madu, kalau nggak ada pake air gula
agar ASI pertamanya manis, dikasih kopi juga biar anaknya nggak kena step ”. Ny. E, 48 th
Selain pemberian makanan tambahan sebelum waktunya budaya masyarakat Bubulak yaitu adanya beberapa mitos atau pantangan pada ibu
menyusui. Tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas produksi ASI dari ibu menyusui. Pantangan yang ada ditekankan pada makanan yang
dikonsumsi ibu menyusui misalnya, tidak boleh makan buah yang asam, tidak boleh makan yang berbau amis, dan tidak boleh makan pedas.
Berikut kutipannya: “Ibu-ibu disini segala dipantang. Kalau orang lahir tuh makannya
mutih apalagi setelah mapas. Nggak boleh makan yang amis biar jahitannya cepet sembuh, pantang makan yang asem-asem misalnya
mangga muda, katanya nanti kalau makan yang nuda-muda peranakannya muda lagi jadi cepat hamil. Pantang makan pisang karena
pisang itu licin jadi nanti peranakannya licin lagi. Padahal mah semuanya nggak nyambung sama kesehatan. Kita juga ibu kader udah
berusaha memberikan penyuluhan mengenai ASI. Tapi tetep aja nggak ngaruh. kurang ngena sama ibu-ibu disini karena lebih percaya sama
orang tua dulu, walaupun ada beberapa yang mendengarkan serta mempraktekannya”. Ny. E, 48 th
Budaya masyarakat Bubulak ada yang baik yaitu menghormati orang yang lebih tua. Dalam kehamilan dan kelahiran biasanya orang tua
ataupun mertua turut dalam mngurus cucu mereka. Orang tua akan senantiasa mengajarkan cara mengurus bayi kepada anaknya. Jika orang
tua memberikan masukan dan dorongan yang baik mengenai ASI eksklusif biasanya anak pun akan mengikuti nasehat orangtuanya. Namun,
sebaliknya jika orangtua memberikan masukan yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif makan anaknya pun tidak akan memberikan ASI
eksklusif. berikut kutipannya: “Disini ibu-ibunya susah dibilangin karena biasanya mereka nurutnya
sama orang tuanya. Kader udah kasih penyuluhan tentang ASI eksklusif percuma aja kalau orang tuanya nggak ngajarin ASI
eksklusif. jadi kuncinya ASI eksklusif salah satunya pengajaran dari orang tua”. Ny. E, 48 th
Dukungan dari suami sangat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. berikut kutipannya:
“Dukungan suami itu sebenarnya penting. Perempuan disini kebanyakan pasrah sama keputusan suami. Kalau suami bilang A istri
ngikut aja meskipun belum tuntu benar. Sama halnya kaya pemberian ASI eksklusif kadang suami malah yang memutuskan anaknya diberi susu
formula saja karena nggak mau repot keluhan istrinya. Nah, yang enak kalau suaminya juga mendukung, tapi ada juga yang tidak dukungan apa-
apa alias terserah istri”. Ny.E, 48 th
Pengetahuan yang diperoleh ibu menyusui juga mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. pengetahuan bukan hanya
diberikan melalui pendidikan formal yaitu di sekolah, namun pengetahuan bisa didapat melalui penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Semua kembali pada kemauan ibu untuk memperoleh informasi demi memberikan perilaku kesehatan yang baik untuk
keluarganya. Berikut kutipannya: “Disini yang ASI eksklusif nggak bisa dilihat dari pendidikan. Ada
yang pendidikannya tinggi, tapi nggak kasih ASI eksklusif, ada juga yang pendidikannya rendah malah kasih ASI eksklusif. Mau kalau dikasih tahu,
mau juga ngikutin penyuluhan. Jadi enak diajarinnya tuh mau. Tapi banyak juga sih yang udah pendidikannya rendah terus susah dibilangin.
Anaknya nggak dikasih ASI eksklusif. Ya, tergantung kemauan ibunya sih ya. juga tergantung pengetahuannya sendiri. Biasanya ada kemajuan nih
kalau abis penyuluhan, mungkin karena jadi banyak tahu kali ya. Tapi, banyak faktor juga sih, ya keluarga, atau juga tetangga-tetangganya”.
Ny. E, 48 th
BAB VI PEMBAHASAN