Sistematika Penulisan Efektifitas linkage program Bank Syariah dalam penguatan pembiayaan lembaga keuangan mikro

Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah serta memperoleh gambaran isi skripsi ini, maka penulis menyajikan sistematika penulisan yang merupakan garis besar dari skripsi ini,yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan konseptual, metode penelitian, teknik dan sistematika penulisan. BAB II : TEORI LINKAGE PROGRAM, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Pada bab ini disajikan tentang konsep efektifitas, pengertian linkage program, model generic linkage program, kebijakan Bank Indonesia terkait linkage program, Lembaga Keuangan Mikro, dan komponen penilaian rasio kesehatan LKM. BAB III : LINKAGE PROGRAM BANK SYARIAH MANDIRI Pada bab ini diuraikan tentang produk dan jasa yang dikeluarkan, linkage program Bank Syariah Mandiri dan akad yang digunakan dengan tiga Lembaga Keuangan Mikro yang mendapatkan pembiayaan melalui linkage program. BAB IV : EFEKTIFITAS LINKAGE PROGRAM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PENINGKATAN ASET, MODAL, LABA, JUMLAH NASABAH LKM Pada bab ini dideskripsikan tentang hasil analisa efektifitas linkage program dalam peningkatan aset, moda, laba, jumlah nasabah Lembaga Keuangan Mikro antara sebelum dan sesudah mengikuti linkage program. BAB V : EFEKTIFITAS LINKAGE PROGRAM BANK SYARIAH MANDIRI DALAM PENINGKATAN RASIO KESEHATAN LKM Pada bab ini disajikan tentang hasil analisa efektifitas linkage program dalam peningkatan rasio kesehatan KSU Ubasyada, BMT Ta’awun dan BMT Al-Azhar dengan menggunakan metode CAMEL. BAB VI : PENUTUP Pada bab ini disajikan tentang kesimpulan dan saran bagi pihak yang memanfaatkan hasil penelitian atau para peneliti selanjutnya. BAB II KONSEP LINKAGE PROGRAM dan LEMBAGA KEUANGAN MIKRO A. Konsep Efektifitas Secara bahasa efektifitas berasal dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya; akibatnya; keadaan berpengaruhnya; kesannya; dapat berhasil; berhasil guna. 15 Menurut T. Hani Handoko makna efektifitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 16 Efektifitas juga dapat diartikan sebagai padanan kata yang menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, dengan kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika usaha tersebut mencapai tujuannya. 17 Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai bahwa suatu tujuan tersebut berjalan secara efektif, yaitu; 1. Kegunaan, agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi- fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. 2. Ketepatan dan obyektifitas, semua rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. 3. Ruang lingkup, perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan. 4. Biaya, yang menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. 15 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, h. 286 16 T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPPE, 2003, h. 101 17 Kanisius, Ensiklopedi Umum, Jakarta: Kanisius, 1973, h.36 5. Akuntabilitas, yang terdiri dari tanggung jawab atas pelaksanaan dan tanggung jawab atas implementasi. 6. Ketepatan waktu, dengan membuat perencanaan disesuaikan dengan perubahan yang sedang terjadi. 18 Efektifitas dalam suatu organisasi biasanya dipusatkan pada evaluasi hasil kerja pimpinan atau manager secara perorangan. Hasil tersebut signifikan, tetapi aspek yang paling penting dari efektifitas adalah hubungan dengan organisasi secara keseluruhan. Disini perhatian tidak hanya dipusatkan pada hasil upaya kepemimpinan tertentu tetapi juga pada efektifitas unit organisasi selama periode waktu tertentu. Rensis Likert mengidentifikasikan tiga variabel yang mempengaruhi efektifitas organisasi sebagai berikut : 1. Variabel causal, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah perkembangan dalam organisasi dan hasil penyelesaiannya, seperti strategi, ketrampilan, perilaku kepemimpinan, keputusan pimpinan serta kebijakan dan struktur organisasi. 2. Variabel antara, mewakili kondisi keadaan internal organisasi pada saat sekarang, variabel tersebut antara lain kaitannya dengan tujuan, motivasi, penanggulangan konflik, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. 18 Ibid., h.103-105 3. Variabel output, hasil akhir yang mencerminkan keberhasilan organisasi. Dalam mengevaluasi efektifitas, barangkali lebih dari 90 manager dalam organisasi hanya menekankan pada output atau hasil akhir. 19 Variabel antara sebagian besar dihasilkan oleh variabel causal yang pada akhirnya mempengaruhi variabel output. Usaha anggota organisasi untuk mengubah variabel-variabel tersebut secara langsung biasanya akan sangat kurang berhasil dibandingkan dengan apabila upaya itu diarahkan pada pemodifikasian variabel- variabel itu melalui pengubahan variabel causal. Demikian juga halnya, upaya untuk meningkatkan variabel output dengan memodifikasikan variabel antara biasanya kurang efektif dibandingkan dengan apabila hal itu dilakukan dengan mengubah variabel-variabel causal. Sedangkan dalam manajemen Islam untuk mengatur hidupnya agar lebih efektif sebagai berikut : 1. Prinsip keseimbangan, maksudnya dalam menjalankan suatu kegiatan seseorangmuslim haruslah berbuat, bertindak yang harmonis, pantas dan wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak juga kikir dan pelit. 2. Prinsip mencapai kemanfaatan, maksudnya seorang muslim dalam menjalankan kegiatan usahanya harus bermanfaat bagi dirinya, orang lain, lingkungan dan agamanya. 19 Rachman Septiady, “Efektifitas Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Perbankan Syariah di Indonesia”, Skripsi S1 pada Program Studi Muamalat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008, h. 23 3. Prinsip tidak boros, yang dimaksud disini adalah setiap muslim dalam menjalankan aktifitasnya dalam menggunakan harta, waktu dan tenaga tidak dipergunakan secara boros. 4. Prinsip berlaku adil, maksudnya adalah seseorang yang ingin mencapai tindakan yang efisien haruslah berlaku adil terhadap dirinya, orang lain, dan dalam senua perbuatannya. 20

B. Linkage Program