kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahaan-perubahan teknologi, dan lain-lain.
26
3. Teknik Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh bank untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah ini, tergantung pada berat ringannya masalah yang
dihadapi, serta sebab-sebab terjadinya kemacetan, maka yang diperlukan bank adalah penyelamatan terlebih dahulu, agar bank tidak mengalami kerugian.
Adapun penyelamatan terhadap pembiayaan bermasalah adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Rescheduling
Bank memberikan keringanan kepada nasabah pembiayaan menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang
dan perubahan besarnya angsuran. Misalnya memperpanjang jangka waktu pembiayaan dan memperpanjang jangka waktu angsuran.
b. Reconditoning
Bank mengubah berbagai persyaratan yang telah disepakati dalam akad. Seperti penurunan suku margin maksudnya agar lebih meringankan
beban nasabah.
26
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005, hal. 206
c. Restructuring
Bank menambah jumlah pembiayaan atau menambah equity dengan menyetor uang tunai.
d. Kombinasi
Kombinasi dari ketiga jenis yang di atas. Misalnya kombinasi antara Restructuring
dengan Reconditioning
atau Rescbeduling
dengan Restructuring
. e.
Penyitaan Jaminan Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka
pelunasan pembiayaan. Hal ini dilakukan apabila nasabah sudah benar- benar tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.
27
Hal ini diperbolehkan dalam Islam berdasarkan hadits nabi yang berbunyi sebagai
berikut :
28
ﻰ ﺮﺠﺣ ﱠ و ْ ﺔﱠ ا ﻰﱠﺻ ﱠ ا ًنا ﻚ ﺎ ﻦْ ْ آ ْﻦ
ْ نﺎآ ﻦْد ﻰﻓ ﺎ و ﺎ ذﺎ ﻰ ﻄ راﺪ ا اور
Artinya: Dari Ka’ab bin Malik bahwa sesungguhnya nabi SAW pernah menyita
harta Mu’az dan menjualnya untuk membayar hutangnya. HR. Daruquthni
27
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002, hal. 116-117
28
A. Qadir Hasan, Terjemahan Nailul Authar: Himpunan Hadits-HaditsHukum, Jakarta, PT. Bina Ilmu, 1993, Jilid 4, hal. 1803
Itulah mengapa unsur jaminan walau tidak disyaratkan dalam Islam, namun dapat dimintakan sebagai tindakan berjaga-jaga diantara kedua
pihak. Dan besarnya jaminan yang akan diambil, tentunya hanya sebatas yang menjadi hak bank saja yaitu harga jual yang telah disepakati pada saat
ijab qabul dalam akad pembiayaan. Dengan adanya penyelamatan terhadap pembiayaan bermasalah, maka pihak
bank tidak akan menimbulkan kerugian.
29
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 47DSN- MUIII2005 tentang Penyelesaian Bagi Nasabah Tidak Mampu membayar.
30
Menimbang :
a. Bahwa sistem pembayaran dalam akad pembiayaan pada Lembaga Keuangan
Syariah LKS pada umumnya dilakukan secara cicilan dalam kurun waktu yang telah disepakati antara LKS dengan nasabah.
b. Bahwa dalam hal ini nasabah tidak mampu membayar, maka diselesaikan
dengan prinsip-prinsip syariah Islam. c.
Bahwa untuk kesepakatan hukum tentang masalah tersebut menurut Syariah Islam, Dewan Syariah Nasional memandang fatwa untuk dijadikan pedoman.
Mengingat :
1. Dalam surat Al-Baqarah [2]: 280
ةﺮ ْ ﻰ ا ةﺮﻈ ﻓ ةﺮْ ْوذ نﺎآ ْناو ﺪﺻﺗﻦأو
ﻜ ﺮ ﺨاﻮ
29
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004, Cet. 3, hal. 129
30
www.Fatwa DSN
yahoo.co.id
ﻦﻮ ﺗ ﺗ ﻜﻦإ ..
ﺮ ا 2
: 280
Artinya: “Dan jika orang berhutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.
Memutuskan :
Menetapkan Fatwa Tentang Penyelesaian Bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar
1. Ketentuan Penyelesaian