syariat Islam. Dan penyediaan-penyediaan pembiayaan bagi hasil nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah.
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. BPRS Harta Insan Karimah adalah “menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang unggul dan amanah
”. Sedangkan Misi dari PT. BPRS Harta Insan Karimah adalah:
1. Menjalankan usaha perbankan berdasarkan syariah.
2. Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah.
3. Menjalankan usaha perbankan yang memberikan keberuntungan bagi
masyarakat. 4.
Berperan dalam pengembangan dunia usaha secara profesional. 5.
Meningkatkan kemakmuranpemegang saham dan karyawan. 6.
Memberikan pelayanan yang profesional dan Islami.
36
D. Produk dan Jasa PT. BPRS Harta Insan Karimah
PT. BPR Syariah Harta Insan Karimah merupakan suatu jenis usaha Lembaga Perbankan Syariah denga sistem bagi hasil yang mempunyai beberapa produk, di
antaranya:
36
Brosur pembiyaan PT BPRS Harta Insan Karimah
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan Hikmah Tabungan umum bagi perorangan yang tidak diasuransikan.
b Tabungan Anak Sholeh
Tabungan khusus pelajar dan mahasiswa, memperoleh bagi hasil dan mendapatkan santunan asuransi syariah sebesar Rp. 1.000.000,-
sekiranya pelajar mahasiswa meninggal dunia karena kecelakaan. c.
Tabungan Karimah Tabungan untuk perorangan , memperoleh bagi hasil dan mendapatkan
santunan asuransi syariah sebesar Rp. 1.000.000,- jika penabung meninggal dunia karena kecelakaan.
d. Tabungan Lembaga Islam tabungan khusus bagi perusahaan, yayasan, dan lembaga Islam lainnya.
e. Tabungan Qurban
Tabungan yang dirancang bagi nasabah yang berkeinginan merencanakan ibadah qurban secara teratur setiap tahunnya. Pembelian
hewan qurban dan penyalurannya dapat dipercayakan kepada Bank. f.
Tabungan Haji Tabungan yang dirancang khusus bagi nasabah yang berkeinginan
merencanakan ibadah haji.
g. Deposito Hasanah
Dana yang disimpan oleh nasabah dan hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan 1 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan.
Deposito hasanah juga memberikan perlindungan asuransi syariah bebas premi kepada nasabah sehingga jika nasabah meninggal dunia
maka ahli waris nasabah deposito yang ditempatkan samapi jumlah maksimal pertanggungan Rp. 50.000.000.
h. Deposito Mudharabah
Dana yang disimpan oleh nasabah dan hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan 1 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan.
Deposito mudharabah ini untuk perorangan dan lembaga Islam, perusahaan, yayasan, koperasi dan tidak diasuransikan.
2. Produk Penyaluran Dana Pembiayaan
a Murabahah
Akad jual beli suatu barang di mana bank penjual menyebutkan harga jual yang terdiri dari harga pokok barang dan tingkat keuntungan
tertentu atas barang tersebut yang disetujui oleh nasabah pembeli. Murabahah
sangat berguna bagi nasabah yang membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada saat nasabah kekurangan
likuiditas, maka nasabah meminta kepada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan nasabah membayarnya secara angsuran.
Tabel 3.1 Pembiayaan Murabahah yang disalurkan Pada Tahun 2005
Pembiayaan Bermasalah No Jenis
Pembiayaan Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan Ribuan Rp
Pos-pos Ribuan Rp
1 Murabahah 25.354.012 Lancar
24.614.012 97.1 Non Lancar
740.000 2.9
- Kurang Lancar
415.216 1.6
- Diragukan 258.497
1.0 - Macet
66.287 0.3
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2005 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produk pembiayaan
murabahah pada tahun 2005 jumlah pembiayaan yang dikategorikan lancar sebesar Rp.24.614.012.000 97.1 sedangkan yang dikategorikan non lancar
sebesar Rp.740.000.000 2.9, namun yang dikategarikan non lancar terbagi tiga kategori yaitu kurang lancar sebesar Rp.415.216.000 1.6, diragukan
sebesar Rp..258.497.000 1.0, dan macet sebesar Rp.66.287.000 0.3, dengan begitu dapat dilihat ternyata tingkat pembiayaan yang bermasalah
pada skim murabahah ini sangat kecil, namun harus ditingkatkan lagi.
b. Istishna’
Kontrak penjualan antara nasabah mustashni’ dengan bank shani’, dalam kontrak ini bank menerima pesanan dari nasabah dan bank
berusaha melalui pihak lain untuk membuat atau membeli pokok
kontrak mashnu’ menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada nasabah, kedua belah pihak bersepakat atas harga
serta sistem pembayaran. Istishna
’ biasanya diaplikasikan pada pembiayaan kontruksi di mana bank menerima pesanan dari nasabah untuk membangun suatu bangunan
dan bank menyerahkan kepada kontraktor untuk membangunnya, bank membayar untuk kontruksi itu kemudian menjual bangunan tersebut
kepada nasabah. Pada produk pembiayaan istishna jumlah pembiayaan yang disalurkan
adalah sebesar Rp.3.502.000 yang dikategarikan lancar, karena pada produk pembiayaan ini tidak terdapat pembiayaan yang bermasalah.
c. Musyarakah
Perjanjian kerjasama usaha antara bank dan nasabah di mana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana atas usaha tersebut dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
Musyarakah sangat tepat bagi nasabah yang kekurangan dana untuk
penyelesaian suatu proyekusaha di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyekusaha tersebut. Setelah
proyekusaha selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati kepada bank.
Tabel 3.2 Pembiayaan Musyarakah yang disalurkan Pada Tahun 2005
Pembiayaan Bermasalah No Jenis
Pembiayaan Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan Ribuan Rp
Pos-pos Ribuan Rp
1 Musyarakah 6.851.045 Lancar
6.731.040 98.3 Non Lancar
120.005 1.7
- Kurang Lancar
80.295 1.1
- Diragukan 24.668
0.4 - Macet
15.039 0.2
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2005 Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah produk pembiayaan
musyarakah pada tahun 2005 yang dikategorikan lancar sebesar Rp.6.731.040.000 98.3 sedangkan yang dikategorikan non lancar sebesar
Rp.120.005..000 1.7, itu pun yang dikategorikan non lancar terbagi ke dalam tiga bagian yaitu kurang lancar sebesar Rp.80.295.000 1.1,
diragukan sebesar Rp.24.668.000 0.4, dan macet sebesar Rp.15.039.000 0.2, ternyata tingkat pembiayaan musyarakah yang bermasalah sangat
kecill. Itu pun faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah pada pembiayaan ini karena adanya keterlambatan nasabah dalam
menyelesaikan pekerjaan proyekusaha yang sudah diberikan, atau keterlambatan pembayaran dari pihak ketiga yaitu orang yang memberikan
proyekusaha terhadap nasabah.
d. Mudharabah
Perjanjian kerjasama usaha antara bank shahibul mal dan nasabah mudharib di mana bank menyediakan modal 100 sedangkan
nasabah menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan bersama berupa nisbah bagi hasil yang dituangka di dalam
akad perjanjian. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian itu ditanggung oleh bank selama bukan akibat kelalaian nasabah. Sedangkan jika
kerugian tersebut akibat kelalaian nasabah, maka nasabah wajib menanggung kerugian tersebut. Mudharabah sangat tepat bagi nasabah
yang membutuhkan modal kerja untuk pemgembangan usahanya.
Tabel 3.3 Pembiayaan Mudharabah yang disalurkan Pada Tahun 2005
Pembiayaan Bermasalah No Jenis
Pembiayaan Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan Ribuan Rp
Pos-pos Ribuan Rp
1 Mudharabah 2.240.098 Lancar
1.965.077 87.7 Non Lancar
275.021 12.3
- Kurang Lancar
164.695 7.3
- Diragukan 85.413
3.8 - Macet
24.913 1.2
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2005 Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah produk pembiayaan
mudharabah pada tahun 2005 yang dikategorikan lancar sebesar
Rp.1.965.077.000 87.7 sedangkan yang dikategorikan non lancar sebesar Rp.275.021..000 12.3, itu pun yang dikategorikan non lancar terbagi ke
dalam tiga bagian yaitu kurang lancar sebesar Rp.164.695.000 7.3, diragukan sebesar Rp.85.413.000 3.8, dan macet sebesar Rp.24.913.000
1.2, ternyata pada pembiayaan mudharabah ini terdapat pembiayaan yang bermasalah dengan nilai presentase yang sangat besar dibandingkan dengan
pembiayaan-pembiayaan yang lain.
e. Ijarah
Kontrak pemindahan hak guna atas barangjasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Ijarah dapat digunakan bagi nasabah yang kekurangan dana untuk
menyewa bangunan misalnya ruko yang harus dibayar secara tunai tanpa diangsur, lalu nasabah meminta bank untuk membayar sewa ruko
secara tunai dan bank menyewakan kembali kepada nasabah ruko tersebut dengan cara diangsur.
Tabel 3.4 Pembiayaan Ijarah yang disalurkan Pada Tahun 2005
Pembiayaan Bermasalah No Jenis
Pembiayaan Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan Ribuan Rp
Pos-pos Ribuan Rp
1 Ijarah 2.876.847 Lancar
2.872.747 99.85 Non Lancar
4.100 0.15
- Kurang Lancar
3.425 0.12
- Diragukan 675
0.03 - Macet
- -
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2005 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produk pembiayaan
ijarah pada tahun 2005 yang dikategorikan lancar sebesar Rp.2.872.747.000 99.85 sedangkan yang dikategorikan non lancar sebesar Rp.4.100..000
0.15, itu pun yang dikategorikan non lancar terbagi ke dalam tiga bagian yaitu kurang lancar sebesar Rp.3.425.000 0.12, diragukan sebesar
Rp.675.000 0.03, dan yang dikategorikan macet ternyata tidak ada. Dengan begitu pada pembiayaan ijarah yang bermasalah ini sangat kecil
sekali yaitu hanya 0.15 dibandingkan dengan pembiayaan-pembiayaan yang lain, oleh karena itu harus lebih ditingkatkan lagi.
• Ijarah Muntahiya Bit Tamlik Perpaduan antara sewa menyewa ijarah dan jual beli hibah di
akhir masa sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan
pemindahan kepemilikan barang dari bank pemilik barang kepada nasabah penyewa.
Ijarah Muntahiya Bit Tamlik dapat diaplikasikan bagi nasabah yang
meembutuhkan barang misalnya motor, bank terlebih dahulu membeli barang yang dibutuhkan nasabah dan kemudian bank
menyewakan barang tersebut kepada nasabah dengan cara diangsur disertai janji penjualanhibah di akhir periode angsuran lunas dari
bank kepada nasabah sehingga barang itu menjadi milik nasabah.
f. Rahn
Menahan suatu barang misalnya emas milik nasabah dengan baik dengan cara yang dibenarkan sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya dari bank dan nasabah dapat menarik kembali barang tersebut. Barang yang ditahan harus memiliki nilai ekonomi sehingga
bank memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya.
Rahn secara sederhana disebut gadai, bedanya dengan pengadaian biasa
adalah dalam rahn nasabah tidak dikenakan bunga tetapi melainkan hanya biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran yang
pembayarannya dilakukan di muka. Pada produk pembiayaan rahn ternyata para nasabah tidak terlalu
berminat, ditambah produk ini pun tidak berjalan lancar karena pihak Bank sendiri merasa keberatan dengan banyaknya barang-barng untuk
disimpan dan untuk sementara produk pembiayaan ini di non aktifkan terlebih dahulu.
g. Qardh
Pemberian dana dari bank kepada nasabah yang dapat ditagih atau ditarik kembali. Dalam literatur fiqih, qardh dikategorikan dalam akad
saling membantu dan bukan transaksi komersial. Bagi bank, qardh dapat dijadikan sebagai produk pelengkap bagi
nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek.
Nasabah akan mengembalikan secepatnya dana tersebut. Untuk produk dana qard ini PT. BPR Syariah Harta Insan Karimah
cukup menaruh andil, sekalipun yang mendapatkan produk ini tidak terlalu banyak tetapi produk ini cukup meringankan beban nasabah,
ketika nasabah sangat membutuhkan dana tersebut untuk keperluan konsumtif.
Dana qard juga banyak diberikan kepada orang yang tidak mampu, yang ingin membuka usaha tetapi dengan nominal yang tidak banyak, hanya
berkisar dari nominal Rp. 2.000.000 - Rp. 20.000.000. Dengan adanya dana qard tersebut diharapkan orang yang tidak mampu dapat
mengembangkan usahanya. Selain itu juga dana qard diberikan kepada staf dan karyawan PT. BPR Syariah Harta Insan Karimah, untuk
keperluan seperti, pernikahan, dana tambahan lebaran, dan lain- lainnya.
37
Pada produk pembiayaan qard jumlah pembiayaan yang disalurkan adalah sebesar Rp. 76.509.000 yang dikategarikan lancar, karena pada
produk pembiayaan ini tidak terdapat pembiayaan yang bermasalah. Dari produk-produk pembiayaan di PT. BPR Syariah Harta Insan Karimah
seperti murabahah Rp.740.000.000 2.9, mudharabah Rp.275.021.000 12.3, musyarakah Rp.120.005.000 1.7, ijarah Rp.4.100.000 0.15, istishna, qard, dan
rahn ternyata yang paling banyak mengalami pembiayaan bermasalah adalah jenis pembiayaan murabahah. Meskipun presentase dari skim pembiayaan mudharabah
12.3 lebih besar dari skim pembiayaan murabahah 2.9 namun secara professional dan secara nominal bahwa skim pembiayaan murabahah mendominasi
seluruh total pembiayaan yang bermasalah. Hal ini membuat PT. BPR Syariah Harta Insan Karimah harus lebih berhati-hati prudent dalam menyalurkan pembiayaannya,
dengan cara melakukan studi kelayakan yang komprehensif agar pembiayaan yang disalurkan tersebut tidak mengalami kemacetan.
37
BPRS Harta Insan Karimah, CompanyProfile, Tangerang, BPRS Harta Insan Karimah, 2007, hal. 8.
E. Keunggulan dan Kelebihan PT. BPRS Harta Insan Karimah