BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumberdaya alam yang terpenting dalam kehidupan manusia. Peranan air sangat penting, karena tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi
bahkan ekosistem tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan air. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan air, baik untuk keperluan domestik
rumah tangga, pertanian, indusri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, navigasi, dan rekreasi.
Pola permukiman yang ditelusuri dari berbagai sumber menunjukkan eratnya kaitannya dengan sumber air, baik sungai, danau maupun mataair. Permukiman
penduduk yang diidentifikasi dari citra penginderaan jauh menunjukkan kedekatan dengan keberadaan sumber air, sehingga terdapat pola-pola
permukiman memanjang yang mengikuti alur sungai, pola kipas yang terdapat di pinggir-pinggir danau ataupun pantai, pola melingkar memusat di suatu mataair;
hal ini menunjukkan bahwa manusia sangat bergantung pada air, ketika menentukan lokasi untuk tempat tinggal dipilihlah tempat yang memiliki sumber
air guna memenuhi kebutuhannya. Air yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar 71 dari permukaan
bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar 98 terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2 yang merupakan air tawar yang terdapat di sungai, danau
dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut, 87 diantaranya berbentuk es, 12 terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar 1 terdapat di
danau dan sungai Effendi, 2007. Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal dari
permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian mengalami kondensasi yaitu berubah menjadi titik-titik air yang mengumpul dan membentuk
awan. Titik- titik air itu memiliki kohesi sehingga titik- titik air menjadi besar dan dipengaruhi gravitasi bumi sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh di
1
permukaan bumi sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui sungai menuju ke laut.
Beragam orang memperoleh sumber air, diantaranya memanfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari dengan cara menampung air hujan di tendon air. Ada
pula yang memanfaatkan air pemukaan, air sungai dan danau guna memenuhi kebutuhan air untuk kepeluan hidupnya, sedangkan ditempat yang berbeda orang-
orang mendapatkan air untuk keperluannya dari air tanah yang diperolehnya dengan beragam cara. Air hujan tidak setiap saat dapat diperoleh karena hujan
hanya turun ketika musim hujan bulan basah, sehingga memanfaatkannya membutuhkan tandon penampungan air hujan. Air yang ditampung hanya
digunakan saat hujan mulai berkurang sehingga dapat digunakan untuk cadangan air untuk musim kemarau. Pemanfaatan air hujan tidak selalu dikarenakan tidak
adanya sumber air yang lain, melainkan karena beberapa alasan seperti air permukaan dan air tanah telah tercemar sehingga tidak lagi dapat diamanfaatkan.
Air permukaan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara menggunakannya di lokasi sumber air atau disalurkan melalui sitem
perpipaan. Pemanfaatan lain dari air permukaan adalah dengan membuat bendungan untuk membuat sistem distribusi irigasi petanian. Air permukaan ada
yang mengalir seperti air sungai ataupun genangan seperti kolam, bendungan dan danau. air permukaan rentan kontak dengan benda-benda pencemar air sehingga
kualitas air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar. Sumber air yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah
tangga dan pengairan adalah air tanah. Di daerah-daerah pedesaan masih banyak rumah tangga yang menggunakan sumur untuk memperoleh sumber air,
bermacam sumur yang dibuat seperti sumur gali, sumur pompa tangan. Pemenuhan kebutuhan air yang diperoleh dari air tanah tidak hanya dilakukan
oleh masyarakat pedesaan, penduduk yang tinggal di daerah perkotaan pun banyak menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan, baik air tanah yang
diambil di daerah setempat jika kondisi air tanahnya masih dalam toleransi tingkat pencemaran, sedangkan untuk daerah yang air tanahnya telah tercemar maka air
tanah diambil dari daerah lain denagn sistem perpipaan.
Air tanah tersimpan sekaligus mengalir dalam suatu wadah yang kedap permeable yang disebut akuifer, yaitu suatu unit geologi yang dapat menyimpan
dan melalukan air dalam jumlah tertentu. Akuifer pada umumnya adalah pasir dan krikil yang tidak padu unconsolidated matrial, serta batuan sedimen poros
seperti batuan pasir, batuan vulkanik yang telah lapuk dengan banyak retakkan pun dapat diklasifikasikan sebagai akuifer. Allah tabarokata’ala menjelaskan
“Kami jadikan bumi memancarkan mataair-mataair, maka bertemulah air-air itu
untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan” dalam qur’an surah Al
Qomar ayat 12. Formasi geologi yakni akuifer tersebut menjadi komponen dalam siklus
hidrologi. Air tanah layaknya air permukaan juga mengalir namun dengan kecepatan yang relative rendah melalui rongga-rongga batuan atau butir-butir
pasir, ketika kondisinya memungkinkan maka air tanah inilah keluar menjadi mataair. Allah sesungguhnya menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi
sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam- tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai Az Zumar : 21. Artinya air mengalami siklus hidrologi yang panjang, proses-
proses ini berjalan secara alamiah. Evaporasi air laut yang membentuk awan hingga terjadi kondensasi yang menjadikan awan menggumpal membentuk
mendung-mendung dan turun hujan sebagai presipitasi. Pada kesempatan ini kemudian proses infiltasi air kedalam tanah mengumpulkannya menjadi air tanah.
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap
di bumi,
dan sesungguhnya
Kami benar-benar
berkuasa menghilangkannya Qur’an surah Al Mu’minuun ayat 18, “Menetapnya” Air di
bumi merupakan bagian dari sistem aquifer. Air tanah menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan sumber
air tawar yang lain, terutama dilihat dari sisi kualitas dan kesinambungannya. Air tanah yang muncul ke permukaan tanah dapat berupa mataair spring maupun
rembesan seepage. Dari sisi kuantitas, air tanah lebih berkesinambungan dari pada sumber air yang lain, selama proses hidrologi tidak terganggu. Dari sisi
kualitas, air tanah yang mengalami infiltrasi sedemikian rupa sehingga tanah- tanah mampu mensucikan air dari senyawa-senyawa berbahaya bagi mahluk
hidup. Mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No.
1451 K 10 Men2000 tentang Pedoman Teknis Penyelengaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah, peruntukkan pemanfaatan
air bawah tanah atu lebih umum dikenal dalam akademik ; air tanah adalah untuk konsumsi air minum sebagai prioritas utama diatas keperluan kebutuhan air
lainnya. Selanjutnya prioritas pemanfaatan air tanah adalah b rumah tangga, cpeternakan dan pertanian sederhana dindustry eirigasi fpertambangan
gperkantoran dan h kepentingan lainnya di luar kepentingan sebelumnya. Distribusi air das, dimana debit sumber kecil sedang kepadatan
penduduknya yang relatif cukup tinggi sehingga imbangan air menjadi tidak seimbang serta terjadi penurunan dari segi kuantitas dan kualitas. Kondisi saat
kepadatan penduduk secara Geografis tidak merata di Kabupaten Banyumas jumlah pemanfaatan air masih rendah dan di sisi lain debit mataair masih cukup
besar maka tidak akan muncul konfik pemanfaatan air. Benturan kepentingan pemanfaatan air terjadi apabila debit sumber mataair kecil, sedangkan bagi
sumber mataair yang memiliki debit besar tidak akan terjadi. Sementara ini belum terjadi konflik pemanfaatan air mataair debit besar, sebagaimana berkembangnya
pertumbuhan penduduk dan kebutuhan lainnya, mataair yang berdebit besar awalnya dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga penduduk hulu seperti air
minum masak serta mandi cuci kakus serta pertanian, peternakan juga perikanan di hilir. Meningkatnya kebutuhan domestik menyebabkan penduduk di hilir pun
membutuhkan air tersebut untuk konsumsi dan rumah tangga pula akibat pencemaran yang terjadi di hilir dan berbagai macam alasan lainnya yang
memaksa menggunakan air dari hulu untuk konsumi. Seperti penduduk di daerah perkotaan dan permukiman padat yang menyadap air melalui perusahaan
perusahaan air minum. Tentu sumber air yang digunakan pun berasal daerah hulu. Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki sekitar 3.005 buah sumber
mataair alami yang tersebar di 27 Kecamatan dan sekitar 70 mengalami
kerusakan. Sejumlah mataair yang rusak diperkirakan sekitar 30 632 kini mati dan 40 842 berdebit air sangat kecil Suara Merdeka, 4 September 2002.
Terdapat 383 titik mata air yang dapat bertahan sebagai sumber air baku Laporan RKPD Kabupaten Banyumas 2015. Data tersebut tersebar di kabupaten
banyumas, namun demikian perlu dipahami bahwa lokasi pemunculan mata air yang berada di kabupaten banyumas muncul di lereng gunungapi slamet dan
sebagian kecil di gawir sesar struktural selatan Purwokerto. Keterbatasan data inipulalah menjadi alasan perlunya inventarisasi mata air.
Sumber mataair alami di Kabupaten Banyumas banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal dan pada akhirnya air dari sumber mataair tersebut
hanya terbuang ke sungai menjadi aliran air sungai dengan kualitas yang buruk. Sumber mataair dieksploitasi dengan metode yang sangat sederhana, sehingga air
dari sumber mataair tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Air merupakan kebutuhan hajat hidup masyarakat yang sangat penting
seperti kebutuhan untuk minum, mandi, mencuci, irigasi dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu keadaan dan keseimbangannya perlu dipertahankan melalui
beragam pelestarian dan konservasi mataair yang terangkum dalam inventarisasi sumber daya air. Saat ini sudah dapat dikatakan cukup sulit untuk mendapatkan
air bersih baik secara kualitas maupun secara kuantitas, hal ini disebabkan oleh ketersediaan air relative tetap secara siklus hidrologi, akan tetapi kebutuhan air
oleh manusia dipastikan semakin meningkat. Dilain sisi, pemenuhan kebutuhan akan air semakin kompleks karena tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
domestik saja, tetapi saat ini denagn bertambahnya jumlah penduduk sehingga menuntut tersedianya air dalam jumlah banyak, daerah miskin air akibat
pencemaran dan interusi air laut menuntut pemenuhan air dari daerah lain. Era moderndisasi, air yang dahulu bersifat alamiah dan tersedia di alam kini
berubah dalam bentuk kemasan, air minum dalam kemasan.Bukankah akan menjadi konflik baru yang lebih bersifat kapitalis. Perusahaan besar menyedot
mataair dengan skala besar-besaran dengan atau tanpa diketahui pemerintah daerah setempat, dengan adan atau tanpa regulasi yang benar mengancam
pemanfaatan air yang lainnya sebagai mana di cantumkan dalam Keputusan
Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1451 K 10 Men2000. Dengan debit mataair yang terbatas sesuai dengan daur hidrologinya yang membutuhkan
siklus menahun, maka konflik pemanfaatan air tidak akan terhindarkan. Jika hal demikian tidak segera diatasi, disatu sisi sumber daya air terbatas, disisi lain
kebutuhan akan air semakin meningkat maka manajemen sumber daya air sangat diperlukan.
Walaupun mataair sudah banyak dimanfaatakan, bukan berarti semua potensi mataair telah terinventarisasi dengan baik. Ternyata masih banyak
dilapangan yang menunjukkan bahwa mataair yang mempunyai potensi yang cukup baik belum terinventarisasi dengan baik, bahkan belum termanfaatakan
dengan optimal. Bukan perkara yang mudah untuk melakukan inventarisasi mataair dengan cepat dan dengan baik. Hal ini disebabkan kerapkali pemunculan
mataair terjadi pada tempat-tempat yang belum dapat dijangkau dengan mudah. Medan yang sulit merupakan salah satu kendala di dalam melakukan pendataan
mataair. Penerapan teknologi penginderaan jauh menjadi salah satu alternative
yang ditawarkan dalam upaya inventariasis mataair, apabila citra penginderaan jauh baik foto udara maupun citra satelit di suatu tempat tersedia. Tempat tempat
pemunculan mataair akan terkait dengan kondisi geologi struktur geologi, jenis batuan, geomorfologi dan topografi perubahan slope, penggunaan lahan dan
tutupan lahan termasuk kerapatan dan jenis vegetasi yang semuanya dapat disadap menggunakan teknologi penginderaan jauh. Vegetasi berkaitan dengan
keberadaan air, asumsi dengan rapatnya vegetasi menunjukkan adanya pemunculan mataair sebagai senyawa yang vital dibutuhkan oleh mahluk hidup.
Paling tidak pemanfaatan penginderaan jauh dengan citra satelitnya menjadi survey awal untuk melihat potensi pemunculan mataair. Informasi tentang mataair
di suatu daerah dapat diberikan dalam format Sistem Informasi Geografis, sehingga sebaran spasial mataair beserta potensi yang dimilikinya dapat
dipublikasikan sebagai salah satu bentuk inventarisasi sumber daya air. Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul Inventarisasi Karakteristik Mataair di Sebagian Lereng
Selatan Gunungapi Slamet Kabupaten Banyumas Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh.
1.2 Rumusan Masalah