6
13. Uji Bioautografi
Bioautografi dilakukan dengan cara meletakkan plat hasil KLT pada permukaan media MH di dalam petri yang telah diinokulasi dengan Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus
pyogenes dengan konsentrasi 1,5x10
8
CFUmL sebanyak 200 µL selama 25 menit. Plat KLT diambil, kemudian petri diinkubasi selama 24 jam, dengan suhu 37
C. Jika bercak pada hasil elusi memiliki aktivitas antibakteri, maka akan terbentuk area jernih yang merupakan hasil
zona hambatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Ekstraksi
Proses ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dengan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya metode maserasi.maserasi
merupakan teknik ekstraksi yang sederhana dibanding metode ekstraksi yang lain. Proses maserasi menggunakan pelarut yang banyak, semakin banyak pelarut yang digunakan maka
hasil ekstraksi akan semakin banyak Voight, 1995. Sebanyak 1000 gram serbuk kulit durian yang direndam dalam etanol 96 menghasilkan ekstrak kental sebesar 135,567 gram. Proses
remaserasi dilakukan sebanyak 2 kali dan dihasilkan rendemen sebesar 13,56.
B. Identifikasi Bakteri
Proses identifikasi bakteri dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan metode pengecatan Gram dan uji biokimiawi. Uji ini dilakukan untuk menggolongkan bakteri ke dalam Gram
positif atau Gram negatif dan mengetahui sifat asli dari bakteri. 1.
Metode Pengecatan Gram
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pengecatan bakteri saat diamati di bawah mikroskop setelah pengecatan Gram, Klebsiella pneumonia memiliki bentuk batang, memiliki
susuna sel yang bergerombol, dan berwarna merah. Hasil pengecatan Gram yang dilakukan terhadap Streptococcus pyogenes memiliki bentuk bulat, susunan sel berbentuk rantai, dan
berwarna ungu. Bakteri Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, sedangkan bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang banyak Pratiwi, 2008.
2.
Uji Biokimiawi
Uji biokimiawi dilakukan untuk mengetahui sifat kimia suatu bakteri. Klebsiella pneumoniae diidentifikasi dengan menggunakan media Kligler Iron Agar KIA, Lysine Iron
Agar LIA, dan Motility Indole Ornithine MIO. Streptococcus pyogenes diidentifikasi dengan uji hemolisis dan uji katalase.
7
Hasil uji biokimia pada bakteri Klebsiella pneumoniae menggunakan media KIA terlihat adanya perubahan warna media dari merah menjadi kuning pada bagian tegak dan bagian
miring, ini mendandakan bahwa Klebsiella pneumoniae mampu menghasilkan asam serta dapat memfermentasi laktosa dan glukosa. Pada bagian bawah media tidak terdapat
gelembung gas dan tidak terdapat warna hitam pada media, hal ini menunjukkan bahwa Klebsiella pneumoniae tidak dapat memproduksi gas dan serta tidak membentuk H
2
S. Hasil identifikasi dengan menggunakan media LIA pada Klebsiella pneumoniae terlihat warna
ungu pada bagian tegak dan miring pada media, ini menandakan bahwa Klebsiella pneumoniae memiliki sifat basa dan dapat mendekarboksilasi lisin. Klebsiella pneumoniae
tidak dapat membentuk H
2
S ditandai dengan tidak adanya warna hitam pada bagian miring media. Hasil uji biokimia Klebsiella pneumoniae terhadap media MIO terlihat warna ungu
pada bagian atas media serta warna kuning pada bagian bawah media, dan tidak terbentuk cincin merah setelah penambahan reagen Kovac, serta tidak ada kekeruhan pada media.
Pertumbuhan bakteri hanya terdapat pada daerah hasil tusukan. Hal ini menunjukkan bahwa Klebsiella pneumoniae tidak mendekarboksilasi ornithin, tidak menghasilkan indol, serta
tidak menunjukkan pergerakan bakteri. Hasil identifikasi yang dilakukan terhadap Streptococcus pyogenes dengan uji hemolisis
mengunakan agar darah menunjukkan adanya daerah jernih di sekitar koloni bakteri atau sering disebut dengan hemolisis beta. Hasil uji katalase menunjukkan hasil negatif ditandai
dengan tidak terbentuknya gelembung gas.
C. Uji Aktivitas Antibakteri