Pengujian Kekerasan Pengujian Lentur

43 tentukan dan kemudian di aduk dengan tangan dalam waktu lima menit sehingga bahan tercampur secara homogen dan di tuang kedalam cetakan spesimen.

3.4.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini di lakukan dengan memvariasikan antara abu terbang fly ash cangkang sawit dengan resin yaitu antara, 70, 60, 50, 40 dan 30 abu terbang fly ash cangkang sawit dengan 30, 40, 50, 60 dan 70 resin dan di tambahkan katalis secukupnya. Setiap komposisi terdiri dari lima spesimen, yaitu, A1-1,A1-2,A1-3,A1-4,A1-5, B1-1,B1-2,B1-3,B1-4,B1-5, C1-1,C1-2,C1-3,C1-4,C1- 5, D1-1,D1-2,D1-3,D1-4,D1-5, E1-1,E1-2,E1-3,E1-4 dan E1-5 Table 3.2 Variasi Komposisi Antar Sampel Komposisi Resin Epoxy gram Fly ash Cangkang Sawit gram A 70 30 B 60 40 C 50 50 D 40 60 E 30 70

3.4 Pengujian Sifat Mekanik

Pengujian di lakukan dengan tujuan untuk mengkaji sifat-sifat dari suatu bahan. Sifat-sifat yang di kaji adalah sifat mekanik pada spesimen tersebut. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan berupa uji kekerasan, uji lentur dan uji keausan.

3.4.1 Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan adalah salah satu sifat mekanik Mechanical properties dari suatu material. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan pada suatu material. Pengujian ini di lakukan di beberapa titik pada spesimen uji untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pada penelitian ini di gunakan metode Hardnes Universitas Sumatera Utara 44 Micro Vickers, dengan spesifikasi alatnya yaitu Future-Tech FM-800 yang di lakukan di Laboratorium Material UNIMED. Adapun prosedur yang di lakukan pada pengujian kekerasan ini adalah : Pertama-tama di persiapkan spesimen uji dan di haluskan dengan kertas pasir supaya permukaan nya rata dan halus. Ukuran spesimen sesuai dengan standar ASTM E-10, dengan ukuran panjang 25mm, lebar 25mm, dan tinggi 10mm. Gambar 3.15 spesimen uji kekerasan standart ASTM E-10 Spesimen diletakkan di tempat pengujian dan kemudian di kunci sampai kuat dengan menggunakan chuk. Setelah itu di lakukan pengaturan program, sesuai dengan beban yang akan di berikan pada pengujian tersebut. Penekanan di lakukan pada tiga titik spesimen, supaya mendapatkan hasil yang akurat dan dilakukannya pencatatan setiap titik dari hasil pengujian dan di ambil rata- ratanya. Kemudian dilakukan secara bergantian sampai lima spesimen dengan komposisi berbeda. Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 3.16 pengujian kekerasan dengan micro hardnes vickers

3.4.2 Pengujian Lentur

Pengujian lentur dapat di lakukan pada benda yang dapat mengalami deformasi plastis dan deformasi elastis. Pengujian di lakukan dengan memberikan pembebanan pada spesimen hingga patah. Pada pengujian ini di lakukan dengan menggunakan metode three point bending, adapun alat yang di gunakan pada pengujian ini adalah Universal Testing Machine kapasitas 5 ton yang di lakukan di Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan. Adapun prosedur pengujian ini adalah : Penyiapan spesimen uji dengan memberikan labelnomor pada setiap spesimen agar tidak terjadi pengujian dua kali pada benda yang sama. Bentuk spesimen yang di uji sesuai dengan standar ASTM D790-03 Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 3.17 spesimen uji lentur ASTM D790-03 Menyalakan mesin uji, untuk uji lentur. Pemasangan spesimen uji dengan tepat pada tumpuan dan di pastikan identor tepat di tengah-tengah kedua tumpuan. Jarak antar tumpuan 100 mm Pencatatan besarnya tegangan lentur yang terjadi pada spesimen, setiap penambahan beban sampai terjadi kegagalan. Setelah mendapatkan data hasil pengujian di lanjutkan dengan perhitungan kekuatan lentur pada benda uji tersebut. Gambar 3.18 pengujian lentur dengan metode three point bending Pengujian Keausan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui laju keausan pada bahan komposit tersebut. Pada penelitian ini di lakukan dengan metode pin on disk, yang di lakukan di Laboratorium Vibration Noise Teknik Mesin USU. Pengujian keausan ini di lakukan sesuai standar ASTM G99-04. Adapun prosedur pengujian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 47 Di persiapkan spesimen uji keausan. Spesimen uji keausan dengan diameter 70 mm dan tinggi 6 mm. Gambar 3.19 spesimen uji keausan standar ASTM G99-04 Spesimen di ikatkan di atas disk dan di beri pembebanan sesuai dengan yang di inginkan. Kemudian dilakukan pengujian keausan dengan menggunakan alat uji keausan ASTM G99-04 tipe pin on disk. Diberikan kecepatan dengan 180 rpm dengan waktu yang konstan yaitu 600 detik 10 menit dan pembebanan 1Kg. Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 3.20 pengujian keausan dengan metode pin on disk

3.5 Diagram Alir Penelitian