Pengujian kekerasan yaitu sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan Pengujian lentur

54

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pengujian kekerasan yaitu sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan

terhadap deformasi plastis sifat ini berkaita dengan sifat tahan aus, kekerasan juga mempunyai kasalasi dengan kekuatan . Pada pengujian kekerasan paling banyak dipakai adalah dengan metode penekanan tertentu dengan mengukur ukuran bekas penekana yang terbentuk diatasnya. Pada penelitian ini digunakan dengan metode Vickers ,karna benda uji pada penelitian ini termasuk dalam kategori lunak ,pada penelitian ini setiap benda ujispesimen dilakukan penekanan untuk mengetahui nilai kekerasannya dengan beban yang sama yaitu 50 Kgf .Dan spesimen yang paling keras yaitu pada spesimen D dengan komposisi 40 resin ,60 fly ash. Dari ke lima spesimen D tersebut diambil nilai rata-ratanya yaitu,132,8 HV dan specimen A dengan komposisi 70 resin ,30 Fly ash,sebagai spesimen yang paling lunak. Dari kelima spesimen A tersebut diambil nilai rata-ratanya yaitu, 82,4 HV. Uji Kekerasan HV Gambar 4.1 Grafik Uji Kekerasan Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 4.2 Spesimen Uji Kekerasan sebelum dan sesudah pengujian

4.2.2 Pengujian lentur

Pengujian lentur adalah salah satu uji stress strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan material terhadap gaya lentur. Dalam pengujiannya material ditekan sampai putus. Uji lentur merupakan cara pengujian bahan yang paling mendasar dan sederhana. Pada penelitian ini di lakukan pengujian lentur dengan menggunakan metode three point bending. Pada pengujian lentur ini digunakan spesimen dengan standart ASTM D 790-03. Untuk mencari tegangan lentur S di ketahui sesuai dengan rumus yaitu : S = ……………1 Dimana, P = Beban L = Panjang Spesimen b = Lebar Spesimen d = Tebal Spesimen Universitas Sumatera Utara 56 Contoh perhitungan pada spesimen A1-1 dengan komposisi 70 resin dan 30 fly ash dengan pembebanan 8 kgf : S = 1kgf = 9,8067N 8kgf = 8 . 9,8067N = = 78,4536N = = 26,15 Nmm 2 Tegangan lentur pada spesimen A1-1 yaitu, 26,15 Nmm 2 Hasil tegangan lentur dan nilai rata-rata pada setiap komposisi yang terdiri dari 25 spesimen dapat di lihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Tegangan Lentur dan Rata-Rata Tegangan Lentur Spesimen Beban Lentur Kgf Kuat Lentur Kgf Tegangan Lentur Nmm 2 Rata-rata Tegangan Lentur Nmm 2 A1-1 8 2,2222 26,15 32,68 A1-2 10 2,7778 32,69 A1-3 12 3,3333 39,22 A1-4 11 3,0556 35,95 A1-5 9 2,5000 29,42 B1-1 12 3,3333 39,22 36,60 B1-2 9 2,5000 29,42 B1-3 14 3,8889 45,76 B1-4 11 3,0556 35,95 B1-5 10 2,7778 32,69 Universitas Sumatera Utara 57 C1-1 18 5,0000 45,76 66,02 C1-2 21 5,8333 39,22 C1-3 19 5,2778 49,03 C1-4 23 6,3889 52,30 C1-5 20 5,5556 42,49 D1-1 14 3,8889 58,84 45,76 D1-2 12 3,3333 68,64 D1-3 15 4,1667 62,10 D1-4 16 4,4444 75,18 D1-5 13 3,6111 65,37 E1-1 15 4,1667 49,03 52,95 E1-2 17 4,7222 55,57 E1-3 16 4,4444 52,30 E1-4 15 4,1667 49,03 E1-5 18 5,0000 58,84 Pada pengujian lentur ini spesimen C dengan komposisi 50resin,50 Fly ash memiliki tegangan lentur yang paling tinggi 66,02Nmm 2 . Tegangan Lentur S Nmm 2 Gambar 4.3 Grafik Pengujian Lentur Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 4.4 Spesimen Sebelum Pengujian Lentur dan Sesudah Pengujian

4.2.3 Pengujian laju keausan