Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Pembatasan Masalah Landasan Teori

Melalui penelitian ini, diharapkan akan dapat mengetahui secara jelas mengenai anteseden dan konsekuen pengembangan karir pada karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan oleh PT. PLN Persero APJ Surakarta. Beberapa uraian tersebut melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat judul: “ANALISIS ANTESEDEN DAN KONSEKUEN PENGEMBANGAN KARIR Studi pada karyawan PT. PLN APJ Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perencanaan karir berpengaruh positif pada pengembangan karir? 2. Apakah manajemen karir berpengaruh positif pada pengembangan karir? 3. Apakah pengembangan karir berpengaruh positif pada kepuasan kerja? 4. Apakah pengembangan karir berpengaruh positif pada komitmen karir?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan karir pada pengembangan karir 2. Untuk mengetahui pengaruh manajemen karir pada pengembangan karir 3. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir pada kepuasan kerja. 4. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan karir pada komitmen karir.

D. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian dilakukan pada karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta. 2. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas perencanaan karir, manajemen karir, pengembangan karir, kepuasan kerja, komitmen karir.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dengan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Bagi praktisi Penelitian ini bermaksud memberi gambaran mengenai anteseden dari pengembangan karir yaitu perencanaan dan manajemen karir dan konsekuennya yaitu kepuasan kerja dan komitmen karir. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pengambilan keputusan perusahaan dalam pengembangan karir karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta. 2. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan yang lebih luas bagi kalangan akademik mengenai variabel perencanaan, manajemen dan pengembangan karir, kepuasan kerja dan komitmen karir. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat di bidang manajemen sumber daya manusia khususnya tentang pengembangan karir seorang karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Karir

Karir dapat didefinisikan sebagai proses seumur hidup terdiri atas serangkaian kegiatan dan berhubungan dengan sikap atau perilaku yang terjadi dalam kehidupan kerja seseorang Pua Anantram, 2006. Menurut Handoko 2000, karir adalah semua pekerjaan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Menurut Walker 1990, bagi pegawai, karir bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai bisa meninggalkan pekerjaannya jika merasa prospek keriernya buruk. Sebaliknya, pegawai mungkin akan tetap rela bekerja di pekerjaan yang tidak disukainya asal ia tahu ia mempunyai prospek cerah dalam karirnya. Dengan demikian karir menunjukan perkembangan pegawai secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi.

2. Perencanaan Karir

Perencanaan karir career planning adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya Simamora, 2001. Perencanaan karir melibatkan 7 pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut Simamora, 2001 Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan alternatif kesempatan karir, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan yang praktis. Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia Mondy, 1993. Pua dan Anantram 2006 menekankan pentingnya perencanaan karir sebagai langkah pertama menuju proses pengembangan karir. Menurutnya, perencanaan karir sebagai sebuah proses yang disengaja untuk menjadi sadar diri, peluang, kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi, serta mengidentifikasi tujuan-tujuan yang terkait karir, dan pemrograman untuk pekerjaan, pendidikan, pengalaman dan perkembangan yang terkait untuk memberikan arah, waktu dan urutan langkah untuk mencapai tujuan karir tertentu. Leibowitz, Farren dan Kaye 1986 setuju dengan definisi ini ketika mereka menentukan perencanaan karir sebagai sebuah proses di mana individu-individu menentukan keterampilan, minat, dan nilai-nilai. Individu- individu yang bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan karir mereka sendiri serta mengidentifikasi keterampilan mereka, nilai-nilai dan kepentingan, dan mencari pilihan karir mereka dalam rangka untuk menetapkan tujuan dan membangun rencana karir mereka. Singkatnya, perencanaan karir dipandang sebagai sebuah prakarsa dimana seorang individu pribadi diberikan kontrol atas karir mereka dan melibatkan diri dalam pilihan-pilihan informasi kepada anggota organisasi, tugas pekerjaan dan pengembangan diri Pua Anantram, 2006 Namun demikian, organisasi dapat membantu dengan memberikan alat- alat perencanaan karir atau lokakarya melalui konseling kejuruan, atau dengan menggunakan buku kerja atau karier pusat sumber daya untuk membimbing para karyawan untuk melakukan penilaian diri sendiri, menganalisis dan mengevaluasi pilihan karir mereka dan preferensi, tuliskan tujuan-tujuan pembangunan mereka dan mempersiapkan pelaksanaan rencana Pua Anantram, 2006

3. Manajemen Karir

Manajemen karir merupakan proses sebelumnya dari pengembangan karir. Sekali individu telah merencanakan sasaran karir mereka, mereka membutuhkan keahlian, kompetensi dan nilai-nilai untuk melaksanakan tujuan-tujuan karir mereka dengan praktik manajemen karir yang tepat. Dengan kata lain, langkah berikutnya setelah perencanaan karir akan melaksanakan rencana melalui praktik manajemen karir yang tepat. Manajemen karir merupakan proses berkelanjutan mempersiapkan, mengembangkan, melaksanakan dan memantau rencana dan strategi karier yang dilakukan oleh individu sendiri atau dalam konsep sistem karier organisasi Pua Anantram, 2006 Manajemen karir adalah proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang - orang yang berbobot untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang Simamora, 2001. Efektivitas manajemen karir tergantung pada kesadaran manajer untuk mengakui peran penting perencanaan dan pengembangan karir dalam upaya memuaskan kebutuhan individu dan organisasi Irianto 2001. Integrasi perencanaan karir individu dan proses manajemen karir institusional adalah konsekuen dalam pengembangan karir ketika individu mencapai tujuan karir. Pua Anantram, 2006. Manajemen karir meliputi kegiatan-kegiatan HR yang spesifik, seperti rotasi pekerjaan, potensi penilaian, konseling karier, dan pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk membantu karyawan sesuai dengan minat dan kemampuan dengan peluang organisasi Gutteridge, 1986 .

4. Pengembangan Karir

Implementasi rencana karir memerlukan pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan upaya pribadi seorang karyawan untuk mencapai suatu rencana karir Handoko, 1998. Pengembangan karir menurut Mondy 1993, meliputi aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal. b. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle manager. c. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru. d. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksidikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional. Pengembangan karir adalah total konstelasi psikologis, sosiologis, pendidikan, fisik, ekonomi, dan faktor-faktor yang menggabungkan kesempatan untuk membentuk karir dari setiap individu selama rentang hidup Pua Anantram, 2006. Greenhaus, Callanan dan Godshalk 2000 menunjukkan bahwa pengembangan karir adalah proses yang berkesinambungan dengan mana individu-individu kemajuan melalui serangkaian tahapan, yang masing-masing dicirikan oleh relatif unik isu, tema, dan tugas. Pengembangan karir merupakan hasil interaksi yang berasal dari perencanaan karir individu dan kelembagaan proses pengelolaan karir Pua Anantram, 2006. Pendapat lain yang signifikan dengan teori pengembangan karir di atas menyebutkan bahwa pengembangan karir pada dasarnya meliputi dua proses utama, yaitu perencanaan karir dan manajemen karir Irianto, 2001.

5. Kepuasan Kerja

Gregson 1987 mengemukakan bahwa kepuasan kerja sebagai kondisi emosi positif yang dihasilkan dari penilaian masing-masing satu pekerjaan atau pengalaman. Kepuasan kerja merupakan respon afektif individu terhadap aspek-aspek tertentu dari pekerjaan ChayBruvold, 2003. Menurut Appelbaum 2002 kepuasan kerja sebagai perasaan yang menyenangkan yang dihasilkan dari persepsi bahwa pekerjaan seseorang memenuhi atau memungkinkan untuk pemenuhan salah satu nilai tugas penting. Kepuasan kerja merupakan bentuk sikap terhadap kondisi-kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan Pua Anantram, 2006. Jepsen Sheu 2003 mengamati bahwa sikap seperti itu, baik dalam bentuk suka, atau tidak menyukai pekerjaan, adalah universal dan aspek penting pengembangan karir. Jelas, teoretisi dan praktisi tampaknya menerima asumsi bahwa hampir semua orang mencari kepuasan dalam kerjanya. Menurut JepsenSheu 2003 jika seseorang menjadi terlibat dalam pekerjaan yang sesuai dengan pilihan pekerjaannya, dia akan mengalami kepuasan kerja. Pua dan Anantram 2006 mengamati kemampuan program-program pengembangan karir dalam menanggapi kebutuhan karier pada tahapan karir yang berbeda dan pengaruh pada kepuasan kerja, pengembangan profesional dan produktivitas antara personil R D. Salah satu temuan utama dari penelitian Pua dan Anantram 2006 adalah program-program pengembangan karir secara positif mempengaruhi kepuasan kerja.

6. Komitmen Karir

Komitmen karir adalah konsekuen lain dari inisiatif pengembangan karir Pua Anantram, 2006. Komitmen karir sebagai kekuatan motivasi seseorang untuk bekerja di sebuah karir yang dipilih Noordin, Williams Zimmer, 2002. Pua dan Anantram 2006 berpendapat bahwa komitmen karir ditandai dengan pengembangan karir tujuan pribadi, identifikasi, dan keterlibatan dalam tujuan tersebut. Kecenderungan pribadi dan organisasi pengaruh intervensi komitmen Pua Anantram, 2006. Komitmen terhadap karir yang didefinisikan secara internal ini dapat menjadi sumber penting makna dan kesinambungan kerja seperti organisasi menjadi lebih cair dan kurang mampu menjamin keamanan kerja Colarelli Bishop,1990. Perrow 1986 menggarisbawahi bahwa komitmen karir juga penting untuk perkembangan kemampuan, karena komitmen karir membantu bertahan cukup lama untuk mengembangkan ketrampilan khusus dan juga memberikan daya tahan untuk memupuk hubungan bisnis yang profesional. Oleh karena itu, komitmen karir tampaknya menjadi penting bagi kemajuan karir dan pengembangan Noordin, 2002. Lee 2000 mengutip bahwa kepuasan kerja, komitmen dan semangat kerja karyawan dalam suatu tingkat ukuran organisasi adalah penting dalam upaya pengembalian fungsi human resourcement .

B. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENERAPAN PROMOSI PADA PT PLN ( Persero ) APJ SURAKARTA

0 3 74

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (Persero) APJ SURAKARTA Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (Persero) APJ SURAKARTA Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN DISIPLIN KERJA PADA KARYAWAN PT. PLN APJ SURAKARTA Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta.

0 2 17

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) CIMAHI.

4 27 74

ANTESEDEN DAN HASIL PENGEMBANGAN KARIR (Studi Pada Karyawan Hotel Lor In Surakarta ).

0 0 2

Anteseden dan Hasil Pengembangan Karir (Studi pada Karyawan Hotel Lor In Surakarta ) IMG 20160222 0001

0 0 1

ANTESEDEN DAN KONSEKUEN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi pada Karyawan AJB Bumiputera)

0 0 125