commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Budaya merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling kuat mempengaruhi sistim akuntansi di dalam suatu negara, di mana hal itu juga
mempengaruhi individu di negara tersebut dalam menggunakan informasi akuntansi. Dalam beberapa literatur ditemukan argumentasi bahwa akuntansi
sangat dipengaruhi oleh budaya Violet, 1983. Argumentasi ini telah membawa kesepakatan yang tak tertulis bahwa budaya suatu negara mempengaruhi dalam
memilih teknik akuntansi, di mana pengaruh budaya terhadap sistim akuntansi merupakan hal yang banyak dibicarakan oleh akademisi dan praktisi, bahkan hal
tersebut menyangkut mengenai apakah budaya mempengaruhi akuntansi atau sebaliknya.
Telah diuji studi hubungan antara budaya dan akuntansi keuangan yang dipengaruhi oleh budaya terhadap standar akuntansi dan laporan keuangan.
Pengujian dari pengaruh budaya pada fokus standar akuntansi terhadap topik- topik sebagai proses di dalam mengatur standar akuntansi Harrison dan
McKinnon, 1986; Belkaoui, 1989; Bloom dan Naciri, 1989 serta luasnya standar akuntansi Frank, 1979. Studi mengenai fokus terhadap hubungan budaya pada
laporan keuangan, dan inti dari pengujian mereka tersebut pada pengukuran dan praktik-praktik pengungkapan laporan keuangan lintas bangsa Nair dan Frank
1980; Gray 1988; Perera 1989; Gibbins et al. 1990; Burchell et al. 1985.
commit to user
2 Praktik-praktik akuntansi akan selalu menjadi acuan dalam pembuatan
standar akuntansi, demikian juga sebaliknya bahwa standar dibuat terlebih dahulu untuk mengatur praktik. Jika keberadaan standar akuntansi berasal dari praktik-
praktik akuntansi berupa pelaksanaan dan pengembangan yang dilakukan oleh pelaku bisnis dan praktik-praktik akuntansi timbul karena adanya budaya
masyarakat yang mempengaruhi hubungan bisnis, pasar modal, lembaga keuangan, profesi akuntansi, dan pemerintahan di suatu negara, maka standar
akuntansi akan tampak sebagai budaya yang dikendalikan oleh kekuatan pasar atau masyarakat sebagai pengguna akuntansi Zarzeski, 1996.
Kerangka institusional setiap negara telah lambat laun terjadi, dan diubah dalam merespon permintaan untuk perbandingan besar dalam pelaporan. Inisiatif
harmonisasi telah terjadi pada tingkatan nasional, regional dan internasional. Hal tersebut telah dipengaruhi oleh pengembangan dari International Accounting
Standards Committee IASC dan merupakan sebuah standar resmi yang diadopsi atau digunakan dalam perumusan standar nasional di beberapa negara di seluruh
dunia IASB, 2002c; 2002d. Perusahaan
internasional mungkin
menginginkan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan mereka dalam bagian-bagian yang menarik, dan mungkin memilih standar internasional untuk menambah
transparansi dalam pelaporan serta mengurangi pengulangan pelaporan informasi keuangan, di negara seperti Amerika Serikat, di mana perusahaan lebih
menghendaki untuk mengungkapkan informasi dengan menggunakan IAS ketika mereka berpartisipasi dalam rangka melakukan penawaran ekuitas, dan ketika U.S
GAAP United Stated General Accepted Accounting Principles menghendaki
commit to user
3 lebih dalam pengungkapan atau menggunakan metode relatif dalam pengukuran
akuntansi yang dibatasi untuk GAAP domestik Tarca, 2004. Sementara menurut Ashbough 2001, perusahaan luar negeri yang
terdaftar lebih menyukai menggunakan standar internasional dengan menunjukkan bagaimana kerangka institusional di setiap negara berdampak terhadap standar
internasional yang mereka gunakan. Dengan adanya keputusan pengadopsian seutuhnya full adoption IAS
International Accounting Standards di Indonesia, tantangan akan dihadapi terutama oleh kalangan akademisi khususnya bidang akuntansi yang harus siap
terlebih dahulu terhadap perubahan ini dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum, silabi, dan literatur untuk menghasilkan generasi-generasi
penerus yang akan berhadapan langsung dengan IAS dalam dunia kerja di masa depan. Tujuan diwajibkannya penerapan IAS 32 Financial Instruments:
Presentation dan 39 Financial Instruments: Recognition and Measurement bagi lembaga keuangan termasuk perbankan adalah untuk menciptakan stabilitas
keuangan, sehingga pihak perbankan dan lembaga keuangan diberikan kesempatan untuk mempelajari tahapan-tahapan penyampaian laporan keuangan
yang berdasarkan standar akuntansi internasional. Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi
internasional yang dapat diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap standar akuntansi internasional, dengan
tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan
pelanggan, supplier, investor, dan kreditor. Namun proses harmonisasi ini
commit to user
4 memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara,
perbedaan sistim pemerintahan pada tiap-tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat
mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
B. Perumusan Masalah