commit to user
16
D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK adalah standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI Ikatan Akuntan Indonesia, dan merupakan
kerangka acuan dalam prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. Keberadaanya dibutuhkan untuk membentuk kesamaan prosedur dalam
menjelaskan bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan, oleh karenanya sangat berarti dalam hal kesatuan bahasa dalam menganalisa laporan – laporan
keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainya.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Hofstede 1980 menunjukkan penelitian yang lebih luas terhadap perbedaan budaya, dalam Doupnik dan Tsakumis 2004.
Dari survei perilaku yang dikumpulkan sekitar 116.000 pekerja dari sebuah perusahaan multinasional besar yaitu IBM yang meliputi 39 negara, Hofstede
mengidentifikasi empat nilai dimensi yang di posisikan pada setiap negara. Nilai tersebut antara lain: individualism versus collectivism; large versus small power
distance; strong versus weak uncertainty avoidance, dan masculinity versus feminity, di mana kerangka Hofstede tersebut memilih pengukuran secara
kuantitatif untuk setiap negara sampel. Violet 1983, p. 6 mengidentifikasi bahwa prinsip akuntansi akan
bervariasi tergantung pada variasi budaya yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan serta menyimpulkan bahwa akuntansi juga mempengaruhi budaya
dan sukses komite standar akuntansi internasional dalam penerimaan standar internasional tersebut yang tergantung pada variabel budaya.
commit to user
17 Harrison dan Mckinnon 1986 mengembangkan suatu kerangka pikir
untuk menjelaskan bagaimana sistim pelaporan akuntansi berubah, karena akuntansi merupakan sistim sosial, di mana perubahan tersebut dijelaskan dalam
bentuk 4 aspek penting yaitu: -
Intrusive event -
Intra-system activity -
Trans-system activity -
The cultural environment Penelitian Doupnik dan Salter 1995 menyimpulkan bahwa kerangka
pikir yang dikembangkan oleh Harrison dan Mckinnon 1986 merupakan pengembangan model umum dari perkembangan akuntansi. Norma dan nilai-nilai
budaya dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi, di mana variabel ini juga mempengaruhi pentingnya Intrusive Event yang berasal dari
lingkungan eksternal. Jika lingkungan eksternal, struktur lembaga, norma dan nilai budaya berbeda antar negara, maka praktik akuntansi yang ada juga
seharusnya berbeda antar negara. Sementara itu Zarzeski 1996 memfokuskan bagaimana pengaruh budaya
dan kekuatan pasar dalam praktik disclosure yang berorientasi pada investor. Hasilnya mendukung hipotesa dan menunjukkan Uncertainty Avoidance dan
Masculinity berhubungan disclosure yang berbeda-beda tergantung pada perusahaan internasional. Terdapat hubungan positif antara disclosure dan
Uncertainty Avoidance tetapi hubungan yang kuat terjadi pada sampel perusahaan internasional.
commit to user
18 Subiyantoro dan Hatane 2007 melakukan penelitian pada dampak
perubahan kultur masyarakat terhadap praktik pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia, di mana penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terjadi perubahan kultur masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perubahan kultur masyarakat antara periode konglomerasi dan periode reformasi, di mana
pada periode reformasi tersebut relatif lebih Individualist, relatif lebih Masculine, cenderung High Uncertainty Avoidance dan cenderung Small Power Distance,
serta perubahan kultur masyarakat di periode reformasi mampu mendorong perusahaan untuk membuat pengungkapan secara lebih luas. Hasil analisis uji
beda t-test two samples terhadap luas pengungkapan pada periode konglomerasi dan periode reformasi membuktikan bahwa aktivitas bisnis perusahaan pada
periode reformasi dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya tak ketercuali praktik- praktik akuntansi dan keuangan yang salah satunya tercermin pada luas
pengungkapan laporan keuangan, sehingga temuan ini sesuai dengan Alford et al. 1993, Meek et al. 1995 dan Zarzeski 1996.
Soderstrom dan Jialin Sun 2007 memberikan sebuah tinjauan literatur tentang isu kualitas akuntansi. Menurut mereka, adopsi standar akuntansi
menunjukkan hanya satu dari berbagai faktor yang menyumbang kualitas sistim akuntansi. Insentif merupakan standar penting, yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti tingkat pengembangan pasar finansial, modal perusahaan dan struktur kepemilikan, serta campurtangan antara sistim perpajakan dan pelaporan
keuangan. Jaminan sistim yang baik dari proteksi investor dan hak properti, oleh karena itu penting mengadopsi kualitas standar akuntansi.
commit to user
19 Barth et al. 2008 menemukan bahwa perusahaan yang secara sukarela
mengadopsi IAS yang berasal dari 21 negara terpilih menunjukkan kurangnya manajemen earning, kurangnya pengakuan, dan informasi nilai-relevan dari
sampel yang tepat di mana berasal dari perusahaan yang menggunakan standar domestik non-U.S.
Penelitian mengenai akibat adopsi wajib IFRS terhadap lingkungan informasi perusahaan yang dilakukan oleh Horton et al. 2008 menemukan
bahwa perbaikan di dalam lingkungan informasi lebih siap dalam pengadopsian IFRS secara sukarela, di mana mereka menggunakan analis akurasi peramalan,
keikut-sertaan, pertentangan, dan revisi atas pendapat yang berubah sebagai proksi untuk lingkungan informasi.
Ramanna dan Sletten 2009, p. 1 memberikan bukti di dalam penelitiannya mengenai hubungan antara budaya dan keputusan pengadopsian
IFRS, yaitu bahwa negara dengan kekuasaan yang besar akan lebih tidak memilih mengadopsi IFRS, di mana negara dengan kekuasaan yang besar tersebut tidak
akan menyetujui adanya otoritas penetapan standar yang dilakukan oleh badan internasional.
F. Kerangka Teoritis