Hasil Pengujian Konduktivitas Termal

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah yang diuraikan dalam bab sebelumnya, yaitu menentukan nilai konduktivitas termal dan menentukan nilai kuat tekan batu bata merah dengan bahan utama abu sampah dan tanah liat yang dicampur secara homogen dengan komposisi 15:85, kemudian ditambahkan dengan campuran serbuk gergaji dalam persentase 5, 10, 15, 20, dan 25. Pembuatan batu bata merah tersebut dilaksanakan di Desa Popongan Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilakukan dengan dua pengujian, yaitu pengujian konduktivitas termal dan pengujian kuat tekan di Laboratorium Pusat MIPA UNS jurusan Fisika serta Laboratorium Fakultas Teknik UNS selama 5 bulan, mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan Desember 2010.

4.1 Pengujian Kualitas Batu Bata Merah

Pengujian kualitas batu bata merah menggunakan cara NI-10 dengan berpedoman pada SII-0021-78. Hasil pengujian kualitas batu bata merah dengan penambahan 5-25 serbuk gergaji diberi kode A5, B10, C15, D20, dan E25. Hasil penelitian ini meliputi pengujian konduktivitas termal, dan kuat tekan pada batu bata merah.

4.1.1 Hasil Pengujian Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal merupakan kriteria yang penting dalam bahan bangunan. Yang dimaksud konduktivitas termal dari batu bata merah adalah sifat bahan dan menunjukan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika gradien suhunya satu Aklis Nur, 2006. Bahan yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor, sedangkan bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator. Nilai angka konduktivitas termal itu menunjukan berapa cepat kalor mengalir dalam bahan tersebut. Makin cepat 28 commit to user 29 molekul bergerak, makin cepat pula ia mengangkut energi. Jadi konduktivitas termal bergantung pada temperatur. Abdul Kadir A dkk, 2010. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan sampel uji yaitu tanah liat, abu sampah, dan serbuk gergaji. Semua bahan tersebut bersifat osilator panas. Dibawah ini merupakan gambar grafik hubungan antara komposisi sampel dengan nilai konduktivitas termal kcalm jam o C. Gambar 4.1 Hubungan antara komposisi sampel dan nilai konduktivitas termal Dari Perhitungan didapatkan nilai konduktivitas maximum yaitu 0,24±0,01 kcalm jam o C atau 0,06 ± 0,01 10 -4 kcalms C pada saat persentase 5, dan nilai konduktivitas termal minimum yaitu 0,07±0,01 kcalm jam o C atau 0,02± 0,01 10 -4 kcalms C pada saat persentase 15. Pada gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari hasil penelitian konduktivitas termal pada sampel uji, nilai konduktivitas termal tiap persentase berbeda. Nilai konduktivitas suatu bahan dipengaruhi oleh laju aliran panas dan temperatur dari sampel uji. Nilai konduktivitas termal sampel uji maximum disebabkan karena semakin besar laju aliran panas maka semakin besar kemampuan sampel uji 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 5 10 15 20 25 30 K o n dukt ivi ta s T er m a l kc a l m j a m C Komposisi Sampel commit to user 30 menghantarkan panas, akan tetapi semakin kecil sampel uji menyimpan panas. Sedangkan nilai konduktivitas termal minimum disebabkan karena semakin kecil laju aliran panas maka semakin kecil sampel uji menghantarkan panas, akan tetapi semakin besar sampel uji menyimpan panas. Dari grafik di atas terdapat nilai konduktivitas termal minimum, hal tersebut terjadi karena kemungkinan dipengaruhi oleh struktur karakteristik material atau bahan dan komposisi bahan. Apabila dibandingkan dengan nilai konduktivitas termal pada batu bata merah biasa yaitu 0,84 Joulems o C atau 2,0x10 -4 kcalms C Giancoli, 1999 maka nilai konduktivitasnya sangat kecil. Sedangkan apabila dibandingkan dengan nilai konduktivitas termal udara yaitu 0,05x10 -4 kcalms C Giancoli, 1999 maka nilai konduktivitas maximum lebih kecil. Jadi dalam penelitian ini terdapat nilai konduktivitas minimum pada saat persentase 15 campuran serbuk gergaji.

4.1.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan