Bagas Aji Bawono, 2014 Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a Pemeriksaan Alkaloid
Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram ekstrak 1 mL kloroform dan beberapa tetes Pereaksi Mayer. Terbentuknya
endapan putih menunjukkan adanya alkaloid. Pembuatan Pereaksi Mayer yaitu 1 gram KI dilarutkan dalam 20 mL aquades sampai semuanya melarut.
Lalu ke dalam larutan KI tersebut dimasukkan 0,271 gram HgCl
2
sampai larut.
b Pemeriksaan Tanin
Pemeriksaan tanin dilakukan dengan cara menimbang ekstrak sebanyak 0,1 gram dan dilarutkan dalam 2 mL air, kemudian ditambahkan beberapa
tetes FeCl
3
1. Timbulnya warna biru tua menunjukkan adanya senyawa tanin fenolik.
c Pemeriksaaan Saponin
Pemeriksaan saponin dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 3 mL air, kemudian dikocok dengan kuat selama 10 menit.
Timbulnya buih atau busa menunjukkan adanya saponin. d
Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid Pemeriksaan terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara melarutkan
0,1 gram ekstrak dalam 1 mL air, kemudian ditambahkan 1 mL CH
3
COOH glasial dan 1 mL H
2
SO
4
pekat. Timbulnya warna merah menunjukkan adanya terpenoid sedangkan warna biru atau ungu menunjukkan adanya steroid.
Bagas Aji Bawono, 2014 Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 3 mL air kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg dan 1
mL HCl pekat. Timbulnya warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
5. Uji Antimalaria Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun
Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat daun sukun dilakukan mengikuti pengujian yang dilakukan oleh Budimulja dkk. 1997. Tiap komponen
dilarutkan dalam DMSO 10
-2
mol L
-1
. Parasit malaria Plasmodium falciparum
3D7 dipropagasi dalam 24 sumur plat-kultur yang mengandung ekstrak etil asetat daun sukun dalam berbagai konsentrasi. Pertumbuhan
parasit dimonitor dengan Blood smear dalam MeOH dengan noda geimsa sebagai penanda parasit.
6. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Ekstrak etil asetat daun sukun dipisahkan dan dimurnikan lebih lanjut dengan berbagai teknik kromatografi, antara lain Kromatografi Vakum Cair
KVC, Kromatografi Kolom Gravitasi KKG, dan Kromatografi Lapis Tipis KLT.
Senyawa murni yang diperoleh dikarakterisasi dengan alat spektrometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa murni.
Bagas Aji Bawono, 2014 Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kadar air dan kadar abu untuk daun sukun kering sebesar 10,45 dan 18,20, adapun kadar air dan kadar abu untuk ekstrak etil asetat daun sukun sebesar 3,63 dan
2,975. Dari skrining fitokimia menunjukan senyawa golongan flavonoid, tannin, dan terpenoid terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun. Sementara itu dari analisis gugus
fungsi senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun menunjukan adanya gugus fungsi
–OH, C-H
sp3
, C=C alkena serta aromatik, dan C=O keton. Ekstrak etil asetat daun sukun memiliki potensi sebagai antimalaria dimana mampu
menghambat pertumbuhan P.falciparum strain 3D7 sebesar 96,83 dengan konsentrasi uji 10 µgmL dan memiliki nilai IC
50
sebesar 0.111 µgmL Metabolit sekunder yang telah terkandung didalam ekstrak etil asetat daun A.
communis sukun diisolasi dengan berbagai teknik kromatografi yang meliputi kromatografi
vakum cair, kromatografi radial, dan kromatografi kolom gravitasi serta uji kromatografi lapis tipis adalah senyawa 1 dari fraksi B.3R.G.3 dan senyawa 2 dari fraksi C.2.2.2.3 yang
diperkirakan adalah senyawa turunan flavonoid.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Sehingga diperoleh massa senyawa murni yang lebih banyak sehingga senyawa murni yang
telah diisolasi dapat dilakukan pengujian aktivitas antimalarianya serta dapat dikarakterisasi struktur senyawa nya. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut aktivitas antimalaria