Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun (Artocarpus communis).
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif
Antimalaria Daun Sukun (Artocarpus communis)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia
Disusun Oleh:
BAGAS AJI BAWONO 0905626
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Pemisahan dan Pemurnian Senyawa
Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif
Daun Sukun (
Artocarpus communis)
Oleh
Bagas Aji Bawono
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Bagas Aji Bawono Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun (Artocarpus
communis)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2014 Yang Membuat Pernyataan
(5)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Keanekaragaman hayati di Indonesia yang tinggi dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang salah satunya sebagai obat tradisional. Sukun (Artocarpus communis) adalah tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber tanaman obat. Pemanfaatan daun sukun oleh masyarakat inilah yang kemudian dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder serta aktivitas biologisnya. Efek biologis yang dimaksud adalah efek antimalaria yang didasari bahwa daun ini digunakan masyarakat sebagai pereda demam. Pada penelitian ini dilakukan analisis proksimat untuk mengetahui kadar air dan kadar abu dari daun sukun kering dan fraksi aktif antimalaria daun sukun. Pengujian aktivitas antimalaria dilakukan secara in vitro fraksi aktif antimalaria daun sukun terhadap Plasmodium falciparum strain 3D7. Kandungan metabolit sekunder fraksi aktif antimalaria diketahui melalui skrining fitokimia. Analisis gugus fungsi ekstrak fraksi aktif dilakukan menggunakan instrumen FTIR. Selanjutnya dilakukan pemisahan dan pemurnian senyawa metabolit sekunder terhadap fraksi aktif antimalaria menggunakan berbagai teknik kromatografi meliputi KVC, KR, KKG, dan uji KLT. Berdasarkan uji proksimat didapatkan kadar air dan kadar abu dari daun sukun kering sebesar 10,45% dan 18,20% serta kadar air dan kadar abu dari fraksi aktif antimalaria daun sukun sebesar 3,63% dan 2,975%. Berdasarkan pengujian antimalaria diketahui Fraksi aktif antimalaria daun sukun mampu menurunkan pertumbuhan P. falciparum strain 3D7 sebesar 96,83% pada konsentrasi uji 10 µg/mL dengan nilai IC50 sebesar 0,111 µg/mL. Metabolit sekunder yang terdapat pada fraksi aktif antimalaria daun sukun adalah senyawa golongan flavonoid, terpenoid dan tanin. Hasil Analisis FTIR menunjukan fraksi aktif antimalaria daun sukun mengandung gugus –OH, C–Hsp3, C–Hsp2, C=O, C=C. Didapatkan dua senyawa murni dari fraksi aktif
antimalaria daun yang dikarakterisasi lebih lanjut dengan FTIR.
(6)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Biodiversity in Indonesia is high that can be utilized in a variety of fields, one of them is as a traditional medicine. Breadfruit ( Artocarpus communis ) is a plant which is widely used by people as a source of medicinal plants . Utilization breadfruit leaf by people itself that will be researched that aims to determine the content of secondary metabolites and their biological activities.The biological effect mean for antimalarial effect based on the information that leaves is used as a fever reliever. In this research, the proximate analysis to determine the moisture content and ash content of the dried leaves of breadfruit and breadfruit leaves antimalarial active fraction is tested. Antimalarial activity assays performed by in vitro antimalarial active fraction of the breadfruit leaf against 3D7 strains of Plasmodium falciparum. The content of secondary metabolites of antimalarial active fraction identified through phytochemicals screening. Analysis of the active fraction of the extract functional groups was performed using FTIR instruments. Separation and purification of secondary metabolites of the antimalarial active fraction using a variety of chromatographic techniques include LVC , RC , CGC , and TLC test . Based on the obtained test proximate moisture content and ash content of dried breadfruit leaves at 10.45 % and 18.20 %, and the moisture content and ash content of breadfruit leaves antimalarial active fraction of 3.63 % and 2.975 %. Based on antimalarial test, active fraction breadfruit leaves known can lower the growth of P. falciparum 3D7 strain by 96.83 % at 10 µg/ml with IC50 values is 0.111 mg/mL. Secondary metabolites present in the active fraction
antimalarial breadfruit leaves are the flavonoid compounds, terpenoids and tannins. Results of FTIR analysis showed antimalarial active fraction containing breadfruit leaf –OH groups, C–Hsp3, C–Hsp2, C=O , C=C. Obtained two pure
compounds from the leaves of antimalarial active fraction further characterized by FTIR .
Keywords : Breadfruit ( Artocarpus communis ), Antimalarial, Chromatography, Phytochemistry
(7)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan kaum muslim seluruhnya hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul “Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun (Artocarpus communis)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Sains Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena banyaknya kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kekhilafan dalam skripsi ini. Selain itu penulis dengan rendah hati memohon saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Terimakasih atas bantuan, partisipasi, dan doa dari berbagai pihak yang turut menyertai proses penyelesaian skripsi ini. Jazakumullah khairan katsira.
(8)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan,
bimbingan, do’a dan saran-saran dari berbagai pihak. Setelah ungkapan kesyukuran kepada Allah SWT atas kasih sayang-Nya, ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberikan doa dan cinta dalam berbagai bentuk. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada mereka.
2. Bapak Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
3. Ibu Dr. Ratnaningsih Eko S., M.Si., selaku Ketua Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
4. Bapak Dr. Iqbal Musthapa, S.Pd., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.
(9)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bapak Gun Gun Gumilar M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan dengan sabar selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membekali dengan ilmu sesuai keahliannya masing-masing selama proses perkuliahan.
7. Kakakku tercinta,pemberi motivator dalam perjalanan hidup ini Pundra Aji Purnowiharso.
8. Bu Hana, T’Nia dan semua laboran yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian skripsi ini.
9. Keluarga KBK Hayati 2009 (Estika, Farhan, Fitriyani, Rut, T’ Citra, Viensa dan Yunita) yang selalu menemani perjuangan selama kuliah di Program Studi Kimia FPMIPA UPI.
10.Saudara-saudara seperjuangan di defosto yang telah memotivasi, dan menemani selama 4 tahun lebih
11.Saudara-saudara seperjuangan di Chemistry Regeneration 2009. Mohon maaf belum bisa menjadi ketua angkatan yang mampu mengayomi kalian dengan baik.
12.Sahabat-sahabat saya di Barwc (Runa, Fauzy, Sandro, Rizky, Ridwan, Rahmat) yang telah mensupport saya dalam keadaan apapun.
13.Sahabat-sahabat saya dari ITENAS (Abduh, Dzikry, Falaah, Ghufran, Gilang, Rizal) yang telah memberikan saran, bimbingan dan pelajaran hidup yang berharga untuk saya.
(10)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14.Sahabat-sahabat saya Faisal ATP, Jahid, Lastri, Fadhil, Fahma, Mervin, dll. Yang telah memberikan support sehingga skripsi ini dapat selesai.
15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan menyertai selama studi di UPI serta yang telah memberikan andil dalam proses penyusunan skripsi ini.
Semoga semua amal baik yang telah diberikan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Jazakumullah khairan katsira. Amiin.
(11)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… Iv DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR GAMBAR ……… viii
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Penelitian ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TIJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Umum ... 5
2.1.1 Genus Artocarpus ... 5
2.1.2 Spesies Artocarpus communis ... 6
2.2 Tinjauan Fitokimia Artocarpus communis ... 9
2.2.1 Senyawa Calkon ... 10
2.2.2 Senyawa Flavanon ... 10
(12)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3 Metode Pemisahan ... 18
2.3.1 Ekstraksi ... 17
2.3.2 Kromatografi ... 20
2.4 Uji Karakterisasi ... 23
2.4.1 Spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) ... 23
2.4.2 Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR) .. 25
2.5 Malaria ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian ... 30
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 30
3.3 Metodologi Penelitian ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Determinasi Tumbuhan ... 36
4.2 Analisis Proksimat Daun Sukun dan Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun ... 36
4.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun ... 37
4.4 Uji Aktivitas Antimalaria ... 38
4.5 Pemisahan dan Pemurnian ... 42
4.6 Karakterisasi Senyawa ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
(13)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN ... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Buah dan Daun Artocarpus communis ... 7 2.2 Struktur Senyawa Turunan Calkon pada Artocarpus
communis ... 10 2.3 Struktur Senyawa Turunan Flavanon pada Artocarpus
communis ... 11 2.4 Struktur Senyawa Turunan Terprenilasi Sederhana pada
Artocarpus communis ... 12 2.5 Struktur Senyawa Turunan Piranoflavon pada Artocarpus
communis ... 13 2.6 Struktur SenyawaTurunan Oksepinoflavon pada
Artocarpus communis ... 14 2.7 Struktur Senyawa Turunan Dihidrobenzosanton pada
Artocarpus communis ... 15 2.8 Struktur Senyawa Turunan Kuininodihidrobenzosanton pada
Artocarpus communis ... 16 2.9 Struktur Senyawa Turunan Furanodihidrobenzosantonpada
(14)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.10 Struktur Senyawa Turunan Santon dan Tetrahidrosantonpada
Artocarpus communis ... 17
2.11 Struktur Senyawa Turunan Flavon Tergeranilasi pada Artocarpus communis ... 18
3.1 Bagan Alir Penelitian ... 31
4.1 Grafik Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun Terhadap P.falciparum 3D7 dibandingkan dengan Klorokuin Diphospat ... 41
4.2 Diagram Alir Hasil Pemisahan Senyawa Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun (Artocarpus communis) dari fraksi B ... 43
4.3 Diagram Alir Hasil Pemisahan Senyawa Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun (Artocarpus communis) dari fraksi C ... 44
4.4 Kromatogram Hasil KVC Ekstrak Daun Sukun ... 45
4.5 Kromatogram Hasil KVC Fraksi B ... 46
4.6 Kromatogram Hasil KVC Fraksi B.3R ... 47
4.7 Kromatogram Hasil KVC Fraksi B.3R.G ... 47
4.8 Kromatogram Hasil KVC Fraksi C ... 48
4.9 Kromatogram Hasil KVC Fraksi C.2 ... 49
4.10 Kromatogram Hasil KVC Fraksi C.2.2.2 ... 49
4.11 Spektrum IR Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun ... 50
(15)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Taksonomi Tanaman Sukun ... 6
2.2 Angka Serapan IR dari Beberapa Gugus Fungsi ... 24
2.3 Geseran Kimia 1H NMR ... 26
2.4 Geseran Kimia 13C NMR ... 27
4.1 Kadar Air dan Abu Daun Sukun Kering dan Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun ... 37
4.2 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Sukun ... 38
4.3 Persen Hambatan Rata-rata (%) Pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7 Setelah Pemberian Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun ... 39
(16)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1 Hasil Determinasi Sampel Daun Sukun……….. 58 2 Persen Pertumbuhan dan Persen Penghambatan dari Ekstrak
Etil Asetat Terhadap P.falciparum 3D7……….. 59 3 Perhitungan NIlai IC50 Menggunakan Analisis Probit... 60
4 Prosedur Penentuan Kadar Air dan Abu dalam Makanan (SNI 01 – 2891 - 1992)...
(17)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dimana lebih dari 30.000 dari 250.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Keanekaragaman hayati ini memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia, salah salah satunya adalah sebagai sumber bahan kimia yang terdiri dari metabolit primer dan sekunder, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional (Ersam, 2001).
Salah satu spesies yang terdapat di Indonesia adalah tanaman dari genus Artocarpus. Artocarpus merupakan salah satu genus dalam famili Moraceae. Genus ini terdiri dari 50 spesies dan diperkirakan berasal dari wilayah Asia tenggara dan Pasifik. Selama 200 tahun, genus ini telah menyebar ke seluruh wilayah tropis di seluruh dunia (Zerega, 2005). Salah satu spesies dari spesies dari genus ini adalah Artocarpus communis (sukun), adapun spesies ini dimanfaatkan masyarakat Indonesia antara lain, buahnya sebagai bahan pangan, batangnya sebagai bahan bangunan dan kerajinan kayu, dan hampir sebagai bahan obat tradisional. (Ragone, 2006).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tumbuhan Artocarpus communis, telah dilaporkan 32 senyawa turunan fenol berhasil
(18)
2
diisolasi dari jenis dihidrocalkon, flavon, flavanon, dan turunan 3-prenilflavon. Senyawa jenis dihidrocalkon dan flavanon pada umumnya ditemukan dalam bentuk tergeranilasi, sedangkan dari jenis flavon umumnya terprenilasi, dan beberapa senyawa flavon terprenilasi mengalami siklisasi sekunder (Syah, 2005).
Beberapa senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan ini juga diketahui memiliki aktivitas biologis yang menarik antara lain sebagai antifungi, antiinflamasi, antikanker, antiplatelet, inhibitor enzim 5α-reduktase dan inhibitor sel leukimia (Jones, 2011). Selain itu, tumbuhan Artocarpus communis telah digunakan masyarakat sebagai obat penurun demam sebagaimana telah dilaporkan oleh Ragone (1997) dan Bipat et.al, (2008). Adanya informasi bahawa tumbuhan ini dapat digunakan sebagai pereda demam, maka Artocarpus communis dapat dikembangkan untuk mengobati penyakit-penyakit yang memiliki indikasi demam, salah satunya adalah penyakit malaria.
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum melalui nyamuk Anopheles sp. Penyakit ini terdistribusi secara merata di Indonesia. US Center For Disease Control and Prevention pula dalam webnya melaporkan bahwa pada beberapa daerah endemik malaria telah terdeteksi adanya multi resistensi terhadap obat antimalaria yang terdapat di pasaran. Lebih lanjut pada laman ini, terungkap bahwa Indonesia terindikasi sudah terdapat resistensi terhadap obat anti malaria yaitu kloroquin (http://www. dpd.cdc.gov retrived 2012-05-02). Adanya resistensi antimalaria ternyata memacu dilakukannya penelitiannya untuk mencari senyawa baru yang dapat digunakan sebagai antimalaria.
(19)
3
Beberapa laporan menyebutkan bahwa salah satu jenis senyawa yang potensial untuk dijadikan sebagai antimalaria adalah flavonoid. Kelompok Senyawa ini khususnya golongan flavon terprenilasi dan kalkon telah dilaporkan oleh Widyawaruyanti et.al, (2007; 2012 dan 2014) memiliki aktivitas antimalaria yang tinggi.
Studi ilmiah menyatakan bahwa tumbuhan sukun merupakan sumber senyawa flavonoid, sehingga memiliki potensial sebagai antimalaria. Selama ini belum ada kajian ilmiah mengenai potensi antimalaria dari daun sukun sehingga mendorong penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan potensi antimalaria dan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak etil asetat daun A. communis perlu untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah aktivitas antimalaria dari fraksi etil asetat daun Artocarpus communis yang berasal dari Jawa Barat ?
b. Metabolit sekunder apa yang terkandung dalam daun Artocarpus communis yang berasal dari Jawa Barat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui aktivitas ekstrak etil asetat daun Artocarpus communis asal
(20)
4
b. Mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat di dalam ekstrak etil asetat daun Artocarpus communis asal Jawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bersifat eksplorasi yaitu pencarian senyawa bahan alam. Sehubungan dengan itu, maka manfaat penelitian ini adalah untuk mencari potensi antimalaria dari salah satu obat tradisional yang lazim dipakai masyarakat yaitu daun sukun (Artocarpus communis) dan menambah informasi mengenai kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam daun Artocarpus communis.
(21)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel dilakukan dengan cara determinasi yang dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FPMIPA UPI.
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Instrumen FPMIPA UPI.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Isolasi dan pemurnian terhadap sampel daun menggunakan berbagai alat meliputi alat-alat gelas, perangkat alat destilasi, penguap vakum berputar (vaccum rotary evaporator), berbagai set alat kromatografi antara lain, , kolom kromatografi vakum cair, perangkat alat kromatotron, dan kolom kromatografi kolom gravitasi. Sedangkan alat instrumen yang digunakan untuk karakterisasi antara lain kromatografi lapis tipis dan spektrometerFTIR.
Adapun bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sukun yang dikeringkan secara angin dan dihaluskan. Sedangkan pelarut organik yang digunakan terdiri dari beragam pelarut teknis yang didestilasi dan pro analis (p.a). Untuk kepeluan kromatografi, digunakan berbagai silika gel, yaitu, silika gel
(22)
31
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Merck 60 (70-230 mesh) for chromatoghraphy column, silika gel 60 (35-70 mesh), dan plat KLT kieselgel Merck 60 F254 dengan ketebalan 0,25mm..
3.3 Metodologi Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu Fraksinasi dan isolasi senyawa murni, uji fitokimia, uji proksimat, uji farmakologi, dan karakterisasi senyawa murni. Diagram Alir penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
1. Penyiapan Sampel Tumbuhan
Tahap awal penelitian dimulai dari pengambilan sampel daun Artocarpus communis (sukun) yang berada di daerah Garut, Jawa Barat yang dilakukan pada
(23)
32
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agustus 2012. Daun sukun yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran. Kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai kering. Sampel yang telah kering kemudian dihaluskan dengan mesin penggiling sampai berbentuk serbuk. Kemudian serbuk daun sukun yang diperoleh ditimbang untuk mengetahui berat daun dalam kondisi yang telah dikeringkan.
2. Ekstraksi Bubuk Daun Sukun
Serbuk daun Artocarpus communis diekstraksi menggunakan pelarut metanol. Teknik ekstraksi yang digunakan ialah ekstraksi padat-cair dengan metode maserasi. Sampel direndam dalam pelarut metanol 20 liter selama 3 x 24 jam. Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring. Filtrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator dalam keadaan vakum. Ekstrak pekat metanol diencerkan kembali dengan air hangat sebanyak 1000 mL. Kemudian disaring dengan corong buchner. Ekstrak metanol yang telah diencerkan kemudian difraksinasi dengan etil asetat sehingga diperoleh ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol-air. Masing-masing ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh massa tetap dari masing-masing ekstrak.
3. Uji Proksimat
Uji proksimat dilakukan untuk mengetahui parameter simplisia. Adapun uji simplisia meliputi penentuan kadar air dan abu. Uji proksimat mengacu pada SNI 01-2891-1992 tentang Cara Uji Makanan dan Minuman. Prosedur kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut :
(24)
33
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penentuan Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan dengan cara menimbang 1-2 gram serbuk kacang pada botol timbang bertutup yang telah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan pada oven suhu 105oC selama 3 jam, lalu didinginkan dalam eksikator. Setelah itu ditimbang sampai diperoleh bobot tetap.
2. Penentuan Kadar Abu Total
Penentuan kadar abu total dilakukan dengan cara menimbang 3 gram serbuk kacang ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya. Kemudian diarangkan di atas nyala pembakar dan diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimum 550oC sampai pengabuan sempurna. Setelah itu didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang sampai bobot tetap.
4. Uji Skrining Fitokimia
Untuk mengetahui karakterisasi dari senyawa yang terdapat dalam ekstrak etil asetat daun sukun maka dilakukan uji fitokimia. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak tersebut. Ekstrak yang diperoleh diidentifikasi komponen fitokimianya dengan metode pereaksi warna. Senyawa yang diperiksa adalah senyawa golongan alkaloid, tanin, saponin, terpenoid, steroid, dan flavanoid. Prosedur kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut :
(25)
34
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Pemeriksaan Alkaloid
Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram ekstrak 1 mL kloroform dan beberapa tetes Pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya alkaloid. Pembuatan Pereaksi Mayer yaitu 1 gram KI dilarutkan dalam 20 mL aquades sampai semuanya melarut. Lalu ke dalam larutan KI tersebut dimasukkan 0,271 gram HgCl2 sampai
larut.
b) Pemeriksaan Tanin
Pemeriksaan tanin dilakukan dengan cara menimbang ekstrak sebanyak 0,1 gram dan dilarutkan dalam 2 mL air, kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1%. Timbulnya warna biru tua menunjukkan adanya senyawa
tanin (fenolik).
c) Pemeriksaaan Saponin
Pemeriksaan saponin dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 3 mL air, kemudian dikocok dengan kuat selama 10 menit. Timbulnya buih atau busa menunjukkan adanya saponin.
d) Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid
Pemeriksaan terpenoid dan steroid dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 1 mL air, kemudian ditambahkan 1 mL CH3COOH
glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah menunjukkan adanya
(26)
35
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e) Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 3 mL air kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat. Timbulnya warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
5. Uji Antimalaria Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun
Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat daun sukun dilakukan mengikuti pengujian yang dilakukan oleh Budimulja dkk. (1997). Tiap komponen dilarutkan dalam DMSO (10-2 mol L-1). Parasit malaria (Plasmodium falciparum 3D7) dipropagasi dalam 24 sumur plat-kultur yang mengandung ekstrak etil asetat daun sukun dalam berbagai konsentrasi. Pertumbuhan parasit dimonitor dengan Blood smear dalam MeOH dengan noda geimsa sebagai penanda parasit.
6. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Ekstrak etil asetat daun sukun dipisahkan dan dimurnikan lebih lanjut dengan berbagai teknik kromatografi, antara lain Kromatografi Vakum Cair (KVC), Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG), dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Senyawa murni yang diperoleh dikarakterisasi dengan alat spektrometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa murni.
(27)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kadar air dan kadar abu untuk daun sukun kering sebesar 10,45% dan 18,20%, adapun kadar air dan kadar abu untuk ekstrak etil asetat daun sukun sebesar 3,63% dan 2,975%. Dari skrining fitokimia menunjukan senyawa golongan flavonoid, tannin, dan terpenoid terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun. Sementara itu dari analisis gugus fungsi senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun menunjukan adanya gugus fungsi –OH, C-Hsp3, C=C alkena serta aromatik, dan C=O keton.
Ekstrak etil asetat daun sukun memiliki potensi sebagai antimalaria dimana mampu menghambat pertumbuhan P.falciparum strain 3D7 sebesar 96,83% dengan konsentrasi uji 10 µg/mL dan memiliki nilai IC50 sebesar 0.111 µg/mL
Metabolit sekunder yang telah terkandung didalam ekstrak etil asetat daun A. communis (sukun) diisolasi dengan berbagai teknik kromatografi yang meliputi kromatografi vakum cair, kromatografi radial, dan kromatografi kolom gravitasi serta uji kromatografi lapis tipis adalah senyawa 1 dari fraksi B.3R.G.3 dan senyawa 2 dari fraksi C.2.2.2.3 yang diperkirakan adalah senyawa turunan flavonoid.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Sehingga diperoleh massa senyawa murni yang lebih banyak sehingga senyawa murni yang telah diisolasi dapat dilakukan pengujian aktivitas antimalarianya serta dapat dikarakterisasi struktur senyawa nya. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut aktivitas antimalaria
(28)
54
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekstrak etil asetat daun sukun bila diuji kepada mahluk hidup yang terjangkit penyakit malaria.
(29)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., (2008). Bahan Ajar Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Bipat, R., et.al., (2008). Effects of plants popularly used against hypertension on norepinephrine-stimulated guinea pig atria. Pharmacognosy Magazine 4(13):12.
Ersam, T., (2001). Senyawa Kimia Makromolekul beberapa Tumbuhan Artocarpus Hutan Tropika Sumatera Barat. Bandung, Indonesia.
Fieser, L.F., dan Williamson, K.L. (1992). Organic Experiment Seventh Edition. D.C. Heath and Company: Lexington, Masachusetts Toronto.
Hakim, E.H., et. al,. (2006). Prenylated flavonoids and related compounds of the Indonesian Artocarpus (Moraceae). Journal of Natural Medicines 60(3):161-184.
Hamilton, R.A., R.A. Criley and C.L. Chia. (1982). Rooting of stem cuttings of breadfruit under intermittent mist. Proc. Int. Plant Propagators Soc. 32:347-350.
Harborne, J.B., (1987), Metode Fitokimia, Penerbit ITB,. Bandung.
Heyne, K., (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta
James, T.L., (1998) Fundamental of NMR. Dept of Pharmaceutical Chemistry Univ. Of California.
Joy, D., X. Feng, J. Mu., (2003). Early Origin and Recent Expansion of Plamodium falciparum. Nature 417 :387-388
Jones, A.M.P et.al., (2011) Beyond The Bounty :Breadfruit (Artocarpus altilis) for Food Security and Novel Foods in 21st Century. Etnobotany Journal Koshihara, Y., Y. Fujimoto and H. Inoue. (1988). A new 5-lipoxygenase selective
inhibitor derived from Artocarpuscommunisstrongly inhibits arachidonic acid-induced ear edema. Biochem. Pharmacol. 37(11):2161-2165.
Kristiani, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., dan Kurniadi, B. (2008). Buku Ajar FITOKIMIA. Surabaya: Airlangga University Press.
(30)
56
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and W.C. Wong, (1995). Plant Resources of South-East Asia No. 5 (2), Timber Trees: Minor Commercial Timbers. 1st Edn., PROSEA, Bogor, Indonesia.
Menteri Kesehatan. (1994). Keputusan Menteri Kesehatan RI NOMOR:661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional. Indonesia
Morton, J.F. (1987). Fruits of Warm Climates. Julia F. Morton Publisher, Miami, Florida. Pp. 50-58
Muslim, H.M., (2005). Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC – Penerbit Buku Kedokteran
Neghina. R, A.M. Neghina, I. Marincu, Iacobiciu I., (2010). Malaria, a Journey in Time : In Search of the Lost Myths and Forgotten Stories. Amd J Med Sci (340): 492-498
Nomura, T., Y. Hano & M. Aida. (1998). Isoprenoid-substituted flavanoids from Artocarpus plants (Moraceae). Heterocycles 47(2):1179-1205.
Prabowo, A., (2004). Malaria : Mencegah dan Mengawasi. Jakarta : Puspa Swara Ragone, D. (1997) Breadfruit (Artocarpus altilis). The International Plant Genetic
Resources Institute, Italia.
Santosa CM, dan Hertiani T., (2005). Kandungan senyawa kimia dan efek ekstrak daun bangun-bangun (Coleus ambonicus, L.) pada aktivitas fagositosis netrofil tikus putih (Rattus nervogicus). Majalah Farmasi Indonesia 16: 141-148
SNI. (1992). SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta: Badan Standarisari Nasional (BSN).
Soebagio, dkk (2005). Kimia Analitik II. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PRESS).
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi, (1996). Analisa Bahan Makanan dan. Pertanian. Liberty, Yogyakarta
Stoenoiu CE. Bolboaca AD, Jantschi L. (2006). Mobile phase optimization for steroid separation . Medical Informatics 18: 17-24.
Stuart, B., (2004). Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications. WILEY : U.S.A
(31)
57
Syah, Y.M,. (2005). Fitokimia, kemotaksonomi dan Sifat Biologis Metabolit Sekunder dari Tanaman Sukun (Kelewih). Indonesia
Zerega, N.J.C., D. Ragone & T.J. Motley. (2005). Systematics and species limits of breadfruit (Artocarpus, Moraceae). Systematic Botany
(1)
35
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e) Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara melarutkan 0,1 gram ekstrak dalam 3 mL air kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat. Timbulnya warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
5. Uji Antimalaria Ekstrak Etil Asetat Daun Sukun
Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat daun sukun dilakukan mengikuti pengujian yang dilakukan oleh Budimulja dkk. (1997). Tiap komponen dilarutkan dalam DMSO (10-2 mol L-1). Parasit malaria (Plasmodium
falciparum 3D7) dipropagasi dalam 24 sumur plat-kultur yang mengandung
ekstrak etil asetat daun sukun dalam berbagai konsentrasi. Pertumbuhan parasit dimonitor dengan Blood smear dalam MeOH dengan noda geimsa sebagai penanda parasit.
6. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Ekstrak etil asetat daun sukun dipisahkan dan dimurnikan lebih lanjut dengan berbagai teknik kromatografi, antara lain Kromatografi Vakum Cair (KVC), Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG), dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Senyawa murni yang diperoleh dikarakterisasi dengan alat spektrometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa murni.
(2)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kadar air dan kadar abu untuk daun sukun kering sebesar 10,45% dan 18,20%, adapun kadar air dan kadar abu untuk ekstrak etil asetat daun sukun sebesar 3,63% dan 2,975%. Dari skrining fitokimia menunjukan senyawa golongan flavonoid, tannin, dan terpenoid terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun. Sementara itu dari analisis gugus fungsi senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun sukun menunjukan adanya gugus fungsi –OH, C-Hsp3, C=C alkena serta aromatik, dan C=O keton.
Ekstrak etil asetat daun sukun memiliki potensi sebagai antimalaria dimana mampu menghambat pertumbuhan P.falciparum strain 3D7 sebesar 96,83% dengan konsentrasi uji 10 µg/mL dan memiliki nilai IC50 sebesar 0.111 µg/mL
Metabolit sekunder yang telah terkandung didalam ekstrak etil asetat daun A.
communis (sukun) diisolasi dengan berbagai teknik kromatografi yang meliputi kromatografi
vakum cair, kromatografi radial, dan kromatografi kolom gravitasi serta uji kromatografi lapis tipis adalah senyawa 1 dari fraksi B.3R.G.3 dan senyawa 2 dari fraksi C.2.2.2.3 yang diperkirakan adalah senyawa turunan flavonoid.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Sehingga diperoleh massa senyawa murni yang lebih banyak sehingga senyawa murni yang telah diisolasi dapat dilakukan pengujian aktivitas antimalarianya serta dapat dikarakterisasi struktur senyawa nya. Selain itu perlu adanya penelitian lebih lanjut aktivitas antimalaria
(3)
54
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekstrak etil asetat daun sukun bila diuji kepada mahluk hidup yang terjangkit penyakit malaria.
(4)
Bagas Aji Bawono, 2014
Pemisahan dan Pemurnian Metabolit Sekunder dari Fraksi Aktif Antimalaria Daun Sukun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., (2008). Bahan Ajar Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Bipat, R., et.al., (2008). Effects of plants popularly used against hypertension on
norepinephrine-stimulated guinea pig atria. Pharmacognosy Magazine
4(13):12.
Ersam, T., (2001). Senyawa Kimia Makromolekul beberapa Tumbuhan
Artocarpus Hutan Tropika Sumatera Barat. Bandung, Indonesia.
Fieser, L.F., dan Williamson, K.L. (1992). Organic Experiment Seventh Edition.
D.C. Heath and Company: Lexington, Masachusetts Toronto.
Hakim, E.H., et. al,. (2006). Prenylated flavonoids and related compounds of the
Indonesian Artocarpus (Moraceae). Journal of Natural Medicines
60(3):161-184.
Hamilton, R.A., R.A. Criley and C.L. Chia. (1982). Rooting of stem cuttings of
breadfruit under intermittent mist. Proc. Int. Plant Propagators Soc.
32:347-350.
Harborne, J.B., (1987), Metode Fitokimia, Penerbit ITB,. Bandung.
Heyne, K., (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Badan Litbang
Kehutanan, Jakarta
James, T.L., (1998) Fundamental of NMR. Dept of Pharmaceutical Chemistry
Univ. Of California.
Joy, D., X. Feng, J. Mu., (2003). Early Origin and Recent Expansion of
Plamodium falciparum. Nature 417 :387-388
Jones, A.M.P et.al., (2011) Beyond The Bounty :Breadfruit (Artocarpus altilis) for
Food Security and Novel Foods in 21st Century.Etnobotany Journal
Koshihara, Y., Y. Fujimoto and H. Inoue. (1988). A new 5-lipoxygenase selective inhibitor derived from Artocarpuscommunisstrongly inhibits arachidonic
acid-induced ear edema. Biochem. Pharmacol. 37(11):2161-2165.
Kristiani, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., dan Kurniadi, B. (2008). Buku Ajar
(5)
56
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and W.C. Wong, (1995). Plant Resources of
South-East Asia No. 5 (2), Timber Trees: Minor Commercial Timbers. 1st
Edn., PROSEA, Bogor, Indonesia.
Menteri Kesehatan. (1994). Keputusan Menteri Kesehatan RI
NOMOR:661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat
Tradisional. Indonesia
Morton, J.F. (1987). Fruits of Warm Climates. Julia F. Morton Publisher, Miami, Florida. Pp. 50-58
Muslim, H.M., (2005). Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC – Penerbit Buku Kedokteran
Neghina. R, A.M. Neghina, I. Marincu, Iacobiciu I., (2010). Malaria, a Journey in
Time : In Search of the Lost Myths and Forgotten Stories. Amd J Med Sci
(340): 492-498
Nomura, T., Y. Hano & M. Aida. (1998). Isoprenoid-substituted flavanoids from
Artocarpus plants (Moraceae). Heterocycles 47(2):1179-1205.
Prabowo, A., (2004). Malaria : Mencegah dan Mengawasi. Jakarta : Puspa Swara Ragone, D.(1997) Breadfruit (Artocarpus altilis). The International Plant Genetic
Resources Institute, Italia.
Santosa CM, dan Hertiani T., (2005). Kandungan senyawa kimia dan efek ekstrak daun bangun-bangun (Coleus ambonicus, L.) pada aktivitas fagositosis
netrofil tikus putih (Rattus nervogicus). Majalah Farmasi Indonesia 16:
141-148
SNI. (1992). SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta: Badan Standarisari Nasional (BSN).
Soebagio, dkk (2005). Kimia Analitik II. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PRESS).
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi, (1996). Analisa Bahan Makanan dan.
Pertanian. Liberty, Yogyakarta
Stoenoiu CE. Bolboaca AD, Jantschi L. (2006). Mobile phase optimization for
steroid separation . Medical Informatics 18: 17-24.
Stuart, B., (2004). Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications. WILEY : U.S.A
(6)
Syah, Y.M,. (2005). Fitokimia, kemotaksonomi dan Sifat Biologis Metabolit
Sekunder dari Tanaman Sukun (Kelewih). Indonesia
Zerega, N.J.C., D. Ragone & T.J. Motley. (2005). Systematics and species limits