Wildan Chaidar Rahman, 2014
KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANAStudi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
a. Penulis melakukan penelitian langsung di desa Maja Selatan, kecamatan
Maja, Kabupaten Majalengka yaitu tepatnya di kediaman kriyawan bambu Ali Subana untuk melihat dan meneliti fenomena yang sebenarnya.
b. Penulis terlibat langsung dalam proses penelitian yaitu melihat proses
pembuatan kriya bambu. Proses pembuatan ini mengcangkup beberapa tahap, diantaranya proses pengolahan bambu dengan cara membelah
bambu utuh menjadi bilah-bilah bambu yang kemudian diawetkan dengan cara direndam di dalam lumpur kolam ikan selama kurang lebih 3 bulan
yang selanjutnya dikeringkan terlebihdahulu di bawah sinar matahari sebelum diolah menjadi bahan baku pembuatan kriya. Setelah bambu
kering bambu diolah ketahap pembentukan dengan cara dipotong dan dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yang selanjutnya disusun
dengan menggunakan lem membentuk suatu benda kriya. Tahap akhir atau finishing
dilakukan dengan menggunakan pelapis berupa melamin yang berfungsi sebagai penguat warna.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis untuk kemudian
diolah dan dituangkan dalam karya tulis ilmiah skripsi yang terbagi dalam lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian,
pembahasan dan kesimpulan Moleong, 1996: 85.
Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir, penulis memperoleh data-data di lapangan yang kemudian dianalisis, diolah dan
dituangkan dalam karya tulis ilmiah skripsi dengan judul “KRIYA BAMBU
KARYA ALI SUBANA”.
D. Instrumen dan Sumber Data
Peran utama peneliti dalam sebuah penelitian kualitatif adalah sebagai instrument penelitian. Instrumen ini pada dasarnya bersifat sementara dan
berlangsung secara terus menerus selama dilakukannya penelitian tersebut. Dalam pembuatan instrumen penelitian berupa observasi, wawancara maupun studi
dokumentasi merupakan suatu poin yang harus diperhatikan dan dilakukan baik sebelum penelitian ataupun selama penelitian berlangsung.
Wildan Chaidar Rahman, 2014
KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANAStudi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Menurut Nasution Sugiyono, 2011:307 peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3.
Tiap situasi merupakan keseluruhan. 4.
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. 6.
Hanya manusia yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, dan pelakan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari
itu tidak dihiraukan.
Sumber penelitian ini adalah kriya bambu karya Ali Subana sebagai sumber utama, buku-buku reverensi, internet serta observasi ke galeri 16.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian proses pengumpulan data merupakan bagian penting. Pada
proses pengumpulan data ini harus benar-benar dilakukan secara serius agar data yang terkumpul sesuai dengan hasil penelitian. Apabila dalam pengumpulan data
ini kurang lengkap dan dijumpai kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar terhadap hasil yang diperoleh. Proses pengumpulan data sangatlah penting hal ini
seperti yang diutarakan oleh Arikunto 2006: 222 bahwa: Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah
penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila penelitian menggunakan metode yang memiliki
cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani
serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tetap. Instrumen yang sifatnya masih
umum, misalnya pedoman wawancara dan pedoman pengamatan, masih mudah diinterpretasikan mungkin salah oleh pengumpul data.
Wildan Chaidar Rahman, 2014
KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANAStudi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Teknik pengamatan Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap kondisi objek yang diteliti. Proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
terhadap objek berada di tempat berlangsungnya penelitian, sehingga kegiatan observasi berlangsung bersama objek yang diteliti maka disebut observasi
langsung. Objek utama yang akan diamati oleh peneliti yaitu kriya bambu karya Ali
Subana. Ditinjau dari proses pembuatan dan unsur visual estetiknya. Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung ke rumah keriawan
bambu, bapak Ali Subana yang beralamat di blok Rebo, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. Observasi ke tempat lain dilakukan
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dan bahan perbandingan. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi ke galeri 16 yang beralamat di Jalan
Cibereum No.16 Cibereum Bandung, untuk mencari tahu tentang jenis-jenis bambu serta proses pengolahan bambu untuk bahan kriya.
b. Teknik wawancara
Wawancara sebagai salah satu cara untuk menggali sumber-sumber yang berkaitan dengan objek penelitian dari nara sumber yang telah terpilih yaitu
pemilik kriya bambu Bapak Ali Subana. Menurut Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan wawancara adalah
“sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara interview untuk memperoleh informasi dari terwawancara
interviewer”. Jadi tujuan dilakukannya wawancara untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek penelitian. Dalam melakukan
wawancara ada hal-hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk mempermudah proses wawancara diantaranya membuat instrumen pertanyaan
yang akan dikemukakan, kemudian dibantu dengan alat tulis, handphone atau kamera digital sebagai alat perekam atau pengambilan poto agar data yang
diperoleh lebih jelas.
Wildan Chaidar Rahman, 2014
KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANAStudi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Objek wawancara yaitu bapak Ali Subana, seorang kriyawan bambu di blok Rebo, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. Adapun
ajuan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti sertakan sebagai berikut: 1
Apa yang melatar belakangi pembuatan kriya bambu? 2
Sejak kapan dimulai produksi? 3
Dari mana ide atau gagasan pembuatan kriya bambu ini? 4
Apa saja alat dan bahan yang dipergunakan? 5
Dari mana bahan baku didapat? 6
Bagaimana proses pembelian dan pengiriman bahan? 7
Bagaimana cara pengolahan bahan? 8
Bagaimana cara pengawetan bahan? 9
Bagaimana proses pembuatannya? 10
Apa saja yang dibuat? 11
Apa saja fungsi dari kriya tersebut? 12
Berapa rata-rata harga jualnya? 13
Bagaimana proses pemasarannya? 14
Pemasarannya kemana saja? 15
Apa kelebihan dan kekurangan dari kriya bambu ini? 16
Kesulitan apa saja yang dihadapi baik dalam produksi maupun dalam pemasaran?
17 Apa saja keinginan dan kebutuhan untuk mengembangkan produksi?
18 Bagaimana sikap pemerintah daerah terhadap produksi kriya bambi ini?
c. Teknik studi pustaka dan dokumentasi
Sebagai bentuk gambaran untuk memperkuat hasil penelitian berupa data-data atau sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian yaitu kriya bambu
ditinjau dari segi proses pembuatan kriya bambu dan unsur visual estetiknya. Teknik dokumentasi berupa data foto hasil dokumentasi pribadi sebagai
gambaran bagi pembaca serta bukti hasil penelitian yang telah dilakukan.
Wildan Chaidar Rahman, 2014
KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANAStudi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data