Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode potong lintang dengan tujuan untuk melihat hubungan antara psychological
distress dengan mild cognitif impairment pada pasien lanjut usia dengan nyeri punggung bawah kronik.
Pada penelitian ini diagnosis pasien nyeri punggung bawah ditegakkan dengan anamnese, pemeriksaan fisik dan neurologis kemudian
dilakukan pemeriksaan CT-scan lumbal. Bagi pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan pemeriksaan dengan kuesioner MMSE, CDT dan nueroticism
scale.
IV.2.1 Karakteristik subjek penelitian
Pada penelitian ini subjek penelitian adalah sebanyak 30 orang, dimana dijumpai lebih banyak wanita dibandingkan pria, yaitu 76,7 n=23 wanita
dan 23,3 n=7 pria. Studi dari Sadeli, 200i memperkirakan 40 penduduk Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang dan
prevalensinya pada laki-laki 18,2 dan pada wanita 13,6. Prevalensi ini meningkat sesuai dengan meningkatnya usia.
Usia rata-rata pada penelitian ini 64 tahun. Nilai rata-rata MMSE 24 dan nilai rata-rata CDT 3. Studi Wilson R.S tahun 2007 menunjukkan
sekitar 15 atau lebih, orang tua mungkin menderita MCI. Sementara berdasarkan studi di Itali yang dilakukan oleh Unvezagt F.W dkk 2001
prevalensinya sekitar 10,7, Kanada 16,8, Jerman 23,5 dan di Finlandia 26,6 pada orang tua. Assosiasi Alzheimer Indonesia, 2003 menyatakan
bahwa nilai dibawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan gangguan kognitif yang signifikan pada penderita berpendidikan tinggi. Penyandang
Universitas Sumatera Utara
dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling rendah 24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengindentifikasikan resiko
untuk demensia.
IV.2.2 Hubungan antara
mild cognitive impairment dengan skor distress pada pasien nyeri punggung bawah kronik
Semua hasil tes fungsi kognitif, MMSE dan CDT, setelah dibandingkan dengan skor distress didapatkan hubungan yang signifikan p 0,001
berdasarkan tabel 5 dan tabel 6. Studi Wilson R.S dkk 2007 menyatakan bahwa pada orang tua tanpa manifestasi gangguan kognitif, peningkatan level
chronic psychological distress berhubungan dengan peningkatan insiden MCI. Devanand D.P et al 1996 menyatakan bahwa depresi yang merupakan
bentuk umum dari psychological distress juga berhubungan dengan resiko AD dan penurunan memori secara bertahap. Pada satu studi yang dilakukan
Kempler D 2005, sekitar 20 dari pasien usia tua dengan depresi menderita gangguan kognitif berat. Depresi yang menyebabkan gangguan kognitif pada
usia tua disebut demensia syndrome of depression. .Faktor yang menyebabkan chronic distress menjadi mild cognitive
impairment belum dapat ditentukan secara pasti. Salah satu kemungkinannya adalah kecendrungan distress merupakan tanda awal kelainan yang
berhubungan dengan MCI. Umur tidak mempengaruhi tingkat psychological distress, meskipun akumulasi patologi di otak dan penelitian klinikal-patologi
tidak menunjukkan bahwa distress berhubungan dengan lesi yang menyebabkan demensia atau mempengaruhi hubungannya dengan gangguan
fungsi kognitif.
Universitas Sumatera Utara
Sementara penelitian lain menyatakan bahwa menderita stress dalam jangka waktu yang lama berhubungan dengan perubahan struktural pada
hipokampus dan dengan kerusakan hipokampus menyebabkan gangguan belajar dan memori pada percobaan hewan dan manusia.Evan D.A dkk, 2003
Chronic psychological distress merupakan faktor resiko terjadinya AD dan hubungan ini kemungkinan akibat mekanisme neurobiologi bukan akibat
adanya tanda patologi dari AD yang berupa cortical plaques dan tangles. Lupien SJ et al 1999 melaporkan bahwa psychological distress dengan
kerusakan hipokampus menyebabkan resiko terjadinya Alzheimer Disease pada orang tua
Sheline Y.I et al 1998 menyimpulkan bahwa kondisi psikiatri seperti depresi dan gangguan stress setelah trauma yang mempengaruhi
psychological distress berhubungan dengan atrofi hipokampus dan girus cyngulate anterior yang menyebabkan terjadinya penurunan memori episodic.
Arnold S.E et al 2007 menjelaskan bahwa chronic psychological distress mempengaruhi struktur limbik yang meregulasi stress yang
berhubungan dengan tingkah laku dan sistem memori sehingga terjadi penurunan kognitif. Wilson R.S dkk, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data yang diperoleh pada penelitian ini disimpulkan bahwa :
1. Dari 30 orang penderita nyeri punggung bawah kronik, terdiri dari 7 pria 23,3 dan 23 76,7 wanita. Rerata usia subjek adalah 64,1 tahun.
2. Pendidikan terbanyak adalah SLTA sebanyak 17 orang 56,7 3. Rerata skor distress, MMSE dan CDT adalah 26,33; 24,00 dan 3,00
4. Dijumpai hubungan yang bermakna antara skor distress dengan skor MMSE dengan p 0,001 dan r = -0,919
5. Dijumpai hubungan yang bermakna antara skor distress dengan skor CDT dengan p 0,001 dan r= -0,875
V.2. SARAN
1. Perlu dilakukan skrining kognitif pada pasien dengan penyakit kronik untuk mengetahui secara dini jika terjadi penurunan fungsi kognitif.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan disain pre-test post-test, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara