Mekanisme Transaksi di Pasar Modal

B. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal

Dalam bertransaksi di pasar modal, sering terjadi adanya penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pelaku pasar modal. Dalam penyalahgunaan tersebut berupa tindakan-tindakan yang dilarang oleh UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, termasuk didalamnya menggunakan fakta material yang tidak pada waktu dan tempat yang seharusnya. Sehingga dengan penyalahgunaan itu dapat mempengaruhi harga saham di bursa pasar modal. Salah satu mekanisme yang harus dilalui sebelum melakukan transaksi di pasar modal adalah investor harus terlebih dahulu terdaftar menjadi nasabah di salah satu perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Seperti halnya dalam membuka tabungan di bank, harus ada minimal investasi awal yang ditempatkan. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi, misalnya ada perusahaan efek yang mewajibkan sebesar Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah, ada sebesar Rp.25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah, ada sebesar Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah dan lain-lain. Namun ada juga perusahaan yang menentukan misalnya 50 lima puluh persen dari transaksi yang akan dilakukan sebagai deposit. Misalkan seorang nasabah akan bertransaksi sebesar Rp.10.000.000 sepuluh juta rupiah maka yang bersangkutan diminta untuk menyetor dana sebesar Rp.5.000.000,- lima juta rupiah. 105 105 Liestyowati, ”Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa Efek”, Modul III Bahan Kuliah, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Mercubuana, 2012, hal. 2-3. Universitas Sumatera Utara Setelah nasabah membuka deposit di sebuah perusahaan efek dan mendapatkan persetujuan dari perusahaan efek tersebut baru kemudian dapat melakukan transaksi beli-jual saham. Transaksi efek diawali dengan pemesanan order untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat berupa surat maupun melalui telepon yang disampaikan kepada perusahaan efek melalui broker. Pesan tersebut harus menyebutkan jumlah saham yang akan dibeli atau dijual dengan menyertakan harga yang diinginkan. 106 Pada dasarnya Pesanan jual atau beli saham para investor dapat dibedakan menjadi: 107 1. Market order, yaitu pesanan jual atau beli pada harga yang terbaik; 2. Limit order, yaitu order jual atau beli pada harga yang telah ditetapkan oleh nasabah; 3. All order none atau fill or kill, dalam hal ini transaksi baru bisa dilaksanakan bila jumlah efek yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang dipesan, jika tidak transaksi tidak dilaksanakan; 4. Discretionary order, yaitu order yang dilaksanakan berdasarkan tingkat harga yang menurut PPE merupakan harga terbaik untuk nasabahnya; 5. Good trough the week, yaitu order yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh nasabah. 106 Sebagai contoh: misalkan seorang investor yang bernama Andi ingin membeli saham Telkom TLKM sebanyak 5 lot 2.500 lembar pada harga Rp.4.625. Jadi dalam pesan ini ada jumlah saham sebanyak 5 lot dan harga saham Rp.4.625. 107 Andrias Harefa, Op. Cit., hal. 25. Universitas Sumatera Utara Pesanan jual atau beli saham para investor dari berbagai perusahaan efek akan bertemu pada lantai bursa sekarang memakai sistem JATS. Setelah terjadi pertemuan match antar order, maka proses selanjutnya adalah proses penyelesaian transaksi. Proses pembelian saham diawali dengan investor menghubungi perusahaan efek di mana investor tersebut telah terdaftar terlebih dahulu sebagai nasabah. Investor tersebut menyampaikan instruksi beli kepada pialang. Misalnya investor ingin membeli saham Telkom TLKM pada harga Rp.4.625,- empat ribu enam ratus dua puluh lima rupiah per lembar saham, maka instruksi disampaikan kepada trader atau Wakil Perantara Perdagangan Efek WPPE perusahaan efek terkait. Kemudian trader tersebut memasukkan instruksi beli ke dalam sistim komputer perdagangan di BEI yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System JATS. Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS ini. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa yang juga menjadi anggota kliring di KPEI. Anggota Bursa Efek yang terdaftar di BEI bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Berikut ini disajikan skema transaksi saham di bursa dengan melibatkan berbagai pihak, sebagaimana yang ditunjukkan pada skema berikut ini: 108 108 Liestyowati, Op. cit., hal. 5. Universitas Sumatera Utara Skema 1: Mekanisme Transaksi di Bursa Efek Indonesia Sumber: Bursa Efek Indonesia 2009 Dari skema di atas menggambarkan bahwa peran pasar modal menjembatani hubungan antara berbagai kepentingan antara pemilik dana investor dan pengguna dana perusahaanemiten sehingga pasar modal sebagai wahana untuk berinvestasi bagi para investor dan sumber dana bagi pengguna dana. Dari mekanisme itu juga tampak bahwa peran pasar modal berupa mengumpulkan tabungan masyarakat investor untuk keperluan berinvestasi secara efisien dari pemilik dana saver kepada pemakai dana terakhir ultimate user. 109 Dalam mekanisme tersebut, JATS secara otomatis melaksanakan mekanisme tawar-menawar secara terus-menerus hingga transaksi beli akan diperoleh pada harga pasar terendah dan sebaliknya untuk transaksi jual diperoleh harga pasar tertinggi. Transaksi atas saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali dalam satu hari di bursa, 109 Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 121-122. Universitas Sumatera Utara tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga yang sama. Bisa saja pada awal hari bursa, harga suatu saham mencapai angka yang tertinggi, kemudian terus menurun pada akhir hari bursa, atau sebaliknya. Namun juga bisa berubah-ubah setiap saat atau tidak terjadi transaksi sama sekali. 110 Dalam sistem perdagangan tanpa warkat scripless trading system, penyelesaian transaksi dapat dilakukan lebih efisien, cepat, dan mudah. Para investor di sini tidak perlu lagi mendaftarkan lembar saham yang dimilikinya, karena semua transaksi terjadi secara elektronik dan tidak secara manual. Dengan scripless trading system tanpa adanya penyerahan fisik sertifikat saham, tidak ada lagi risiko pemalsuan saham. Proses penyelesaian transaksi dalam scripless trading system hanya dilakukan pemindahbukuan antar rekening. Suatu transaksi dinyatakan berhasil bila terjadi pertemuankesepakatan matched antara penawaran jual dan beli. Jika matched telah bertemu, maka proses selanjutnya adalah penyelesaian transaksi. 111 Scripless trading system adalah suatu sistem yang memiliki mekanisme perdagangan di pasar modal, di mana saham-saham yang biasanya diperdagangkan dalam bentuk kertas-kertas saham dan dilakukan secara manual, maka dengan sistem ini perdagangan itu dilakukan secara elektronik seperti yang ada pada rekening 110 Sawidji Widoatmodjo, Op. cit, hal. 47. Harga tertinggi: Dari harga-harga yang terjadi itu, tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa, inilah yang dinamakan harga tertinggi. Sudah lazim pula dipakai istilah harga tertinggi untuk menentukan harga tertinggi yang terjadi pada waktu tertentu dan dalam kurun waktu sebulan atau setahun, tergantung keperluan. Sedangkan harga terendah: harga ini merupakan lawan dari tertinggi. Penggunaannya sama dengan harga tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan, atau tahunan. 111 Megarita, Scripless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar Yang Efisien dan Mengurangi Resiko Investasi”, Artikel di Jurnal Equality, Vol. 10 No. 1 Februari 2005, hal. 26. Megarita adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. Universitas Sumatera Utara perbankan. Scripless trading system merupakan sistem perdagangan efek di pasar modal yang tidak menggunakan warkat dan penyelesaiannya dengan sistem pemindahbukuan book-entry settlement. Dalam sistem ini saham tidak lagi dalam bentuk sertifikat fisik, karena akan dikonversikan menjadi catatan elektronik seperti halnya rekening perbankan. Posisi efek atau dana tertera dalam suatu laporan seperti rekening koran, yang diberikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI. Perdagangan melalui sistim ini memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik merubah sertifikat saham ke dalam bentuk elektronik. 112

C. Pengaturan Fakta Material Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal