perusahaan emiten dengan investor individu maupun institusional. Walaupun kewajiban orang tersebut berbeda untuk setiap perusahaan, pekerjaannya sama
dengan pekerjaan humas. Orang yang bekerja di Investor Relations Departement ini biasanya menyebarkan informasi terkait kepada publik dan biasanya bertanggung
jawab serta menunjukkan segi positif perusahaan.
159
Suatu organisasi yang menginvestasikan asetnya sendiri atau asset-aset pihak lain yang dipercayakan padanya melalui bursa efek pasar modal inilah yang disebut
dengan investor institusional. Perusahaan-perusahaan investasi termasuk dana-dana bersama , dana-dana pensiun, perusahaan asuransi, dan bank, sebagai investor
institusional mempunyai banyak uang untuk diinvestasikan menciptakan profit, tentu saja dalam berinvestasi di pasar modal investor institusional memiliki volume yang
luar biasa.
160
Investor institusional maupun investor individu harus merencanakan, menyusun dan melaksanakan program investasinya sesuai dengan tujuan finansialnya
secara keseluruhan. Program tersebut harus menghasilkan portofolio investasi yang memiliki kombinasi risiko dan hasil yang diinginkannya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Perubahan harga saham di bursa bisa terjadi dengan cepat dan dalam hitungan detik. Ada harga saham naik dan ada pula yang turun, bahkan ada harga saham yang
159
R.J. Shook, Op. cit., hal. 289-291.
160
http:www.belajarinvestasi.netsahammain-saham-menghasilkan-uang, tulisan dengan judul “Saham Menghasilkan Uang”, diakses tanggal 24 Juni 2013.
Universitas Sumatera Utara
tetap diam atau tidak bergerak dalam bebarapa waktu tertentu. Jika suatu saat harga saham berubah menjadi naik atau turun, biasanya para pelaku pasar khususnya
perusahaan emiten dan investor selalu berupaya mencari dan menemukan apa faktor- faktor penyebab terjadinya perubahan harga saham tersebut. Jika investor dapat
menemukan faktor-faktor penyebab itu, maka biasanya investor tersebut melakukan langkah-langkah antisipasi agar tidak sampai merugi.
Menurut beberapa literatur bisnis, ada beberapa faktor dominan yang dapat menyebabkan suatu harga saham di pasar modal berubah. Faktor-faktor tersebut
antara lain adalah persepsi yang berbeda dari masing-masing investor. Faktor utama yang menyebabkan harga saham berubah di bursa disebabkan karena adanya persepsi
yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan informasi yang dimiliki. Persepsi tersebut dicerminkan melalui Rate of Return ROR.
161
ROR atau tingkat imbal balik adalah tingkat imbal hasil ditentukan dengan membagi pendapatan bersih terhadap ekuitas pemegang saham. Nilai ini merupakan
laba setelah pajak dari sekuritas yang dinyatakan dalam persentase terhadap modal awal dan berguna sebagai ukuran tingkat laba perusahaan.
162
ROR akan menimbulkan persepsi yang berbeda antara masing-masing investor.
A rate of return measurement can be used to measure virtually any investment vehicle, from real estate to bonds and stocks to fine art, provided the asset is
purchased at one point in time and then produces cash flow at some time in the future. Financial securities are commonly judged based on their past rates
161
Sawidji Widioatmodjo, Op. cit, hal. 81.
162
R.J. Shook, Op. cit., hal. 476.
Universitas Sumatera Utara
of return, which can be compared against assets of the same type to determine which investments are the most attractive
.
163
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa tingkat pengukuran return dapat digunakan untuk mengukur hampir semua sarana investasi, dari real estate untuk
obligasi dan saham. Sekuritas keuangan biasanya dinilai berdasarkan tingkat masa lalu, yang dapat dibandingkan terhadap aset dari jenis yang sama untuk menentukan
investasi yang paling menarik. Jika sebahagian besar investor memiliki persepsi bahwa ROR saham tersebut
tidak memadai lagi, maka para investor akan mengambil keputusan untuk menjual sahamnya. Jika hal ini yang terjadi, maka harga saham akan manurun, karena
kemungkinan akan terjadi oversupply. Lalu apa yang mempengaruhi ROR tersebut. Ada tiga faktor yang mempengaruhi ROR yaitu tingkat pengembalian tanpa risiko,
premi risiko, dan indeks beta. Tingkat pengembalian tanpa risiko dapat ditiadakan atau diminimalisir apabila
investor menginvestasikan modalnya ke instrumen investasi yang tidak mengandung risiko. Sarana investasi di Indonesia yang biasanya tidak mengandung risiko adalah
deposito dan tabungan di Amerika Serikat instrumen ini adalah obligasi pemerintah. Dapat dilihat bahwa meskipun kebangkrutan bank-bank nasional terjadi, namun
deposito dan tabungan hingga saat ini masih tercatat sebagai instrumen investasi yang paling aman.
163
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, premi risiko. Premi risiko menunjukkan seberapa besar kerugian investor jika investor tersebut berinvestasi untuk pembelian saham biasa. Premi risiko
ini perlu ditambahkan kepada tingkat pengembalian tanpa risiko, sebab investor saham biasa akan menanggung risiko berupa faktor kemungkinan masuknya pesaing
baru investor institusional
164
Faktor selanjutnya adalah indeks beta. Indeks beta adalah ukuran yang menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap perubahan kondisi pasar
secara umum. , permasalahan perburuhan, resesi ekonomi, atau faktor
lain. Dengan menambahkan premi risiko ke dalam tingkat pengembalian tanpa risiko, berarti investor telah berusaha meminimumkan risiko yang harus ditanggungnya
dalam investasi saham biasa, yaitu dengan menuntut tingkat pengembalian tanpa risiko.
165
Faktor selanjutnya adalah tingkat pertumbuhan dividen. Pembagian dividen yang tinggi cenderung akan menimbulkan persepsi yang positip terhadap kinerja
perusahaan tersebut di masa yang akan datang, dan mengakibatkan harga sahamnya meningkat. Dividen yang rendah akan menurunkan harga saham.
Berdasarkan pengertian dari indeks beta tersebut, bahwa aspek ini termasuk salah satu faktor yang dapat menyebabkan berubahnya harga saham, karena
para investor selalu mengamati indeks beta setiap saham yang ada dalam portofolionya. Indeks beta ini dipakai sebagai indikator untuk menjual saham yang
dimilikinya atau membeli saham baru.
164
Sawidji Widioatmodjo, Op. cit., hal. 82.
165
Abdul Halim, Op. cit., hal. 16.
Universitas Sumatera Utara
Untuk membuktikan secara ekonomis keempat faktor ini tingkat pengembalian tanpa risiko, premi risiko, indeks beta, dan tingkat pertumbuhan
dividen dapat mempengaruhi perubahan harga saham di bursa, ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 1 : Perubahan
Rate of Return, ROR
166
No. Faktor-Faktor Penyebab
Saat ini Setahun kemudian
1. Tingkat pengembalian tanpa risiko
17 14
2. Premi risiko
2 4
3. Indeks beta
1,4 1,2
4. Tingkat pertumbuhan dividen
5 5
ROR 25,4
24,2 Berdasarkan tabel yang ditunjukkan di atas, menggambarkan bahwa keempat
foktor tersebut dapat mempengaruhi harga saham yang tampak dari yang ditampilkan pada ROR tersebut. Faktor-faktor tersebut benar-benar mempengaruhi harga saham.
Misalnya, saham X memiliki tingkat pertumbuhan dividen 5 lima persen per tahun, dan ini masih akan terus berlangsung di masa akan datang. Saat ini dividen
saham X adalah Rp.100,- seratus rupiah. Indek beta saham X adalah 1,4. Suku bunga deposito 3 bulan adalah 17 tujuh belas persen. Saham X merupakan saham
yang diterbitkan oleh perusahaan garmen, yang saat ini sedang menghadapi permintaan tinggi dari pasar luar negeri.
Namun, karena di perusahaan ini sering terjadi pemogokan yang mengancam keberlangsungan perusahaan,karena rendahnya gaji buruh. Untuk menghadapi risiko
166
Sawidji Widioatmodjo, Op. cit., hal. 83.
Universitas Sumatera Utara
ini, investor menetapkan premi risiko 2 dua persen. Setahun kemudian terjadi perubahan, yaitu suku bunga deposito turun menjadi 14 empat belas persen
karena pemerintah menganggap ancaman inflasi sudah tidak terjadi lagi. Indeks beta turun menjadi 1,2. Tetapi karena industri garmen menghadapi ancaman pembatasan
impor oleh importir, maka kelanjutan ekspor terancam. Untuk mengantisipasi risiko ini, investor menaikkan premi menjadi 4 empat persen.
Faktor kenaikan suku bunga atau BI Rate juga sebagai faktor mengurangi minat para investor terhadap saham dari emiten perbankan.
Selama tahun 2013 berdasarkan hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, BI Rate ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2: BI Rate Selama Tahun 2013
167
No. Tanggal
BI Rate
1. 12 Nov 2013
7.50 2.
8 Okt 2013 7.25
3. 12 Sept 2013
7.25 4.
29 Agust 2013 7.00
5. 15 Agust 2013
6.50 6.
11 Juli 2013 6.50
7. 13 Juni 2013
6.00 8.
14 Mei 2013 5.75
9. 11 April 2013
5.75 10. 7 Maret 2013
5.75 11. 12 Feb 2013
5.75 12. 10 Jan 2013
5.75
Sumber: www.bi.go.id
167
http:www.bi.go.idwebidMoneterBI+RateData+BI+Rate, diakses tanggal 6 Desember 2013. Situs Resmi Bank Indonesia, tentang BI Rate.
Universitas Sumatera Utara
Selama tahun 2013 BI Rate tidak sampai mencapai 12,75. BI Rate paling terendah di tahun 2013 adalah 5,75 dan paling tertinggi adalah 7,50 hingga saat
ini. Sejak awal tahun 2005 hingga akhir tahun 2013, BI Rate paling terendah adalah 5,75 yang terjadi dari tanggal 9 Februari 2012 sampai dengan tanggal 14 Mei 2013.
sedangkan BI Rate paling tertinggi adalah 12,75 yang terjadi dari tanggal 1 November 2005 sampai dengan tanggal 5 April 2005.
Ketika BI Rate 5,75 di tahun 2012, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara perekonomian Indonesia
pada 2012 tumbuh cukup tinggi sebesar 6,3 dan diprakirakan akan meningkat pada 2013 dan 2014.
168
Ketika BI Rate 5,75 di tahun 2013, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan lebih rendah yaitu menjadi 6,2. Hasil
menunjukkan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2013 tumbuh sesuai prakiraan 6,2, didukung terutama oleh kuatnya permintaan domestik. Sementara pemulihan
ekonomi global tidak seoptimis prakiraan sebelumnya dan masih dibayangi ketidakpastian.
169
Rata-rata pada saat BI Rate 7,00 sampai dengan 7,50 pada tahun 2013 terjadi kinerja perekonomian global cenderung melambat, demikian pula kinerja
perekonomian domestik juga menunjukkan kecenderungan yang melambat.
170
168
http:www.bi.go.idwebidRuang+MediaSiaran+Perssp_150113.htm, Situs Resmi Bank Indonesia, tentang “Siaran Pers”.
Dari gambaran pertumbuhan perekonomian Indonesia tersebut di atas sedikit banyaknya
169
http:www.bi.go.idwebidRuang+MediaSiaran+Perssp_15913.htm, Situs Resmi Bank Indonesia, tentang “Siaran Pers”.
170
http:www.bi.go.idwebidRuang+MediaSiaran+Perssp_153613_dkom.htm, diakses tanggal 6 Desember 2013. Situs Resmi Bank Indonesia, tentang “Siaran Pers”.
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh BI Rate, dampak tersebut juga ditunjukkan oleh kondisi pasar modal yang pada umumnya semakin mempersulit perbankan khususnya bank kecil.
Dampak dari BI Rate tersebut khususnya kepada bank kecil. Sebagaimana menurut Satrio Utomo Kepala Riset Universal Broker Indonesia memproyeksi BEI
masih terus tertekan hingga akhir tahun 2013 sehingga menyulitkan bagi sejumlah bank untuk melakukan IPO dan juga mengurangi minat bagi para investor. BI Rate
meningkat 125 basis poin menjadi 7 selama tahun 2013 dan berpeluang akan terus naik lagi.
171
Kondisi ini juga berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di mana pada akhir tahun 2012 ditutup pada level 4.316. Jika dibandingkan dengan
rekor tahun ini sebesar 5.214 pada tanggal 20 Mei 2013, IHSG sudah mengalami kenaikan. Pergerakan positip ini terjadi pada sejumlah harga saham emiten perbankan
yang dipengaruhi kebijakan pengetatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Tabel 3:
Valuasi Harga Saham Emiten Perbankan 2013 Rupiah No. Bank
Januari 27 Agustus PE kali Konsensus PE kali
1. BCA
9.100 9.000
17,29 16,47
2. Mandiri
8.250 6.600
9,25 8,84
3. BRI
7.050 6.550
7,8 8,01
4. BNI
3.725 3.600
8,32 8,35
5. Sektor Finansial
- -
9,85 9,51
Sumber: Bisnis Indonesia, Rabu, 28 Agustus 2013
Saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang ditutup tanggal 27 Agustus 2013 berada pada Rp.6.550,- mencerminkan valuasi harga 7,8 kali, sedikit di bawah
171
Bisnis Indonesia, “Bursa Tertekan, Calon Emiten Bank Kecil Kesulitan”, Hari Senin, Tanggal 9 September 2013, hal. 13.
Universitas Sumatera Utara
konsensus akhir tahun yang diperkirakan berada pada PE 8,01 kali. Demikian pula dengan harga saham PT. Bank Negara Indonesia Tbk., ditutup pada harga Rp.3.600,-
mencerminkan rasio harga per lembar saham 8,32 kali atau mendekati rasio PE berdasarkan konsensus yang diproyeksikan sebesar 8,35 kali.
172
Sementara itu, harga saham PT. Bank Mandiri Tbk., yang ditutup RP.6.600,- membentuk valuasi PE 9,25 kali, relatif masih tinggi dibandingkan dengan
konsensus bloomberg di level 8,84 kali. Meskipun demikian, valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk., tersebut berada di bawah rasio harga saham sektor finansial yang
pada perdagangan tanggal 27 Agustus 2013 mencerminkan 9,85 kali. Dari proyeksi valuasi harga saham keempat bank ternama tersebut masih PT.
Bank Mandiri Tbk., yang relatif cukup tinggi. Harga saham BCA yang ditutup Rp.9.000,- membentuk rasio 17,29 kali, sedangkan konsensus valuasi harga saham
BCA akhir tahun 2013 diperkirakan 16,47 kali. Keempat bank tersebut merupakan penguasa 42,8 dari total aset industri perbankan nasional sampai dengan semester I
tahun 2013. Aset industri perbankan nasional hingga bulan Juni 2013 tercatat Rp.4.461,79 triliun. Walaupun adanya kenaikan BI Rate, namun masih tetap bertahan
valuasi harga saham untuk keempat bank ternama tersebut. Menurut Muhammad Alfatih analisis senior PT. Samual Sekuritas koreksi yang menimpa IHSG
172
Bisnis Indonesia, “Valuasi Saham Bank Mulai Atraktif”, Rabu, Tanggal 28 Agustus 2013, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan akan terus berlanjut dan semakin menekan emiten mencari level support baru.
173
Atas kondisi penurunan IHSG tersebut yang dominan dipengaruhi oleh sektor pebankan khususnya bank kecil, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi
untuk siap memberi insentif pajak, Bank Indonesia berupaya menerbitkan instrumen Sertifikat Deposito Bank Indonesia SDBI, aturan pinjaman luar negeri jangka
pendek bagi perbankan, aturan perluasan jaminan pembelian valuta asing, dan perluasan instrumen term deposit valuta asing.
174
C. Analisis Fakta Material Berdasarkan Transaksi yang Dilakukan Investor Institusional di Pasar Modal
Investor mempertimbangan semua faktor dalam memilih broker yang menjadi perantara dalam melakukan transaksi saham. Biasanya broker yang cenderung dipilih
investor biasanya memberikan pelayanan yang optimal, margin besar, serta fasilitas riset atau rekomendasi yang akurat. Pialang broker asing umumnya mendominasi di
BEI, hanya ada dua perusahaan broker lokal dari sepuluh anggota bursa dengan nilai perdagangan terbesar. Sisanya merupakan broker asing yang membuka cabang di
Indonesia. Menurut Andrew Argado analisis PT. e-Trading Securites menilai
173
Ibid.
174
Bisnis Indonesia, “Pemerintah Siap Beri Insentif”, Jumat, Tanggal 23 Agustus 2013, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
penguasaan perdagangan saham Indonesia oleh broker asing merupakan efek positif.
175
Tetapi perlu dipahami bahwa penguasaan perdagangan saham oleh broker asing di pasar modal Indonesia, setidaknya dapat menarik perhatian dan minat para
investor institusional lain untuk berinvestasi di BEI. Biasanya jika investor institusional masuk berinvestasi dengan membeli saham-saham emiten di pasar
modal merupakan hal yang dinanti-nantikan oleh investor-investor individual, dan juga oleh investor institusional domestik.
Investor asing di pasar modal Indonesia cenderung berasal dari investor institusional, hampir 60 investor asing di BEI merupakan investor institusional,
sekitar 40 investor di BEI adalah investor domestik gabungan dari investor institusional dan retail.
176
Diawali pada tahun 2013, tanggal 2 Januari, bursa dibuka dengan IHSG pada level 4.322,58.
Sulit bagi investor individual asing melakukan kegiatan transaksi saham di pasar modal di luar negaranya sendiri karena pertimbangan
tertentu dari investor tersebut.
177
175
Bisnis Indonesia, “Broker Asing Masih Dominan”, Rabu, Tanggal 14-8- 2013, hal. 13.
Pada awal tahun sering dikenal dengan peristiwa “January Effect” yaitu fenomena maraknya perdagangan saham pada bulan Januari. Walaupun tidak
selalu terjadi, namun secara umum harga-harga saham mengalami peningkatan seiring dengan maraknya permintaan kepada sekelompok saham tertentu. Maraknya
perdagangan saham pada bulan tersebut disebabkan para fund manager dan investor
176
Informasi dari Pintor Nasution, Kepala Cabang Sekolah Pasar Modal Medan
177
www.idx.co.id , diakses tanggal 11 September 2013
Universitas Sumatera Utara
mulai melakukan aktivitas pembelian dalam rangka memenuhi tujuan portofolio investasi setelah harga-harga saham mengalami penurunan di akhir tahun.
178
Puncak tertinggi IHSG pada bulan Januari terjadi pada penutupan tanggal 18 Januari yaitu pada level 4.465,48 naik 60,10 poin dibandingkan hari sebelumnya.
Sedangkan pada akhir Januari IHSG pada level 4.452,97. Dari tanggal 2 Januari 2013 sampai dengan tanggal 31 Januari 2013 terjadi peningkatan IHSG.
Pada bulan Pebruari terjadi juga peningkatan pembelian saham di bursa, dan diikuti dengan kenaikan IHSG dari level 4.458,60 tanggal 1 Pebruari menjadi pada
level 4.739,39 pada tanggal 28 Pebruari. Pada tanggal 27 Maret 2013 dengan masuknya dana asing investor
institusional mendorong IHSG menguat 1,77 ke level 4.928,10.
179
Kenaikan IHSG tersebut menurut para analis disebabkan karena masuknya dana-dana dari investor asing. Menurut Kepala Riset Mandiri Sekuritas, John Daniel
Rachmat, selama aliran dana asing tersebut masuk ke pasar saham Indonesia, IHSG akan terus meningkat. Peningkatan dana-dana asing ini masuk ke Indonesia
sehubungan dengan kondisi di Eropa dan Amerika Serikat masih negatif. Investor asing masuk karena melihat estimasi Price Earning Ratio PER IHSG di tahun 2013
masih di bawah 18 kali yaitu 15,68 kali.
180
Aksi beli oleh investor luar negeri ini berlanjut terus, hingga sampai bulan Mei 2013, sehingga IHSG mempunyai kecenderungan untuk terus naik. IHSG pada
178
Op. Cit, Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z, hal. 100
179
Kontan, “Dana Asing Mendorong Rekor IHSG”, Kamis, Tanggal 28 Maret 2013, hal. 3.
180
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tanggal 1 April 4.937,57 penutupan, pada tanggal 30 April IHSG 5.034,07. Kemudian pada 1 Mei 2013 IHSG 5.060,91, dan pada akhir bulan Mei 5.068,62. Pada
bulan Mei inilah tercapai puncak tertinggi IHSG selama tahun 2013 yaitu pada tanggal 20 Mei dimana IHSG menunjukkan angka 5.214,97. Sepanjang bulan Mei
merupakan puncak tertinggi IHSG dengan level menembus angka 5.000.
Grafik 1 : Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Januari-Juni 2013
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2014
Pada bulan Juni investor asing melakukan jual dalam rangka profit taking, dan mengakibatkan IHSG turun. Aksi profit taking ini terjadi terus mulai bulan Juni
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan bulan Desember, dan IHSG terus merosot, secara berturut-turut sebagai berikut, Tanggal 3 Juni 2013 IHSG pada level 4.971,35, 27 Juni IHSG
4.675,74, tanggal 1 Juli IHSG 4.777,45, tanggal 31 Juli IHSG 4.610,37, tangal 1 Agustus IHSG 4.624,33, 30 Agustus IHSG 4.195,08, 2 September IHSG 4.101,23,
pada 30 September IHSG 4.316,17, pada 31 Oktober IHSG 4.510,63, pada 29 Nopember 4.233,92, dan pada 30 Desember 2013 IHSG 4.256,43.
181
Pergerakan IHSG tersebut juga menunjukkan pergerakan harga saham pada umumnya. IHSG di Bursa Efek Indonesia, diambil dari 45 empat puluh lima saham
dengan kapitalisasi besar, disebut juga dengan saham LQ 45. Saham-saham blue-chip termasuk di dalam saham kelompok LQ 45 ini. Yang termasuk saham-saham LQ 45
adalah saham Telkom, Astra, Unilever, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, dan lain-lain.
Penurunan IHSG ini adalah karena investor institusional asing menjual saham dengan volume
besar untuk mengambil untung. Pada bulan Mei 2013 dianggap sebagai posisi bubble, menggelembung sehingga aksi jual asing diikuti juga oleh aksi jual investor
domestik.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ 45 ini tidak bersifat permanen atau tetap, tetapi dapat berobah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dahulu Bapepam. Tingkat IHSG juga dipakai sebagai indikator perekonomian suatu negara.
181
www.idx.co.id , diakses tanggal 13 Januari 2014
Universitas Sumatera Utara
Grafik 2 : Pergerakan IHSG Januari – Nopember 2013
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2014
Sepanjang tahun 2013 dari bulan Januari hingga Juni IHSG terus meningkat. Sementara dari bulan Juni hingga Agustus IHSG menunjukkan penurunan. Sementara
pergerakan nilai rupiah terus menurun.
182
Berdasarkan hasil riset dari PT. Bahana Securitas, mengatakan, “setiap kenaikan BI Rate sebanyak 1 akan meningkatkan pertumbuhan pasar modal sebesar
182
Bisnis Indonesia, “Inflasi Agustus Jadi Penentu”, Jumat, Tanggal 30 Agustus 2013.
Universitas Sumatera Utara
0,7.
183
Di samping itu, investor lokal domestik juga dapat menopang IHSG di mana IHSG menguat setelah investor domestik melakukan aksi beli pada saat investor
asing sebelumnya telah melakukan aksi beli saham. Investor domestik mencatat beli bersih sebesar Rp.593 miliar. Hal ini ditunjukkan pada tanggal 10 Juli 2013 di mana
nilai IHSG yang ditutup naik 74,84 poin atau 1,70 ke level 4.478,64 dengan frekuensi perdagangan tercatat pada frekuensi 167.189 kali transaksi dengan total
volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 6,135 miliar saham. Berarti dalam kondisi ini BI Rate juga dapat dikategorikan sebagai faktor
yang mempengaruhi harga saham, di mana ketika suku bunga rendah investor cenderung membeli saham dan pada posisi suku bunga tinggi investor cenderung
melakukan aksi jual saham. Tingkat suku bunga bank dapat dikategorikan sebagai fakta material.
184
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapat dikategorikan sebagai informasi atau fakta material
sebab faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Fakta material yang dimaksud dalam sub bab ini juga dapat ditentukan dari
segi perubahan atau fluktuasi IHSG. Apakah perubahan IHSG naik atau turun tersebut disebabkan karena masuknya investor institusional asing bertransaksi ke
pasar modal Indonesia atau karena faktor lain menjadi kajian dalam sub bab ini. Analisis ini dilakukan karena analisis pada berbagai literatur menyebutkan perubahan
183
Ibid.
184
Bisnis Indonesia, “Pemodal Lokal Topang IHSG”, Kamis, Tanggal 11 Juli 2013, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
harga saham yang dicerminkan pada IHSG selain disebabkan oleh faktor lain, juga karena masuknya atau bertransaksinya investor besar dan kuat atau investor
institusional ke pasar modal terutama investor-investor institusional asing, menjadi pemicu investor lokal dan investor-investor individual mengikuti langkah investor
institusional tersebut. Faktor perubahan IHSG selain disebabkan oleh masuknya investor
institusional asing dapat juga terjadi karena informasi atau fakta material yang berkembang di dalam skala nasional, misalnya isu-isu kebijakan pemerintah,
kebijakan BI, atau kondisi politik, dan peristiwa-peristiwa domestik lainnya, maupun pengaruh ekonomi global.
Diawali dengan analisis pada aksi jual saham yang dilakukan oleh investor institusional asing untuk mengambil untung menghambat laju penguatan IHSG
pada perdagangan sesi II tanggal 17 Juni 2013. Dampaknya lima sektor industri di lantai bursa melemah sedangkan lima lainnya bisa menguat. Aksi jual saham oleh
investor asing ini menyasar hingga ke saham-saham unggulan di sektor finansial dan komoditas. Sedangkan aksi beli terjadi di saham-saham lapis kedua. Tetapi pada
perdagangan tanggal 17 Juni 2013 IHSG mampu naik 13,76 poin 0,29 ke level 4.774,504. Mengawali perdagangan pagi, IHSG dibuka turun tipis 0,856 poin
0,02 ke level 4.759,888 di tengah penguatan bursa regional, IHSG kembali terkena aksi jual pada pembukaan perdagangan awal tanggal 18 Juni 2013. Pada
penutupan perdagangan sesi I tanggal 18 Juni 2013 ternyata IHSG mampu kembali naik 16,713 poin 0,35 ke level 4.840 setelah ada aksi beli selektif di saham-saham
Universitas Sumatera Utara
yang masih murah. Aksi beli selektif itu mendorong IHSG hingga ke posisi tertinggi di level 5.021 sementara investor asing masih terus melepas jual saham yang
membuat IHSG sedikit terlambat. Tanggal 23 Juli 2013, aksi ambil untung terus terjadi oleh para investor yang
terus melemahkan IHSG pada penutupan turun 45,43 poin atau 0,96 ke 4.678,98 dengan perdagangan tercatat pada frekuensi 112.790 transaksi yang mencatat total
volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 3,16 miliar saham. Investor asing mencatat jual bersih nett sell sebesar Rp.319,02 miliar.
185
Pada tanggal 9 Juli 2013 IHSG terus dibayangi oleh aksi jual saham masih tinggi sebagai ancaman dari tingginya inflasi dan juga karena naiknya suku bunga
acuan BI Rate Bank Indonesia. Pada hari senin tanggal 8 Juli 2013 IHSG ditutup turun 3,68 atau 169,18 poin ke level 4.433,63. Angka tersebut merupakan angka
terendah sejak tanggal 26 Juni 2013.
186
Pada tanggal 30 Juli 2013 IHSG masih ditutup melamah menjelang libur lebaran, nilai tukar rupiah masih melemah dan menjadi katalis negatif bagi pasar.
IHSG ditutup turun 78,41 poin atau 1,68 ke 4.580,47. Perdagangan tercatat dengan frekuensi 94.350 transaksi yang mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi
sebesar 2,71 miliar saham. Investor asing mencatat jual bersih nett sell sebesar Rp.379,17 miliar.
187
185
Bisnis Indonesia, “Diterpa Ambil Untung, IHSG Melemah”, Selasa, Tanggal 23 Juli 2013, hal. 13.
186
Bisnis Indoensia, “IHSG Masih Dibayangi Aksi Jual”, Sesala, Tanggal 9 Juli 2013, hal. 13.
187
Bisnis Indonesia, “Pasar Lesu, IHSG Tersapu”, Selasa, Tanggal 30 Juli 2013, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 21 Agustus 2013 investor asing terus melakukan aksi jual saham di pasar modal dengan mencatat jual bersih nett sell sebesar Rp.1,95 triliun. Hingga
pada kondisi itu belum ada intervensi dari Pemerintah walaupun IHSG terus melemah. IHSG ditutup turun 138,54 poin setelah pada hari sebelumnya anjlok
5,58 ke 4.313,52. Investor asing mencatat aksi jual bersih nett sell Rp.1,95 triliun.
188
Pada tanggal 26 Agustus 2013, kondisi IHSG terus melemah, perekonomian Indonesia dari yang dicerminkan oleh IHSG tersebut menunjukkan data yang negatif.
Investor asing mencatat jual bersih nett sell sebesar Rp.5,72 triliun jauh lebih tinggi dari pekan sebelumnya sebesar Rp.1,37 triliun.
189
Karena melihat IHSG yang semakin berfluktuasi pada titik-titik yang mengkhawatirkan tersebut, para investor cenderung menjual saham. Aksi jual saham
ini dengan motif aksi ambil untung disebabkan pasar saham semakin dibayang- bayangi penurunan harga yang tercermin pada IHSG. Frekuensi investor melakukan
aksi jual saham ambil untung semakin meningkat dalam 5 lima tahun terakhir ini, dari sejak tahun 2009 sd 2013.
190
Dalam kondisi penurunan IHSG, menguatnya nilai rupiah terhadap dollar, dan meningkatnya jumlah investor yang menjual sahamnya, menurut analisis Universal
Broker Indonesia, Alwy Assegaf, mulai muncul sentiman negatif di dalam negeri
188
Bisnis Indonesia, “Belum Ada Intervensi”, Rabu, Tanggal 21 Agustus 2013.
189
Bisnis Indonesia, “Indek Masih Melemah”, Senin, Tanggal 26 Agustus 2013, hal. 14.
190
Kontan, “Aksi Ambil Untung Bayangi Harga Saham”, Jumat, Tanggal 19 April 2013, hal. 24.
Universitas Sumatera Utara
yakni potensi kenaikan inflasi dan merosotnya harga komoditas. Sehingga investor yang membeli saham bukan saham-saham komoditas tetapi pada saham-saham lain
seperti saham-saham perusahaan semen.
191
Pergerakan IHSG semakin tampak menurun sejak 31 Mei 2013 hingga saat ini, grafik pergerakan IHSG menunjukkan
penurunan tajam sementara grafik pergerakan rupiah terhada dollar Amerika semakin naik.
192
Akibat aksi investor yang menjual saham dapat mengakibatkan IHSG turun karena saham-saham menjadi murah, pada kejadian inilah akan terjadi buyback atau
pembelian kembali saham oleh emiten. Saat ini setelah adanya edaran Otoritas Jasa Keuangan tentang buyback tanpa melalui RUPS, di saat penurunan IHSG, emiten
cenderung melakukan buyback seperti rencana emiten berkelas yakni PT. Media Nusantara Citra Tbk, MNC Group melakukan maksimum buyback 20 di tahun
2013.
193
Emiten berkelas seperti PT. Bukit Asam Tbk, dan PT. Semen Indonesia Tbk, juga berencana untuk melakukan buyback. Bahkan PT. Semen Indonesia Tbk telah
menyiapkan dana untuk melakukan buyback sebesar Rp.500.000.000.000,- lima
191
Ibid.
192
Bisnis Indonesia, “Windo Dressing Jadi Pemicu”, Jumat, Tanggal 28 Juni 2013, hal. 12.
193
http:investasi.kontan.co.idnewsmncn-minta-buyback-tanpa-rups-diperpanjang, diakses tanggal 7 Desember 2013. Ditulis di Kontan Investasi, “MNCN Minta Buyback Tanpa RUPS
Diperpanjang”. Lihat juga di: Bisnis Indonesia, “MNC Group Siap Buyback”, Kamis, Tanggal 29 Agustus 2013, hal. 13.
Universitas Sumatera Utara
ratus miliar tahun 2013.
194
Bahkan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan, perusahaan BUMN dilarang melakukan cut loss dengan cara melepaskan saham.
195
Jika banyak investor cenderung membeli saham, maka IHSG akan naik karena harga-harga saham akan naik. Tetapi pada saat tertentu, walaupun masih tetap terjadi
aksi jual saham oleh para investor, bisa kemungkinan IHSG tidak berobah secara signifikan, karena pada kejadian ini masih ada pihak investor lain melakukan aksi jual
selektif terhadap saham lainnya, terutama terhadap saham lapis kedua dan saham lapis ketiga.
Terutama jika investor yang menjual saham itu berasal dari investor asing pada umumnya berasal dari investor institusional dapat mengakibatkan penurunan
harga IHSG secara drastis, karena dengan aksi jual investor institusional tersebut terhadap saham-saham yang dimilikinya cenderung akan diikuti oleh investor-
investor lain khususnya yang bersifat individual atau perorangan sebagai followers. Membuka perdagangan pagi sesi I IHSG bertambah 18,616 poin 0,38 ke
level 4.944,099, hal ini disebabkan karena faktor positifnya bursa global dan regional yang dinilai investor sehingga mendorong IHSG menguat sejak pembukaan
perdagangan padi sesi I tanggal 6 Mei 2013. Pada saat penguatan IHSG tersebut, para investor terus berbondong-bondong membeli saham yang murah sehingga IHSG
194
Bisnis Indonesia, “BUMN Siap Buyback”, Kamis, Tanggal 22 Agustus 2013, hal. 14.
195
Bisnis Indonesia, “BUMN Dilarang Cut Loss”, Jumat, Tanggal 23 Agustus 2013, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
menjadi semakin bertambah naik pada level tertingginya pada sesi itu yakni di level 4.996,45.
196
Tetapi kemudian pada penutupan perdagangan sesi I tersebut, IHSG meleset 57,068 poin 1,16 ke level 4.982,551. Melesetnya IHSG pada sesi ini sehubungan
dengan aksi sebahagian investor memborong saham-saham unggulan sedangkan investor asing dan lokal berlomba-lomba membeli saham murah. Kemudian pada
penutupan perdagangan sore sesi II IHSG justru melompat naik 66,388 poin 1,35 ke level 4.991,871. Sementara Indeks LQ45 juga melonjak 12,327 poin 1,48 ke
level 845,940. Ternyata pada penutupan perdagangan sore sesi II itu yang mengakibatkan IHSG menguat naik dipimpin oleh saham-saham komoditas dan
finansial di mana pada sektor tersebut rata-rata sahamnya berkapitalisasi besar. Dalam hal ini, pembelian terhadap saham-saham murah tidak pula dapat
mengakibatkan IHSG menjadi naik, kecuali aksi borong tersebut dilakukan secara besar-besaran oleh para investor. Tetapi karena bersamaan dengan adanya sebahagian
investor yang memborong saham-saham unggulan tersebut dapat memicu IHSG menjadi menguat naik di penutupan perdagangan sore sesi II tersebut.
Rencana investor institusional untuk masuk ke pasar modal membeli saham- saham emiten, bisa kemungkinan diikuti oleh investor-investor kecil individual
dalam membeli saham. Sebab dari segi komposisi investor saja, investor asing di pasar modal Indonesia biasanya atau cenderung berasal dari investor institusional,
196
Medan Bisnis, “Rebound 1,35, IHSG Gagal Tembus Level 5.000”, Selasa, Tanggal 7 Mei 2013, hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
hampir 60 investor asing di BEI merupakan investor institusional, sekitar 40 investor di BEI adalah investor domestik.
197
Nama investor baik institusional maupun individu biasanya dirahasiakan sehingga sulit untuk memperoleh data nama-nama investor institusional yang masuk
ke dalam pasar modal. Tetapi setidaknya dengan gambaran dari data statistik perdagangan saham per hari dapat memberikan gambaran bahwa pengaruh investor
institusional baik asing maupun domestik cukup siginifikan diikuti oleh investor retil atau individual.
Investor domestik biasanya menunda transaksi sahamnya, menunggu transaksi saham yang dilakukan oleh investor asing
luar negeri.
198
Gambaran perubahan harga saham pada Daily Trading by Type of Investor Foreign Selling
dan Daily Trading by Type of Investor Domestic Selling, menunjukkan ketertarikan antara sesama investor apakah akan memutuskan membeli
saham atau menjual saham. Ketika investor institusional masuk membeli saham, maka kecenderungannya akan diikuti oleh investor retail, demikian pula jika investor
institusional menjual saham, juga cenderung diikuti oleh investor lain khususnya investor individual.
199
Tetapi pada umumnya jika investor individual mendominasi pembelian saham tertentu, belum tentu diikuti oleh investor institusional melainkan harus melalui
197
Pintor Nasution, Kepala Kantor Cabang Sekolah Pasar Modal Medan
198
Indonesia Stock Exchange, IDX Monthly Statistics, May 2013, Volume 22 Nomor 5 Tahun 2013, hal. 9.
199
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
analisisnya bersama broker karena investor institusional memperoleh pelayanan dari broker
secara penuh dan bahkan broker menyampaikan hasil analisis perusahaannya kepada investor institusional dengan cukup. Sebab broker akan lebih banyak
memperoleh keuntungan jika ia melayani investor-investor institusional seperti: perusahaan Jamsostek, Dana Pensiun, Reksa Dana, Link Perusahaan Asuransi,
Asabri, dan lain-lain. Dalam hal ini rencana atau transaksi investor institusional yang diketahui oleh
masyarakat pemodal lain dapat dikategorikan sebagai informasi atau fakta material. Karena dengan transaksi itu dapat menarik para investor lainnya untuk melakukan
pembelian atau penjualan saham, sehingga IHSG pun akan menjadi naik atau turun. Seperti yang direncanakan oleh PT. Taspen untuk memperbesar porsi investasinya di
tahun 2013 menjadi 25 dari semula hanya 10. PT. Taspen berupaya memperbesar porsi investasi saham menjadi 25 pada
tahun 2013 naik dibandingkan dengan porsi tahun lalu 10. Taspen hanya diperkenankan oleh regulator untuk berinvestasi pada Surat Utang Negara SUN dan
deposito pada bank Pemerintah dengan porsi obligasi sebesar 74,47 dan deposito sebesar 25,47. Tujuan PT. Taspen untuk memperbesar porsi investasi untuk dapat
meraih imbal hasil return. Pada semester I tahun 2013 dana kelolaan yang terkumpul oleh PT. Taspen adalah Rp.45,36 triliun atau mencapai 94,38 dari target
tahunan. Dari investasi dana tersebut, return yang diperolehnya mencapai Rp.2,3
Universitas Sumatera Utara
triliun.
200
Berdasarkan hasil analisis perubahan harga saham dan mengakibatkan berubahnya IHSG tersebut di atas, maka segala faktor yang mempengaruhi perubahan
harga saham dan IHSG dapat dikategorikan sebagai informasi atau fakta material sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Informasi atau fakta material itu tidak hanya mengandung relevansi saja, tetapi harus mempengaruhi harga saham, keputusan
pemodal, calon pemodal, dan pihak lain yang berkepentingan dengan pasar modal. Rencana aksi PT. Taspen ini tentu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh
investor untuk berinvestasi. PT. Taspen merupakan salah satu investor institusional yang berpeluang menjadi acuan bagi investor individual untuk berinvestasi.
Jika informasi itu hanya sekedar memenuhi relevansi dengan kejadian tetapi tidak mempengaruhi perubahan harga saham baik naik atau turun dan nilai pada
IHSG, maka informasi itu tidak dapat dikatakan sebagai fakta material. Dari uraian-uraian di atas, dapat dilihat bahwa investor intitusional jika
bertransaksi di bursa efek akan mempengaruhi harga-harga saham yang tercermin dalam perubahan tingkat IHSG. IHSG naik jika investor institusional melakukan
pembelian saham secara besar-besaran aksi beli. Hal ini ditunjukkan pada data-data dimana mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2013, investor institusional asing
masuk ke pasar modal Indonesia, dan mengakibatkan kenaikan IHSG hingga pada level di atas 5.000. Kemudian bulan Juni sampai dengan Desember 2013 IHSG turun,
karena investor institusional melakukan aksi jual profit taking.
200
Bisnis Indonesia, “Taspen Tunda Koleksi Saham”, Sabtu, Tanggal 20 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
Transaksi yang dilakukan oleh investor institusional di Bursa Efek Indonesia ini dapat mempengaruhi harga saham, dan juga mempengaruhi pemodal atau calon
pemodal atau pihak lain untuk mengambil keputusan bertaransaksi, maka peristiwa atau kejadian berupa transaksi yang dilakukan oleh investor institusional ini adalah
merupakan fakta material. Oleh karena setiap fakta material harus diinformasikan kepada publik, maka
sesuai dengan prinsip keterbukaan di pasar modal, emiten wajib menginformasikannya dan terutama para regulator bursa yaitu Bursa, KSEI, Otoritas
Jasa Keuangan. Bursa harus mengumumkan transaksi yang dilakukan oleh investor intitusional tersebut dalam website real time yang dapat dimonitor setiap saat oleh
masyarakat. Kelemahan tanyangan real time bursa selama ini adalah menginformasikan tentang transaksi di bursa hanya menyangkut perubahan harga dan
volume saham yang diperjual belikan, tetapi tidak memberi informasi siapa saja investor institusional yang sedang bertransaksi membeli atau menjual saham, dan
melalui broker mana transaksi dilakukan. Terutama dengan adanya transaksi volume besar yang dapat mempengaruhi
pasar, dimana pasar seketika dapat bereaksi, maka jika transaksi tersebut diinformasikan secara lengkap menyangkut investor yang bermain, broker, dan lain-
lain, maka para pemodal dapat mengetahui informasi dengan lebih sempurna sehingga reaksi terhadap transaksi yang terjadi dapat disikapi dengan lebih rasional,
dan hal ini juga menyangkut efisiensi pasar, dimana informasi akan terrefleksi terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
D. Konsep Pengawasan di Pasar Modal