Distribusi Kepiting Bakau Scylla spp.

Dalam ekologi, kelimpahan memiliki pengertian sebagai total individu suatu spesies yang menempati areal tertentu Soecipta, 1993. Pengamatan terhadap kelimpahan didukung pula oleh data mengenai distribusi dari jenis-jenis fauna di suatu kawasan Soegianto, 1994.

2.5. Distribusi Kepiting Bakau Scylla spp.

Kasry 1996 menyatakan kepiting bakau tersebar pada perairan berkondisi tropis yang meliputi wilayah Indo-Pasifik. Kepiting bakau merupakan kepiting yang bisa berenang dan hampir terdapat di seluruh perairan pantai Indonesia, terutama di daerah mangrove juga daerah tambak air payau atau muara sungai. Kepiting bakau dalam menjalani kehidupannya beruaya dari perairan pantai ke perairan laut, kemudian induk dari anak-anaknya berusaha kembali ke perairan pantai, muara sungai, atau daerah hutan mangrove untuk berlindung, mencari makan atau membesarkan diri. Pada umumnya kepiting banyak ditemukan di daerah hutan mangrove sehingga di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kepiting bakau atau mangrove crabs Kordi, 1997. Soetjipta 1993 menyatakan distribusi merupakan gambaran pergerakan makhluk hidup dari suatu tempat ke tempat lain. Distribusi suatu spesies dalam satu area tertentu dapat disusun dalam tiga pola dasar yaitu acak, mengelompok dan teratur reguler. Untuk menjelaskan fenomena pergerakan ini biasa digunakan istilah migrasi yaitu pergerakan sejumlah besar spesies dari suatu tempat ke tempat lain. Gunarto, dkk 2001 menyatakan distribusi merupakan penyebaran spesies yang dipengaruhi oleh adanya selang geografi geographic range suatu perairan. Informasi mengenai distribusi kepiting bakau pada suatu perairan sangat membantu usaha penangkapan kepiting bakau, terutama berkaitan dengan kemudahan mendapatkan fishing ground dan nilai komersiel penangkapan. Pola distribusi tergantung pada beberapa faktor antara lain : musim pemijahan, tingkat kelangsungan hidup dari tiap-tiap umur serta hubungan antara kepiting dengan perubahan lingkungan. Kepiting bakau biasanya terdapat pada dasar perairan lumpur berpasir, keberadaan mangrove dan masukan air laut sampai sungai Sulaiman dan Hanafi, 1992. Secara ekosistem, penyebaran kepiting bakau di bagi dua daerah,yaitu daerah pantai dan daerah perairan laut. Pada perairan pantai yang merupakan daerah nursery ground dan feeding ground kepiting bakau berada pada stadia muda; menjelang dewasa; dan dewasa, sedangkan di perairan laut merupakan spawning ground, kepiting bakau berada pada stadia dewasa matang gonad, zoea sampai megalops Suryani, 2006.

2.6. Pengertian Hutan Mangrove