KEKUATAN DAN KELEMAHAN INTERNAL Kekuatan Strengthness
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
31
Kota Payakumbuh
• Minimnya Investasi Di Sektor Sarana Perindustrian dan
Perdagangan. •
Telah Berlakunya AFTA ASEAN FREE TRADE AREA
Dari inventarisasi faktor-faktor internal dan eksternal tersebut
di atas
dapat diperoleh
gambaran tentang
penyelenggaraan fungsi pelayanan menyangkut kewenangan dan Pelaksanaan tugas pokok Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian
dan Perdagangan,
termasuk permasalahan-permasalahan
dilingkup implementasinya. Secara
umum kendala
dan permasalahan
dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan dan tugas pokok dapat di
kelompokan pada permasalahan teknis dan non teknis. Permasalahan yang bersifat teknis terkait dengan belum
maksimalnya konstribusi faktor internal terutama potensi kekuatan dan belum ditindaklanjutinya solusi kelemahan institusi
Dinas dalam mendukung tercapainya optimalisasi fungsi pelayanan. Kondisi ini terlihat dari belum meratanya kualitas
aparatur yang berdampak pada dukungan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas
yang muaranya adalah tidak tercapainya target kinerja yang sudah ditetapkan. Dari sisi penyelenggaraan tugas pokok khususnya
tugas pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan UMKM, belum semuanya dapat terlaksana dengan mempedomani
kebijakan yang telah dirumuskan. Beberapa faktor yang menjadi kendalanya, antara lain terbatasnya anggaran yang tersedia,
sarana dan fasilitas kerja belum lengkap, untuk beberapa sasaran kerja belum didukung oleh payung hukum yang mendasarinya
seperti Pola Pengembangan UMKM di daerah serta pengelolaan
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
32
Kota Payakumbuh
hak sewa pasar. Struktur Organisasi Tata Kerja SOTK Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, dimana 2 dua
urusan pilihan
yaitu urusan
Perindustrian dan
urusan Perdagangan dijadikan dalam satu kewenangan bidang Industri
dan Perdagangan serta ditambah dengan masuknya kewenangan pengelolaan pasar menjadi salah satu bidang disamping bidang
lainnya. Situasi ini memberi ruang yang sempit bagi peningkatan fungsi pelayanan dan penyelenggaraan tugas pokok, Alasan yang
mendasar adalah tumpang tindihnya tupoksi di tataran teknisnya yaitu pada tingkat eselon IV, sehingga cakupan fungsi pelayanan
dan tugas pokoknya menjadi lebih luas dan bersifat umum. Fungsi pelayanan pada urusan perindustrian yang bersifat teknis tidak
berjalan sebagai mana mestinya. Sementara itu bidang pengelolaan pasar yang semula pengelolaan kewenangannya
dalam bentuk SKPD tersendiri menjadi bagian integral dalam kewenangan
Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian
dan Perdagangan walaupun secara nomenklatur tidak dicantumkan,
menimbulkan dilema pada penentuan skala prioritas fungsi pelayanan.
Dengan keterbatasan dukungan berbagai faktor tersebut di atas dan kompleksitas permasalahan serta dinamika lingkungan
pasar yang bersentuhan erat dengan kepentingan berbagai lapisan masyarakat setiap harinya, maka akan selalu menjadi
prioritas utama dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan,
sehingga fokus pengelolaan urusan Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan relatif kecil. Permasalahan dan kendala
dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan dan tugas pokok Dinas dari segi non teknis secara
eksternal dengan belum optimalnya peningkatan daya saing