Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
32
Kota Payakumbuh
hak sewa pasar. Struktur Organisasi Tata Kerja SOTK Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, dimana 2 dua
urusan pilihan
yaitu urusan
Perindustrian dan
urusan Perdagangan dijadikan dalam satu kewenangan bidang Industri
dan Perdagangan serta ditambah dengan masuknya kewenangan pengelolaan pasar menjadi salah satu bidang disamping bidang
lainnya. Situasi ini memberi ruang yang sempit bagi peningkatan fungsi pelayanan dan penyelenggaraan tugas pokok, Alasan yang
mendasar adalah tumpang tindihnya tupoksi di tataran teknisnya yaitu pada tingkat eselon IV, sehingga cakupan fungsi pelayanan
dan tugas pokoknya menjadi lebih luas dan bersifat umum. Fungsi pelayanan pada urusan perindustrian yang bersifat teknis tidak
berjalan sebagai mana mestinya. Sementara itu bidang pengelolaan pasar yang semula pengelolaan kewenangannya
dalam bentuk SKPD tersendiri menjadi bagian integral dalam kewenangan
Dinas Koperasi,
UMKM, Perindustrian
dan Perdagangan walaupun secara nomenklatur tidak dicantumkan,
menimbulkan dilema pada penentuan skala prioritas fungsi pelayanan.
Dengan keterbatasan dukungan berbagai faktor tersebut di atas dan kompleksitas permasalahan serta dinamika lingkungan
pasar yang bersentuhan erat dengan kepentingan berbagai lapisan masyarakat setiap harinya, maka akan selalu menjadi
prioritas utama dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan,
sehingga fokus pengelolaan urusan Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan relatif kecil. Permasalahan dan kendala
dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan dan tugas pokok Dinas dari segi non teknis secara
eksternal dengan belum optimalnya peningkatan daya saing
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
33
Kota Payakumbuh
usaha, terutama untuk produk-produk spesifik daerah Kota Payakumbuh, sehingga produk-produk UMKM tersebut kalah
bersaing di pasar, dan ditambah lagi dengan berlakunya pasar global ASEAN atau berlakunya AFTA Asean Free Trade Area
yang merupakan
ancaman yang
paling besar
untuk perkembangan
dan pangsa pasar produk-produk UMKM.
Disamping itu minimnya investasi di sektor sarana Perindustrian dan Perdagangan sangat mempengaruhi pengembangan dan
peningkatan sarana dan prasarana pendukung perkembangan UMKM,
sehingga Kota
Payakumbuh memang
hanya menghandalkan dana pemerintah yang bersumber dari seperti
APBD, APBD Provinsi, APBN.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH
Dinas koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan merupakan bagian integral dari Pemerintah Kota Payakumbuh,
maka dalam penyusunan Rencana Strategis Renstra Dinas harus mengacu serta sinkron dan tidak bertentangan dengan
kandungan muatan yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Payakumbuh, karena
pada dasarnya Renstra Dinas merupakan penjabaran dari kandungan RPJMD sesuai dengan Tupoksi Dinas.
Dengan tersusunnya RPJMD kota Payakumbuh tahun 2013 2017 memberi arah dan muatan yang jelas dalam perumusan dan
penyusunan Renstra Dinas, karena jabaran yang diuraikan merupakan rincian kongkrit dan mendalam terhadap kandungan
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
34
Kota Payakumbuh
berbagai kebijakan pembangunan yang sinergis dengan kewenangan yang diamanatkan.
Dalam RPJM 2012 -1017 telah ditetapkan visi pemerintah Kota Payakumbuh :
“ Terwujudnya Payakumbuh Menjadi Kota Yang Maju, Sejahtera dan Religius Pro Rakyat, Berbasis Ilmu Pengetahuan
Dan Pendididkan Yang Berlandasan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabbulah
Dari pengertian visi tersebut, terutama pada kata Pro rakyat terkandung maksud peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
berbagai kegiatan ekonomi kerakyatan yang berbasis UMKM. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan jangka panjang Kota
Payakumbuh dalam kerangka RPJP 2005 -2025 yaitu :
Terwujudnya Payakumbuh Sebagai Kota Maju dengan
Pengembangan Sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Upaya yang dilakukan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam mendukung tercapainya sasaran pada
muatan visi tersebut adalah dalam bentuk mengoptimalkan fungsi pelayanan dan penyelenggaraan tugas pokok. Karena sasaran
tersebut sudah terakomodir dalam tugas pokok dan fungsi Dinas yaitu penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan tugas
pembantu di bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Perindustrian , Perdagangan dan Pengelolaan Pasar.
Dalam inventarisasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penyelenggaraan fungsi pelayanan dan tugas
pokok, terdapat beberapa permasalahan dan unsur pendukung untuk terwujudnya capaian visi, misi dan program yang tertuang
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
35
Kota Payakumbuh
dalam RPJM sebagaimana yang diamanatkan dalam paparan Renstra Dinas tahun 2012 -2-017. Di antara bentuk dukungan
yang bersumber dari terlaksananya fungsi pelayanan dan tugas pokok
adalah tersedianya
program dan
kegiatan yang
berkesinambungan pada ke tiga urusan, Koperasi, perindustrian dan perdagangan serta Pengelolaan Pasar tradisional yang
keseluruhan sasaran
capaian programnya
dalam bentuk
pemberdayaan UMKM . Dukungan lainnya berupa tersedianya tenaga aparatur yang memiliki pengalaman dan pemahaman yang
jelas terhadap kondisi UMKM serta terbinannya koordinasi yang baik dengan instansi vertikal di tingkat provinsi dan pusat.
Sebaliknya terdapat permasalahan-permasalahan yang kalau tidak ditindak lanjuti akan menjadi faktor penghambat capaian visi, misi
dan program pembangunan daerah. Permasalahan tersebut antara lain struktur organisasi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan yang perlu di revisi, terutama pemisahan antara urusan Perindustrian dengan Perdagangan serta kaji ulang
terhadap Bidang Pengelolaan Pasar untuk dipisahkan dalam bentuk SKPD tersendiri. Faktor penghambatnya disini terjadi
dalam bentuk beban kerja yang terlalu besar, tumpang tindih pelaksanaan fungsi pelayanan teknis dan sulitnya menentukan
skala prioritas program pembangunan pada kondisi terbatasnya dukungan anggaran.
3.3. TELAAHAN RENSTRA KL DAN RENSTRA SKPD PROVINSI
Untuk lebih berdaya guna dan berhasil gunanya semua kandungan perencanaan yang terangkum dalam Renstra ini perlu
beberapa referensi eksternal sebagai bahan rujukan dan perbandingan. Referensi dimaksud adalah dokumen perencanaan