60
dianggap sakral itu ditinjau kembali dan dipertanyakan relevansinya dengan cita-cita politik reformasi. Dalam kondisi politik yang demikianlah Amien rais memegang
kendali perannya.
3.4.1. Gagasan Reformis Amien Rais
Amien Rais secara tegas mengkritik kekuasaan Soeharto yang mendominasi seluruh elemen kehidupan bernegara. Amien mengkritik sikap tertutup kekuasaan
Soeharto terhadap regenerasi kepemimpina nasional. Gagasan yang dilontarkan Amien Rais supaya pemerintah Orde Baru sudah saatnya menyadari keberadaan
kalangan oposisi yang mempunyai hak politik yang sama untuk bersaing dalam kontes pemilihan nasional. Gagasan reformis inilah yang kemudian berpengaruh
signifikan mengawali proses transisi demokrasi.
3.4.2. Isu Suksesi kepemimpinan Nasional Amien Rais
Rezim Orde Baru selama kurun waktu hampir tiga puluh dua tahun telah berhasil mempertahankan stabilitas politik dan menjalankan program pembangunan
ekonominya. Namun dibalik semua keberhasilan itu, Orde Baru juga tidak lepas dari beberapa kelemahan yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Kelemahan-
kelemahan itu adalah pertama pada kesenjangan idieologis antara demokrasi pancasila dengan demokrasi murni. Kedua, ketegangan antara birokrat sipil-militer.
Universitas Sumatera Utara
61
Ketiga, pembelahan politik massa terutama kesenjangan antara Jawa dengan Non Jawa. Keempat, ketimpangan akibat kebijakan ekonomi yang ditempuh Orde Baru,
dan yang kelima adalah masalah suksesi. Transformasi dari rezim birokratik-otoriter ke bentuk rezimyang lain lebih
didorong oleh adanya perpecahan dalam rezim itu sendiri. Pada kasus Orde Baru, permasalah suksesi merupakan sumber dari munculnya perpecahan dikalangan elit.
Permasalahan pada kasus Orde Baru ini menjadi menarik karena kekuasaan presiden sebagai puncak kekuasaan eksekutif sangat besar jika dibandingkan dengan rezim
militer lainnya.
51
Dalam pandangan Amien Rais, kekuasaan Soeharto yang telah berkali-kali memimpin pemerintahan sudah mengalami kadaluarsa dan sudah semestinya
mempersiapkan regenerasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan nasional. Gagasan suksesi kepemimpinan yang disampaikan Amien rais merupakan kelanjutan
Kekuasaan yang dibangun oleh Soeharto pertam kali dibangun melalui sebuah kabinet kecil, kemudian dibentuk para staf pribadi presiden meskipun
pada akhirnya dibubarkan karena peristiwa Malaria Malapetaka Lima Belas januari 1974. Upaya Soeharto unutk membangun kekuasaan masih berjalan dengan adanya
lembaga seketariat Negara. Soeharto berhasil menguasai Golkar pada tahun 1983 yaitu pada munas III. Pada munas itu, Soeharto terpilih menjadi Ketua Dewan
Pembina. Hal ini memberikan gambaran bahwa Soeharto mencari dukungan kekuatan dari kekuatan sipil.
51
Guillermo O’Donnel,dkk eds. Transisi Menuju Demokrasi:Kasus Eropa Selatan Jakarta:LP3ES, 1992
Universitas Sumatera Utara
62
dari bentuk oposisi kaum cendikiawan yang menyaksikan sulitnya proses demokratisasi dimasa Orde Baru, yang menjadikan kekuasaan sebagai kekuatan yang
menghalangi proses pencalonan presiden untuk bersaing menempati kursi teratas dijajaran eksekutif. Bahkan Soeharto tidak memberikan kesempatan untuk
menyiapkan proses regenerasi yang bakal menggantikan posisinya sebagai orang nomor satu di negeri ini.
Dengan kekuasaannya Soeharto sebenarnya bisa menciptakan undang-undang yang akan mengatur mekanisme pergantian presiden, mengingat semakin lanjut
usianya yang telah lama menapaki jalan sebagai bapak pembangunan Indonesia. Namun sayangnya kesadaran pembangunan Soeharto tidak diiringi kesadaran
membangun kemajuan politik kedepan. Sejak tahun 1982 kekecewaan masyarakat ditandai dengan kerusahan menjelang dipilihnya kembali Soeharto sebagai presiden
untuk yang ketiga kalinya bersamaan dengan berlangsungnya kampanye Golkar dilapangan banteng.
52
52
Kholid O’Sentosa, Perjalanan Sang Jenderal Besar Soeharto Bandung: Sega Arsy,2008, hal.157.
Pada tahun berikutnya, kritik terhadap Soeharto terus bermunculan, tapi dengan nada suara yang tidak terlalu lantang terdengar karena
pencekalan oleh aparat keamanan yang merupakan kaki tangan Orde Baru. Bagi Soeharto kritik yang bertujuan membangun kualitas demokrasi Indonesia kedepan itu
diterjemahkan sebagai upaya perlawanan kepada pemerintah. Namun sebaliknya, bagi Amien Rais, ide tentang suksesi kepemimpinan merupakan wacana politik yang
Universitas Sumatera Utara
63
urgen untuk melangkah menuju perbaikan kondisi dari keadaan yang stagnan menuju iklim politik demokratis.
Amien menyatakan secara tegas bahwa mempertahankan Soeharto untuk terus berkuasa memimpin Indonesia akan berdampak buruk bagi kondisi Indonesia
kedepan, menurutnya kekuasaan yang terlalu lama akan mengalami akumulasi korupsi yang tinggi. Selain itu, bisnis anak-anak Soeharto semakin menggurita
dengan proses yang tidak wajar sedangkan disatu sisi iklim demokrasi sama sekali tidak berkembang.
53
53
Zaim Uchrowi, Mohammad Amien Rais, hal.188.
Oleh karenanya Amien Rais percaya jika Soeharto terus menerus dipertahankan maka dengan sendirinya akan mengantarkan Indonesia pada lubang
kehancuran. Amien rais tidak hanya menyinggung masalah ketimpangan kekuasaan Soeharto yang selama enam kali menjabat presiden dibarengi dengan tindakan-
tindakan kontra demokratis. Amien rais memberikan solusi dari masalah kepemimpinan yang rapuh tersebut dengan melontarkan solusi wacana suksesi
kepemimpinan sekaligus mengajukan kriteria calon presiden mendatang: Pertama
: akseptabilitas seluas mungkin, kriteria ini menurut Amien Rais disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia yang majemuk.
Kedua : seorang muslim yan mempunyai aksepbilitas yang tinggi.
Ketiga : punya komitmen kerakyatan.
Keempat : netral
Universitas Sumatera Utara
64
Ide suksesi Amien Rais mengarahkan agar sebaiknya suksesi betul-betul dipersiapkan oleh Soeharto yang berperan penting dalam proses suksesi. Pada 1993
kalangan cendikiawan, tokoh formal politisi, menggelar berbagi pemikiran terkait suksesi kepemimpinan. Namun kenyataanya ide dan wacana-wacana itu tidak terjadi
dan lenyap terbawa kuatnya arus kekuasaan Orde Baru. Amien Rais yang memanaskan kembali isu suksesi kepemimpinan nasional dengan melempar urgensi
suksesi kepemimpinan itu yang harus terjadi tahun 1998. Sebagai ilmuan politik, Amien Rais memahami teknis suksesi agar berjalan secara konstitutif. Sebelum
pelaksanaan suksesi 1998 yang telah di prediksikannya Amien Rais memiliki skenario alur pelaksanaan suksesi kepemimpinan nasional yang juga menandai
terjadinya transisi demokrasi 1998. Menurut Amien rais ada dua scenario suksesi. Pertama, dilakukan denga perubahan dalam berbagai hal yang menyangkut pemilihan
presiden dan wakil presiden agar betul-betul lebih demokratis. Yang menarik disini adalah skenario suksesi yang disusun Amien Rais ternyata benar-benar teraplikasi
dalam iklim politik reformasi.
Universitas Sumatera Utara
65
3.5. Awal Transisi Demokrasi di Indonesia
Gagasan Amien Rais melontarkan suksesi kepemimpinan ternyata benar- benar berpengaruh untuk menggulingkan dan menghamtam tembok kekuasaan Orde
Baru. Rezim Soeharto tidak dapat lagi menahan gelombang tuntutan reformasi hingga terjadinya peralihan kekuasaan yang mengawali proses transisi demokrasi dari sistem
politik Orde Baru menjadi terbukanya demokrasi sejati. Realitas politik itu membawa pengaruh terbukanya gerbang untuk melakukan refleksi terhadap abstraksi demokrasi
setelah mengalami tiga kali masa transisi. Pada tahun 1998 demokrasi transisi diawali dengan gerakan reformasi yang
salah satu eskalasi kekuatan oposisi cendikiawan yang telah lama melakukan kontrol moral terhadap perkembangan politik rezim Orde Baru. Amien Rais memberikan
bukti yang konkrit melalui gagasannya, bahwa kaum cerdik pandai, kaum cendikiawan bisa melakukan perlawanan kekuasaan Soeharto yang represif dan kebal
anti kritik. Dukungan kekuatan moral mereka kemudian tercemin pada aksi kaum intelektual muda yang dimotori oleh mahasiswa berhasil meluluhkan hati Soeharto
untuk meletakkan kekuasaannya pada 1998, yang sebelumnya bertekad untuk melanjutkan jabatannya hingga 2003. Maka dengan itu ditandai dengan gerakan
reformasi yang amat menentukan perubahan format politik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
66
3.5.1. Detik-detik Peralihan Kekuasaan
Perjuangan Amien Rais bersama para mahasiswa dan cendikiawan cukup membuahkan hasil, Soeharto yang sudah gerah dengan aksi demontrasi dan
kerusuhan massal, berinisiatif membentuk komite reformasi dan meresuffle kabinet pada 19 Mei. Dua usulan ini mulai menunjukan bahwa Soeharto akan mengundurkan
diri. Tetapi rencana pembentukan komite reformasi itu menimbulkan gejolak politik. Soeharto tidak menyatakan mundur secara tegas, mekanisme lengsernya Soeharto
mnejadi masalah krusial. Pada 18 Mei Amien Rais menyarankan kepada DPR dalam rapat dengar pendapat umum dengan komisi II DPR agar Soeharto turun secara
konstitusional lewat sidang umum MPR dan setelah itu di bentuk pemerintahan kolektif. Amien Rais berani mentargetkan bahwa pemerintahan Soeharto sudah bisa
dihitung, bukan lagi a matter of months hitungan bulan. Amien Rais member himbauan tegas sekaligus khawatir jika setelah tanggal 20 Mei tidak terjadi
perubahan sikap Soeharto maka dikhawatirkan seluruh peta perpolitikan berubah sepenuhnya secara drastis.
54
Amien Rais mengambil langkah tegas menyatakan tidak bersedia untuk ditempatkan dalam komite reformasi, hal itu terlihat pada ketidakhadiran Amien Rais
dalam pengukuhan komite reformasi yang telah direncanakan oleh Soeharto. Komite reformasi ini semacam MPR sementara yang bertugas selama enam bulan dengan
agenda mengubah undang-undang partai politik dan pemilu serta mempersiapkan dan
54
Diro Aritonang, Runtuhnya Rezim, hal.200.
Universitas Sumatera Utara
67
menyelenggarakan pemilu. Komite ini terdiri orang-orang berkompeten, dan dikenal sebagai reformis progresif. Amien Rais termasuk didalamnya. Amien Rais memicu
tokoh lainnya untuk besikap tegas, seperti Fahmi Idris yang semula bersedia kemudian menyatakan menolak, Ismail Sunny yang tadinya bersedia kemudian tidak
dapat dihubungi. Akhirnya komite reformasi yang semula dirancang Soeharto untuk menggulirkan reformasi dengan jalur reshuffle kabinet gagal di laksanakan.
55
Awal dari krisis ekonomi aksi dan sikap kritis Amein Rais bersama mahasiswa, membuat Soeharto terusik. Kebijakan yang dikeluarkannya yang tidak
lain merupakan manuver politik untuk menyelematkan wibawa dan kekuasaan seakan remuk diterjang ide kritis Amien Rais. Dan pada tanggal 20 Mei itu yang bersamaan
dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional pemerintahan Orde Baru semakin remuk dan berada diunjuk tanduk. Pada hari yang sama, 14 Menteri mengadakan
pertemuan untuk menandatangani pertanyaan tidak bersedia dalam kabinet baru yang telah dirancang Soeharto. Soeharto merasa sangat terpukul dengan penolakan itu,
karena diantara para menteri itu terdapat anak-anak yang telah dibesarkan oleh Soeharto, mereka adalah Ginandjar Kartasasmita, Akbar Tanjung, Hendropriyono dan
Subiyakto Tjakrawerdaya. 14 Menteri itu tidak hanya menolak kabinet reformasi tapi Padahal
rencana yang sudah diatur adalah Presiden Soeharto akan mengumumkan kabinet reformasi pada tanggal 20 Mei 1998.
55
Kholid, Perjalanan Sang Jenderal Besar, hal.219.
Universitas Sumatera Utara
68
meminta agar Soeharto segera mundur dari jabatannya.
56
Amien Rais menyebutkan pemerintahan B.J.Habibie sebagai pemerintah transisi yang mempunyai tugas konstitusional menyiapkan ketetapan-ketetapan terkait
perubahan sistem politik. Amien Rais menanggapi pemerintahan Habibie sebagai pemerintahan transisi yang masih sangat rentan, karena Habibie mewariskan suatu
kerusakan multi dimensional selama 32 tahun lamanya, Habibie memikul tugas yang begitu besar terutama masalah kerusakan moral bangsa yang rusak akibat praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme KKN. Amien Rais adalah sebagai teman baik Setelah mendapat serangan
terus-terusan dari mahasiswa, cendikiawan, masyarakat luas, kerusuhan massal, bahkan anak-anak yang duduk dijajaran Menteri, akhirnya Soeharto menyerah,
ambisi kekuasaannya mencair. Soharto memanggil Yusril Ihza Mahendra yang menjabat sebagi penulis pidato presiden untuk menyatakan kesediannya
mengundurkan diri.
3.5.2. Pemerintahan B.J.Habibie