72
signifikan bagi kemajuan demokrasi, diantaranya adalah Rantap pemilu, Rantap kedudukan ABRI, Rantap pencabutan P4.
60
Pasca tumbangnya rezim Orde Baru, dimana masing-masing komponen diberi kebebasan unutk berserikat, yang dalam bentuk nyatanya berupa pendirian partai
politik, keberadaan partai politik baru masih belum beranjak dari politik aliran. Bahkan situasinya hampir seperti pada masa tahun 1950-an. Hasil pemilu 6 Juli 1999
yang menempatkan PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKB, PPP, PAN, dan PBB sebagai peraih suara terbanyak pertama sampai keenam, setidaknya menggambarkan
Melalui rancangan ketetapan itu kemudian terselenggara pemilu pada bulan Juni yang diikuti oleh 48 partai politik
termasuk Partai Amanat Nasional PAN yang didirikan oleh Amien Rais. Melalui pemilu 1999 yang dianggap demokratis ini juga mengantarkan Amien Rais
menduduki jabatan ketua MPR melalui dukungan partai-partai Islam yang tergabung poros tengah. Dan bagi Habibie justru sebaliknya, melalui pemilu 1999 dan manuver
politik poros tengah Habibie harus ikhlas melepas jabatannya. Pasca pemerintahan Habibie jatuh, kontribusi Amien Rais terus berlanjut
kearah perubahan format politik. Amien Rais melakukan terobosan dengan perubahan secara mendasar melalui amandemen UUD 1945 yang berimplikasi pada persoalan
dwi fungsi ABRI, sistem pemilu, jabatan presiden dan lain sebagainya.
3.5.3. Politik Poros Tengah
60
S.Satya Dharma, 10 Dosa Besar Palemen Indonesia, hal.14.
Universitas Sumatera Utara
73
akan kuatnya politik aliran ini. Kemengan PDI Perjuangan yang mencapai 30 kursi di parlemen atau sebanyak 152 kursi dari 452 kursi yang diperebutkan dalam
pemilihan umum, di era reformasi menimbulkan kekhawatiran dikalangan kelompok Islam politik. Kekhawatiran tersebut disebabkan banyak rekrutmen parlemen partai
yang berasal dari kalangan non Muslim sangat besar dan tidak proposional, ini melahirkan ide apa yang disebut dengan “Poros Tengah”.
61
Tokoh yang menggagas munculnya terjadi Poros Tengah itu adalah Amien Rais dan Abdurrahman Wahid. Lahirnya poros tengah disebabkan karena
keprihatinan Amien dan Gus Dur semakin mengerasnya dua kekuatan politik, PDI Perjuangan dan Golkar. Setelah pemiu 1999 menunjukan tidak adanya partai yang
menang secara mayoritas. Dalam pandang Amien Rais, demikrasi tentu saja tidak bisa dipersamakan dengan amuk masa, demokrasi tidak sama dengan pemikiran yang
berdasarkan menang-menangan. Atas dasar ini, Amien Rais dan Gus Dur berpikir untuk menawarkan perspektif baru yang kemudian terkenal dengan sebutan Poros
Tengah.
62
61
Firdaus Syam, Amien Rais Politisi Yang Merakyat Intelektual Yang Shaleh. Jakarta: Pustaka Alkautsar, 2003.hal.239.
62
Ma’mun Murod Al-Brebesy,Op Cit.,hal.296.
Poros tengah sebagaimana yang dijelaskan Amien Rais mempunyai prinsip- prinsip. Yaitu: pertama, poros tengah menjadi kekuatan yang bersifat menggalang
seluruh elemen-elemen patriotisme, nasionalisme, dan kekuatan-kekuatan agama yang melebur dalam sebuah wacana dan juga wujud politik yang terbuka inklusif,
lentur dan jauh dari sikap-sikap otoriter. Kedua, poros tengah merupakan wadah
Universitas Sumatera Utara
74
seluruh anak bangsa, tidak pandang bulu dari manapun latar belakang, ormas maupun partai politiknya. Dan ketiga, poros tengah merupakan terobosan demokratik yang
juga diharapkan patuh terhadap permainan demokrasi yang ada.
63
Kehadiran poros tengah mengundang banyak kontroversi. Ada yang menduga bahwa munculnya faksi poros tengah yang didominasi partai berbasis massa Islam
akan digunakan sebagi kendaraan politik Habibie, disamping Golkar. Ada juga yang menduga kehadiran poros tengah sebagai upaya untuk menghadang pencalonan
Megawati sebagai presiden. Kontroversi lainnya seputar pencalonan Gus Dur dengan Megawati sehingga suara pada akhirnya akan lari ke Habibie atau setidaknya
menghambat laju Megawati meraih kursi presiden. Atau bahkan mereka dengan mudah unutk memunculkan calon lain atas pecahnya persahabatan Gus Dur dan
Megawati.
64
Amien Rais membantah atas tuduhan-tuduhan tersebut, menurutnya tuduhan tersebut merendahkan ketokohan Gus Dur dan Megawati. Pencalonan Gus
Dur sebagai presiden poros tengah tidak lain karena Gus Dur tokoh yang relative bisa diterima oleh semua pihak. Diantaranya karena eksptabilitas Gus Dur diyakini jauh
lebih luas ketimbang yang lain, penerimaan teman-teman minoritas diyakini cukup positif, reputasi Gus Dur diluar negeri sebagai democrat tak perlu diragukan lagi dan
reaksi umat Islam akan positif.
65
63
Ibid .,hal.297.
64
Ibid .,hal.300.
65
Amien Rais, Oposisi, No.53 Tahun I,1-7 Agustus 1999, Dalam Ma;mun Murod Al-Brebessy.
Amien Rais membuat konsep poros tengah adalah semacam payung besar yang menaungi bangsa dan melindungi dari keretakan-
Universitas Sumatera Utara
75
keretakan dan konflik, akibat benturan pretense politik yang terjadi.
66
Strategi poros tengah memeprlihatkan Amien rais piawai berkecimpung di kancah politik. Amien bersungguh-sungguh memperjuangkan Gus Dur untuk menjadi
presiden. Proses pemilihan presiden akan langsung dipimipin oleh ketua MPR. Hampir semua pihak diluar kubu megawati mendukung Amien. PDI Perjuangan
Politisi Islam banyak didominasi di poros tengah, yang merupakan penyegaran reformasi, dimana
Megawati dan habibie yang semakin menegangkan unutk memperebutkan kursi presiden, poros tengah sebagai kubu alternative yang bisa menyegarkan suasana,
dengan menawarkan upaya politik dalam rangka melakukan pilihan alternative guna keluar dari ketegangan dan kemungkinan pertentangan fisik dilapisan massa
grassroot akar rumput.
Poros tengah berhasil menaikan Gus Dur menjadi sebagai presiden dan Amien Rais sebagai Ketua MPR, pilihan Gus Dur sebagai presiden bukan tanpa alasan. Gus
Dur adalah tokoh yang dapat diterima oleh kedua kubu baik dari pendukung Habibie maupun pendukung megawati. Dengan segala gagasannyaAmien Rais berusaha
melakukan proses politik yang cukup akomodatif dengan merubah image politik warisan Orde baru sesuai dengan tuntutan reformasi yang nampak kuat menghendaki
demokratisasi saat terjadinya penguatan reformasi atau revitalisasi terhadap civil society
.
66
Suharsono. Cemerlengnya Poros tengah. Jakarta: Perenial Press,1999.hal.89.
Universitas Sumatera Utara
76
malah mendukung Matori Abdul Djalil, ketua umum PKB. PKB menjadi bermain dua mata. Lewat Gus Dur, mereka mendukung Amien sebagai ketua MPR, lewat
Matori mereka hendak maju sendiri.
67
Manuver politik Amien Rais dengan membentuk poros tengah berhasil menghantrakn Abdrurrahman Wahid sebagai presiden yang ke-4 Republik Indonesia.
Mundurnya Habibie dari bursa calon presiden membuat partai Golkar mengalihkan suaranya untuk Gus Dur mengalahkan Megawati. Memburuknya Gus Dur dengan
partai-partai politik pendukungnya membuat posisinya sulit di pemerintahan. Gaya politik Gus Dur yang tidak kenal kompromi menyebabkan sikap antipati dikalangan
elit politik, terutama Amien Rais yang dulu mendukungnya menjadi presiden. Gus Dur mulai memecat para Menterinya yang tidak sejalan dengan dengannya.
Perseteruan Gus Dur denga elit politik meruncing dan berujung pada permintaan Pada masa jabatannya yang singkat, Gus Dur sering sekali melakukan
kunjungan ke luar negeri dengan tujuan untuk memperbaiki citra Indonesia dimata dunia sekaligus membuka peluang untuk melakukan kerja sama dengan Negara-
negara lain. Gus Dur juga melakukan perdamian dengan Israel dan Palestina. Gus Dur adalah orang yang menjunjung tinggi kebebasan umat beragama, menekankan
bahwa Islam tidak boleh memandang segala sesuatu yang berbau Barat adalah kesalahan. Bekerja sama dengan Israel bukan berarti membenci atau melucuti
dukungan Palestina.
67
Zaim Uchrowi, Op Cit., hal.248.
Universitas Sumatera Utara
77
DPR kepada MPR untuk menggelar Sidang Istimewa untuk memakzulkan presiden . hal ini dibalas Gus Dur dengan keluarnya dekrit pembubaran MPRDPR. Namun
dekrit terebut tidak memiliki legitimasi dan dukungan dalam Sidang Istimewa MPR 23 Juli 2001. Presiden Abdurrahman Wahid akhirnya dimakzulkan dan diganti
dengan Megawati Soekarno Putri.
3.5.4. Masa Pemerintahan Megawati